Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH :
NI KADEK PRITAYANI
(1402105005)
(1402105011)
(1402105015)
(1402105017)
(1402105021)
(1402105029)
(1402105031)
(1402105034)
(1402105044)
PEITER GIDEON
(1402105061)
(1402105062)
PEMBAHASAN
1.
pula dengan sikap menganggap agama yang dianutnya adalah yang paling benar.
Pemaknaan dari sila kedua adalah kehidupan bernegara terutama dalam peraturan
perundang-undangan negara harus mewujudkan tercapainya tujuan menjunjung
tinggi harkat dan martabat manusia, terutama hak-hak kodrat manusia sebagai hak
dasar. Contoh perkembangan iptek yang cenderung mengakibatkan terciptanya sikap
saling tidak menghargai antar sesama manusia adalah pada kasus pencemaran nama
baik melalui sosial media yang dilakukan Florence Sihombing terhadap warga
Yogyakarta dengan ungkapan "Jogja Miskin Tolol dan Tak Berbudaya" pada tanggal
c.
Tindakan ini menyimpang dari pengamalan sila ketiga, karena dapat memicu
d.
mendengarkan karena fokus terhadap alat teknologi informasi yang dimiliki seperti
e.
handphone.
Sila kelima memaknai adanya keadilan sosial yang harus menjadi pedoman hidup
masyarakat dalam berperilaku . Contoh kasus yang berhubungan dengan IPTEK dan
menyeleweng dari pengamalan sila ini adalah kasus ditemukan kecurangan pada
pengisian bahan bakar umum oleh Tim Terpadu BBM Kantor Menteri Koordinator
Politik Hukum dan Keamanan pada 228 dari 348 tempat pompa bensin di wilayah
Jakarta. Perilaku kurang bertanggung jawab ini mendukung ketidakadilan secara
sosial di Indonesia karena bukan hanya merugikan pendapatan negara hingga
miliaran rupiah dan penipuan yang merugikan masyarakat. Penggunaan teknologi
dalam pemrosesan BBM ini seharusnya digunakan secara bertanggung jawabb oleh
oknum yang terlibat di dalamnya.
Solusi bagi pengembangan Iptek agar sesuai dengan nilai-nilai Pancasila yaitu
dengan :
Lebih
mendalami
nilai-nilai
Pancasila
dan
melakukan
filter
terhadap
Indonesia
mampu
mempertahankan
budaya
bangsa,
serta
mampu
melaksanakan musyawarah mufakat, kerja sama atau gotong royong sebagai upaya
mempertahankan warisan budaya tersebut.
Namun seiring berjalannya iptek yang semakin mengglobalisasi ini rasa
gotong royong dan solidaritas khususnya Warga Negara Indonesia ini sudah semakin
memudar dan perlahan-lahan semakin hilang dikarenakan masyarakatnya sendiri lebih
memilih dan memikirkan ego dan kepentingan dirinya masing-masing tanpa
memikirkan kepentingan bersama, contoh yang ada saat ini yaitu masih banyaknya
masyarakat yang lebih mementingkan kepentingan pribadinya daripada kepentingan
bersama dan juga dapat dilihat di golongan generasi muda saat ini masih bergantung
dengan alat elektronik yang sangat canggih yang di kenal dengan gadget yang seakanakan selalu menghipnotis kalangan remaja sehingga mereka tak terlalu ambil pusing
mengenai pentingnya nilai-nilai budaya dan mengenai apa yang akan terjadi di
lingkungan sekitarnya. Itu merupakan hal yang terpenting yang membuat perpecahan
antar Bangsa dan Negara yang disebabkan oleh warga negaranya sendiri. Sehingga
iptek yang berkembang saat ini mampu membuat seluruh warga negaranya menjadi
tidak mengenal akan budaya aslinya.
3.
1.
Games terkait Budaya Bali dan Agama Hindu. Beberapa topik games yang telah
dikerjakan di antaranya :
a. Game Edukasi Lawar Bali pada Platform Android.
b. Game Edukasi Nanding Canang pada Platform Android.
c. Game Edukasi Nanding Pejati pada Platform Android.
d. Game Edukasi Ngulat Tipat pada Platform Android.
e. Game Petualangan dan Pertarungan berbasis Wira Carita Mahabarata dan
Ramayana.
2.
Aplikasi pembelajaran berbasis video dan animasi 3 dimensi terkait Budaya Bali dan
Agama Hindu.
a.
b.
c.
3.
d.
e.
f.
4.
5.
4.
Informasi Tentang Peran Pancasila Sebagai Paradigma Ilmu Bagi Disiplin Ilmu
Dengan Merinci Setiap Sila Ke dalam Kebijakan Ilmu dan Landasan Etika Bagi
Pengembangan Ilmu, serta Menggali Informasi yang Terkait dengan Dampak
Negatif Pengembangan Iptek yang Merugikan Masyarakat, dan Hal Positif serta
Negatif dalam Pengembangan Iptek
Berbagai fungsi Pancasila dalam seluruh aspek kehidupan berbangsa dan
bernegara, maka saat ini akan diuraikan bagaimana fungsi Pancasila secara khusus
dalam profesi keperawatan. Profesi keperawatan Indonesia dibangun berdasarkan
pada suatu landasan atau pijakan yaitu Pancasila. Pancasila, dalam fungsinya sebagai
dasar negara, merupakan sumber kaidah hukum yang mengatur negara Republik
Indonesia, termasuk di dalamnya adalah profesi keperawatan.
mengakui dan menghargai sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang dimiliki oleh warga perawat Indonesia baik dalam tingkat pendidikan maupun
kedudukan.
4. Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan mengandung makna bahwa dalam melakukan
asuhan keperawatan, perawat harus berkolaborasi dengan sejawat, profesi
lain, maupun dengan klien dan keluarganya. Dalam mengambil suatu
keputusan un-tuk melakukan tindakan perawat akan senantiasa menghormati
keputusan klien. Hal ini telah ditulis dan diucapkan dalam sumpah Profesi
Perawat.
5. Nilai keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung makna
sebagai dasar sekaligus tujuan,yaitu tercapainya kesehatan untuk seluruh
masyarakat Indonesia (health for all)yang meliputi kesehatan bio psiko social
maupun spiritual. Selain hal tersebut salah satu ciri profesi keperawatan
adalah motivasi yang bersifat altruistik, yaitu bahwa dalam melaksanakan
peran dan fungsinya perawat selalu mementingkan kepentingan masyarakat
secara umum.
Dewasa ini IPTEK telah berkembang pesat dalam lapisan masyarakat. Hal
tersebut mendukung berbagai peranan serta dampak IPTEK dalam berbagai bidang,
seperti Bidang Ekonomi, Sosial, dan Budaya.
1. Bidang Ekonomi
Pada bidang ekonomi, kemajuan IPTEK dapat dirasakan, hal ini terbukti
karena saat ini banyak orang-orang yang kehidupannya makin sejahtera berkat
usahanya dalam bidang IPTEK.
Dampak positif dari IPTEK dalam bidang Ekonomi :
Terjadinya Industrialisasi
langsung dengan pabrik. Jadi, kita tidak perlu lagi pergi ke toko untuk
membeli barang tersebut.
Persaingan dalam dunia kerja, akan menuntut pekerja untuk selalu menambah
skill dan pengetahuan yang dimiliki. Kualifikasi tenaga kerja dan jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan akan mengalami perubahan yang cepat.
akibatnya, pendidikan yang diperlukan adalah pendidikan yang menghasilkan
tenaga kerja yang mampu mentransformasikan pengetahuan dan skill sesuai
dengan tuntutan tenaga kerja.
Sifat konsumtif sebagai akibat kompetisi yang ketat pada era globalisasi akan
melahirkan generasi yang secara moral mengalami kemerosotan. Misalnya :
konsumtif, boros dan memiliki jalan pintas yang bermental instant.
Apabila tidak update dengan IPTEK yang semakin maju, kita akan
dipermainkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang sangat
ahli dibidangnya (misalnya : hacker)
2. Bidang Sosial
Kehidupan sosial dipengaruhi oleh kemajuan teknologi. Kebutuhan manusia
akan pangan sangat dipengaruhi oleh kemajuan teknologi dalam bidang pertanian.
Sedangkan kebutuhan akan komunikasi dipengaruhi oleh teknologinya, seperti
media cetak, media elektronik selain untuk berkomunikasi, juga dapat
memperluas wawasan.
Makin berkembangnya teknologi menyebabkan industri memproduksi barang
secara massal juga meningkat. Tetapi sering kali juga dimanfaatkan untuk
kepentingan yang negatif seperti peniruan atau pemalsusan merek dagang dan
sebagainnya. Kian majunya masyarakat yang dibarengi dengan peningkatan
jumlah penduduk, menyebabkan manusia sering kehilangan nilai etisnya dan
mudah melakukan tindakan yang tercela dan melanggar hukum.
Dampak Positif :
keefektifan biaya dan waktu. Misalnya saat mengajar, kini telah ada teknologi
pembelajaran secara online, jadi guru atau dosen tidak perlu repot untuk
datang ke sekolah atau kampus, cukup menerangkan pelajaran lewat media
internet kepada anak muridnya.
Dampak Negatifnya :
3. Bidang Budaya
Budaya atau kebudayaan adalah kerangka acuan bagi perilaku masyarakat
pendukungnya
yang
berupa nilai-nilai
(kebenaran,
keindahan, keadilan,
Semakin berkembangnya daya pikir individu dalam suatu bidang, baik dari
segi ekonomi, politik, pendidikan, dan lain sebagainya.
Dampak Negatif :
5.
ketika menerima gelar Doctor Honoris Causa di UGM pada 19 September 1951,
mengungkapkan hal sebagai berikut.
Bagi saya, ilmu pengetahuan hanyalah berharga penuh jika ia dipergunakan untuk
mengabdi kepada praktik hidup manusia, atau praktiknya bangsa, atau praktiknya
hidup dunia kemanusiaan. Memang sejak muda, saya ingin mengabdi kepada praktik
hidup manusia, bangsa, dan dunia kemanusiaan itu. Itulah sebabnya saya selalu
mencoba menghubungkan ilmu dengan amal, menghubungkan pengetahuan dengan
perbuatan sehingga pengetahuan ialah untuk perbuatan, dan perbuatan dipimpin oleh
pengetahuan. Ilmu dan amal harus wahyu-mewahyui satu sama lain. Buatlah ilmu
berdwitunggal dengan amal. Malahan, angkatlah derajat kemahasiswaanmu itu
kepada derajat mahasiswa patriot yang sekarang mencari ilmu, untuk kemudian
beramal terus menerus di wajah ibu pertiwi (Ketut, 2011).
Dengan demikian, Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu pada
zaman Orde Lama belum secara eksplisit dikemukakan, tetapi oleh Soekarno
dikaitkan langsung dengan dimensi kemanusiaan dan hubungan antara ilmu dan amal.
Selanjutnya, pidato Soekarno pada Akademi Pembangunan Nasional di Yogyakarta,
18 Maret 1962, mengatakan hal sebagai berikut.
Ilmu pengetahuan itu adalah malahan suatu syarat mutlak pula, tetapi kataku tadi,
lebih daripada itu, dus lebih mutlak daripada itu adalah suatuhal lain, satu dasar. Dan
yang dimaksud dengan perkataan dasar, yaitu karakter. Karakter adalah lebih penting
daripada ilmu pengetahuan.Ilmu pengetahuan tetap adalah suatu syarat mutlak. Tanpa
karakter yang gilang gemilang, orang tidak dapat membantu kepada pembangunan
nasional, oleh karena itu pembangunan nasional itu sebenranya adalah suatu hal yang
berlangit sangat tinggi, dan berakar amat dalam sekali. Berakar amat dalam sekali,
oleh karena akarnya itu harus sampai kepada inti-inti daripada segenap cita-cita dan
perasaan-perasaan dan gandrungangandrungan rakyat (Soekarno, 1962).
Pidato Soekarno di atas juga tidak mengaitkan dengan Pancasila, tetapi lebih
mengaitkan dengan karakter, yakni kepercayaan yang sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila.
society.strategi yang kita tempuh untuk menjadi negara maju, developed country,
adalah dengan memadukan pendekatan sumber daya alam, iptek, dan budaya atau
knowledge based, Resource based and culture based development (Yudhoyono,
2010).
Habibie dalam pidato 1 Juni 2011 menegaskan bahwa penjabaran Pancasila
sebagai dasar nilai dalam berbagai kebijakan penyelenggaraan Negara merupakan
suatu upaya untuk mengaktualisasikan Pancasila dalam kehidupan (Habibie, 2011: 6).
Berdasarkan pemaparan isi pidato para penyelenggara negara tersebut, maka
dapat disimpulkan bahwa sumber politis dari Pancasila sebagai dasar nilai
pengembangan iptek lebih bersifat apologis karena hanya memberikan dorongan
kepada kaum intelektual untuk menjabarkan nilai-nilai Pancasila lebih lanjut.
Dapat dibandingkan bahwa pandangan Soekarno dan Soeharto lebih
menekankan dalam bidang kemanusiaan. Dilihat dari pidato beliau lebih mengangkat
derajat mahasiswa untuk mencari ilmu agar dapat mendukung kemajuan
pembangunan pengembangan ilmu. Pandangan Susilo Bambang Yudhoyono
menekankan dalam bidang budaya sedangkan BJ.Habibie menekankan bidang
keduanya yaitu bidang kemanusian dan bidang budaya.
6.
semula, yaitu
Sila
Persatuan
Indonesia
juga
memiliki
nilai
yang
Pengehatuan
harus
dan
keseimbangan
kepentingan
keadilan
kepentingan
individu
tidak
komulatif.
antara
boleh
Keadilan
sosial
juga
individu
dan
masyarakat,
terinjak
oleh
kepentingan
menjaga
karena
semu.
DAFTAR PUSTAKA
Kaelan. 2010. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : Paradigma.
Liputan 6 News. 2006. Kecurangan di Pom Bensin Perlu Dicermati. Diupload pada link :
http://news.liputan6.com/read/126671/kecurangan-di-pom-bensin-perlu-dicermati pada
tanggal 23 September 2015.
Merdeka News. 2015. TNI Tewas Dibedil Polisi, Tentara Bawa Senjata Api Mau Balas
Dendam. Diupload pada link : http://www.merdeka.com/peristiwa/tni-tewas-dibedilpolisi-tentara-bawa-senjata-api-mau-balas-dendam.html pada tanggal 23 September
2015.
Sindo News. 2015. Sidang Florence, Ahli Bahasa Sebut Flo Menghina Warga Yogya. Di
upload pada link : http://daerah.sindonews.com/read/951184/22/sidang-florence-ahlibahasa-sebut-flo-menghina-warga-yogya-1421321735 pada tanggal 233 September
2015.
Sudana, Oka. 2015. Jelajah Implementasi Teknologi Informasi dalam Bidang Budaya Bali
dan Agama Hindu. Di upload pada link : https://www.unud.ac.id/in/berita91-JelajahImplemetasi-Teknologi-Informasi--dalam-Bidang-Budaya-Bali-dan-Agama-Hindu.html
pada tanggal 23 September 2015.
Tempo Nasional. 2011. Jihad, Motif Bom Bunuh Diri di Gereja Kepunton. Di upload pada
link
http://nasional.tempo.co/read/news/2011/09/27/078358483/jihad-motif-bom-
KEARIFAN%20LOKAL%20YANG%20DITERAPKAN
%20DALAM%20HUBUNGAN%20MANUSIA%20DAN%20LINGKUNGAN.html
pada tanggal 23 September 2015.
Rosidi. 2011. NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL (LOCAL GENIUS) SEBAGAI PENGUAT
KARAKTER BANGSA. file:///C:/Users/USER/Downloads/nilai-nilai-kearifan-lokallocal-genius-sebagai-penguat-karakter-bangsa-studi-empiris-tentang-huyula
%20(2).pdf. Diakses tanggal 23 september 2015
Muladi. 2006. MENGAPA PANCASILA MENJADI DASAR NILAI PENGEMBANGAN ILMU.
file:///C:/Users/USER/Downloads/BAB%20VII%20.pdf. Diakses pada tanggal 23
september 2015
Abdurahman,
Muhamadiman.
2012.
Mata
Kuliah
Pancasila
Bab
VII.
http://kuliahdaring.dikti.go.id/materiterbuka/open/dikti/Mata%20Kuliah%20MKU/pdf
%20w%20PANCASILA/BAB%20VII.pdf diakses pada tanggal 23 September 2015
Soemowinoto, S. 2008. Pengantar Filsafat Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Dra. Hj. Mimin Emi Suhaemi. 2004. Etika Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC
Pitana, I Gde. 1994. Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan Bali. Denpasar: Offset BP.
Profil Kelurahan Kuta tahun 2008.
Sarlito. 1997. Gaya Hidup Kawula Muda Masa Kini (tesis). Denpasar. Universitas Udayana
Alfathri Aldin, 2006,Resistensi Gaya Hidup: Teori dan Realitas,Yogyakarta:Jalasutra
Heryanto, Januar, 2004, Pergeseran Nilai dan Konsumerisme di Tengah Krisis Ekonomi
Indonesia,Jakarta, NIRMANA Vol. 6, No. 1, 52-62