utk system orde 1adalah first order lag dan single exponensial stage.
Penamaan dari semua bentuk dipicu oleh fakta pada per 4.7 yang dihasilkan
dari otrde 1, pers differensial linier, pers 4.5.
Untuk merangkum procedure untuk m,enentukan fungsi transfer untuk suatu
proses:
Tahap 1: menulis persamaan neraca yang sdesuai ( biasanya neraca energhi
atau neraca massa untuk proses kimia)
Tahap 2 : melinierkan bentuk jika dibutuhkan (detail dari tahap ini ditunjukkan
pada chapter 5)
Tahap 3: tempatkan persamaan neraca pada bentuk variable deviasi
Tahap 4: transformasi laplace dari persamaan neraca linuier
Tahap 5: selesaikan hasil transformsi untuk fungsi transfer, output dibagi
dengan input.
Prosedur ini sangat berguna untuk rangkuman untuk pengembangan fungsi transfer
untuk sebuah proses.
BENTUK STANDAR UNTUK FUNGSI TRANSFER ORDE 1
Bentuk umum dari system orde satu adalah (PERS 4.8)
Dimana y adalah variable output dan x(t) adalah fungsi pendorongan masukan.
Kondisi awalnya adalah
Y(0)=ys=KpX(0)=Kpxs
Memperkenalkan variable deviasi,
X=x-xs
Y=y-ys
Pers 4.8 menjadi PERSAMAAN 4.9
Transformasi persamaan 4.9 menjadi
sY(s) + Y(s) = KpXs
Dan menyusun ulang persamaan diatas menjadi PERSAMAAN 4.10
Karateristik yangb penting dari bentuk standar adalah sbb:
*denominator harus menjadi bentuk s+1
*koefisien dari bentuk s pada denominator adalah system time cinstant
*numerator adalah gain Kp steady state
Contoh 4.1.letakkan fungsi transfer pada bentuk standar orde satu dan
mengindetifikasi time constant dan gain stady state.
(RUMUS)
Menyusun ualng menjadi bentuk standar
(RUMUS)
Dengan demikian, time constantnya adalah 3, dan gain steady state adalah 6.
Signifikansi fisik dari gain steady state menjadi jelas jika kita membiarkan X(s)=1/s,
fungsi unit-step. Kemudian Y(s) menjadi
(RUMUS)
Nilai ultimate dari Y(t) adalah
(RUMUS)
Dengan demikian gain steady state Kp adalah nilai steady state bahwa system
tercapai setelah diganggu dengan input unit step. Ini bisa diperoleh dengan
mengatur s=0 pada fungsi transfer.
SIFAT FUNGSI TRANSFER
Secara umum, fungsi transfer menghubungkan dua variabal pada proses fisik; satu
dari ini adalah penyebabnya (mendorong fungsi atau variable input), dan efek
lainnya (respon dan variable input). Pada bentuk dari contoh thermometer raksa,
suhu linmgkungan adalah penyebab atau input, padahal pembacaan thermometer
adalah efek atau output. Dapat dituliskan
TRANSFER FUNGSI= ...(RUMUS)
Dimana G(s) = symbol untuk fungsi transfer
X(s)= transformasi dari forcing functionan atau input, dalam bentuk deviasi
Y(s)=transformasi dari respon atau output , pada bentuk deviasi
Secara lengkap fungsi transfer menjelaskan karaterisktik dari system. Jika kita
memilih variasi input X(t) untuk yang transformasinya adalah X(s), respon dari
system secara sederhana adalah Persamaan 4.11
Dengan mengambil inverse Y(s), kita memperoleh Y(t) respon system.
Fungsi transfer dihasilkan dari persamaan differensial linier, yang mana prinsip
superposition dapat diaplikasikan. Ini berarti bahwa respon yang telah
ditransformasi dari suatu system dengan fungsi transfer G(s) untuk forcing function
RUMUS
Dimana X1 dan X2 adalah funghsi transfer partikel dan a1 dan a2 konstan, adalah
Y(s)
= G(s)X(s)
=a1G(s)X1(s) + a2G(s)X2(S)
=a1Y1(s) +a2Y2(s)
Dimana Y1(s) dan Y2(s) adalah respon untuk X1 dan X2 sendiri. Untuk contoh ,
respon thermometer raksa untuk sebuah perubahan mendadak pada suhu
lingkungan 10oF adalah secara sederhana dua kali respon untuk perubahan
mendadak dari suhu 5oF pada suhu lingkungan.
Hubungan fungsi terkandung pada sebuah fungsi transfer yang sering diekspresikan
dengan diagram blokyang ditunjukkan pada gambar 4.2
Panah yang memasukim kotak adalah forcing function atau variable input, dan
panah yang meninggalkan kotak adalah respon atau variable output. Fungsi transfer
diletakkan didalam kotak. Kita menyatakan output Y(s). ketidakgunaan dari diagram
blok akan dibahaspada chapter 8 ketika system control lengkap mengandung
beberapa blok dianalisis.
4.2 RESPON TRANSIENT
Sekarang, fungsi transfer system orde satu telah dibangun, kita dapat mendapatkan
respon transient dengan mudah untuk segala funsi dorong. Sejak tipe system ini
mucul sehingga dipraktekkan, ini sangat berguna untuk studi responnya untuk
beberapa forcing function yang umjum; step,impulse,ramp dan sinusoida. Forcing
function ini telah ditemukan untuk menjadi sangat berguna pada aspek teori dan
eksperimentr dari control proses. Mereka ntelah digunakan secara lebih luas pada
studi kami, sehingga mari menelusuri masing-masing sebelum kita belajar respon
transient dari system orde satu untuk forcing function ini.
4.3 FORCING FUNCTION
FUNGSI STEP. Secara matematis fungsi step dari magnitude A dapat diekspresikan
sebagai
X(t) =Au(t)
Dimana u(t) adalah unit fungsi step yang udidefinisikan di chapter2. Sebuah
representasi grafis ditunjukkan pada gfambar 4.3
Transformasi dari fungsi ini adalah X(s)=A/s. sebuah fungsi step dapat diperkirakan
dengan sangat dekat pada praktikum. Contohnya, sebuah perubahan step pada laju
alir dapat diperoleh dengan pembukaan valve secara mendadak.
FUNGSI IMPULS
Secara matematis, fungsi impuls dari magnitude A didefinisikan sebagai X(t) =A(t)
Dimana adalah unit fungsi impuls yang didefinisikan dan didiskusikan pada
App.3A.sebuah trepresentasi grafis, dari fungsi ini, sebelum batasnya diambil
ditunjukkan pada gambar 4-4.
Fungsi impuls yang sebenarnya diperoleh dengan memnbiarkan b 0 pada gambar
4-4, mempunyai sebuah transformasi laplace dari A. ini digunakan sebagai
persamaaan matematis daripada sebagai sebuah input untuk system fisik. Untuk
beberapa system, hal ini sulit bahkan untuk memperkirakan sebuah impuls forcing
function. Untuk alasan ini, representasi dari gambar 4-4 sangat bernilai sejak
bentuk ini biasanya dapat diperkirakan secara fisik dengan aplikasi dan
penghilangan fungsi step. Jika durasi waktu b kecil, kita akan melihat pada chapter
5 bahwa forcing function dari gambar 4-4 memberikan sebuah respon yang
menyerupai respon untuk sebuah impuls yang sebenarnya. Pada pengertian ini, kita
sering memperbolehkan penggunaan A sebagai transformasi laplace dari forcing
function dari gambar 4-4 yang dapat direalisasikan secara fisik.
RAMP FUNCTION.
Fungsi ini meningkat secara linear dengan waktu and dideskribsikan dengan
menggunakan persamaan
X=O t<0
X=bt t0
Ramp ini ditunjukkan secara grafis pada gambar 4-5. Transformasi dari ramp forcing
transfer ini adalah X(s)=b/s2. Sebagai contoh kita boleh mengingikan untuk ramp
up suhu dari oven sebesar 10oF/min. ini akan menjadi sebuah contoh dari ramp
function.
SINUSOIDAL INPUT. Fungsi ini ditunjukkan secara matrematis dengan menggunakan
persamaan berikut
X=0 t<0
X=Asin t t0
Dimana A adalah amplitude dan adalah frekuensi putaran. Frekuensi putaran
dihubungkan dengan frekuensi f pada lingkaran per unit waktu dengan =2f.
gambar 4-6 menunjukkan representasi grafis dari fungsi ini. Transformasinya adalah
X(s) = A /(s2 + 2). Forcing function ini membentuk basis dari cabang penting dari
teori control yang dikenal sebagai frequency response. Seacar sejarah, sebuah
segment yang luas dari perkembangan teori control didasari pada metode
frequency response, yang akan dipresentasikan pada chapter 15 dan 16. Secara
98. Dari fakta ini, satu dapat dipertimbangkan respon secara esensi pada 3-4
kali konstanta.
2. Satu dapat menunjukkan dari pers 4.15 bahwa slope dari kurva respon pada
daerah asli pada gambar 4-7 adalah 1. Hal ini berarti bahwa jika laju awal
dari perubahan Y(t) dijaga, responnya akan menjadi lengkap pada satu time
constant. (lihat titik pada gambar 4.7.
3. Sebuah konsekuensi dari prinsip superposition adalah bajhwa respon untuk
step input dari berbagai magnitude A bnisa diperoleh secara langsung dari
gambar 4-7 dengan mengalikan ordinat dengan A. gambar 4.7 sebenarnya
memberi respon untuk unit fungsi step input, dimana semua respon step
lainnya didapatkan dengan superposisi
CONTOH 4.2.Sebuah thermometer mempunyai sebuah time constant dari 0.1 min
yang berada pada suhu steady state sebesar 90oF. Pada waktu t=0, thermometer
diletakkan pada temperature bath yang dijaga pada suhu 100oF. Menentukan waktu
yang dibutuhkan untuk pembacaan thermometer 98oF.
(catatan: time constant yang diberikan pada masalah ini mengaplikasikan untuk
thermometer ketika dilokasikan pada bath temperature. Time constant untuk
thermometer pada udara akan berbeda dari yang diberikan karena koefisien
tyransfer panas pada udara yng lenih rendah.)
Pada bentuk symbol, yang digunakan pada chapter ini, kita mempunyai
= o.1 min
xs= 90oF
A=10oF
Pembacaan thermometer ultimate akan menjadi 100oF dan nilai ultimate dari
variable deviasi Y() adalah 10oF. Ketika pembacaan thermometer menunjukkan
98oF, Y(t)= 8oF.
Substitusi kedalam pers 4.12 nilai yang sesuai dari Y,A dan memberikan
RUMUS
Menyelesaikan persamaan ini untuk hasil t , t=0.161 min
Hasil yang sama juga dapat diperoleh dengan mengacu pada gambar 4-7 dimana
ditunjukkan bahwa Y/A pada t/=1.6
4.5 RESPON IMPULS
Respon impuls dari system orde satu akan didikembangkan. Mengantisipasi
penggunaan superposition, kita mempertimbangkan unit impuyls untuk
transformasi laplac adalah PERS 4.16
Mengkombinasi dengan fungsi transfer untuk sister orde satu yang diberikan oleh
pers 4.7 menjadi PERS 4.17
Kombinasi pers 4.7 dan 4.23 untuk menghilangkan yield dari X(s) PERS 4.24
Persamaan ini dapat diselesikan untuk Y(t) yang berarti perkembangan fraksi
parsial, dijelaskan pada chap 3. Hasilnya adalah PERS 4.25
Pers 4.25 dapat ditulis pada bentuk lain dengan menggunakan identitas triginimetri.
PERS 4.26
Dimana RUMUS
Mengaplikasikan identitas dari pers 4.26 kedalam per 4.25 menjadi pers 4.27
Dimana RUMUS
Sebagaimana t , bentuk pertama pada sisi kanan pers 4.27 hilang dan
meninggalkan hanya penyelesaian periodic ultimate yang terkadang disebut
penyelesaian steady state PERS 4.28
Dengan membandingkan pers 4.25 untuk input forcing function dengan pers 4.28
untuk respon periodic ultimate, kita melihat bahwa
1. Output adalah gelombang sinus dengan sebuah frekuensi sama dengan
signal masukan
2. Rasio amplitude keluaran terhadap rasio amplitude masukan adalah RUMUS.
Rasio ini selalu lebih kecil daripada 1. Kita sering menyatakan ini dengan
mengatakan signalnya dilemahkan.
3. Lag keluaran dibalik masukan oleh sebuah sudut . Hal ini jelas bahwa lag
muncul untuk simbol selalu negative.
Dengan konvensi, sinusoida keluaran melambankan sinusoida masukan