Naskah Publikasi
Naskah Publikasi
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan sebagai salah satu syarat
Untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan
Disusun Oleh :
Hemodialisa merupakan hal yang sangat penting bagi pasien gagal ginjal
kronik karena hemodialisa merupakan salah satu tindakan yang dapat mencegah
kematian. Namun hemodialisa tidak dapat menyembuhkan atau memulihkan
penyakit ginjal karena tidak mampu mengimbangi hilangnya aktifitas metabolik
penyakit ginjal atau endokrin yang dilakukan oleh ginjal. Ketergantungan pasien
gagal ginjal kronik terhadap hemodialisa seumur hidupnya, akan berdampak luas
dan menimbulkan masalah baik secara fisik dan psikososial seperti timbulnya
kecemasan dan perubahan kualitas hidup. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui gambaran kecemasan dan kualitas hidup pada pasien gagal ginjal
kronik yang menjalani hemodialisa. Metode penelitian ini menggunakan
Deskriptif Kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional. Sampel dalam
penelitian ini menggunakan Total Sampling dengan jumlah 30 responden. Teknik
analisa data dengan Statistic Deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa sebagian besar memiliki
kecemasan ringan yaitu 50,0 % dan sisanya memiliki kecemasan sedang yaitu
36,7 % dan kecemasan berat 13,3 %. Untuk kualitas hidup sebagian besar
memiliki kualitas hidup baik yaitu 56,7% dan sisanya memiliki kualitas buruk
yaitu 43,3 %. Kesimpulan dari penelitian yaitu gambaran kecemasan dan kualitas
hidup pada pasien yang menjalani hemodialisa mengalami kecemasan ringan dan
berada pada kualitas hidup baik.
Kata Kunci : Hemodialisa, Kecemasan, Kualitas Hidup.
PENDAHULUAN
Menurut WHO, masalah
kesehatan utama yang menjadi
penyebab kematian pada manusia
adalah penyakit kronis. Penyakit
kronis merupakan jenis penyakit
degeneratif yang berkembang atau
bertahan dalam jangka waktu yang
sangat lama, yakni lebih dari enam
bulan (Sarafino, 2006). Salah satu
penyakit kronis yang banyak di
derita adalah gagal ginjal. Bagi
pasien gagal ginjal, hemodialisa
merupakan hal yang sangat penting
karena hemodialisa merupakan salah
satu tindakan yang dapat mencegah
kematian.
Namun
demikian,
hemodialisa
tidak
dapat
menyembuhkan atau memulihkan
penyakit ginjal karena tidak mampu
mengimbangi hilangnya aktifitas
metabolik penyakit ginjal atau
endokrin yang dilaksanakan oleh
ginjal dan dampak dari gagal ginjal
serta terapi terhadap kualitas hidup
pasien. Oleh karena itu, pada pasien
yang menderita penyakit gagal ginjal
harus
menjalani
hemodialisa
sepanjang hidupnya (Smeltzer dan
Bare, 2009).
Penelitian untuk mengetahui
tingkat kualitas hidup pasien dengan
penyakit kronis akhir - akhir ini
semakin banyak dilakukan . Ibrahim
(2009) melakukan penelitian tentang
kualitas hidup pasien gagal ginjal
kronik yang menjalani hemodialisa
di Bandung. Hasil penelitian
menunjukkan dari
91 pasien
hemodialisa, 52 pasien (57,2%)
mempersepsikan kualitas hidupnya
karakteristik
berdasarkan jenis
Jenis
Prosenta
Frekuensi
kelamin
se (%)
Laki laki
19
63,3 %
Perempuan
11
36,7 %
Total
30
100,0
Tabel di atas menunjukkan 19
orang (63,3%) berjenis kelamin lakilaki dan 11 orang (36,7 %) berjenis
kelamin perempuan. Hal ini berarti
sebagian besar pasien yang menjalani
hemodialisa
di
RS
PKU
Muhammadiyah Surakarta berjenis
kelamin laki-laki dengan prosentase
(63,3 %).
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini
bersifat
Deskriptif
dengan
pendekatan
Kuantitatif.
Penelitian
ini
dilaksanakan
di
RS
PKU
Muhammadiyah Surakarta pada
bulan Februari 2015. Populasi dalam
penelitian ini berjumlah 47 pasien
yang menjalani hemodialisa secara
rutin dalam rentang waktu 1 tahun
antara 1 Agustus 2013 31 agustus
2014. Sampel dalam penelitian ini
menggunakan
Kuota
Sampling
selama satu bulan dengan cara
Accidental dan didapatkan 30
responden yang mengikuti penelitian
yang sesuai dengan kriteria inklusi
2. Deskripsi
karakteristik
responden berdasarkan umur.
Prosenta
se (%)
20-30
3
10,0 %
31-40
8
26,7 %
41-50
12
40.0 %
51-65
7
23,3 %
Total
30
100,0
Tabel di atas menunjukkan 3
orang (10,0 %) berumur 20-30, 8
orang (26,7 %) berumur 31-40, 12
Usia
Frekuensi
5. Deskripsi
karakteristik
responden berdasarkan lama
menjalani Hemodialisa
Frekuensi Prosentase
Lama
Hemodialisa
(%)
<1 bulan
4
13,3 %
1-6 bulan
11
36,7 %
7-12 bulan
8
26,7 %
>12 bulan
7
23,3 %
Total
30
100,0
Tabel di atas menunjukkan 4
orang
(13,3
%)
menjalani
Hemodialisa selama <1 bulan, 11
orang
(36,7
%)
menjalani
Hemodialisa selama 1-6 bulan, 8
orang
(26,7
%)
menjalani
Hemodialisa selama 7-12 bulan dan
7 orang (23,3 %) menjalani
Hemodialisa selama >12 bulan. Hal
ini berarti sebagian besar pasien yang
menjalani
hemodialisa
telah
menjalani Hemodialisa selama 1-6
bulan dengan prosentase (36,7 %).
berdasarkan
Prosentase
(%)
SD
3
10,0 %
SMP
4
13,3 %
SMA
16
53,3 %
PT
7
23,3 %
Total
30
100,0
Tabel di atas menunjukan 3
orang (10,0 %) berpendidikan SD, 4
orang (13,3 %) berpendidikan SMP,
16 orang (53,3 %) berpendidikan
SMA sedangkan 7 orang (23,3 %)
berpendidikan PT. Hal ini berarti
sebagian besar pasien yang menjalani
hemodialisa berpendidikan SMA
dengan prosentase (53,3 %).
Pendidikan Frekuensi
4. Deskripsi
responden
pekerjaan.
Pekerjaan Frekuensi
6. Deskripsi
karakteristik
responden berdasarkan tingkat
kecemasan.
karakteristik
berdasarkan
Prosentase
(%)
Ringan
15
50,0 %
Sedang
11
36,7 %
Berat
4
13,3 %
Total
30
100,0
Tabel di atas menunjukkan
15 orang (50 %) mengalami
kecemasan ringan, 11 orang ( 36,7
%) mengalami kecemasan sedang
dan 4 orang ( 13,3 %) mengalami
kecemasan berat. Hal ini berarti
sebagian besar pasien yang menjalani
hemodialisa mengalami kecemasan
ringan sebanyak 15 orang dengan
prosentase (50,0 %).
kecemasan Frekuensi
Prosentase
(%)
70 %
Bekerja
21
Tidak
9
30 %
bekerja
Total
30
100,0
Tabel di atas menunjukkan 21
orang (70 %) pasien yang menjalani
hemodialisa masih bekerja dan 9
orang (30 %) tidak bekerja. Hal ini
berarti sebagian besar pasien gagal
ginjal kronik yang menjalani
hemodialisa masih bekerja sebanyak
21 orang dengan prosentase (70 %).
B. Distribusi
Frekuensi
Kecemasan dan Kualitas
Hidup Pasien Yang Menjalani
Hemodialisa
1. Distribusi Frekuensi Kecemasan
dan
Kualitas
Hidup
Berdasarkan Karakteristik Jenis
Kelamin.
Variabel
karakteristi
k
Laki-laki
perempuan
kecemasan
Ri
seda
Be
ng
ng
rat
an
13
6
0
2
5
4
KH
Ba
ik
bur
uk
11
7
Variabel
karakteri
stik
8
5
SD
SMP
SMA
PT
20-30
31-40
41-50
51-65
Ri
ng
an
2
3
5
5
kecemasan
sed
Be
an
rat
g
1
0
3
2
6
1
1
1
KH
Ba
ik
bur
uk
2
6
6
3
1
2
6
4
kecemasan
sed
Be
an
rat
g
1
1
2
0
7
3
0
0
B
ai
k
1
3
9
3
KH
bur
uk
2
1
7
2
Ri
ng
an
1
2
6
5
Variabe
l
karakte
ristik
Bekerja
Tidak
bekrja
Ri
ng
an
12
3
kecemasan
sed
Be
an
rat
g
7
2
4
2
KH
Bai
k
bur
uk
13
4
8
5
Ri
ng
an
2
4
kecemasan
se
Be
da
rat
ng
2
0
3
4
KH
Ba
ik
3
3
bu
ru
k
1
8
Berdasarkan karakteristik
responden,
hasil
penelitian
menunjukkan pasien yang memiliki
kualitas hidup baik lebih banyak
dialami oleh pasien yang berjenis
kelamin laki laki 11 orang.
Menurut teori yang dikemukakan
oleh Satvik (2008) bahwa secara
nyata perempuan menunjukkan
kualitas hidup lebih rendah dari laki
laki. Perempuan memiliki kualitas
hidup yang lebih rendah disebabkan
karena secara studi menunujukkan
bahwa perempuan lebih mudah
dipengaruhi oleh depresi karena
berbagai alasan yang terjadi dalam
kehidapannya seperti menaglami
sakit dan masalah gender yang
mengarah
pada
kekurangan
kesempatan dalam semua aspek
kehidupannya. Namun, kualitas
hidup buruk bisa juga dialami oleh
pasien lakilaki sebanyak 8 orang.
Menurut teori jumlah pasien lakilaki lebih banyak dari perempuan
kemungkinan disebabkan oleh
beberapa hal, seperti pembesaran
prostat pada laki-laki dapat
menyebabkan terjadinya obstruksi
dan infeksi yang dapat berkembang
menjadi gagal ginjal; pembentukan
batu renal lebih banyak diderita
oleh laki-laki karena saluran kemih
pada laki-laki lebih panjang
sehingga
pengendapan
zat
pembentukan batu renal lebih
banyak daripada perempuan; lakilaki juga lebih banyak mempunyai
kebiasaan
yang
dapat
mempengaruhi kesehatan misalnya
merokok, minum kopi, alcohol dan
minuman suplemen yang dapat
memicu
terjadinya
penyakit
sistemik yang dapat menyebabkan
penurunan fungsi ginjal dan
berdampak
terhadap
kualitas
hidupnya (Black & Hawks, 2005).
Berdasarkan
hasil
penelitian, kualitas hidup juga di
pengaruhi oleh rentang umur.
Berdasarkan umur kualitas hidup
baik cenderung banyak di alami
oleh rentang umur 31 40 tahun
ada 6 orang dan 41 50 tahun
sebanyak 6 orang. Hasil penelitian
Ananta, Mardiyanto (2014) kualitas
baik didominasi oleh pasien dengan
rentang umur produktif sebanyak
12 orang. Hal tersebut selaras
dengan penelitian yang dilakukan
oleh Nofitri (2009) menemukan
adanya hubungan usia dalam aspek
aspek kehidupan individu dalam
meningkatkan kualitas hidup. Saat
memasuki usia tua kualitas hidup
seseorang menjadi lebih baik
karena individu tersebut telah
melewati masa masa dalam
perubahan hidupnya dan individu
yang berusia lebih tua lebih
memliki
kemampuan
untuk
mengarahkan dan mengevaluasi
dirinya kearah yang lebih baik. Hal
tersebut sesuai dengan hasil
penelitian yang dilakukan Putri,
Sembiring, Bebasari (2014) bahwa
kelompok usia 45 65 tahun
sebanyak 82,60 % memeiliki
kualitas hidup dalam kategori baik.
Berdasarkan
pendidikan
kualitas hidup
baik
banyak
didaptkan pada pendidikan SMA
sebanyak 9 orang sedangkan
kualitas
hidup
buruk
juga
didapatkan pada pendidikan SMA
sebanyak 7 orang. Hasil yang sama
didapatkan oleh Ayyubi, Syukri,
Nurkhalis (2012) dengan hasil
responden terbanyak pada tingkat
pendidikan SMA sebanyak 29
orang (40,3 %) memiliki kualitas
10
SIMPULAN
SARAN
Hasil
penelitian
gambaran
kecemasan dan kualitas hidup pada
pasien gagal ginjal kronik yang
menjalani hemodialisa di RS PKU
Muhammadiyah Surakarta dapat
disimpulakn sebagai berikut :
1. Berdasarkan
karakteristik
pasien, sebagian besar pasien
yang menjalani hemodialisa di
RS
PKU
Muhammadiyah
Surakarta memiliki rentang
umur 41-50 tahun sebanyak 12
orang (40,0 %), berjenis kelamin
laki-laki sebanyak 19 orang
(63,3 %), berpendidikan SMA
sebanyak 16 orang (53,3 %),
sebagian
besar
responden
bekerja sebanyak 21 orang (70
%) dan sebagian besar telah
lama menjalani Hemodialisa 1
6 bulan sebanyak 11 orang (
36,7 %).
2. Sebagian besar pasien yang
menjalani hemodialisa di RS
PKU Muhammadiyah Surakarta
memiliki kecemasan ringan
sebanyak 15 orang (50,0 %),
kecemasan sedang sebanyak 11
orang (36,7 %), kecemasan berat
sebanyak 4 orang (13,3 %) dan
tidak ada yang mengalami panik
(0 %).
3. Sebagian besar pasien yang
menjalani hemodialisa di RS
PKU Muhammadiyah Surakarta
memiliki kualitas hidup baik
sebanyak 17 orang (56,7 %) dan
kualitas hidup buruk sebanyak
13 orang (43,3 %).
11
12
http://www.gunadarma.ac.idli
braryarticlesgraduatepsychol
ogy2007Artikel_10503119.pd
f. Di akses tanggal 3 Februari
2015
Nofiti, (2009). Gambaran kualitas
hidup dewasa di jakarta,
depok : universitas indonesia.
lib.ui.ac.id/file?file...%20Ga
mbaran%20kualitas%20. Di
akses tanggal 3 juni 2015.
Notoatmodjo,
Soekijo.
(2005).
Metodologi
Penelitian
Kesehatan, Edisi Revisi.
Jakarta: Rineka Cipta.
Putri, Rizqina. Sembiring. Bebasari,
Eka
(2014).
Gambaran
Kualitas Hidup Pasien Gagal
Ginjal
Kronik
Yang
Menjalani Terapi CAPD Di
RSUD
Arifin
Achmad
Provinsi
Riau
Dengan
Menggunakan
Kuesioner
KDQOL-SFTM.
http://jom.unri.ac.id/index.ph
p/JOMFDOK/search/titles?se
archPage=2.
Ratnawati.
(2011).
Tingkat
Kecemasan Pasien Dengan
Tindakan
Hemodialisis
http://ejurnal.ung.ac.id/index.
php/JHS/articel/download/21
3/156. Diakses tgl 30 maret
2014.
Romani, Ni Ketut. Hendarsih, Sri.
Asmarani,
F.L.
(2012)
Hubungan
Mekanisme
Koping Individu Dengan
Tingkat Kecemasan Pada
Pasien Gagal Ginjal Kronis
Di Unit Hemodialisa Rsup
Dr. Soeradji Tirtonegoro
Klaten.
http://journal.respati.ac.id/ind
ex.php/medika/article/viewFil
13
1. Mahasiswa S1 Keperawatan
2. Dosen Prodi Keperewatan
FIK
Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
3. Dosen Prodi Keperewatan
FIK
Universitas
Muhammadiyah Surakarta
14