Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NAMA
STAMBUK
: G 301 15 007
KELOMPOK : 2 (DUA)
ASISTEN
LABORATORIUM BIODIVERSITY
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
OKTOBER, 2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karbon merupakan unsur penyusun semua senyawa organik, dan salah satu
zat yang sangat penting atau diperlukan makhluk hidup selain oksigen, air dan
nitrogen. Di alam, karbon tersedia dalam bentuk gas dan dapat dimanfaatkan
oleh tumbuhan melaui proses fotosintesis. Bahkan karbon banyak ditemui
pada endapan dan di dalam air. Dari atmosfer dan sedimen, karbon masuk ke
tubuh organisme secara kimia. Energi yang tersimpan pada tumbuhan
terbentuk karena fiksasi karbondioksida pada peristiwa fotosintesis (Jansen,
2004).
Daur karbon merupakan bagian dari daur energi. Reaksi fotosintesis sangat
esensial untuk daur karbon maupun daur energi, melalui proses fotosintesis
tersebut karbon dioksida berhubungan dengan mahluk hidup. Melalui proses
fotosintesisnya tumbuhan hijau berperan dalam daur karbon, karbon diubah
menjadi karbohidrat dengan bantuan energi matahari dan pigmen klorofil
(Ayu, 2011).
Siklus karbon terjadi berbarengan dengan pergerakan energi, karbohidrat
dihasilkan selama fotosintesis, dan CO2 dibebaskan bersama energi selama
proses respirasi. Tumbuhan mendapatkan karbon, dalam bentuk CO 2, dari
atmosfer melalui stomata daunnya dan menggabungkannya ke dalam bahan
organik tersebut kemudian menjadi sumber karbon bagi konsumen. Respirasi
oleh semua organisme mengembalikan CO2 ke atmosfer (Campbell, dkk.,
2004).
Hubungan antara produsen dan konsumen dalam kaitannya dengan siklus
karbon
mutlak
diperlukan
dalam
suatu
ekosistem
untuk
menjaga
1.2 Tujuan
Untuk mendapatkan data atau hasil yang dapat menambah pengertian kita
tentang hubungan antara produsen dan konsumen, terutama peran organisme
dalam siklus karbon.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Satu elemen penting di biosfer adalah karbon. Karbon adalah tulang belulang
dari komponen organik dan tersusun mendekati dari 40% sampai 50% dari berat
keadaan alam sekitar. Ada lebih komponen yang terbuat dari karbon dari pada
kombinasi elemennya. Banyak dari karbon di bumi ditransfer dalam bentuk bahan
bakar fosil, batu bara, tanah yang dipakai sebagai bahan bakar, minyak, dan gas
alam (Lim, 1998).
Karbon adalah bahan penyususn dasar semua senyawa organik. Pergerakannya
dalam suatu ekosistem berbarengan dengan pergerakan energi melebihi zat kimia
lain, karbohidrat dihasilkan selama proses fotosintesis, dan CO 2 dibebaskan
bersama energi selama respirasi. Dalam siklus karbon, proses timbal balik
fotosintesis dan respirasi seluler menyediakan suatu hubungan antara lingkungan
atmosfer dan lingkungan terestial maupun aquatik (Campbell, dkk., 2004).
Siklus karbon adalah siklus biogeokimia dimana karbon dipertukarkan antara
biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer bumi. Adapun objek astronomis lainnya
bisa jadi memiliki siklus karbon yang hampir sama meskipun hingga kini belum
diketahui (Prawirohartono, 2001).
Dalam siklus ini terdapat empat reservoir karbon utama yang dihubungkan
oleh jalur pertukaran. Reservoir-reservoir tersebut adalah atmosfer, biosfer
teresterial (biasanya termasuk pula freshwater system dan material non-hayati
organik seperti karbon tanah (soil carbon)), lautan (termasuk karbon anorganik
terlarut dan biota laut hayati dan non-hayati), dan sedimen (termasuk bahan bakar
fosil). Pergerakan tahuan karbon, pertukaran karbon antar reservoir, terjadi karena
proses-proses kimia, fisika, geologi, dan biologi yang bermaca-macam. Lautan
mengadung kolam aktif karbon terbesar dekat permukaan Bumi, namun demikian
laut dalam bagian dari kolam ini mengalami pertukaran yang lambat dengan
atmosfer (Prawirohartono, 2001).
Laut mempunyai peranan penting dalam siklus karbon ini. Banyaknya jumlah
karbon di laut adalah 50 cm3/liter air laut, lebih besar daripada atmosfer dan
perpindahannya karbon dan atmosfer ke lauta melalui proses fiksi. Laut
mengandung sekitar 36.000 gigaton karbon, dimana sebagian besar bentuknya ion
karbonat. Untuk sementara 48% dari karbon yang dilepaskan atmosfer oleh
pembakaran bahan bakar fosil dan penebangan hutan diserap untuk digunakan
dalam proses fotosintesis olehalga (Daniswara, 2009).
Menurut Jansen (2004), adapun macam-macam karbon yang ada antara lain:
a) Karbon di Atmosfer
Bagian terbesar dari karbon yang berada di atmosfer bumi adalah gas
karbon dioksida (CO2). Meskipun jumlah gas ini merupakan bagian yang
sangat kecil dari seluruh gas yang ada di atmosfer (hanya sekitar 0,04%
dalam basis molar, meskipun sedangmengalami kenaikan), namun ia
memiliki peran yang penting dalam menyokong kehidupan. Gas-gas lain
yangmengandung karbon di atmosfer adalah metan dan kloroflorokarbon
atau CFC (CFC ini merupakan gas artifisial atau buatan). Gas-gas tersebut
adalah gas rumah kaca yang konsentrasinya di atmosfer telah bertambah
dalam dekade terakhir ini, dan berperan dalam pemanasan global.
b) Karbon di Biosfer
Sekitar 1900 gigaton karbon ada di dalam biosfer. Karbon adalah
bagian yang penting dalam kehidupan di Bumi. Ia memiliki peran yang
penting dalam struktur, biokimia, dan nutrisi pada semua sel makhluk
hidup.
c) Karbon di Laut
Laut mengandung sekitar 36.000 gigaton karbon, dimana sebagian
besar dalam bentuk ion bikarbonat. Karbon anorganik, yaitu senyawa
karbon tanpa ikatan karbon-karbon atau karbon-hidrogen, adalah penting
dalam reaksinya di dalam air. Pertukaran karbon ini menjadi penting dalam
mengontrol pH di laut dan juga dapat berubah sebagai sumber (source) atau
lubuk (sink) karbon. Karbon siap untuk saling dipertukarkan antara
atmosfer dan lautan. Pada daerah upwelling, karbon dilepaskan ke atmosfer.
Sebaliknya, pada daerah downwelling karbon (CO2) berpindah dari
atmosfer ke lautan. Pada saat CO2 memasuki lautan, asam karbonat
terbentuk CO2 + H2O H2CO3. Reaksi ini memiliki sifat dua arah,
mencapai sebuah kesetimbangan kimia. Reaksi lainnya yang penting dalam
mengontrol nilai pH lautan adalah pelepasan ion hidrogen dan bikarbonat.
Reaksi ini mengontrol perubahan yang besar pada pH H2CO3 H+ +
HCO3.
Respirasi berperan penting dalam penimbunan karbon selama pertumbuhan
tumbuhan. Tapi, peranan ini sukar ditetapkan karena tidak mudah untuk
pada pH dibawah 4,4 dan berwarna kuning diatas 6,2. Warna transisinya
menghasilkan warna orange. Apabila air yang ditetesi metil merah berwarna
merah berarti semakin asam air tersebut yang menandakan kadar CO 2-nya
meningkat, sedangkan bila airnya berwarna kuning berarti kandungan CO 2-nya
kurang (Daniswara, 2009).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Waktu dan tempat pelaksanaan praktikum adalah sebagai berikut:
Hari / Tanggal
Waktu
: 16.00 selesai
Tempat
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Dalam percobaan ini, pengamatan dilakukan selama 24 jam. Untuk
percobaan ini, pengamatan dilakukan pada tempat gelap dan juga pada tempat
terang. Hasil percobaan yang didapatkan adalah sebagai berikut :
N
o
1.
Perlakuan
Waktu
Tempat
terang
Sebelum
reaksi
Gambar
Keterangan
A: Siput hidup dan
BTB larut dalam air
sehingga air berubah
warna menjadi biru.
A
B:
Siput
hidup,
hidrilla masih segar,
dan BTB larut dalam
air sehingga air
berubah
warna
menjadi biru.
C: Hidrilla masih
segar dan BTB larut
dalam air sehingga
air berubah warna
menjadi biru.
D
Sesudah
reaksi
B:
Siput
mati,
hidrilla sudah layu,
terdapat gelembung
udara, dan terjadi
perubahan warna air
menjadi putih keruh
D: Tidak terjadi
perubahan apapun.
2.
Tempat
gelap
Sebelum
reaksi
B:
Siput
hidup,
hidrilla masih segar,
C: Hidrilla masih
segar dan BTB larut
dalam air sehingga
air berubah warna
menjadi biru.
D
Sesudah
reaksi
A:
Siput
masih
hidup, dan bagian
dari air berubah
warna menjadi putih
keruh
ke
pinkpingan.
A
B: siput mati, hidrilla
masih segar, terdapat
gelembung
udara,
dan air berubah
warna menjadi putih
D
4.2 Pembahasan
Pada percobaan ini, dapat diketahui hubungan antara produsen dan
konsumen dalam siklus karbon perairan. Seperti yang kita ketahui bahwa
produsen merupakan autotrof dimana produsen mampu menghasilkan carbon
dalam bentuk karbohidrat dengan mengubah CO2 dan H2O melalui proses
fotosintesis. Sedangkan konsumen merupakan heterotrof dimana produsen
mengonsumsi
karbohidrat
dan
mengeluarkan
CO2
sebagai
hasil
metabolismenya.
Pada percobaan ini digunakan siput air tawar (lymneae sp.) sebagai
konsumen dan tumbuhan hidrilla (Hydrilla verticillata) sebagai produsen.
Untuk percobaan ini, dilakukan dua percobaan yaitu pada tempat terang dan
pada tempat gelap yang masing-masing terdiri dari 4 perlakuan. Semua tabung
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan ini, dapat disimpulkan bahwa :
1.
2.
5.2 Saran
Dalam praktikum kali ini, saya menyarankan sebaiknya kita mengamati
bahan-bahan yang ingin di amati secara teliti sehingga hasil yang didapatkan
akan lebih signifikan. Untuk alat-alat yang digunakan dalam praktikum,
sebaiknya disediakan lebih banyak sehingga pengamatan yang dilakukan
dapat teramati dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Jansen, H. H., 2004. Carbon Cycling in Earth System: A Soil Science
Presperctive. Mc Graw Hill Companies, New York.
Ayu, R. D., 2011. Hubungan Produsen dan Konsumen dalam Siklus Karbon pada
Ekosistem Perairan. http://ukiranperjuanganpelangi.blogspot.com
Campbell, N. A., Reece, J. B., Mitchell, 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid 3.
Erlangga, Jakarta.
Prawirohartono, S., 2001. Siklus Karbon. Bumi Aksara, Jakarta.
Daniswara,
2009.
Produsen
dan
Konsumen
Perairan.
http//daniswara.wordpress.com.
Lim, D., 1998. Microbiology Second Edition. Mc Graw Hill Companies, New
York.
Rusaddy, 2009. Ekosistem Perairan. http://myopera.com.
Salusbury dan Ross, 1995. Fisiologi Tumbuhan. Institut Teknologi Bandung,
Bandung.
Umar, M. R., 2013. Penuntun Praktikum Ekologi Umum. Jurusan Biologi
Universitas Hasanuddin, Makassar.
LEMBAR ASISTENSI
NAMA
STAMBUK
: G 301 15 007
KELOMPOK : 2 (Dua)
ASISTEN
No
Hari / Tanggal
Koreksi
Tanda Tangan