OLEH
o RISMADANTI
NIM: 712003S14038
o MAHFUDIN
NIM: 712003S14020
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...ii
DAFTAR ISI.....iii
BAB I PENDAHULUAAN..
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
Hipertiroid adalah suatu ketidakseimbangan metabolik yang
merupakan akibat dari produksi hormonyang berlebihan. (Dongoes E,
Marilynn, 2000 hal 708).
Hipertiroid adalah keadaan hipermetabolik yang disebabkan oleh
meningkatnya kadar T3 dan T4 bebas terutama disebabkan oleh hiperfungsi
kelenjar tiroid (Robin.2007 hal :811).
Hipertiroid adalah penyakit yang diakibatkan oleh meningkatnya
sirkulasi dan pelepasan hormon tiroid oleh kelenjar tiroid (Lewis.2000.
hal;1415)
Hipertiroidisme (hipersekresi hormon tiroid) adalah peningkatan
produksi dan sekresi hormon tiroid oleh kelenjar tiroid (Mary
baradero,dkk.2005.hal:37)
B. ETIOLOGI
Tiroid dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis,
atau hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan
disertai penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negative HT dan
TSH. Hipertoroid akibat malfungsi hipofisis memberikan gambaran kadar
TH dan TSH yang tinggi. TRF akan rendah karena umpan balik negate
HT dan TSH . Hipertiroid akibat malfungsi hipotalamus akan
memperlibatkan HT dan tinggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan.
Beberapa penyakit yang menyebabkan hipertiroid :
1. Penyakit graves.
Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang oberaktif dan
meupakan penyebab hipertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit
ini biasanya turunan. Wanita 5 kali lebih sering dibandingjkan pria.
Diduga penyebabnya adalah penyakit autonium, dimana antibody
yang ditemukan dalam peredaran darah yaitu typoid stimulating.
Immunoglobin (TSI antibodies), thyroid peroksidase antibodies (TPO)
dan TSH reseptor antybodies (TRAB). Pencetus kelainan ini adalah
stres, merokok, radiasi, kelainan mata dapat menonjol keluar,
penglihatan kabur, sensitive terhadap sinar, terasa ada pasir di mata.
E. MANIFESTASI KLINIS
Umumnya suhu tubuh meningkat dan intoleransi terhadap panas.
Kulitnya basah dan hangat. Rambutnya sangat halus namun rapuh.
Nafsu makan meningkat, tetapi berat badan menurun.
Penurunan berat badan, otot lemah dan cepat lemas, peningkatan
glukosa darah pada pasien dengan diabetes melitus.
Penurunan trigliserida, sering buang air. (Mary
Baradero,dkk.2005hal: 38)
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan Penunjang yang dilakukan yaitu :
1. Tes ambilan RAI : meningkat pada penyakit graves dan toksik
goiter noduler, menurun pada tiroiditis.
2. T3 dan T4 serum : meningkat.
3. T3 dan T4 bebas serum : meningkat.
4. TSH : tertekan dan tidak berespon pada TRH ( tiroid releasing
hormon).
5. Tiroglobulin : meningkat.
6. Stimulasi tiroid 131 : dikatakan hipertiroid jika TRH daritidak ada
sampai meningkat setelah pemberian TRH.
7. Ambilan tiroid 131 : meningkat Ikatan protein sodium : meningkat.
8. Gula darah : meningkat ( kerusakan adrenal).
9. Kortisol plasma : turun ( menurunnya pengeluaran oleh adrenal).
10. Pemerksaan fungsi hepar : abnormal.
11. Elektrolit : hiponatremi akibat respon adrenal atau efek delusi
terapi cairan, hipokalemia akibat dari deuresis dan kehilangan
dari GI.
12. Katekolamin serum : menurun
13. kreatinin urin : meningkat
14. EKG : fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek kardiomegali
(Doenges. E, Marilynn, 2000 hal. 711)
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Tujuan pengobatan hipertiroid adalah produksi hormon (obat anti
tiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi sub
total)
1. Obat antitiroid
Digunakan dengan indikasi :
a. Terapi untuk memperpanjang remisi atau mendapatkan
remisi yang menetap pada pasien muda dengan struma
ringan sampai sedang dan tirrotoksikosis.
b. Obat untuk mengontrol tirotoksikosis pada fase sebelum
pengobatan, atau sesudah pengobatan pada pasien yang
mendapat yodium radioaktif.
c. Persiapan tiroidektomi
d. Pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usia
e. Pasien dengan krisis tiroid
Obat antitiroid yang sering digunakan :
Obat
Dosis
Pemerik
Karbitamol
Metamazol
Propilitiour
asil
Awal
saan
(mg/hari)
(mg/hari
30-60
30-60
)
5-20
5-20
300-600
50-200
b.
Dosis diberikan 40-200 mg/hari yang dibagi atas 4 dosis. Pada orang
lanjut usia diberik 10 mg/6 jam.
c.
Yodium
d.
Yodium terutama digunakan untuk persiapan operasi. Sesudah
pengobatan dengan yodium radiaktif dan pada krisis tiroid. Biasanya
diberikan pada dosis 100-300 mg/hari.
e.
Ipodat
f.
Ipodat kerjanya lebih cepat dan sangat baik digunakan pada
keadaan akut seperti krisis tiroid kerja padat adalah menurunkan konversi
T4 menjadi T3 diperifer, mengurangi sintesis hormon tiroid, serta
mengurangi pengeluaran hormon dari tiroid.
g.
Litium
h.
Litium mempunyai daya kerja seperti yodium, namun tidak jelas
keuntungannya dibandingkan
I.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang dilakukan adalah :
o TSH serum (biasanya menurun)
o T3, T4 (biasanya meningkat)
o Test darah hormon tiroid
o X-ray scan, CAT scan, MRI scan (untuk mendeteksi adanya
tumor)
dengan yodium. Litium dapat digunakan pada pasien dengan krisis tiroid
alergi terhadap yodium
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN GANGGUAN
HIPERTIROID
A. PENGKAJIAN
Mary Baradero, dkk (2005) membagi dua jenis pengkajian yaitu:
a. Data Subjektif
1) Riwayat Pengalaman perubahan status sosial/ mental
2) Mengalami sakit dada atau palpitasi
3) Mengalami dispnea ketika melakukan aktivitas atau istirahat
4) Riwayat perubahan pada kuku, rambut, kulit, dan banyak keringat
5) Mengeluh gangguan penglihatan dan mata cepat lelah
6) Perubahan asupan makanan dan berat badan
7) Perubahan eliminasi feses, frekuensi dan banyaknya
8) Intoleransi terhadap cuaca panas
9) Mengeluh cepat lelah dan tidak mampu melakukan semua aktivitas
hidup
10) Perubahan menstruasi atau libido
11) Pengetahuan tentang sifat penyakit, pengobatan, serta efek dan
efek samping obat (Barddero, Marry, dkk. 2009)
b. Data Objektif
1) Status Mental : Perhatian pendek, emosi labil, tremor, hiperkinesia
2) Perubahan Kardiovaskular : Tekanan darah sistolik meningkat,
tekanan diastolik menurun, takikardi a walaupun waktu istirahat,
disritmia dan murmur
3) Perubahan pada Kulit : Hangat, kemerahan dan basah
4) Perubahan pada Rambut : Halus dan menipis
5) Perubahan pada Mata : Lidlag, glovelag, diplopia, dan penglihatan
kabur
6) Perubahan Nutrisi / Metabolik : Berat badan menurun, nafsu makan
dan asupan makan bertambah serta kolesterol dantrigliserida
serum menurun
7) Perubahan Muskuloskeletal : Otot lemah, tonus otot kurang dan
sulit berdiri dari posisi duduk
8) Hasil pemeriksaan diagnostik yang harus dikaji adalah peningkatan
T3 dan T4 serum dan penurunan TSH serum(Barddero, Marry,
dkk. 2009)
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan menurut NANDA yang mungkin muncul adalah:
1) Intoleransi aktifitas b.d kelelahan dan penurunan proses kognitif
2) Perubahan suhu tubuh : hipotermi b.d penurunan metabolisme
3) Konstipasi b.d penurunan fungsi gastrointestinal
Intervensi
Atur interval
Rasional
Mendorong aktivitas sambil
untuk meningkatkan
perawatan mandiri
aktivitas mandiri
stimulasi melalui
percakapan dan
aktivitas yang tidak
menimbulkan stress
Pantau respon
pasien terhadap
peningkatan aktivitas
atau kurang
Diagnosa 2
metabolisme
Tujuan
: pemeliharaan suhu tubuh normal
KH
:
mempertahankan suhu tubuh dasar
mengalami berkurangnya gangguan rasa nyaman dan intoleransi
terhadap hawa dingin
menggigil
Intervensi
berikan tambahan lapisan
Rasional
meminimalkan kehilangan panas
hembusan angin
Diagnosa 3
gastrointestinal
Tujuan
: pemulihan usus yang normal
KH
: - mencapai pemulihan kepada fungsi usus yang normal
melaporkan fungsi usus yang normal
mengenali dan mengkonsumsi makanan yang kaya serat
minum cairan sesuai dengan yang dianjurkan setiap hari
Intervensi
dorong peningkatan asupan
Rasional
Meminimalkan kehilangan panas
serat
ajarkan kepada pasien tentang
frekuensi BAB
Memberikan rasional peningkatan
mengandung air
pantau fungsi usus
Diagnosa 4
Tujuan
nafas yang
normal
KH
pemeliharaan pola
Pernafasan yang normal
- Menarik nafas dalam dan batuk ketika di anjurkan
- Menunjukan suara nafas yang normal tanpa bising tambahan pada
auskultasi
Intervensi
Dorong pasien untuk
Rasional
Mencegah etelektasis dan meningkatkan
batuk
Berikan obat
sedatif
Penggunaan saluran napas artifisial dan
pasien dengan
melakukan
pengisapan dan
dukungan ventilassi
jika diperlukan
Diagnosa 5
tubuh b.d
lambatnya laju metabolisme tubuh
Tuujuan
: kebutuhan nutrisi klien adekuat
KH
: - Mempertahankan massa tubuh dan berat badan dalam
batas normal
- Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
Intervensi
bantu atau sediakan
Rasioanl
Diet yang seimbang dapat membantu
proses penyembuhan
asupan gizi
mencegah dan
meminimalkan kurang
gizi
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hipertiroid adalah suatu ketidakseimbangan metabolik yang
merupakan akibat dari produksi hormon tiroid yang berlebihan. (Dongoes
E, Marilyn, 2000 hal 708)
Terdapat dua tipe hipertiroidisme yaitu penyakit graves dan goiter
nodular toksik. Penyakit Graves adalah suatu gangguan autonium di mana
terdapat suatu defek traumatik dalam limfosit Ts dan sel Th merangsang
sel B untuk sintesis antibody terhadap antigen tiroid (Dorland,2005)
Sedangkan goiter nodular toksik yaitu peningkatan ukuran kelenjar
tiroid akibat peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid. Peningkatan
kebutuhan akan hormon tiroid terjadi selama periode pertumbuhan atau
kebutuhan metabolik yang tinggi misalnya pubertas atau kehamilan
(Elizabeth J. Corwin, 2009)
DAFTAR PUSTAKA
http://nfatimah44.blogspot.co.id/2014/05/askep-hipotiroid.html
http://nu2in.blogspot.co.id/2012/05/askep-hipertiroid.html
http://lpkeperawatan.blogspot.co.id/2014/01/laporan-pendahuluanhipertiroid.html#.VhCNfdKUem5
nselalutersenyum.blogspot.co.id/2013/04/askep-hipertiroidisme.html
http://chandralovesabar.blogspot.co.id/2013/01/askep-pada-pasienhipotiroid.html
Doenges, Marilyn E, dkk. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman
untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, 3 th ed.
Jakarta : EGC.
Long C. Barbara. 1996. Perawatan Medikal Bedah. Jilid 3. Bandung.
Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran.
Price, Sylvia A, Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Ed. 4.
Jakarta : EGC. 1995.
Smeltzer C. Suzanne, Suddart, & Brunner. 2002. Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC