SUTAMI
PUTRI AGIL FARADITA (135060107111040)
Bahasan Masalah
1.
Pengertia
n
Bendunga
n
2. Lingkup
Pengelolaan
Bendungan
Menurut
Perpem No. 37
tahun 2010
3.
Pengelolaan
Bendungan
Sutami
4.
Kesimpula
n
Menurut Perpem
No. 37 tahun
2010
Pelaksanaan
Rencana
Pengelolaan
Operasi &
Pemeliharaan
Konservasi
Sumber Daya Air
pada Waduk
Pendayagunaan
Waduk
Pengendalian
Daya Rusak Air
Penghapusan
Fungsi
Bendungan
Pengertian
Bendungan
Bendungan
Lingkup Pengelolaan
Bendungan Menurut
Perpem No. 37 tahun 2010
Peraturan
pemerintah Nomor
37 tahun 2010
tentang Bendungan
Lingkup
Pengelolaan Bendungan
Menurut Perpem No. 37 tahun 2010
Lingkup
Pengelolaan Bendungan
Menurut Perpem No. 37 tahun 2010
Pelaksanaan
Rencana
Pengelolaan
Dalam
hal
bendungan
untuk
pengelolaan sumber daya air,
pelaksanaan rencana pengelolaan
bendungan didasarkan pada:
a. ketersediaan sumber daya air;
b. kebutuhan air;
c. pengendalian banjir; dan/atau
d. kebutuhan daya
Lingkup
Pengelolaan Bendungan
Menurut Perpem No. 37 tahun 2010
Operasi &
Pemeliharaan
Operasi
dan
pemeliharaan
bendungan
beserta
waduknya
terdiri atas:
a.
Operasi
dan
bendungan; dan
pemeliharaan
b.
Pemeliharaan waduk.
Lingkup
Pengelolaan Bendungan
Menurut Perpem No. 37 tahun 2010
Konservasi
Sumber Daya
Air pada
Waduk
b.
c.
Lingkup
Pengelolaan Bendungan
Menurut Perpem No. 37 tahun 2010
Pendayagunaan
waduk
untuk
pengelolaan sumber daya air ditujukan
untuk
meningkatkan
kemanfaatan
sumber daya air guna kepentingan
wilayah sekitar atau lingkungan waduk
serta pada kawasan hilir waduk.
Pendayagunaan
Waduk
Bahasan Masalah
Pengendalian
Daya Rusak Air
Melalui
Pengendalian
Bendungan serta
Waduknya
Pengendalian
daya
rusak
air
melalui pengendalian bendungan
beserta waduknya meliputi:
a.
Pengendalian terhadap
keutuhan fisik dan keamanan
bendungan; dan
b.
Lingkup
Pengelolaan Bendungan
Menurut Perpem No. 37 tahun 2010
Penghapusan
Fungsi
Bendungan
1.
Perubahan
bendungan
ditujukan
untuk keamanan bendungan dan
meningkatkan fungsi bendungan.
2.
Perubahan
bendungan
dilakukan
dengan cara melakukan perubahan
struktur bendungan.
3.
4.
Pengelolaan Bendungan
& Waduk Sutami
Pengelolaan
Bendungan
Sutami
Pengelolaan
Sutami
Bendungan
Diakibatkan karena
kerusakan lingkungan dan
hutan konservasi DAS
Fungsi
Kuantitas
Lahan
Perubahan
Lahan
Hal yang tidak mungkin dihindari adalah bahwa masuknya aliran sungai ke dalam
waduk membawa angkutan sedimen dan mengendap sehingga menyebabkan
pendangkalan waduk. Proses sedimentasi meliputi erosi, transportasi, pengendapan dan
pemadatan dari sedimentasi itu sendiri.
Data September 2013 menyebutkan bahwa Laju sedimentasi di waduk Sutami,
Karangkates Kabupaten Malang meningkat sejak pembabatan hutan pada 1998,
dampaknya longsoran tanah memenuhi waduk.
Grafik Tata Luas Guna Lahan Terhadap Tahun Area Sekitar Bendungan Sutami
Hutan
Lahan Kering
Sawah
Bangunan&Pekarangan
Tanaman Polowijo
Dampak Sedimentasi di
Bendungan Sutami
Kapasitas Waduk
Berkurang
253000000
147237000
146573000
Tabel diatas merupakan besarnya volume sedimen yang masuk dn volume sedimen total.
Dapat diketahui bahwa volume efektif tampungan waduk dari tahun ke tahun semakin
menurun, hal ini disebabkan karena terjadinya penambahan sedimen dari tahun ke tahun.
Penambahan jumlah sedimen pada setiap tahunnya ini sebanding dengan semakin
berkurangnya hutan pada saerah DAS brantas dan sekitar bendungan Sutami.
PENGELOLAAN KUALITAS
DAN KUANTITAS AIR
BENDUNGAN SUTAMI
Eutrofikasi di Bendungan Sutami akibat peningkatan kadar nitrogen dan fosfat di air
telah tampak beberapa tahun silam. Gejala yang signifikan yang pertama kali muncul
pada Juni 2001 dan berlanjut sampai Agustus 2004 (selama hampir 3 tahun).
Tabel diatas menunjukkan kriteria dan hasil pemantauan terhadap kondisi kualitas air
di Bendungan Sutami pada kondisi eutrofikasi (pemantauan Juni- September 2002).
Penelitian tahun 2010 - 2011 menyebutkan bahwa Kondisi air waduk Sutami adalah
sudah tercemar dalam tingkat sedang hingga parah, baik itu di lokasi hulu waduk
maupun hilir waduk. Satus trofik waduk Sutami adalah eutrofik hingga hipertrofik.
Dampak yang timbul akibat tingkat pencemaran yang terjadi di waduk Sutami adalah
adanya potensi terjadinya algae bloom akibat tingginya jumlah fosfor dan klorofil-a.
Beban daya tampung pencemaran waduk Sutami untuk Fosfor total (kg/tahun) pada
lokasi hulu, tengah dan hilir waduk masing-masing adalah 39 Kg P/Tahun, 195 Kg
P/Tahun, 178,5 Kg P/ Tahun.
SOLUSI
Kuantitas Air pada bandungan dan waduk sutami tergantung pada intensitas curah hujan
diarea Malang.
Tahun 2012 :
Karena disebabkan beberapa daerah di Indonesia memasuki fase El Nino (iklim tak
normal karena ada angin kering). 3 bendungan di daerah malang mengalami
penurunan elevasi (debit air). Yakni, Bendungan Selorejo (Ngantang), Bendungan
Sutami, Karangkates (Sumberpucung), Bendungan Lahor (Sumberpucung). Debet
air di Bendungan Sutami berkurang 7 juta meter kubik atau 1,28 meter di bawah
pola.
Padahal, ketiga bendungan tersebut mengairi 304 ribu hectare lahan
pertanian di seluruh kawasan daerah aliran sungai (DAS) Brantas. Dengan kata
lain, ratusan ribu hectare lahan pertanian terancam gagal panen.
Solusi
:
membut hujan lokal atau buatan untuk menjaga volume air, dan denet air yang
masuk
PENGENDALIAN BANJIR
BENDUNGAN SUTAMI
Kontrol kapasitas spillway Bendungan Sutami dan Lahor masih didesain dengan
menggunakan debit banjir rancangan pada kala ulang1000th. Sedangkan Debit PMF
berdasarkan pedoman perencanaan bendungan saat ini ditetapkan sebagai kontrol tinggi
jagaan minimum pada perencanaan bendungan.
Perubahan Cuaca yang ekstrim pada tahun-tahun terakhir ini dan isu pemanasan global
pada dekade terakhir ini serta laju sedimen yang meningkat drastis berdampak besar pada
pola operasi Waduk.
Dengan tidak adanya pelimpah darurat maka usaha peningkatan kewaspadaan yang dapat
dilakukan oleh pengelola bendungan adalah dengan menjaga tinggi muka air waduk
(ControlWaterLevel,CWL) sehingga pada saat terjadi debit banjir PMF, tampungan waduk
masih dapat mereduksi banjir tersebut dan bahaya overtopping dapat terhindarkan atau
minimal dapat dikurangi frekuensi potensi terjadinya, hal tersebut merupakan upaya
pengeloaan risiko bendungan di Wilayah Sungai Kali Brantas.
OVERTOPPING BENDUNGAN
SUTAMI
Secara hidrologi debit banjir PMF tahunan yang berpotensi terjadi pada
Bendungan Sutami nilainya sangat besar yaitu 11.629,14 m3/dt,
dimana nilai QPMF ini setara dengan 2,31 x Q1000 th dan dengan
adanya dinding parapet setinggi 1 m dan manajemen CWL pada
elevasi antara + 257,00 m sampai dengan + 267,00 m masih
berpotensi terjadi overtopping sebanyak 3 kali kejadian dengan tinggi
air di atas parapet 2,09 m atau 3,09 di atas elevasi puncak bendungan.
SOLUSI
KESIMPULAN
Bendungan Sutami memiliki banyak permasalahan seperti, alih fungsi
lahan, sedimentasi, overtopping, bahkan Eutrofikasi. Namun permasalahn
kekeringan yang berkepanjangan dapat diatasi dengan PJT1 (pengelola
bendungan Sutami) dengan membuat hujan buatan di daerah malang.
Pada syarat pengelolaan bendungan yang telah dicantumkan pada
Perpem No. 37 tahun 2010, bendungan sutami telah melakukan
konservasi lahan, pengendalian sedimen dengan cara pengerukan, serta
dapat menjaga volume bendungan saat musim kemarau.