Anda di halaman 1dari 3

Ringkasan Eksekutif

Struktur Biaya dan Margin Bulog Dalam Rangka Penugasan


Pemerintah
Pada tahun 2010, Pusat Kebijakan APBN - Badan Kebijakan Fiskal bekerjasama dengan
Prasetya Mulya Business School telah melakukan kajian mengenai Struktur Biaya dan Margin
Bulog dalam Rangka Penugasan Pemerintah. Kajian tersebut membahas mengenai penugasan
Pemerintah kepada Bulog untuk penyaluran Raskin dan mengupas struktur biaya dan margin
Bulog.
Penugasan Pemerintah kepada Bulog untuk penyaluran RASKIN kepada Rumah Tangga
Sasaran (RTS) merujuk pada ketentuan dalam INPRES tentang program bantuan untuk RTS
dalam rangka penanggulangan kemiskinan dan PMK tentang subsidi beras untuk masyarakat
berpendapatan rendah. INPRES dan PMK memberikan penugasan kepada Bulog dengan tujuan
utama

untuk meningkatkan

pendapatan

petani, peningkatan

ketahanan pangan,

dan

pengembangan ekonomi pedesaan.


Bulog melaksanakan penugasan pemerintah dengan melakukan serangkaian kegiatan
yaitu : pengadaan fisik RASKIN, penyimpanan dan perawatan fisik RASKIN, penyaluran fisik
RASKIN, dan manajemen penugasan penyaluran fisik RASKIN. Pertama, pengadaan fisik
RASKIN terbagi atas pengadaan gabah kering panen dan pengadaan RASKIN. Pengadaan gabah
kering panen langsung kepada petani dan juga melalui mitra Bulog. Pengadaan RASKIN oleh
Bulog melalui mitra Bulog dan unit penggilingan gabah Bulog atau UPGB. Kedua, pengadaan
RASKIN dari mitra Bulog dan beras hasil penggilingan gabah dari UPGB dikirim ke Bulog
sampai dengan pintu gudang. Bulog melakukan penyimpanan RASKIN dan perawatan RASKIN
untuk menjaga kualitas RASKIN sesuai dengan persyaratan ketentuan yang berlaku. Ketiga,
sesuai dengan permintaan alokasi RASKIN dari PEMDA kemudian Bulog menyalurkan RASKIN
sampai ke titik distribusi. Selanjutnya PEMDA yang akan melanjutkan penyaluran RASKIN ke
titik bagi RTS. Keempat, untuk dapat melaksanakan penugasan penyaluran dengan baik maka
Bulog melakukan kegiatan manajemen penugasan dan penyaluran RASKIN.
Untuk melaksanakan kegiatan fisik penugasan penyaluran RASKIN maka Bulog
menyusun Anggaran Biaya Penugasan Penyaluran RASKIN atau sering disebut Master Budget
Bulog. Pemerintah melalui alokasi APBN membiayai seluruh biaya yang diperlukan oleh Bulog

untuk melaksanakan penugasan penyaluran RASKIN. Bulog mengelompokkan biaya ke dalam :


biaya produksi, biaya operasi, dan biaya umum dan administrasi. Bulog melakukan perhitungan
Harga Pembelian Beras Pemerintah ( HPB) sebagai dasar untuk perhitungan subsidi RASKIN per
kg yaitu HPB per kg dikurangi dengan Harga Jual RASKIN per kg. Jumlah subsidi RASKIN
sama dengan subsidi RASKIN per kg dikalikan dengan kuantum RASKIN yang disalurkan.
Dengan menyelaraskan alur fisik RASKIN dan alur biaya RASKIN dapat diidentifikasi
masalah yang dihadapi oleh Bulog dalam melaksanakan penugasan penyaluran RASKIN, yaitu :
(i) Bulog tidak memiliki ketentuan tentang ketahanan persediaan RASKIN, (ii) pengelompokkan
biaya penugasan penyaluran RASKIN tidak sesuai dengan alur fisik RASKIN, (iii) struktur biaya
RASKIN tidak mencerminkan penugasan penyaluran RASKIN, (iv) biaya dan bunga bank
membebani biaya penyaluran RASKIN, (v) persediaan RASKIN digudang ada yang berumur
lebih dari satu tahun, (vi) biaya movement persediaan RASKIN yang cukup besar, dan (vii)
kelebihan kapasitas gudang RASKIN.
Proposal perbaikan diajukan untuk memecahkan masalah penugasan penyaluran
RASKIN yang dihadapi Bulog sehingga diperoleh efisiensi biaya penugasan. Proposal perbaikan
mengacu pada penyelarasan alur fisik RASKIN dengan alur biaya RASKIN. Proposal perbaikan
mencakup: (i) perhitungan ketahanan persediaan RASKIN yang memperhatikan persediaan awal
RASKIN, pengadaan RASKIN, dan kebutuhan penyaluran RASKIN; (ii) pengelompokkan biaya
penugasan yang mencakup : biaya pengadaan RASKIN, biaya penyimpanan dan perawatan
RASKIN, biaya manajemen penugasan penyaluran RASKIN, dan biaya penyaluran RASKIN;
(iii) perhitungan Harga Pembelian Penyaluran RASKIN oleh Pemerintah terdiri dari Biaya
Penyaluran RASKIN di titik distribusi ditambah dengan fee atau imbalan penyaluran RASKIN
kepada Bulog; (iv) perhitungan Biaya Penyaluran RASKIN ditambah dengan biaya
distribusi/penyaluran RASKIN; (v) diusulkan untuk Bulog memperoleh pembayaran dimuka pada
bulan Januari untuk dipakai pengadaan RASKIN selama 6 bulan pertama kemudian Bulog
melakukan pertanggungjawaban penggunaan uang muka tersebut setelah itu Bulog dapat
memperoleh uang muka 6 bulan kedua untuk pengadaan RASKIN dan selanjutnya
dipertanggungjawabkan; (vi) persediaan RASKIN yang sudah lama melebihi umur satu tahun
penyimpanan diusulkan untuk dilakukan reprocessing agar kualitas RASKIN tetap terjaga.
Proposal perbaikan tersebut kemudian dituangkan dalam usulan perbaikan PMK tentang
penugasan RASKIN kepada Bulog, yaitu mencakup perbaikan PMK tentang : (i) target kualitas
penugasan Bulog, (ii) kualiitas layanan penyaluran RASKIN, (iii) perlunya Bulog melakukan

efisiensi biaya dalam penyaluran RASKIN, (iv) ketentuan harga Pembelian Penyaluran RASKIN
dan (v) ketentuan pembayaran subsidi RASKIN kepada Bulog.
Tujuan proposal perbaikan adalah untuk (a) menjadikan anggaran biaya penugasan
penyaluran atau Master Budget selain sebagai rencana kerja juga sebagai pengendalian penugasan
Bulog, dan (b) memberikan informasi yang lebih baik untuk pengambilan kebijakan tentang
subsidi RASKIN sehingga diperoleh efisiensi dan efektifitas penugasan penyaluran RASKIN.
Dari hasil kajian tersebut maka tindak lanjut yang masih harus dilaksanakan antara lain
(i) Perbaikan Master Budget Bulog Tahun 2012. Dengan perubahan reklasifikasi biaya dalam
master budget tentunya akan berdampak terhadap besaran HPB Raskin dan Angka di Master
Budget Bulog 2012 harus ditinjau kembali. Pembahasan Master Budget Bulog bisa dilakukan
bersama Kementan, Kementerian Keuangan dan Kementerian BUMN. (ii) Perbaikan Regulasi
yaitu PMK, Manajemen stok, Tanggung Jawab Pemda, serta Pengelolaan CBP, (iii) Pemberian
talangan dana awal tahun (penjaminan), (iv) Perbaikan biaya movement. Dapat dituangkan dalam
peraturan presiden. Bulog diberi kewenangan untuk membeli beras di atas HPP yang penting
kualitas masih memadai guna menghindari movement dari daerah yang jauh dengan alasan
karena harga beras di daerah tersebut terlalu tinggi untuk dibeli Bulog pemberian biaya
kompensasi atau insentif pengadaan. (v) Perbaikan manajemen internal Bulog, (vi) Penyelesaian
Utang Piutang dengan Bulog. Agar unsur biaya dan bunga bank tidak selalu dimasukkan ke
dalam perhitungan HPB Raskin maka utang/Piutang Pemerintah dengan Bulog maupun dengan
pihak bank harus diselesaikan dengan melalui cut off utang piutang/kerugian tahun sebelumnya.
(vi) Penyelesaian terhadap stok beras yang lama, (vii) Kepastian penetapan KPA Raskin. Apabila
KPA Raskin ditetapkan secara pasti yang menangani adalah Kementerian Teknis maka harus
ditindaklanjuti dengan masalah kontrak kinerja Bulog dengan K/L terkait agar jelas masalah
perencanaan dan pengendalian atas penugasan tersebut. Hal ini diberlakukan sama untuk semua
jenis subsidi dalam APBN dan (viii) Pemberian biaya khusus untuk penyaluran beras ke TNI dan
untuk kepentingan bencana alam. Selama ini untuk penugasan dan penyediaan CBP, Bulog tidak
diberikan biaya perawatan beras CBP. Maka apabila perhitungan CBP maupun beras bagi
golongan anggran/TNI- Polri hendaknya dilakukan perhitungan tersendiri diluar HPB Raskin dan
sudah seharusnya Pemerintah memperhitungkan dan memberikan biaya perawatan beras untuk
CBP tersebut.

Anda mungkin juga menyukai