OLEH :
LULUK LUFIASIH, S. Pd
NIP. 132199508
1. JUDUL
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATERI PROSES
PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI TEKNIK SNOWBALL
THROWING DI KELAS 8 A SMPN I MARGAHAYU KABUPATEN BANDUNG
2. PENDAHULUAN
2.1.
merupakan aktivitas yang paling penting, karena melalui proses itulah tujuan
pendidikan akan dicapai dalam bentuk perubahan perilaku siswa. Undang-undang
Sistem Pendidikan Nasional No. 20 pasal 3 Tahun 2003, yaitu :
Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tujan Yang Maha Esa, berahlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Terciptanya tujuan pendidikan di atas, akan ditentukan oleh berbagai unsur yang
menunjangnya. Makmun (1996, 3-4) menyatakan tentang unsur-unsur yang terdapat
dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) yaitu :
1. Siswa dengan segala karakteristiknya yang berusaha untuk mengembangkan
dirinya seoptimal mungkin melalui kegiatan belajar.
2. Tujuan ialah sesuatu yang diharapkan setelah adanya kegiatan belajar mengajar
3. Guru, selalu mengusahakan terciptanya situasi yang tepat (mengajar) sehingga
memungkinkan bagi terjadinya proses pengalaman belajar
Guru sebagai salah satu unsur dalam proses belajar mengajar memiliki multi
peran, tidak terbatas hanya sebagai pengajar yang melakukan transfer of knowledge,
tetapi juga sebagai pembimbing yang mendorong potensi, mengembangkan alternative
dan memobilisasi siswa dalam belajar. Artinya guru memiliki tugas dan tanggung
jawab yang kompleks terhadap pencapaian tujuan pendidikan, dimana guru dituntut
untuk menguasai ilmu yang akan diajarkan dan memiliki seperangkat ketrampilan
teknis mengajar untuk membantu siswa dalam mencapai tujuannya apabila mengalami
kesulitan dalam proses belajar mengajar.
Tujuan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial mengacu pada pengembangan
potensi peserta didik agar peka terhadap masalah social yang terjadi di masyarakat,
memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan
terampil mengatasi masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya
sendiri maupun yang menimpa kehidupan masyarakat ( Nursid Sumaatmaja, 1980).
Dengan demikian, guru harus mempu menciptakan situasi yang dapat menunjang
perkembangan belajar siswa, termasuk dalam menumbuhkan motivasi belajar
siswa.Surya ( 1996 : 67 ) mengemukakan :
Guru sebagai motivator belajar bagi para siswanya, harus mampu untuk 1)
Membangkitkan dorongan siswa untuk belajar. 2) Menjelaskan secara konkrikepada
siswa apa yang dapat dilakukan pada akhir pelajaran. 3) memberikan ganjaran untuk
memberikan prestasi yang dicapai kemudian hari. 4) Membuat regulasi ( aturan )
2
perilaku siswa. Dalam kegiatan proses belajar mengajar, motivasi sangat diperlukan.
Hasil belajar siswa akan menjadi optimal bila ada motivasi
Hal ini sejalan dengan pendapat Hawley ( Yusuf, 1993: 13 ) yang menyatakan
bahwa para siswa yang memiliki motivasi tinggi, belajarnya lebih baik dibandingkan
dengan para siswa yang motivasinya rendah. Menurut pandangan Hawley ( Prayitno
1989: 3 ), dalam proses belajar mengajar, motivasi merupakan salah satu factor yang
diduga besar pengaruhnya terhadap hasil belajar. Pentingnya motivasi belajar
terbentuk antara lain agar terjadi perubahan belajar kearah yang lebih positif.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka proses pembelajaran mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial harus dikemas dengan baik, yaitu proses
pembelajaran yang mampu menciptakan kondisi berkembangnya potensi peserta didik
, agar tujuan kurikuler tersebut di atas dapat tercapai. Dalam hal ini, yang paling
penting adalah bagaimana proses pembelajaran mampu memberikan motivasi yang
maksimal agar potensi yang dimiliki oleh siswa dapat berkembang.
Fenomena yang terjadi di lapangan sehubungan dengan motivasi belajar bahwa
masih dijumpai siswa yang menunjukkan lambat dalam melaksanakan tugas tugas
kegiatan belajar, tidak mengerjakan PR dan sikap acuh tak acuh serta nilai hasil
belajar yang lebih rendah dari nilai KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal ). Dari gejala
gejala yang ditunjukkan tersebut mengisyaratkan adanya kesulitan belajar pada diri
siswa. Kesulitan belajar tersebut diduga berkaitan erat dengan motivasi belajar yang
dimilikinya. Yang menjadi pengamatan penulis adalah siswa mendapat kesulitan untuk
mengingat dan menjelaskan suatu proses khususnya dalam memahami materi
pelajaran IPS tentang Proses Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Apabila keadaan
tersebut diabaikan dan dibiarkan terus menerus, maka sangat mungkin proses belajar
mengajar tidak akan berjalan dengan baik dan tujuan Pendidikan Nasional tidak akan
terwujud.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka peneliti mencari alternative
pendekatan pembelajaran yang dapat dianggap dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa dan yang pada akhirnya akan bermuara pada peningkatan hasil belajar siswa
pada pembelajaran IPS, khususnya pada materi Proses Persiapan Kemerdekaan
Indonesia
2.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka peneliti dapat merumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Apakah Pembelajaran partisipatif melalui teknik Snowball Throwing dalam
proses pembelajaran IPS pada materi Proses Persiapan Kemerdekaan Indonesia
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa ?
2. Bagaimana keaktifan siswa dalam proses pembelajaran IPS pada materi Proses
Persiapan Kemerdekaan Indonesia ?
3. Bagaimana kemampuan guru dalam menerapkan proses pembelajaran IPS
melalui teknik Snowball Throwing ?
4. Bagaimana respon siswa terhadap penggunaan teknik Snowball Throwing pada
proses pembelajaran IPS tentang Proses Persiapan Kemerdekaan Indonesia ?
5. Sejauh mana teknik Snowball Throwing dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa ?
2.3.
2.4.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji secara lebih mendalam sejauh
mana penggunaan teknik Snowball Throwing dalam proses pembelajaran IPS pada
materi Proses Persiapan Kemerdekaan Indonesia dapat meningkatkan motivasi
siswa kelas 8 A SMPN I Margahayu
2.5.
Manfaat Penelitian
Secara umum, melalui Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat
4.1.Kajian Pustaka
A. Motivasi Belajar
Berbicara motivasi tidak terlepas dari kata motif . Secara morfologi,
kamus Besar Bahasa Indonesia memberikan pengertian motif dan motivasi
sebagai berikut :
Motif adalah kata benda yang artinya pendorong, sedangkan motivasi adalah
kata kerja yang artinya mendorong. Dengan kata lain motif dapat diartikan
sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu
sedangkan motivasi adalah dorongan atau kekuatan dalam diri individu untuk
melakukan sesuatu dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Sementara untuk
pengertian motivasi belajar ada beberapa pendapat ahli yang
mengemukakannya. W.S. Winkel ( 1983:73 ) berpendapat bahwa motivasi
belajar adalah Keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa untuk
menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu,
maka tujuan yang dikehendaki siswa tercapai .Sardiman ( 1988:75 )
mengatakan bahwa :
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di daam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan
belajar dan memberi arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subjek belajar itu tercapai.
Berdasarkan pendapat pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
motivasi belajar adalah dorongan atau kekuatan dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan serta arah belajar untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki siswa.
Motivasi mempunyai fungsi yang penting dalam belajar, karena
motivasi akan menentukan identitas usaha belajar yang dilakukan siswa.
Hawley ( Yusuf, 1993:14 ) menyatakan bahwa para siswa yang memiliki
motivasi tinggi, belajarnya akan lebih baik dibandingkan dengan para siswa
yang memiliki motivasi rendah. Hal ini dapat dipahami, karena siswa yang
memiliki motivasi belajar tinggi akan tekun dalam belajar dan terus belajar
secara kontinyu tanpa mengenal putus asa serta dapat mengesampingkan hal
hal yang dapat mengganggu kegiatan belajar yang dilakukannya.
Prayitno ( dalam Sardiman, 1988 ) mengatakan bahwa fungsi dari motivasi
dalam PBM adalah :
1.
Menyediakan kondisi yang optimal bagi terjadinya belajar
2.
Menguatkan semangat belajar siswa
3.
Menimbulkan atau mengubah minat siswa agar mau belajar
4.
Mengikat perhatian siswa agar mau dan menemukan serta memilih
jalan / tingkah laku yang sesuai untukmendukung pencapaian tujuan belajar
maupun tujuan hidup jangka panjang.
Aspek motivasi dalam keseluruhan PBM sangat penting, karena
motivasi dapat mendorong siswa untuk melakukan aktifitas aktifitas tertentu
yang berhubungan dengan kegiatan belajar. Motivasi yang dapat memberikan
5
3.
4.
satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh
ketua kelompok
5.
Kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke
siswa lainnya selam kurang lebih 5 menit. Setelah siswa dapat satu bola
diberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam bola
tersebut secara bergiliran
6.
Evaluasi
7.
Penutup
4.2.Hipotesis Tindakan
2.
3.
kemajuan proses dan hasil belajar siswa serta mengumpulkan data dan
informasi dalam rangka usaha perbaikan kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan.
4.
Studi pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk mencari sumber sumber bacaan yang ada
hubungannya dengan masalah penelitian
5.4.Rencana Tindakan
Siswa kelas 8 A dibagi dalam enam kelompok berdasarkan tempat duduk yang
terdekat dan dipilih ketuanya berdasarkan kesepakatan masing-masing kelompok.
5.5.Metode Analisis Data
Setelah data dari hasil observasi terkumpul dilakukan pengolahan data secara
kualitatif, sedangkan data yang diperoleh dari hasil kerja siswa dan hasil tes yang
merupakan prestasi belajar siswa dianalisis dan diolah secara kuantitatif untuk
memperoleh rata rata. Mengadopsi pendapat Saadah Ridwan ( 2000 ) tentang
kriteria keberhasilan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan penelitian tindakan
kelas ini dengan perolehan skor dalam prosentase ( % ) sebagai berikut :
a.Tingkat keaktifan siswa rata rata selama proses pembelajaran dalam presentase
(%);
- 80
: sangat baik
- 60 - 79
: baik
- 40 59
: cukup
- 20 39
: kurang
- < 20
: sangat kurang.
b. Tingkat Keberhasilan belajar siswa dalam presentase ( % ) ;
- 80
: sangat tinggi
- 60 - 79
: tinggi
- 40 59
: sedang
- 20 39
: rendah
- < 20
: sangat rendah
Hasil analisis disusun secara sistematis dalam uraian naratif, sehingga dapat
dilihat gambaran keseluruhan atau bagian bagian tertentu dari penelitian ini.
5.6.Kriteria Evaluasi dan Refleksi
1. Kriteria Evaluasi
a.Akan dilakukan oleh semua tim termasuk pelaku tindakan guna
mengumpulkan data
b.
Menganalisis data yang diperoleh dari proses tindakan dan observasi,
yang akan dijadikan sebagai bahan perencanaan tindakan di siklus berikutnya
c.Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus ini dilakukan berdasarkan
temuan dan hasil refleksi pada sikklus sebelumnya dan dengan menggunakan
metode serta media yang telah direncanakan.
2. Refleksi
Pada tahapan refleksi ini akan ada beberapa pertanyaan yang akan dijadikan
sebagai patokan keberhasilan, apakag proses metode pembelajaran yang
dilakukan telah sesuai dengan perencanaan dan bagaimana tingkat pencapaian
hasil belajar.
6. PERSONALIA
Tim Peneliti Tindakan Kelas direncanakan terdiri dari satu orang ketua yaitu
pelaku tindakan dan tiga orang anggota yang terdiri dari guru-guru IPS SMPN I
Margahayu. Adapun susunan Tim Peneliti Tindakan Kelas adalah sebagai berikut :
1. Ketua
2. Anggota
7. JADWAL KEGIATAN
8
Bulan / Minggu
N
Kegiatan
Januari
Februari
Maret
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
Tahap Persiapan :
Identifikasi masalah
Penyusunan kerangka proposal
-
2.
3.
4.
penelitian
Instrumen Penelitian
Siklus I
Perencanaan
Tindakan, evaluasi, Observasi
Analisis Hasil dan refleksi
Siklus II
Perencanaan
Tindakan, evaluasi, Observasi
Analisis Hasil dan refleksi
Tahap penyelesaian
Penyusunan Draft laporan
Perbaikan
Laporan akhir
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v v
8. LAMPIRAN
1. RPP
2. Dokumentasi
3. Daftar Nilai Siswa
4. Lembar Pengamatan