Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN LAYANG NON TOL

KAMPUNG MELAYU-TANAH ABANG


(Segmen Jalan Casablanca, Dr. Satrio Mas Mansyur)
DITINJAU DARI SEGI EKONOMI
Nama Mahasiswa
: Asniya Theodora
NRP
: 3109 106 042
Dosen Pembimbing
: Anak Agung Gde Kartika, ST, M.Sc.
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
ABSTRAK : Jakarta merupakan ibu kota Republik Indonesia, dikenal juga sebagai kota
metropolitan. Sebagai kota besar Jakarta pasti memiliki banyak masalah, salah satunya diantaranya
adalah masalah kemacetan lalu lintas di jalan raya. Kerawanan pada kemacetan banyak sekali
ditemukan diruas jalan khususnya pada jam-jam sibuk, sehingga untuk mengatasi permasalahan
tersebut diusahakan membangun Jalan Layang Non Tol Kampung Melayu Tanah Abang dengan
maksud memaksimalkan kapasitas jalan. Pembangunan Jalan Layang Non Tol Kampung Melayu Tanah Abang adalah sebagai upaya untuk mengatasi aksesibilitas pergerakan kendaraan dari/ke
wilayah-wilayah di Jakarta dengan harapan sarana dan prasarana yang tersedia dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat untuk beraktifitas dengan baik dan lancar. Tujuan dari tugas akhir ini adalah
untuk mengetahui besarnya saving dan kelayakan dari proyek pembangunan Jalan Layang Non Tol
Kampung Melayu-Tanah Abang. Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk menganalisis
kelayakan Jalan layang Non Tol Kampung Melayu Tanah Abang dari segi ekonomi. Untuk
menyelesaikan studi ini maka diperlukan data primer dan data sekunder yang dilampirkan adalah data
volume lalu lintas, lay out, data jumlah kendaraan, dan data penunjang lainnya. Analisis kelayakan
Jalan Layang Non Tol ditinjau dari segi ekonomi yang akan ditentukan berdasarkan nilai rasio
terhadap penghematan BOK, nilai BOK dihitung dengan menggunakan metode Jasa Marga. Dalam
Tugas Akhir ini jika dianalisis dari segi ekonomi diperoleh nilai BCR = 1.31 (BCR>1) dan nilai NPV
= Rp104,797,025,202,- (NPV>0) proyek dikatakan layak dilaksanakan.
KATA KUNCI : JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang, analisis kelayakan, analisis ekonomi,
Kinerja Jalan, Jakarta.
1. PENDAHULUAN
Jakarta merupakan ibu kota Republik
Indonesia,
dikenal
juga
sebagai
kota
metropolitan. Sebagai kota besar Jakarta yang
pasti memiliki banyak masalah, salah satunya
diantaranya adalah masalah kemacetan lalu lintas
di jalan raya.
Permasalahan kemacetan lalu lintas ini tidak
diimbangi dengan penanganan oleh pemerintah
secara serius sehingga kendaraan di jalan
mengalami
kejenuhan.
Kerawanan
pada
kemacetan banyak sekali ditemukan diruas jalan
khususnya pada jam-jam sibuk seperti pada zona
yang terdapat di area segmen jalan Casablanca,
Dr. Satrio dan Mas Mansyur sehingga untuk
mengatasi permasalahan tersebut diusahakan
untuk membangun Jalan Layang dengan maksud
memaksimalkan kapasitas jalan.
Dasar pertimbangan dari pembangunan Jalan
Layang Non Tol Kampung Melayu Tanah

Abang direncanakan bertujuan untuk mengurangi


kerugian akibat kemacetan di Jakarta diantaranya
kerugian akibat kehilangan waktu, bahan bakar,
kesehatan
dan
rendahnya
produktifitas.
Pembangunan Jalan Layang Non Tol Kampung
Melayu - Tanah Abang adalah sebagai upaya
untuk mengatasi aksesibilitas pergerakan
kendaraan dari/ke wilayah-wilayah di Jakarta
yang dapat mengurangi dampak kemacetan di
daerah DKI Jakarta.
Setiap pembangunan yang ada diperlukan
studi kelayakan. Oleh karena itu, Tugas Akhir ini
bertujuan untuk menyajikan analisis kelayakan
dari segi ekonomi mengenai permasalahan yang
terjadi dengan cara merekapitulasi data-data
volume kendaraan tersebut yang dapat dihitung
untuk mengetahui biaya operasional kendaraan
(BOK) terhadap pembangunan Jalan Layang Non
Tol Kampung Melayu Tanah Abang.
1

FCSF : Faktor penyesuaian hambatan samping


FCCS : Faktor penyesuaian ukuran kota

Lokasi Studi

Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan dapat dihitung menggunakan
rumus sebagai berikut :
DS = Q / C
Dimana:
DS
: Derajat Kejenuhan
Q
: Arus lalu lintas (SMP/jam)
C
: Kapasitas (SMP/jam)
2.2 Peramalan
Metode yang digunakan untuk melakukan
peramalan pertumbuhan jumlah kendaraan yaitu
metode regresi linier (liniar regression).
Y=axX+b
Dimana:
Y
= Variabel terikat (jumlah kendaraan)
a,b
= konstanta regresi
X
=Variabel
bebas
(faktor-faktor
berpengaruh)

2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Jalan Perkotaan
Daerah perkotaan atau semi perkotaan
adalah karakteristik arus lalu lintas puncak pada
pagi dan sore hari, secara umum lebih tinggi dan
terdapat perubahan komposisi lalu lintas (dengan
persentase kendaraan pribadi dan sepeda motor
yang lebih tinggi, dan persentase truk berat yang
lebih rendah dalam arus lalu lintas). (MKJI,
1997)

2.3 Sebaran Perjalanan (Model Gravity)


Sebaran perjalanan (Trip distribution)
merupakan jumlah (banyaknya) perjalanan/yang
bermula dari suatu zona asal yang menyebar ke
banyak zona tujuan atau sebaliknya jumlah
perjalanan /yang datang mengumpul ke suatu
zona tujuan yang tadinya berasal dari zona asal.
Dalam Tugas Akhir ini menggunakan model
Gravity. (Fidel Miro, 1985)
Model gravity dihitung dengan menggunakan
rumus :

Kecepatan Arus Bebas


Kecepatan arus bebas didefinisikan sebagai
kecepatan pada saat tidak ada arus (Q=0).
Kecepatan arus bebas ini didapat dengan
menggunakan formula sebagai berikut:
FV=(FV0+FVW)+FFVSF+FFVCS
Dimana:
FV
: Kecepatan arus bebas kendaraan ringan
untuk
kondisi
sesungguhnya
(km/jam)
FV0
: Kecepatan arus bebas dasar untuk
kendaraan ringan pada jalan yang
diamati untuk kondisi ideal
FVW : Penyesuaian kecepatan untuk lebar
jalan (km/jam)
FFVSF : Faktor penyesuaian untuk hambatan
samping dan lebar bahu
FFVCS : Faktor penyesuaian kecepatan untuk
ukuran kota

Dimana:
Ti-j
=
Oi dan Dj =

Kapasitas
Kapasitas dihitung dengan menggunakan rumus :
C = C0 x FCW x FCSP x FCSF x FCCS
Dimana:
C : Kapasitas sesungguhnya (smp/jam)
C0 : Kapasitas Dasar untuk kondisi tertentu
(ideal) (smp/jam)
FCW : Faktor penyesuaian lebar jalan
FCSP : Faktor penyesuaian pemisahan arah

d^ni-j

Jumlah perjalanan dari zona asal


i ke zona tujuan j
Banyak
perjalanan
yang
dihasilkan (berasal) dari zona
asal i dan yang tertarik (menuju)
ke zona tujuan j
Jarak atau ukuran aksesbilitas
berupa jarak anra i-j, waktu
tempuh i-j, dan ongkos i-j
Konstanta gravitasi

2.4 Trip Assignment


Metode yang digunakan untuk mengetahui
dan menghitung prosentase jumlah kendaraan
yang melewati tiap-tiap ruas jalan.
Divertion
curve
digunakan
untuk
memperkirakan prosentase jumlah lalu-lintas
yang melewati masing-masing ruas digunakan
2

Dimana:
Y = jam montir per 1000km
Y= Yxupah kerja per jam (Rp/1000km)

metode Diversion Curve, yaitu metode


digunakan untuk dua rute alternative dengan cara
membandingkan waktu yang bisa dihemat bila
melewati salah satu rute.
Kapasitas dihitung dengan menggunakan rumus :

5. Depresiasi
Formula:
Golongan I
Y = 1/(2.5V+125)
Golongan IIa Y = 1/(9.0V+450)
Golongan IIb Y = 1/(6.0V+300)
Dimana:
Y = depresiasi per 1000 km
Y = Yxsetengah nilai kendaraan (Rp./1000km)

Dimana:
P =prosentase kendaraan yang menggunakan
jalan rencana
d = jarak yang dihemat bila mengunakan jalan
rencana (mil)
t = waktu yang dihemat bila menggunakan
jalan rencana (menit)

6. Bunga Modal
Formula:
INT = 0.22% x Harga kendaraan baru
(Rp/1000k)
Dimana:
AINT =Rata-rata bunga modal tahunan dari
kendaraan yang diekspresikan sebagai
fraksi dari harga kendaraan baru = 0.01 x
(AINV/2)
AINV = Bunga modal tahunan dari harga
kendaraan baru
AKM = Rata-rata jarak tempuh tahunan (Km)
kendaraan

2.5 Analisis Ekonomi


Biaya operasional kendaraan adalah biaya
yang digunakan kendaraan untuk beroperasi dari
suatu tempat menuju ke tempat lain ( aktivitas
transportasi ). Metode yang digunakan untuk
menghitung biaya operasional kendaraan dalam
tugas akhir ini adalah dengan menggunakan
formula Jasa Marga.
1. Konsumsi Bahan Bakar
Formula:
Konsumsi
BBM=Konsumsi
BBM
dasar
[1+(kk+kl+kr)]

7. Asuransi
Formula:
Golongan I Y = 38/(500V)
Golongan IIa Y = 60/(2571.42857V)
Golongan IIb Y = 61/(1714.28571V)
Dimana: Y = Asuransi per 1000 km
Y = Yxnilai kendaraan (Rp/1000km)

2. Konsumsi Minyak Pelumas


Konsumsi Pelumas = Konsumsi pelumas dasar x
faktor koreksi
3. Konsumsi Ban
Formula:
Golongan I
Y = 0.0008848V 0.0045333
Golongan IIa Y = 0.0012356V 0.0064667
Golongan IIb Y = 0.0015553V 0.0059333
Dimana:
Y = Pemakaian ban per 1000km

2.6 Nilai Waktu


Nilai waktu dihitung dengan menggunakan
rumus :
Nilai Waktu = Max (KxNilai Waktu Dasar);Nilai
Waktu Minimum

4. Pemeliharaan
Formula:

2.7 Benefit Cost Ratio


BCR dihitung dengan menggunakan rumus :

B Benefit ( manfaat )

C
Cost ( biaya )

a). Suku Cadang:


Golongan I
Y = 0.0000064V + 0.0005567
Golongan IIa Y = 0.0000332V + 0.0020891
Golongan IIb Y = 0.0000191V + 0.0015400
Dimana:
Y = Pemeliharaan suku cadang per 1000km
Y = Yx harga kendaraan (Rp/1000km)

Dimana:

benefit B.O.K
B.O.K existing B.O.K kondisi baru

= Penghematan BOK, penghematan nilai


waktu
Cost = Biaya pembangunan jalan dan biaya
pemeliharaan

b). Jam kerja mekanik:


Golongan I Y = 0.00362V + 0.36267
Golongan IIa Y = 0.02311V + 1.97733
Golongan IIb Y = 0.01511V + 1.21200
3

2.8 Net Present Value


NPV dihitung dengan menggunakan rumus :
NPV = Benefit Cost

2. Trip Assignment
Trip assignment dalam Tugas Akhir ini
digunakan untuk menghitung jaringan jalan
yang telah ada sebelumnya ke jaringan jalan
baru (fly over). Perhitungan mnggunakan trip
assignment dapat mengetahui prosentasi
kendaraan yang membebani tiap-tiap ruas
jalan. Dalam Tugas Akhir ini digunakan
rumus pendekatan divertion curve.
3. Peramalan pertumbuhan jumlah kendaraan
Dalam Tugas Akhir ini data-data yang
dipakai untuk peramalan adalah jumlah
kendaraan yang bertujuan untuk menentukan
jumlah kendaraan pada masa yang akan
mendatang agar dapat mengetahui volume
lalu lintas yang akan melewati Jalan Layang
Non Tol Kampung Melayu Tanah Abang
sampai umur rencana 30 tahun.
4. Perhitungan Biaya Operasional Kendaraan
(BOK)
Daftar BOK yang telah diperoleh maka
dilakukan perhitungan Biaya Operasional
Kendaraan (BOK) dengan menggunakan
metode jasa marga.
5. Perhitungan Nilai Waktu
Perhitungan nilai waktu menggunakan nilai
waktu minimum dikarenakan menurut jenis
kendaraan besarnya nilai waktu berbedabeda. Perhitungan nilai waktu ini
menggunakan metode jasa marga.

3. METODOLOGI
3.1 Diagram Alir
MULAI

IDENTIFIKASI MASALAH

DATA PRIMER

Volume Lalu
Lintas

Trip Distribution (Model


Gravity)
Trip Assignment (Divertion
Curve)

DATA SEKUNDER

Gambar Lay
out

Volume Lalu
Lintas

Peramalan Pertumbuhan
Kendaraan

Data Jumlah
Kendaraan
Kota Jakarta

Daftar BOK

Perhitungan Biaya
Operasional Kendaraan
(BOK)

Nilai
Konstruksi

Perhitungan Nilai Waktu

PENGOLAHAN DATA

Analisis pemodelan lalu lintas (Trip Distribution dan Trip


Assignment)
(Analisis Kondisi Eksisting dan Rencana)

ANALISIS KONDISI EKSISTING

ANALISIS KONDISI RENCANA

Volume
Kapasitas
Derajat Kejenuhan
Kecepatan
Travel Time
BOK

Volume
Kapasitas
Derajat Kejenuhan
Kecepatan
Travel Time
BOK

4. DATA DAN ANALISIS


4.1 Peramalan
Pada jalan eksisting (Jalan Casablanca, Jalan
Dr. Satrio, Jalan Mas Mansyur) yang ditinjau
akan dilewati oleh kendaraan yang berasal dari
beberapa tempat pada daerah Jakarta. Jumlah
kendaraan pada kota Jakarta tersebut dipakai
sebagai dasar untuk menentukan pertumbuhan
lalu lintas pada masa yang akan datang.
Tabel 4.1 Jumlah Kendaraan Tahun 2005 2009

ANALISIS EKONOMI

Perhitungan BOK (Biaya Operasional Kendaraan)


Nilai Waktu
BCR (Benefit Cost Ratio)
NPV (Net Present Value)

Syarat Kelayakan
BCR > 1
NPV > 0

Kesimpulan Kelayakan atau Tidaknya JLNT Kampung Melayu Tanah Abang

SELESAI

Gambar 3.1 Diagram Alir


3.2 Pengolahan Data
Pengumpulan data-data yang diperlukan
untuk penyusunan Tugas Akhir ini akan di
analisis dengan cara:
1. Trip Distribution (metode gravity)
Sebaran perjalanan dalam Tugas Akhir ini
untuk memperkirakan arus perjalanan antar
zona pada masa yang akan datang pada tahap
sebaran perjalanan.
4

Setelah diketahui nilai pertumbuhan, sehingga


volume lalu lintas dapat diramalkan dan dapat
dilakukan perhitungan analisis kelayakan
pembangunan jalan hingga 30 tahun yang akan
datang.

Gambar 4.1. Grafik dan persamaan Regresi


Jumlah MC Kendaraan Kota Jakarta
Dari persamaan regresi pada gambar di
atas dapat dihitung besarnya jumlah kendaraan
sampai umur rencana dengan memasukan nilai
periode tahun data sebagai variabel X kedalam
masing-masing persamaan, maka akan didapatkan
nilai perkembangan jumlah kendaraan sebagai
harga Y yang disajikan pada tabel 4.3 dan
mengetahui nilai pertumbuhan kendaraan.
Tabel 4.2 Perkembangan Jumlah Kendaraan
Kota Jakarta Tahun 2009-2040

4.2 Analisis Lalu Lintas Kondisi Eksisting


4.2.1 Analisis Lalu Lintas Sebaran Pergerakan
Matriks Asal Tujuan (MAT)
Perhitungan ini ditinjau dari tiga ruas jalan yaitu
ruas A, ruas B dan ruas C, contoh perhitungan
analisa model Gravity sebagai berikut :
Pergerakan asal-tujuan dari zona 2 ke 6
=
7951 kend/jam
2 (zona asal)
(zona
tujuan)
=
1592
kend/jam
Dj6
(jarak 2 6)
=
1839.102 m
Dengan cara coba-coba memasukkan nilai n =
1,5 , n = 1,2 , n = 1 lalu dipilih nilai n saat hasil
model gravity yang telah di plotkan ke dalam
grafik sehingga membentuk linear maka dipilih
dengan nilai n= 1.5.

Dengan demikian nilai faktor (k) bisa didapat


dari persamaan regresi linear tersebut, yaitu :
0.9914 x + 3236.59
Maka pergerakan matriks asal tujuan ( 2 6 )
dapat di ketahui dengan memasukan nilai k =
0.9914, didapat total pergerakan yang menuju
tiap zona, sbb :

Tabel 4.3 Pertumbuhan Jumlah Kendaraan Kota


Jakarta Tahun 2009-2040

Gambar 4.2. Trip Distribution terhadap 3 uas


jalan

Tabel 4.4 Analisa Model Gravity (MC kend/jam)

4.2.2 Analisis Hasil Pemodelan Volume Lalu


Lintas
Perhitungan nilai faktor dari pemodelan volume
lalu lintas pada Ruas Satrio (A) :
Hasil Faktor
- Volume ( MC )
= 650946 kend/hari
- Volume aktual ( MC ) = 79400 kend/hari
Sehingga didapatkan ( MC ) = 79400 / 650946
= 0.12

Tabel 4.5 Grafik Hubungan potensial dan aktual


flow

- volume ( LV )
= 139558 kend/hari
- Volume aktual ( LV ) = 23477.7 kend/hari
Sehingga didapatkan ( LV ) = 23477.7 / 139558
= 0.17
- volume ( HV )
= 91557 kend/hari
- Volume aktual ( HV ) = 8533.33 kend/hari
Sehingga didapatkan ( HV ) = 8533.33 / 91557
= 0.09
Perhitungan pada Ruas Satrio (B) dan Ruas
Satrio (C) dapat dilihat pada lampiran,
selanjutnya nilai faktor yang didapat dari
pembagian antara volume aktual dan volume
hasil perhitungan pemodelan diambil nilai rata6

ratanya, sehingga didapat nilai faktor untuk jenis


kendaraan MC = 0.11, LV = 0.15 dan HV = 0.08.
Dari nilai faktor yang telah diperoleh dapat
dikalikan terhadap hasil pemodelan pada tiap
ruas jalan.
Tabel 4.7. Volume Lalu Lintas Hasil Pemodelan
Ruas Satrio A (MC kend/hari) Tahun 2011

Segmen satu memiliki panjang 1246 meter dan


lebar badan jalan 10.5 meter yang dibagi menjadi
3 lajur.
Tabel 4.9. Volume Kendaraan Segmen 1
(kend/jam)

2. Segmen 2 (jl. Mega Kuningan-Jl. Guru


Mughni)
Segmen dua memiliki panjang 1479 meter
dan lebar badan jalan 10.5 meter yang dibagi
menjadi 3 lajur. Data lalu lintas bisa dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 4.10. Volume Kendaraan Segmen 2
(kend/jam)

3. Segmen 3 (jl. Guru Mughni-Jl. Masjid


Hidayatullah)
Segmen tiga memiliki panjang 1131 meter
dan lebar badan jalan 10.5 meter yang dibagi
menjadi 3 lajur. Data lalu lintas bisa dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 4.11. Volume Kendaraan Segmen 3
(kend/jam)

Tabel 4.8. Nilai Faktor


4. Segmen 4 (Jl. Masjid HidayatullahJl.Sudirman)
Segmen empat memiliki panjang 303 meter
dan lebar badan jalan 10.5 meter yang dibagi
menjadi 3 lajur. Data lalu lintas bisa dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 4.12. Volume Kendaraan Segmen 4
(kend/jam)

4.2.3 Analisis Kinerja pada Kondisi Eksisting


Mengetahui kinerja jalan maka dapat
dihitung dengan bantuan program KAJI V1.10F
apabila DS>1 maka kecepatan diasumsikan
sebesar 20 km/jam dan analisis ruas digunakan
nilai emp untuk jalan 6/2D dengan nilai emp
LV=1, HV=1.2 dan MC=0.25
1. Segmen 1 (jl. Mampang-jl.Mega kuningan)

Tabel 4.13. Analisis kinerja pada Segmen


Kondisi Eksisting (Tahun 2011)

3. Segmen 3 (jl. Guru Mughni-Jl. Masjid


Hidayatullah)
Segmen tiga memiliki panjang 1131 meter
dan lebar badan jalan 10.5 meter yang dibagi
menjadi 3 lajur. Data lalu lintas bisa dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 4.17. Volume Kendaraan Segmen 3
(kend/jam)

Tabel 4.14. Analisis kinerja pada Segmen


Kondisi Rencana Bawah (Tahun 2011)

4. Segmen 4 (Jl. Masjid HidayatullahJl.Sudirman)


Segmen empat memiliki panjang 303 meter
dan lebar badan jalan 10.5 meter yang dibagi
menjadi 3 lajur. Data lalu lintas bisa dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 4.18 Volume Kendaraan Segmen 4
(kend/jam)

Selanjutnya analisis kinerja pada segmen jalan


saat kondisi eksisting dan rencana bawah dapat
di forcasting sampai umur rencana 30 tahun.
4.2.4 Analisis Lalu Lintas Kondisi Fly Over
Mengetahui kinerja jalan maka dapat
dihitung dengan bantuan program KAJI V1.10F
apabila DS>1 maka kecepatan diasumsikan
sebesar 20 km/jam dan analisis ruas digunakan
nilai emp untuk jalan 4/2D dengan nilai emp
LV=1, HV=1.2 dan MC=0.25.
1. Segmen 1 (jl. Mampang-jl.Mega kuningan)
Segmen satu memiliki panjang 1246 meter
dan lebar badan jalan 10.5 meter yang dibagi
menjadi 3 lajur. Data lalu lintas bisa dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 4.15. Volume Kendaraan Segmen 1
(kend/jam)

Tabel 4.19. Analisis kinerja pada Segmen


Kondisi Rencana Atas (Tahun 2011)

Selanjutnya analisis kinerja pada segmen jalan


saat kondisi rencana atas dapat di forcasting
sampai umur rencana 30 tahun.
4.3 Trip Assignment
Dihitung dengan menggunakan rumus :

2. Segmen 2 (jl. Mega Kuningan-Jl. Guru


Mughni)
Segmen dua memiliki panjang 1479 meter
dan lebar badan jalan 10.5 meter yang dibagi
menjadi 3 lajur. Data lalu lintas bisa dilihat pada
tabel berikut.

Dimana :
P = Volume kendaraan yang melewati jalan Fly
Over
= Jarak yang dihemat bila dilewati bila
melewati jalan Fly Over (mil)
= Waktu yang dihemat bila menggunakan
jalan Fly Over (menit)
Dalam Tugas Akhir ini jalan yang ditinjau
untuk mengetahui prosentasi jalan lama dan jalan
baru dengan diasumsikan zona 1, 2, 3 menuju 9,
10,11 dan arah sebaliknya. Rencana jalan Fly
Over kampung melayu - tanah abang

Tabel 4.16. Volume Kendaraan Segmen 2


(kend/jam)

direncanakan dengan kecepatan rencana 60


km/jam. Untuk memperoleh data travel time dari
jalan baru maka dapat dicari dengan rumus :

Upah Crew
Supir : Rp. 50.000,-/jam
Pembantu : Rp. 35.000,-/jam

3. TrukBesar 3 Sumbu
o TipeKendaraan Fuso FN 527 ML 220 PS
10 Ban 6X4 : Rp. 690.000.000,(www.produkdalamnegri.com)
o Tipe Ban BS DUELER (235/70 HR16D687T)
:
Rp.
1.856.000,(www.situsotomotif.com)
o BahanBakar Solar : Rp. 4.500,o Harga Oli Mesin Cartago Multigrado EP
80W-90W
:
Rp.
45.000,(www.pasaronderdil.com)
o Upah Mekanik : Rp. 15.000,-/jam
o Upah Crew
Supir : Rp. 50.000,-/jam
Pembantu : Rp. 35.000,-/jam

= 257.14 detik
Maka prosentasi kendaraan yang masuk ke Fly
Over adalah :
= 3.017 3.000 = 0.017 km = 0.011 mil
= 257.14 226.3 = 30.8detik=0.514 menit
= 50.5 %
Jadi volume kendaraan yang melewati Fly Over
adalah 50.5% dan yang melewati jalan lama
adalah 49.5%.

4.4.2 Perhitungan BOK Perkendaraan


1. Konsumsi Bahan Bakar
Formula yang digunakan:
Konsumsi BBM = Konsumsi BBM dasar
[1 (kk+kl+kr)]
Dimana :
Konsumsi BBM dasardalam liter/1000km,
sesuaigolongan:
Gol I =0.0284(52.4)2-3.0644(48.5)+141.68=
59.86
Gol IIa = 2.26533x59.86 = 135.6
Gol IIb = 2.90805x59.86 = 174.08

Gambar 4.1. Trip assignment antar zona 1, 2, 3


dengan 9, 10, 11
4.4 Analisis Ekonomi
4.4.1 Biaya Operasional Kendaraan
1. Mobil Penumpang (PC)
o Tipe Kendaraan Toyota Avanza Veloz
1.5A/T Harga : Rp. 180.200.000,(www.toyota.co.id)
o Tipe Ban BRIDGESTON TURANZA
AR 10 (185/70 HR14): Rp. 1.156.000,/buah (www.situsotomotif.com)
o Bahan Bakar Bensin : Rp. 4.500,-/liter
o Harga Oli Mesin Castrol Magnetic 10W40W
SM/CF
:
Rp.
51.500,(www.situsotomotif.com)
o Upah Mekanik, Harga : Rp. 15.000,-/jam

Konsumsi Bahan Bakar :


Gol I=59.09x[1 (0.4+0.185+0.085)]xRp4,500
=Rp449,852,Gol IIa =135.6x[1 (0.4+0.185+0.085)]xRp4,500
= Rp1,019,062,Gol IIb =174.08x[1 (0.4+0.185+0.085)]x
Rp4,500= Rp1,308,191,Kk = koreksi akibat kelandaian
Kl = koreksi akibat kondisi lalulintas
Kr = koreksi akibat kerataan permukaan jalan
1. Konsumsi Minyak Pelumas
Formula yang digunakan
Konsumsi Pelumas = Konsumsi Pelumas
DasarxFaktor koreksi

2. Truk Kecil 2 Sumbu


o Tipe Kendaraan Dyna 6 Roda 110PS ET,
Harga
:
Rp.
239.700.000,(www.toyota.co.id)
o Tipe Ban CHAMPIRO GTX 60 (225/60
R16)
:
Rp.
1.043.000,(www.situsotomotif.com)
o BahanBakar Solar : Rp. 4.500,o Harga Oli Mesin Cartago Multigrado EP
80W-90W
:
Rp.
45.000,(www.pasaronderdil.com)
o Upah Mekanik : Rp. 15.000,-/jam

Gol I

=0.0027x1.5xRp51,500x1000=
Rp208,575,Gol IIa =0.0054x1.5xRp51,500x1000=
Rp364,500,Gol IIb =0.0043x1.5xRp51,500x1000=
Rp290,250,9

2. Konsumsi Ban
Formula yang digunakan
Gol I =(0.0008848(48.5)-0.0045333)x
Rp1,156,000x4= Rp177,467,Gol IIa =(0.0012356(48.5)-0.0064667)x
Rp1,043,000x6= Rp334,552,Gol IIa =(0.0015553(48.5)-0.0059333)x
Rp1,050,000x10= Rp526,154,Dimana : Y = pemakaian ban per 1000km

Dimana :AINT = Rata-rata bunga modal tahunan


dari kendaraan baru = 0.01 x
(AINV/2)
AINV = Bunga modal tahunan dari
harga kendaraan baru
AKM =Rata-rata jarak tempuh tahunan
(km) kendaraan.
INT Gol I = 0.022% x Rp180,200,000 =
Rp396,440,INT Gol Iia = 0.022% x Rp239,700,000 =
Rp527,340,INT Gol IIb
= 0.022% x Rp690,000,000 =
Rp1,518,000,-

3. Pemeliharaan
a. Suku Cadang
Gol I =
0.0000064(48.5)+0.0005567xRp180,200,000
= Rp156,251,Gol IIa =
0.0000332(48.5)+0.0020891xRp239,700,000
= Rp886,722,Gol IIb =
0.0000191(48.5)+0.0015400xRp690,000,000
= Rp1,701,782,Dimana:Y=Pemeliharaan suku cadang per
1000km
Y = Yxharga kendaraan (Rp/1000 km)

6. Asuransi
Formula yang digunakan:
Gol I = 38/(500x48.5) x Rp180,200,000 =
Rp282,375,Gol IIa =60/(2571.42857x48.5) x
Rp239,700,000 = Rp115,320,Gol IIb =61/(1714,28571x48.5) x
Rp690,000,000 = Rp506,237,Dimana: Y = Asuransi per 1000 km
Y = Y x nilai kendaraan (Rp/1000 km)
Selanjutnya
komponen-komponen
biaya
operasional kendaraan diatas dijumlah. Sehingga
biaya operasional kendaraan dengan kecepatan
48.5 km/jam pada segmen satu sebesar
Rp25,335,165,- maka biaya operasional per
tahun sebesar Rp25,335,165,- x 365hari =
Rp9,247,335,276,- Untuk jenis kendaraan MC
nilai BOK adalah 18% dari kendaraan pribadi
(PC). Besarnya BOK akan ditinjau setiap
segmen.

b. Jam Kerja Mekanik


Gol I = 0.00362(48.5)+0.36267xRp15,000 =
Rp8,074,Gol IIa = 0.02311(48.5)+1.97733xRp15,000 =
Rp46,472,Gol IIb = 0.01511(48.5)+1.21200xRp15,000 =
Rp29,172,Dimana: Y = Jam Montir per 1000 km
Y=YxUpah kerja per jam(Rp/1000
km)

4.5 Nilai Waktu


Formula :
Nilai Waktu=Max {(KxNilai Waktu Dasar);Nilai
Waktu Min}
Tabel 4.20. Perhitungan Nilai Waktu

4. Depresiasi
Formula yang digunakan:
Gol I=1/(2.5(48.5)+125)x(0.5xRp180,200,000)
= Rp365,888,Gol IIa=1/(9.0(48.5)+450)x
(0.5 xRp239,700,000) = Rp213,446,Gol IIb =1/(6.0(48.5)+450)x
(0.5 x Rp690,000,000)= Rp583,756,Dimana: Y = Depresiasi per 1000 km
Y = Y x setengah nilai kendaraan
(Rp/1000 km)
5. Bunga Modal
Formula yang digunakan:
INT = AINT / AKM
INT = 0.22% x Harga kendaraan baru (Rp/1000
km)

10

2. Secara ekonomi jumlah penghematan total


(NPV)
sebesar
Rp104,797,025,202,(NPV(+)) dan nilai BCR sebesar 1.31
(BCR>0). Sehingga dari segi ekonomi
pembangunan Jalan Layang Non Tol
Kampung Melayu - Tanah Abang dinyatakan
layak dari segi ekonomi dikarenakan manfaat
yang diterima lebih besar daripada biaya
yang dikeluarkan.

4.6 Penghematan
Tabel 4.21. Penghematan Total

5.2 Saran
Berdasarkan hasil analisis kelayakan
jalan layang non tol kampung melayu-tanah
abang yang ditinjau dari segi ekonomi
pembangunan
tersebut
dinyatakan
layak
dibangun. Dan analisis kinerja jalan mencapai
DS<1 sehingga dapat mengurangi kemacetan
terhadap rencana bawah tetapi untuk forcasting
tahun ke depan masih ada hasil DS>1 oleh sebab
itu sebaiknya kapasitas jalan diperbesar agar
mobilitas pada ruas jalan tersebut tidak
mengalami kejenuhan .

4.7 Analisis Benefit Cost Ratio (BCR)


Benefit cost ratio merupakan parameter
kelayakan pada pembangunan jalan laying non
tol kampong melayu-tanah abang diperoleh
dengan cara membandingkan semua benefit yang
diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan pada
jalan.
Tabel 4.22. Nilai Ekonomi

DAFTAR PUSTAKA
Bina Marga, 1997. Manual Kapasitas Jalan
Indonesia (MKJI), Yayasan Badan
Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta.
Fidel, Miro. 1985. Perencanaan Transportasi,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Kantor Statistik Jakarta. 2009. Statistik
Perhubungan 2009, Jakarta.
Kartika, A. A. G. 2006. Ekonomi Jalan Raya
(PS-1300), Diktat Kuliah, Program S-1
Jurusan Teknik Sipil FTSP, Surabaya.
Khisty, C. J. dan Lall, B. K. 2003. Dasar-Dasar
Rekayasa Transportasi (Jilid 1. Edisi
Ketiga), Penerbit Erlangga, Jakarta.
Rizki, R. 2011. Studi Kelayakan Pembangunan
Ruas Jalan Diatas Box Culvert Banyu
Uri-Benowo Dari Segi Lalu Lintas Dan
Ekonomi Jalan Raya, Tugas Akhir,
Program S-1 Jurusan Teknik Sipil FTSP,
Surabaya.
Tamin, O. Z. 2000. Perencanaan dan Pemodelan
Transportasi, Edisi Kedua, Penerbit ITB,
Bandung.

= 1.13
4.8 Analisis Net Present Value (NPV)
Net present value merupakan parameter
kelayakan yang diperoleh dari selisih semua
manfaat dengan semua pengeluaran.
NPV = Rp892,797,275,202 Rp788,000,250,000
= Rp104,797,025,202,5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis dan perhitungan pada
bab-bab sebelumnya dari sebelum pembangunan
sampai umur rencana pembangunan, sehingga
didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Saving
yang
terjadi
pada
proyek
pembangunan Jalan Layang Non Tol
Kampung Melayu Tanah Abang sebesar
Rp892,797,275,202,-

11

12

Anda mungkin juga menyukai