Oleh :
Kelompok 5
Irham Makhfudz
1311212047
1311211098
Dona Safrianti
1311211111
Kamilah Nazir
1311212058
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas rahmat dan karunia yang telah diberikan
oleh Allah SWT, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini ditulis sebagai tugas pada mata kuliah Epidemiologi Kesehata
Reproduksi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Dosen pengajar dan temanteman yang membantu dalam penyelesaian makalah ini serta semua pihak yang telah
membantu kelancaran pembuatan makalah ini.
Penulis telah menyelesaikan makalah ini dengan segenap kemampuan dan
pikiran, namun penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca agar makalah ini dapat mencapai kesempurnaan dan dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB 1 : PENDAHULUAN..........................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................2
BAB 2 : PEMBAHASAN............................................................................................3
2.1 Ketidaksuburan pria dan wanita.........................................................................3
2.1.1 Definisi Infertilitas.......................................................................................3
2.1.2 Klasifikasi Infertilitas..................................................................................3
2.1.3 Epidemiologi Infertilitas..............................................................................4
2.1.4 Faktor-Faktor yang Menyebabkan Infertilitas.............................................4
2.1.4.1 Infertilitas pada Pria..............................................................................4
2.1.4.2 Infertilitas pada wanita.........................................................................5
2.1.4.3 Penyebab Infertilitas Sekunder Pria dan Wanita...................................7
2.1.5 Pencegahan Infertilitas.................................................................................8
2.1.6 Pengobatan Infertilitas.................................................................................8
2.2 Evaluasi Kontrasepsi..........................................................................................9
2.2.1 Pengertian Kontrasepsi................................................................................9
2.2.2 Macam Macam Metode Kontrasepsi......................................................10
2.2.3 Contoh Evaluasi Penggunaan Kontrasepsi................................................13
2.3 Dampak Buruk dari Kontrasepsi Hormonal dan Suplementasi Hormone........14
BAB 3 : PENUTUP....................................................................................................19
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................19
3.2 Saran.................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................20
BAB 1 : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Infertilitas adalah suatu kondisi tidak terjadinya kehamilan pada pasangan
yang telah berhubungan seksual tanpa menggunakan kontrasepsi secara teratur dalam
waktu satu tahun. Infertilitas terjadi lebih dari 20% pada populasi di indonesia, dan
dari kasus tersebut terdapat 40% pada wanita, 40% pada pria dan 20% pada
keduanya dan ini yang menyebabkan pasangan suami istri tidak mendapat keturunan.
Diperkirakan 85-90% pasangan yang sehat akan mendapat pembuahan dalam 1
tahun. (DepKes, 2006).
Menurut penelitian Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) di
Jakarta, 36% infertilas terjadi pada pria dan 64% terjadi pada wanita. Penelitian lain
menunjukan di angka kejadian infertilitas wanita terjadi sekitar 15% pada usia
produktif (30-34 tahun), meningkat sampai dengan 30% pada usia 35-39 tahun dan
64% pada usia 40-44 tahun. (PERSI, 2001).
World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa jumlah pasangan
infertil sebanyak 36% diakibatkan adanya kelainan pada pria, sedangkan 64% berada
pada wanita. Hal ini di alami oleh 17% pasangan yang sudah menikah lebih dari 2
tahun yang belum mengalami tanda-tanda kehamilan bahkan sama sekali belum
pernah hamil. WHO juga memperkirakan sekitar 50-80 juta pasutri (1 dari 7
pasangan) memiliki masalah infertilitas, dan setiap tahun muncul sekitar 2 juta
pasangan infertil. (WHO, 2011)
Kontrasepsi hormonal merupakan kontrasepsi yang paling banyak digunakan
wanita di negara-negara maju. Para wanita menggunakannya untuk mencegah
kehamilan.Kecenderungan peningkatan pasangan menikah usia subur akan
berdampak pada peningkatan angka kelahiran dan kepadatan penduduk yang
nantinya bila tida diatur akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan dan kualitas hidup
suatu keluarga, sehingga akan bertolak belakang dengan program pemerintah yaitu
mewujudkankeluarga kecil yang bahagia dan sejahtera. Tata laksana untuk mengatasi
sebagai
tambahan
untuk
mengurangi
resiko
tersebut
(Siswosudarmo,2001).
1.2 Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu :
1. Bagaimanakah infertilitas pada pria dan wanita?
2. Bagaimanakah evaluasi tentang kontrasepsi ?
3. Bagaimanakah dampak buruk dari kontrasepsi hormonal dan suplementasi
hormone ?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu memenuhi tugas mata kuliah
Epidemiologi Kesehatan Reproduksi. Selain itu, juga memberikan pengetahuan dan
wawasana mengenai infertilitas pada pria dan wanita, evaluasi tentang kontrasepsi
,serta dampak buruk dari kontrasepsi hormonal dan suplementasi hormone.
BAB 2 : PEMBAHASAN
2.1 Ketidaksuburan pria dan wanita
2.1.1 Definisi Infertilitas
Infertilitas adalah ketidakmampuan untuk hamil setelah sekurang-kurangnya
satu tahun berhubungan seksual sedikitnya empat kali seminggu tanpa kontrasepsi
( Strigh B, 2005 : 5 ).
Infertilitas adalah bila pasangan suami istri, setelah bersanggama secara
teratur 2-3 kali seminggu, tanpa memakai metode pencegahan belum mengalami
kehamilan selama satu tahun (Mansjoer, 2004 : 389).
Menurut the Practice Committee of the American Society for Reproductive
Medicine (ASRM), infertilitas didefinisikan sebagai suatu kegagalan untuk mencapai
kehamilan setelah satu tahun melakukan hubungan seksual secara regular tanpa
menggunakan alat kontrasepsi (Wein et al., 2012). Sedangkan menurut The
International Committee for Monitoring Assisted Reproductive Technology
(ICMART) dan World Health Organization (WHO) tahun 2009 menyebutkan definisi
infertilitas secara klinis bahwa infertilitas merupakan suatu penyakit sistem
reproduksi yang ditetapkan dengan adanya kegagalan mencapai kehamilan klinis
setelah 12 bulan atau lebih melakukan hubungan seksual secara regular tanpa
menggunakan alat kontrasepsi (Zegers et al., 2009).
2.1.2 Klasifikasi Infertilitas
Menurut pembagiannya, infertilitas dapat diklasifikasikan sebagai infertilitas
primer dan infertilitas sekunder.
1. Infertilitas primer adalah pasangan suami-istri belum mampu dan belum
pernah memiliki anak setelah 1 tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali
per minggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun.
2. Infertilitas sekunder adalah pasangan suami istri telah atau pernah memiliki
anak sebelumnya, tetapi saat ini belum mampu memiliki anak lagi setelah 1
untuk spesimen semen normal telah ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia
(WHO).
2. Obstruksi
Obstruksi atau sumbatan merupakan salah satu penyebab infertil pada pria.
Obstruksi dapat terjadi pada duktus atau tubulus yang di sebabkan karena
konginetal dan penyakit peradangan (inflamasi) akut atau kronis yang mengenai
membran basalais atau dinding otot tubulus seminiferus misalnya orkitis, infeksi
prostat, infeksi gonokokus. Obstruksi juga dapat terjadi pada vas deferens.
3. Ketidak mampuan koitus atau ejakulasi
Faktor-faktor fisik yang menyebabkan ketidak mampuan koitus dan ejakulasi,
misalnya hipospadia, epispadia, deviasi penis seperti priapismus atau penyakit
peyronie.Faktor-faktor psikologis yang menyebabkan ketidakmampuan untuk
mencapai atau mempertahankan ereksi dan kebiasaan pria alkoholisme kronik.
4. Faktor Sederhana
Faktor sederhana seperti memakai celana jeans ketat, mandi dengan air terlalu
panas, atau berganti lingkungan ke iklim tropis dapat menyebabkan keadaan luar
panas yang tidak menguntungkan untuk produksi sperma sehat.
2.1.4.2 Infertilitas pada wanita
1. Gangguan ovulasi
Gangguan yang paling sering dialami perempuan infertil adalah gangguan ovulasi.
Bila ovulasi tidak terjadi maka tidak akan ada sel telur yang bisa dibuahi. Salah
satu tanda wanita yang mengalami gangguan ovulasi adalah haid yang tidak
teratur dan haid yang tidak ada sama sekali.
suplemen vitamin
Dr. Prima masa "aman" seorangwanita adalah 2 hari setelah mentruasi hingga
14 hari menjelang mentruasi berikutnya buatyang memiliki siklus haid
pendek.Jika siklus menstruasi Anda panjang, maka masa "aman" 2 hari
setelah haid hingga 16hari menjelang menstruasi yang akan datang. Namun
perlu di ingat sebenarnya masa subursangat sulit ditebak dengan pasti jadi
masih ada kemungkinan Anda mengalami "kebobolan".
EFEKTIF: Bagi wanita dengan siklus mentruasi teratur. Buat mereka yang
siklushaidnya tidak teratur akan sulit untuk menggunakan metode ini, karena
kesulitan menentukanmasa subur.
2) Metode Perlindungan (Barrier)
a. Kondom
Penggunaan kondom cukup efektif selama digunakan secara tepat dan
benar.Kegagalan kondom dapat diperkecil dengan menggunakan kondom
secara tepat, yaitugunakan pada saat penis sedang ereksi dan dilepaskan
sesudah ejakulasi. Alat kontrasepsi inipaling mudah didapat serta tidak
merepotkan.Kegagalan biasanya terjadi bila kondom robek karena kurang
hati-hati atau karena tekanan pada saat ejakulasi sehingga terjadi perembesan.
b. Spermatisida
Ini bahan sejenis bahan kimia aktif yang berfungsi "membunuh" sperma.
Dapatberwujud cairan, krim atau tisu vagina yang harus dimasukkan ke
dalam vagina 5 menitsebelum senggama. Ketika memasukkan spermatisida
kedalam vagina harus menggunakanalat yang telah disediakan dalam
kemasan. sangat tidak diperbolehkan menggunakan tangan!.Kegagalan sering
terjadi karena waktu larut belum yang cukup, jumlah spermatisida
yangdigunakan terlalu sedikit atau vagina sudah dibilas dalam waktu kurang
dari 6 jam usai senggama
c. Vagina Diafragma
Lingkaran cincin dilapisi karet fleksibel ini akan menutup mulut rahim bila
dipasangdalam liang vagina 6 jam sebelum senggama. Efektifitasnya alat
kontrasepsi ini bisa menurunbila terlalu cepat dilepas kurang dari 8 jam
setelah senggama."Permasalahanya, banyak wanita harus belajar dulu cara
g. IUD (Spiral)
Intrauterine Device atau biasa juga disebut spiral karena bentuknya memang
sepertispiral. Teknik kontrasepsi ini adalah dengan cara memasukkan alat
yang terbuat dari tembagakedalam rahim, seperti yang dikatakan Dr. Prima
"sekarang ini, IUD generasi baru bisadikombinasikan dengan hormon
progesteron,
agar
efektifitasnya
meningkat.
Spiral
ini
jugabekerja
menghalangi pertemuan sperma dan sel telur serta berdaya pakai hingga 5
tahunlamanya. Tingkat efektivitasnya bisa mencapai 98%, layaknya seperti
pil, IUD juga mudahmengembalikan kesuburan Anda.
h. Sterilisasi
Cara kontrasepsi ini bersifat permanent. Konsepnya saluran telur pada
wanita,disumbat dengan cara diikat, dipotong atau dibakar. Sterilisasi pada
wanita ini juga bisadilakukan dengan pengangkatan rahim. Sedangkan pada
kaum pria, sterilisasi dilakukandengan cara memotong saluran sperma. Tetapi
ada persyaratan khusus bagi wanita yang inginmelakukan kontrasepsi jenis
ini. "Amanya jumlah umur dikali jumlah anak harus minimalseratus.
Misalnya, Anda telah berusia 35 tahun dan telah memiliki tiga anak. Lalu
kalikan 35x 3 = 105. Hasil ini dapat diartikan sebagai kondisi aman. Untuk
itu jika Anda ingin jalanikontrasepsi, sebaiknya usia anak bungsu Anda telah
melewati masa balita. hal ini sekedarberjaga-jaga jika suatu saat Anda masih
berniat untuk hamil kembali.
EFEKTIF: Pilihan kontrasepsi ini paling cocok bagi wanita yang memang
bertekadbulat tak ingin punya anak lagi.
2.2.3 Contoh Evaluasi Penggunaan Kontrasepsi
Evaluasi Penggunaa Kontrasepsi Suntik Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Di
Kelurahan Walian I Tomohon :
a. Jenis kontrasepsi yang digunakan oleh
yaitu
tidak
kontrasepsi
datang
suntikan
haid
setiap
kecuali
bulan
pada
selama
pemakaian
cyclofem.
b) Spoting yaitu bercak-bercak perdarahan diluar haid yang terjadi
selama menggunakan kontrasepsi suntikan.
c) Metrorhagia yaitu perdarahan yang berlebihan jumlahnya
Penanggulangan:
a) Konseling : Memberikan penjelasan kepada calon akseptor bahwa pada
pemakaian kontrasepsi suntikan dapat menyebabkan gejala-gejala tersebut adalah
hari terakhir.
Pil mini, merupakan pil hormon yang hanya mengandung progestrone
dalam dosis mini ( kurang dari 0,5 mg) yang harus diminum setiap hari
Nousea
Nyeri payudara
Gangguan Haid
Hipertensi
Acne
Penambahan berat badan.
3. Kontrasepsi Implant.
Kontrasepsi implant mekanisme kerjanya adalah menekan ovulasi membuat getah
serviks menjadi kental dan membuat endometrium tidak sempat menerima hasil
konsepsi. d. Efek samping Implant Pada umumnya efek samping yang
ditimbulkan implant tidak berbahaya. Yang paling sering ditemukan adalah
gangguan haid yang kejadiannya bervariasi pada setiap pemakaian, seperti
pendarahan haid yang banyak atau sedikit, bahkan ada pemakaian yang tidak haid
sama sekali. Keadaan ini biasanya terjadi 3 6 bulan pertama sesudah beberapa
bulan kemudian. Efek samping lain yang mungkin timbul, tetapi jarang adalah
sakit kepala, mual, mulut kering, jerawat, payudara tegang, perubahan selera
makan dan perubahan berat badan.
Kerugian Implant :
a. Insersi dan pengeluaran harus dikeluarkan oleh tenaga terlatih.
b. Petugas medis memerlukan latihan dan praktek untuk insersi dan
pengangkatan implant.
c. Lebih mahal 4). Sering timbul perubahan pola haid
d. Akseptor tidak dapat menghentikan implant sekehendaknya sendiri
BAB 3 : PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Infertilitas adalah ketidakmampuan untuk hamil setelah sekurang-kurangnya
satu tahun berhubungan seksual sedikitnya empat kali seminggu tanpa
kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan dan
konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma
yang mengakibatkankehamilan.
Kontrasepsi Hormonal adalah pencegah kehamilan yang mengandung
preparat estrogen dan progesteron
3.2 Saran
Diperlukan perhatian dari pemerintah melalui petugas-petugas kesehatan untuk
memberikan pelayanan yang baik, menyediakan alat kontrasepsi sesuai dengan yang
dibutuhkan, memberikan penyuluhan pada masyarakat khususnya pasangan usia
subur tentang keuntungan dan kerugian dari penggunaan suatu jenis alat kontrasepsi.
DAFTAR PUSTAKA
Bagus Gede Manuaba. 2000. Ilmu Kebidanan,Penyakit Kandungan & Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta:EGC
http://eprints.ums.ac.id/18564/2/BAB_1.pdf (Diakses pada tanggal 21 Februari
2016,pukul 09:00 WIB)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41325/4/Chapter%20II.pdf(Diakses
pada tanggal 21 Februari 2016,pukul 13:00 WIB)
https://bidansmart.files.wordpress.com/2010/03/1-pengantar-epid-kespro-6-ptm1.pdf (Diakses pada tanggal 21 Februari 2016,pukul 12:00 WIB)
http://library.upnvj.ac.id/pdf/s1keperawatan08/204312032/bab1.pdf
(Diakses pada tanggal 21 Februari 2016,pukul 09:00 WIB)