TINJAUAN PUSTAKA
merupakan air laut (air asin) dengan persentase 97%, dan 3% adalah air tawar
(Soemarto, 1999). Dari persentase tersebut terlihat bahwa ketersediaan air
yang memenuhi syarat untuk dikonsumsi sebagai air bersih relatif sedikit.
Air tanah merupakan bagian dari air tawar yang sudah banyak
digunakan oleh masyarakat sebagai sumber daya air.Penggunaannya dalam
irigasi, industri, dan air minum semakin banyak seiring bertambahnya jumlah
penduduk sehingga kebutuhan air bersih meningkat. Air tanah sebagian besar
berasal dari proses daur hidrologi, termasuk air permukaan dan air
atmosfir.Air tanah dapat berasal dari air tersekap (connate water) yang
terperangkap dalam rongga-rongga batuan sedimen pada saat diendapkan,
(Linsley,1996). Distribusi air tanah dalam arah vertikal dan horizontal harus
dipertimbangkan (Bowles, 1993)
Siklus hidrologi adalah gerakan air laut ke udara, yang kemudian
jatuh ke permukaan tanah sebagai hujan atau bentuk prespitasi lain, dan
akhirnya mengalir ke laut kembali, akibat panas yang bersumber dari
matahari, maka terjadilah penguapan (evaporasi), baik dari permukaan laut,
air sungai, maupun penguapan dari permukaan tanaman (transpirasi), serta
peguapan dari permukaan tanah. Uap air pada ketinggian tertentu akan
berubah menjadi awan penyebab hujan, sebagian kecil dari air ini akan
diuapkan kembali sebelum sampai ketanah dan selebihnya jatuh kembali
ketanah berupa hujan. Air yang jatuh ke permukaan tanah ini, akan mengalir
sebagai air permukaan sedangkan air lainnya meresap ke dalam tanah
II-1
II-2
air (Siska, 2012). Air tanah ini biasanya terdapat pada kedalaman
lebih dari 40 m, sehingga harus menggunakan bor dan memasukkan
pipa kedalam lapisan tanah (biasanya antara 100-300 m) untuk
mendapatkan sumber air ini.
2.2.2
2.3.2
Vegetasi
Vegetasi merupakan berbagai jenis tumbuhan yang menempati
suatu tempat. Tumbuhan yang rimbun akan menyerap sejumlah besar
air sebelum mencapai permukaan tanah.
2.3.3
Kondisi Iklim
Jumlah curah hujan dan temperatur harian alam mempengaruhi
tingkat penguapan. Air dari hujan mencapai air tanah melalui infiltrasi
dan perkolasi. Proses masuknya air hujan ke dalam tanah disebabkan
II-3
oleh tarikan gaya gravitasi dan gaya kapiler tanah. Infiltrasi adalah
proses dimana sebagian air hujan memasuki air bawah permukaan.
Perkolasi adalah gerakan air ke bawah dari zona tidak jenuh (antara
permukaan tanah sampai kepermukaan air tanah) ke dalam daerah
jenuh (daerah di bawah permukaan tanah).
1. Daerah dengan curah hujan rendah
Air hanya menembus tanah, sampai kedalaman terbatas,
proses pelapukan tanah, tetapi produk sampingannya (seperti
karbonat, sulfat, dan sebagainya) tidak hilang dari profil tanah,
dan PH yang dihasilkan biasanya bersifat basa. Air cenderung
dihilangkan
lewat
penguapan
(evaporasi),
sehingga
zona
II-4
n =
100 w
V
........................................................................
(2.1)
Dimana :
w = volume air yang dibutuhkan untuk mengisi semua lubang-lubang
pori
V = Volume total batuan atau tanah.
2.4 Lapisan Air Tanah
Ada dua jenis lapisan tanah utama, yaitu lapisan kedap (impermeable)
dan lapisan tak kedap air (permeable).
2.4.1. Lapisan Kedap Air (Impermeable)
Kadar pori lapisan ini sangat kecil sehingga kemampuan untuk
melewatkan air juga kecil. Kadar pori adalah jumlah ruang pada celah
butirbutir tanah yang denganbilangan persen. Yang termasuk lapisan
kedap air antara lain geluh, napal, dan lempung.
Lapisan permukaannya mengisap dinyatakan air hingga
jenuh.Daerah-daerah yang lapisan tanahnya kedap, pada umumnya
mempunyai keadaan sebagai berikut :
1) Terdapat banyak jaringan aliran sungai.
2) Kandungan air tanahnya kecil.
3) Permukaan tanahnya mudah terkikis.
4) Daerah sungai mudah dilanda banjir.
2.4.2. Lapisan Tidak Kedap Air (Permeable)
Kadar pori lapisan tak kedap air cukup besar maka
kemampuan untuk melewatkan air juga besar. Air hujan yang jatuh
akan terus meresap ke bawah dan berhenti di suatu tempatyang telah
II-5
2.5 Akuifer
Air tanah tersimpan dalam lapisan akuifer, yaitu lapisan batuan di
bawah permukaan tanah yang mengandung air dan dapat mengalirkan air
(permeable).Volume air yang meresap ke dalam tanah tergantung pada jenis
lapisan batuannya.Batuan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
sumber daya air, baik dari sisi sumber air, daya air maupun keberadaan air
(Kodoatie, 2012). Bagian batuan yang tidak terisi oleh bagian padat
(butirannya), akan diisi oleh air tanah, ruang tersebut disebut dengan ronggarongga atau pori-pori.
II-6
II-7
kimia air tanah dan sistem aliran regim hidraulik (Toth, 1990) seperti
berikut ini :
1. Daerah atas (hulu)
Pembilasan air tanah yang aktif dari air hujan melalui batuan yang
mudah merembeskan air. Tekanan dan temperatur naik sesuai arah
aliran. Daerah ini umumnya terjadi di daerah pegunungan dan
sering disebut daerah tangkapan (recharge area). Unsur-unsur
yang dominan adalah TDS rendah, Ca, Mg, HCO3, CO3 dan SO4.
2. Daerah tengah
Sirkulasi dan pembilasan air yang lebih rendah dari daerah atas.
Tekanan mendekati hidrostatis dan temperaturnya cenderung
konstan. Biasanya daerah ini merupakan daerah dataran agak
tinggi, sedang sampai rendah.Unsur dominan Na, Ca, Mg, HCO:,
CO: dan SO4 dan Cl.
3. Daerah bawah
Kebalikan dari daerah atas, mempunyai aliran air yang lebih
lembam
(sluggish),larutan
mineral
cukup
banyak
karena
II-8
1. Sumur gali adalah salah satu sarana penyediaan air bersih dengan cara
menggali tanah sampai mendapatkan lapisan air dengan kedalaman
tertentu yang terdiri dari :
a) Dinding sumur adalah suatu dinding yang dimulai dari permukaan
mencegah masuknya pencemaran yang berasal dari permukaan tanah
dan juga sebagai penahan tanah supaya tidak terkikis atau longsor.
b) Bibir sumur adalah suatu bangunan berupa dinding yang
mengelilingi permukaan sumur, fungsi bibir sumur sebagai pelindung
keselamatan
pemakai
dan
mencegah
masuknya
limpasan
II-9
e. Jenis pompa yang dibeli adalah jenis pompa yang mudah didapatkan
suku cadangannya.
f. Pompa tangan yang dibeli harus mendapat izin dari Departemen
Perindustrian dan telah mendapatkan surat rekomendasi dari badan
penelitian bahan dan logam Departemen Perindustrian.
(Sanropie, 1984)
Menurut Azwar (1996) Sumur-sumur yang dipandang memenuhi
syarat kesehatan adalah:
1. Dinding sumur 3 meter bagian atas harus di buat tembok yang kedap
air, agar perembesan air permukaan yang telah tercemar tidak terjadi.
2. Kira-kira 1,5 meter berikutnya, dinding ini dibuat dari tembok yang
tidak disemen, tujuannya untuk mencegah runtunya tanah.
3. Dasar sumur deri batu kerikil agar tidak keruh.
4. Diatas tanah dibuat tembok kira-kira 1 meter, agar air sekitar tidak
masuk dalam sumur, serta juga untuk keselamatan pemakai.
5. Tanah disikitar tembok sumur disemen dan dibuat miring dengan
tepinya dibuat saluran. Lebar lantai semen di sekitar sumur kiraa-kira
1,5 meter, agar air permukaan tidak masuk.
6. Sumur diberi atap dan ember yang digunakan jangan diletakkan di
bawah, tetapi harus tetap tergantng.
7. Sebaiknya sumur di ambil dengan pompa.
2.7 Salinitas Air
Salinitas adalah nilai yang menunjukkan konsentrasi garam yang
terdapat dalam air dan tanah. Kandungan garam pada danau, sungai, dan
saluran air alami sangat kecil, sehingga dapat dikategorikan sebagai air tawar.
Sedangkan, air laut secara alami termasuk kategori air payau atau menjadi
saline apabila konsentrasi kadar garam mencapai 3% - 5%. Berikut ini
kategori air berdasarkan persentase salinitas yang terkandung dalam air
tersebut.
Tabel 2.1 Kategori Air Berdasarkan Persentase Salinitas
Kategori Air
Air Tawar
Air Payau
Air Saline
Brine
II-10
(Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Salinitas )
II-11
II-12
c
x
= gradien salinitas
v
maka,
c
v c e0,00014 c
=2
3
...............................................................(2.6)
x
d
II-13
cco
=
(c1-co)
c1-c0
k .t
...................................................... (2.6)
dengan = porositas
6. Drainasi saline efluen
Air dalam sungai atau waduk di daerah delta dan pantai dapat
tercemari oleh masuknya rembesan air payau oleh air yang berasal dari
drainasi tanah asin.
7. Kadar garam dalam air sungai
Beberapa sungai mengalirkan garam dalam jumlah yang cukup
besar. Ini disebabkan oleh :
1. Salinitas alami (natural salinity) komponen air tanah dari aliran
sungai
2. Aliran balik (return flow) dari daerah irigasi di sebelah hulu
3. Pembuangan air sisa rumah tangga (domestik waste)
4. Pembuangan air sisa industri (industrial waste)
2.9 Intrusi Air Laut
II-14
Instrusi air laut adalah masuknya air asin atau air laut ke dalam
akuifer air tawar dan mencemari air tanah . Instrusi air laut dapat terjadi
secara alami pada daerah yang dekat dengan pantai. Hal ini diakibatkan
adanya hubungan hidrolik antara air tanah dan air laut. Air laut memiliki
kadar garam yang lebih besar dibandingkan dengan air tawar, sehingga air
laut memiliki massa jenis dan tekanan lebih besar yang mengakibatkan air
laut bergerak menuju air tawar. Jika air laut telah mengalir ke dalam sumursumur di daratan, maka air tawar tidak dapat digunakan karena akuifer telah
tercemar oleh air asin. Air tanah yang telah terkontaminasi dengan garam
memerlukan waktu yang lama dan biaya yang tinggi untuk menjadi bersih
kembali.
2.10 Kriteria Kerusakan Air Tanah
Air tanah merupakan sumber daya air yang mudah didapatkan,
dengan berkembangnya industri dan pemukiman ketergantungan aktivitas
manusia akan air tanah semakin meningkat. Dalam memenuhi kebutuhan
akan air tanah, seringkali cara pengambilannya tidak sesuai dengan prinsipprinsip hidrologi yang baik sehingga dapat menimbulkan dampak negatif
terhadap kualitas sumber daya air tanah. Dampak negatif tersebut dapat
dibedakan menjadi dampak yang bersifat kualitatif (kualitas air tanah) dan
kuantitatif (jumlah masuknya air tanah).
Menurut Sudadi dkk (2007), dasar pertimbangan yang digunakan
dalam menentukan kerusakan kondisi dan lingkungan air tanah tersebut
meliputi:
a. Jumlah pemanfaatan air tanah
b. Penurunan muka air tanah
c. Penurunan kualitas air tanah
d. Dampak negatif terhadap lingkungan yang timbul, seperti kekeringan
(migrasi air tanah pada unit akuifer lain), amblesan tanah, migrasi sumber
pencemaran, dan penyusupan air laut ke dalam air tanah tawar
Kerusakan kondisi dan lingkungan air tanah ini meliputi, kerusakan
kuantitas air tanah, kualitas air tanah dan lingkungan air tanah. Berdasarkan
penurunan kualitas air tanahnya, tingkat kerusakan kondisi air tanah
II-15
yang
ditandai
dengan
kenaikan
II-16