Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISCUSSION
Mekanisme Kerja dan Efek Samping
Obat Anti Jamur Golongan Azol
Disusun oleh:
Paulina Kristi Hartanto (1115238)
Pembimbing:
dr. Dian Puspitasari, SpKK
SMF ILMU PENYAKIT KULIT & KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN
MARANATHA
RUMAH SAKIT IMMANUEL
BANDUNG
Golongan Azol
Antijamur azol merupakan senyawa sintetik dengan
aktivitas spektrum yang luas, yang diklasifikasi
berdasarkan kandungan atom nitrogennya yaitu :
Dua atom Nitrogen yaitu imidazol (mikonazol,
ketokonazol, klotrimazol)
Tiga atom nitrogen yaitu triazol (itrakonazol,
flukonazol, vorikonazol)
TOPIKAL
Klotrimazol
Indikasi : Kandidiasis, pitiriasis versikolor, tinea
pedis, tinea kruris, tinea korporis
Kontra Indikasi : Hipersensitivitas terhadap
Klotrimazol
Sediaan : Krim 1%, bubuk 1%
Dosis : Oleskan/gunakan 2 kali/hari, selama 2-4
minggu
Efek Samping : Eritema, rasa tersengat, kulit
melepuh atau mengelupas, edema, pruritus,
urtikaria, rasa terbakar, iritasi
Ekonazol
Mikonazol
Indikasi : Tinea korporis, tinea manum, tinea
pedis, tinea barbae, tinea cruris, tinea unguium,
onikomikosis, pitiriasis versikolor, dan kandidiasis
kulit dan kuku.
Kontra Indikasi : hipersensitif terhadap
golongan imidazol.
Sediaan : Krim 2%, bubuk 2%, gel 2%.
Dosis : Gunakan 2 kali sehari selama 2-6 minggu
(krim 2% & bubuk), 1 kali sehari (untuk kuku).
Efek Samping : Iritasi, rasa terbakar, pruritus,
maserasi kulit.
Ketokonazol
(topikal &
sistemik)
Indikasi : Tinea kruris, tinea korporis, tinea
pedis, kandidiasis kulit, tinea versicolor,
dermatitis seboroik
Infeksi jamur sistemik histoplasmosis (paru,
tulang, sendi, dan jaringan lema),
blastoplasmosis, kriptokokus nonmeningeal,
parakokidioidomikosis, kokidioidomikosis,
kandidiasis mukokutaneus kronik (vaginal, oral,
GI).
Kontra Indikasi : Sebaiknya dihindarkan pada
wanita hamil, penderita yang telah diobati
dengan topikal steroid untuk jangka lama,
hipersensitivitas dan tidak untuk di mata.
Sulkonazol
Indikasi : dermatofitosis dan kandidosis
kutaneus.
Sediaan : Krim 1%.
Dosis : 1-2 kali sehari, selama 3-4 minggu.
Oksikonazol
Indikasi : dermatofitosis dan kandidosis
kutaneus.
Sediaan : Krim atau lotion 1%.
Dosis : 1-2 kali sehari, selama 2-4 minggu.
Terkonazol
Indikasi : Dermatofitosis, kandidosis kutaneus
dan genital.
Sediaan : Vaginal krim 0,4% dan 0,8%, vaginal
suppositoria 80 mg.
Dosis : 1 kali sehari selama 3 hari (supp), selama
7 hari (krim).
Tiokonazol
Indikasi : Dermatofitosis, kandidosis kutaneus
dan genital.
Kontra Indikasi : Hipersensitivitas terhadap
imidazol.
Sediaan : Krim 1%.
Dosis : Krim 1-2 kali sehari, bubuk 2 kali sehari.
Tinea versikolor selama 7 hari, tinea pedis selama
6 minggu, infeksi dermatofita & kandidiasis 2-4
minggu.
Efek Samping : Iritasi lokal.
Sertakonazol
Indikasi : Dermatofitosis, tinea pedis, tinea
kruris, tinea korporis, tinea manus, kandidiasis,
pitiriasis versicolor.
Kontra Indikasi : Tidak digunakan untuk mata,
pada ibu hamil dan menyusui.
Sediaan : Krim 2%.
Dosis : Oleskan 1-2 kali sehari selama 4 minggu.
Efek Samping : Reaksi eritematosa lokal dan
sementara.
SISTEMIK
Itrakonazol
Indikasi : Blastomikosis, histoplasmosis,
kokidioidomikosis, parakokidioidomikosis,
kandidiasis mulut dan tenggorokan, tinea
versikolor, sporotrikosis limfokutan, dan beberapa
aspergilosis.
Sediaan : Kapsul 100 mg
Dosis : 100 mg/hari selama 15 hari. Infeksi berat
400 mg/hari.
Efek Samping : Mual, muntah, kemerahan,
pruritus, lesu, pusing, edema, parestesia,
kehilangan libido.
Mekanisme Kerja : Menghambat 14-demethylase yang merupakan enzim sitokrom P-
Flukonazol
Indikasi : Mencegah relaps meningitis oleh kriptokokus pada
penderita AIDS setelah pengobatan dengan amfoterisin B,
kandidiasis mulut dan tenggorokan pada penderita AIDS.
Sediaan : Kapsul 50 mg dan 150 mg.
Dosis : 100-400 mg per hari.
Efek Samping : gangguan salutan cerna. Reaksi alergi pada
kulit, eosinofilia, sindrom Stevens-Johnson, gangguan faal
hati sementara dan trombositopenia pada penderita AIDS.
Mekanisme Kerja : Inhibitor yang poten terhadap
biosintesis ergosterol, bekerja dengan menghambat sistem
enzim sitokrom P-450 14--demethylase dan bersifat
fungistatik.
Vorikonazol
Dosis : IV, diawali dengan 2 loading dose
sebanyak 6 mg/kgBB dengan jarak 12 jam
selanjutnya 4 mg/kgBB dengan jarak 12 jam.
Pasien dengan berbat badan > 40 kg dapat
diberikan dosis oral 200 mg dengan interval 12
jam, sedangkan berat badan < 40 kg diberikan
100 mg dengan interval 12 jam, 1 jam sebelum
atau sesudah makan.
Efek Samping : Demam, ruam pada kulit, mual,
muntah, diare, sakit kepala, sakit abdominal.
Mekanisme Kerja : Inhibitor poten terhadap
biosintesis ergosterol, bekerja pada enzim
sitokrom P-450, lanosterol 14--demethylase. Hal
ini menyebabkan berkurangnya ergosterol dan
TERIMA
KASIH