Oleh
Inggit Sagita
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
segala rahmat dan hidayahNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan Praktik Umum ini. Laporan ini di susun berdasarkan hasil kegiatan Praktik Umum
yang telah dilaksanakan oleh penulis di PT.Great Giant Pineapple Lampung Tengah dan
merupakan syarat kelulusan mata kuliah Praktik Umum.
Dengan tercapainya Praktik Umum dan pembuatan laporan ini,Penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
Bapak Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M. S, Pembina dan Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Lampung.
Ibu Ir. Lestari Wibowo, M. S, Ketua Pelaksana Praktik Umum Jurusan Proteksi Tanaman.
Bapak Prof. Dr. Ir. FX Susilo, M.Sc, Dosen Pembimbing Praktik umum atas saran, arahan,
dan bimbingan kepada penulis selama penyusunan laporan.
Bapak Dr. Ir. Afandi, M. S, Dosen yang telah banyak membantu Penulis dalam penempatan
Praktik Umum di PT. GGP.
Ibu Nurfadhilah Ekawati Rusydi, SP, sebagai pembimbing lapang penulis, atas bimbingan,
bantuan, dan saran yang telah diberikan kepada penulis.
Bapak Basuki, SP, Kabag Proteksi Research and Development Department PT GGP
Keluarga penulis,ayah,Umi(Alm),cece, dan abang atas perhatian, kepedulian, motivasi,
dan doa yang telah diberikan kepada penulis.
Staff dan karyawan Research and Development Department PT GGP yang telah
membantu dan memberikan ,nasihat, saran,dan dukungan selama pelaksanaan praktik
Umum.
Mbah Jono,pak Jarno, Pak Aris,Pak Ikhsan, Pak saino,Pak Wartoyo dan semua pekerja
yang tidak dapat penulis sebutkan semuanya, terima kasih atas bimbingan,waktu,
bantuan, kebersamaan, dan kekeluargaan yang telah diberikan kepada penulis.
Teman-teman seperjuangan praktik umum: Maye,Yures,Ardhi,Fifi,Vina. Terima kasih atas
kebaikan, dukungan, bantuan, dan kebersamaan yang diberikan kepada penulis.
Teman-teman Agroekoteknologi 2008 dan seluruh Himaprotekta yang telah mendukung
dan membantu penulis.
Inggit Sagita
I. PENDAHULUAN
kebutuhan yang sangat besar tersebut, dibutuhkan teknik budidaya serta bibit nanas yang
mampu menghasilkan tanaman nanas yang mampu berproduksi besar pula.( Indra K, Deny.
2004 ).
Agar diperoleh bibit dengan kulaitas yang baik, maka bibit harus berasal dari tanaman yang
pertumbuhannya normal, sehat, bebas dari hama dan penyakit dan pertumbuhannya relatif
seragam. Untuk memperoleh semua hal tersebut, maka masing-masing bibit tersebut harus
mendapatkan penanganan/pengelolaan yang sesuai dengan karakteristiknya, sehingga dapat
diperoleh bibit yang berkualitas tinggi.
Hama adalah organisme yang merusak tanaman dan secara ekonomik merugikan manusia.
Batasan antara organisme hama dengan organisme bukan hama tidak begitu jelas,
tergantung manusia yang menilainya. Secara teori hama dan penyakit yang menyerang
tanaman nanas banyak, tetapi di PT.GGP tidak semua dikendalikan karena hal tersebut
belum sampai pada tahap merugikan sehingga tidak terlalu diperhatikan bahkan
dikendalikan. Namun, ada beberapa hama dan penyakit yang menyerang tanaman nanas di
PT.GGP dalam skala besar, sehingga dapat menurunkan kualitas dan kuantitas tanaman
nanas.
Berbagai macam hama yang menyerang tanaman nanas di PT. GGP hama penting yang
menyerang tanaman nanas di PT. GGP diantaranya ialah hama Symphylid dan hama
mealybug. Hama tersebut merupakan hama yang umum menyerang dan menimbulkan
kerugian yang cukup tinggi jika tingkat serangan hama meningkat. Untuk itu perlu
dilakukan beberapa pencegahan juga pengendalian, agar dapat menekan tingkat kerugian
perusahaan.
Kegiatan Praktik Umum di PT. GGP diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan tentang teknik pembibitan nanas dengan melakukan praktik lapang.
II.
Pada sekitar tahun 1979 PT GGP memulai penanaman nanas, yang ditanam adalah
Smooth cayenne (nanas tanpa duri). Pada tahun 1983-1984 PT GGP memulai
pembangunan pabrik dan ekspor perdana 4 kontainer nanas kalengan, pada tahun 1984.
Hingga saat ini PT GGP memiliki luas areal kurang lebih 32.000 ha dengan luas efektif
penanaman 26.421,35 ha.
Tabel 1. Luas Areal Perkebunan PT Great Giant Pineapple
Divisi
Luas (hektar)
I
4.249,17
II
3.663,17
III
3.409,71
IV
3.544,75
V
4.325,59
VI
4.193,54
Hortikultura
263,08
X
3.782,34
Total
26.421,35
Sumber: Bagian Land Preparation PT Great Giant Pineapple pada tahun 2005
PT Great Giant Pineapple telah mengekspor 99,8 % dari produknya seperti nanas segar,
nanas kaleng dan konsentrat ke sekitar 30 negara di dunia, seperti Eropa, Amerika, Asia,
dan Australia. Pada bulan Februari 1996 PT GGP telah mendapatkan sertifikat ISO 9002
dari Lyod Register yang berarti system kualitas yang diterapkan telah memenuhi Standar
Internasional. PT Great Giant Pineapple merupakan perusahaan padat karya yang ikut
mendukung program pemerintah dalam upaya meningkatkan pendapatan masyarakat
khususnya petani dalam pola PIR.
Pada tahun 1990 didirikan PT Great Giant Livestock Co. yang dimaksudkan untuk
memanfaatkan limbah pabrik kulit nenas sebagai pakan utama pengganti rumput, sehingga
dapat menghindari dampak negatif dari limbah terhadap lingkungan.
Kemiringan lereng termasuk kategori datar sampai landai. Lokasi PT GGP berbatasan
dengan beberapa desa dan areal perusahaan lain, yaitu sebelah utara berbatasan dengan
Desa Bandar Agung, Bandar Sakti, Lempuyang Bandar, Tanjung Anom, Talang Pakis,
Gunung Keramat, dan Sri Menanti. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Bandar Rejo
dan areal CV Bumi Waras, sedangkan sebelah timur berbatasan dengan Desa Bandar Rejo,
dan disebelah barat berbatasan dengan Desa Rejo Mulyo dan Kijung. Jarak dari
perusahaan ke Bandar Jaya adalah 18 km dan ke Kota Bumi 50 km. Selain berbatasan
dengan CV Bumi Waras yang berjarak 3 km dari perusahaan, PT GGP juga berbatasan
dengan PT Gunung Madu Plantation yang berjarak 24 km.
Berdasarkan data curah hujan yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Pertanian Khusus
(SMPK) PT GGP memiliki nilai rata-rata curah hujan 2.527 mm per tahun (periode Januari
1984 s.d Juni 2005) dengan jumlah curah hujan antara 2.200 sd 3000 mm per tahun. Jika
digolongkan menurut klasifikasi Oldeman yang dihitung berdasarkan data curah hujan 10
tahun terakhir (1995 s.d 2005) areal perkebunan PT GGP termasuk kedalam zona
agroklimat D2, dengan bulan basah 3-4 bulan dan bulan kering 2-3 bulan. Lokasi
perkebunan PT GGP memiliki rerata temperatur maksimum 33 0C dan minimum 22 0C
dengan kelembaban relatif antara 82 % - 91 %.
Jenis tanah areal perkebunan didominasi oleh tanah ultisol yang berwarna kemerahmerahan sampai kuning dengan tekstur lempung liat berpasir sampai pasir berliat, agregat
tanah yang kurang mantap dengan kemampuan permeabilitas sangat cepat.laju infiltrasi
200 mm per jam dengan pH tanah antara 4,0 4,5.
langsung dan berpusat dibagian recrutman dan pelatihan di bawah bagian pengembangan
sumberdaya manusia atau Human Resources Development (HRD). Untuk karyawan tetap
diberikan cuti selama 12 hari/tahun. Promosi karyawan dilakukan berdasarkan prestasi
kerja loyalitas terhadap perusahaan dan ketersediaan formasi untuk pengembangan
perusahaan. Dengan adanya promosi, karyawan harian dapat menjadi karyawan tetap dan
selanjutnya dapat meningkat ke jenjang yang lebih tinggi.
PT Great Giant Pineapple merupakan salah satu anak perusahaan dari Gunung Sewu
Group, seperti juga PT Umas Jaya Farm (UJF) yang bergerak di bidang usaha pengolahan
singkong menjadi tapioka. Status tanah yang digunakan oleh PT GGP adalah hak guna
usaha jangka waktu 30 tahun. Perpanjangan dilakukan bila dianggap perusahaan dapat
memanfaatkan sumberdaya seoptimal mungkin dan dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sekitarnya.
Pada tahun 1979, penelitian untuk tanaman nanas dimulai dan diteruskan dengan
pembibitan yang keduanya merupakan tahap persiapan untuk pengembangan dan perluasan
areal nanas. Pada saat mulai berdiri, areal yang ditanami hanya seluas 500 ha, tetapi
semakin lama perluasan dilakukan secara terus menerus. Nanas yang diusahakan adalah
varietas smooth cayenne yang bibitnya berasal dari Jawa Barat, Sumatra Utara, dan
Lampung. Mesin untuk pengolahan nanas didatangkan dari Amerika Serikat, Jerman,
Jepang, Itali, dan Taiwan yang kemudian dibuat oleh tenaga asli Indonesia.
Pada bulan oktober 1984, produksi nanas kaleng merupakan suatu produksi percobaan.
Pada tahun 1985 baru dimulai ekspor perdana nanas kaleng. Pada saat ini PT GGP
memproduksi antara lain nanas kaleng, coactail, concentral, juice nanas, dan nata de coco.
Produksi PT GGP sampai sekarang sudah terjual di 50 negara di antaranya Amerika
Serikat, Australia, Jepang, Kanada, Timur tengah, Korea, Taiwan, dan lain-lain. Produksi
nanas kaleng dan juice setiap tahun mengalami peningkatan, pada tahun 1985 produksi
hanya sebesar 540.000 sc dan pada tahun 1984 sudah mencapai 4.831.030 sc. Pada tahun
1989 juice nanas mulai di produksi, awalnya mulai di produksi sebanyak 690 sc, dan pada
tahun1994 sudah di produksi sebanyak 14.269 sc.
Nilai ekspor PT GGP selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, meski terkadang
berfluktuasi lantaran pengaruh harga nanas global. Sebagai gambaran nilai ekspor GGP
tahun 2001 US$ 71.447; tahun 2002 (US$ 91.039.228); tahun 2003 (US$ 78.294.526);
tahun 2004 (US$ 103.393.107), tahun 2005 (US$ 111.109.819), dan 2006 (US$
107.135.529) (Anonim, 2010).
III.METODE PELAKSANAAN
3. Magang
Magang dilakukan dibawah pengawasan pembimbing, yaitu dengan melakukan
pengamatan tentang bagaimana cara penanganan bibit tanaman nanas sesuai dengan
jenis dan karakteristiknya masing-masing, di PT. GGP.
4. Konsultasi
Konsultasi dilakukan dengan pembimbing dan karyawan-karyawan di lingkungan
Praktik Umum untuk mendapatkan informasi tentang hal-hal yang terkait atau
mendukung kegiatan Praktik Umum, khususnya mengenai kegiatan penanganan bibit
tanaman nanas dan jenis-jenis bibit tanaman nanas yang digunakan di PT. GGP.
5. Diskusi
Diskusi dilaksanakan dengan pembimbing untuk mendapatkan kelengkapan data dan
informasi yang akan digunakan sebagai bahan pembuatan Laporan Praktik Umum.
6. Pembuatan laporan sementara
Pembuatan laporan sementara dilakukan di lokasi Praktik Umum dengan bimbingan
pembimbing.
Divisi
Kelas
Ordo
: Farinosae (Bromeliales)
Famili
: Bromeliaceae
Genus
: Ananas
Species
Tanaman nenas berbentuk semak dan hidupnya bersifat tahunan. Susunan tubuh tanaman
nenas terdiri dari akar, batang, daun, bunga, buah, dan tunas-tunas. System perakaran
tanaman nenas sebagian tumbuh didalam tanah dan sebagian lagi menyebar di dalam tanah.
Tanaman nenas berakar serabut (monocotyleadonae).
Bentuk batang tanaman nenas mirip ganda berukuran panjang 20-25 cm dengan diameter
2,0-3,5 cm, beruas-ruas. Daun nenas tumbuh memanjang sekitar 130-150 cm, lebar 3-5 cm,
jumlah daun tiap batang antara 70-80 helai. Bunga atau buah muncul pada ujung tanaman,
berukurab 7-15 cm atau lebih, tiap tangkai bunga terdiri dari 100 200 kuntum bunga,
penyerbukan pada tanaman nenas yaitu penyerbukan silang.
Seluruh bagian tanaman nenas terdapat tunas, yaitu tunas akar (anakan), tunas batang,
tunas tangkai, tunas dasar buah, dan tunas mahkota atau tunas puncak buah. Tunas-tunas
tersebut dapat digunakan sebagai alat perbanyakan tanaman secara fegetatif.
B. Keadaan Iklim
Tanaman nenas dapat tumbuh didaerah rendah sampai dataran tinggi (pegunungan)
1.200 meter diatas permukaan laut. Di daerah tropis Indonesia, nenas cocok nditanam atau
dikembangkan di dataran rendah sampai 800 meter dpl dengan keadan iklim basah maupun
kering, baik tipe iklim A,B,C,D,E, dan F.
C. Keadaan Tanah
Hampir semua jenis tanah yang digunakan untuk pertanian cocok untuk tanaman nenas.
Meskipun demikian, jenis tanah yang paling ideal untuk berkebun nenas adalah tanah yang
mengandung pasir, keadaannya subur, gembur,banyak mengandung bahan organic, dan
reaksi tanahnya pada pH 5,5. Hal yang penting diperhatikan dalam pemilihan adalah
tanahnya tidak mudah tergenang, aerasinya baik, dan kandungan kapurnya rendah.
D. Pembibitan
Tanaman nenas yang dapat berbuah tanpa musim ini dapat dipanen hasilnya sebanyak tiga
kali pada suatu areal tanam yang sama dalam waktu yang berbeda. Untuk membedakannya,
jenis tanaman nenas dikklasifikasikan ke dalam tiga kelompok, yaitu:
Plant crop (PC), merupakan tanaman nenas yang ditanam mulai dari bibit hingga panen
yang pertama. Panen dapat dilakukan pada saat tanaman berumur 18 bulan.
Ratoon crop (RC), merupakan tanaman nenas sisa panen dari PC. Setelah panen
pertama, tanaman nenas dipangkas 10 cm dari ujung daun, kemudian dibiarkan
tumbuh sampai tumbuh tunas baru yang kemudian dapat mengahsilkan buah dan dapat
dilakukan panen ke-2. Panen dilakukan setelah tanaman berumur 8 bulan.
Second ratoon crop (SR), merupakan tanaman nenas sisa panen dari RC. Pemanenan
dilakukan setelah tanaman berumur 6 bulan.
Tedapat tiga jenis bibit yang digunakan, yaitu:
1)
Bibit dari tunas buah pada umumnya tumbuh seragam dan mulai berbuah pada umum 2224 bulan setelah pindah tanam.
2)
a.
b.
Gambar 2. Sucker
3)
E. Dipping
Sebelum bibit ditanam diareal bibit tanaman nenas diberi perlakuan dengan cara dipping
yaitu pencelupan bibit kedalam larutan perekat, insektisida serta fungisida yang berfungsi
untuk mengantisipasi agar bibit yang akan ditanam bebas dari hama dan penyakit tanaman.
Bahan campuran yang digunakan untuk membuat larutan dipping yaitu Propoksur dan
Permetin (insektisida), Fositil-al dan Propikahasol (fungisida), Indistik (perekat). Dicampur
dan dilarutkan dengan campuran air dengan dosis yang telah ditentukan.
Bibit ditanam dengan cara ditancapkan kedalam tanah dengan kedalaman sesuai dengan
kategori bibit yaitu kelas besar dengan kedalaman . 14 cm, kelas sedang dengan
kedalaman 12 cm, kelas kecil dengan kedalaman 10 cm, dengan jarak 24 - 25 cm.
Periode paling lama selama budidaya nenas terdapat pada tahap perwatan tanaman.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perawatan tanaman meliputi pembersihan,
penyulaman tanaman yang mati, penyiangan rumput, irigasi dan pemupukan. Kegiatankegiatan tersebut menjadi tanggung jawab penuh departemen Field Maintenance di masingmasing divisi plantation.
a. Penyulaman Tanaman
Penyulaman tanaman dilakukan setelah pengecekan langsung di areal tanam. Departemen
Planting akan mengirimkan sejumlah bibit yang diperlukan, berdasarkan informasi dari
departemen Field Maintenance. Selama umur < 3 bulan setelah tanam, penyulaman
menjadi tangguang jawab departemen Planting, lebih dari batas periode tersebut, sudah
menjadi tanggung jawab departemen Field Maintenance.
b. Irigasi Tanaman
Pada pelaksanaannya, proses perawatan tanaman nenas sangat bergantung pada kondisi
alam. Pada musim kemarau, setelah bibit tanaman nenas ditanam, langsung dilkukan
sebelum pemupukan awal. Hal ini dimaksudkan agar pupuk yang ditabur akan mudah
diserap oleh tanah Irigasi pada musim kemarau dilakukan secara rutin dengan interval
waktu irigasi dibedakan berdasarkan jenis tanamannya. Untuk tanaman dewasa dengan
kanopi daun > 60 % irigasi dilakukan setiap dua minggu sekali, sedangkan untuk tanaman
kecil irigasi dilakukan 5 7 hari sekali dan untuk pembibitan irigasi dilakukan 3 5 hari
sekali.
Ada beberapa metode irigasi yang diterapkan, yaitu irigasi bawah permukaan tanah,
permukaan, sprinkler dan mikro. Metode irigasi yang digunakan oleh divisi Field
Maintenance Plantation PT. Great Giant Pineapple Co. adalah metode sprinkler irrigation
atau overhead irrigation, yaitu suatu metode irigasi yang pemberian airnya menyerupai
curah hujan (percikan). Sprinkler irrigation merupakan suatu system penyiraman yang
terdiri dari alat mesin, perlengkapan siram, sumber daya manusia dan tanaman. Alat mesin
yang digunakan diantaranya pompa irigasi, mesin generator penggerak pompa, traveler
irrigation, pipa penyalur, traktor penarik.
Sumber air yang digunakan berasal dari ground water yang dialirkan melalui sumur
dalam (deep wheel) dengan kedalaman mencapai 150 m dan air lebung.
c. Pemupukan
Aplikasi pemupukan pada areal perkebunan nenas PT Great Giant Pineapple Co. bertujuan
untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman dengan memenuhi kebutuhan
unsure hara dan nutrisi tanaman. Pemupukan tanaman nenas dilakukan dengan dua metode,
yaitu manual dan mekanis.
1) Metode Manual
Pemberian pupuk dengan menggunakan tenaga manusia . Metode ini dilakukan
denganmenggunakan dua tahap pemupukan.
Pupuk dasar. Jenis pupuk dasar yang diberikan terdiriu dari rock phosphate, gypsum
dan bahan organik (jika diperlukan). Kedua pupuk ini diberikan dalam bentuk bubuk
dengan cara ditebar secara merata. Pada permukaan tanah sebelum pembuatan gulud,
tepatnya setelah pengolahan tanah tahap akhir.Pemberian gypsum dimaksudkan untuk
memperkuat agregat tanah dan sebagai sumber Ca dengan tanpa meningkatkan pH
tanah. Sedangkan pemberian rock phosphate berfungsi sebagai sumber P bagi tanah.
Pupuk lanjutan. Ada dua jenis pupuk lanjutan yang diberikan untuk tanaman nenas,
yaitu pupuk tugal dan axil. Pupuk tugal diberikan mulai dari tanaman berumur 1 sampai
3 bulan, dengan cara ditugal ke tanah dengan sasaran utama daerah perakaran. Pupuk
axil dilakukan setelah pemberian pupk tugal, pada saat tanaman berumur 4 6 bulan.
Diberikan dengan cara memberikan pupuk tepat di ketiak daun dengan menggunakan
sendok pupuk, sasaran utamanya adalah akar axilar daun.
Jenis pupuk yang diberikan untuk pupuk tugal dan axil adalah urea, SP-36, KCl, dan
kieserite. Ke empat je4nis pupuk tersebut diaduk menjadi satu bagian yang kemudian
diaplikasikan pada tanama, dengan waktu aplikasi dari pagi sampai siang hari.
2) Metode Mekanis
Metode ini dilakukan dengan cara foliar spray melalui apliklasi spraying dengan
menggunakan alat spray cameco, yang memiliki radius spray mencapai 18 m. Aplikasi
spraying ini dilakukan per 30 hari sekali, yang diberikan pada pagi, siang, sore dan malam
hari. Sasaran utama foliar spray adalah stomata daun.
2)
Forcing adalah kegiatan yang bertujuan untuk menghentikan pertumbuhan vegetatif dan
merangsang pertumbuhan generatif
dilakukan pada usia tanaman 8 bulan untuk Plant Crop (PC). Dengan demikian, panen buah
nenas dapat drencanakan 5 bulan berikutnya. Hormon pertumbuhan untuk forcing adalah
kalsium karbida (CaC2). Sumber bahan utama formula untuk proses forcing adalah gas
ethylene.
Aplikasi forcing dilakukan pada malam hari karena temperatur optimum untuk aplikasi ini
adalah 20 0C. Tetapi temperatur minimum areal perkebunan pada malam hari hanya 23 0C.
Sebelum melakukan aplikasi forcing, operator boom sprayer harus melakukan pengukuran
suhu di areal tanam terlebih dahulu. Oleh karena itu larutan urea yang turut dicampurkan
pada formula larutan forcing berfungsi pula untuk menurunkan suhu larutan.
Unit yang digunakan untuk kegiatan forcing dan ripening adalah boom sprayer, yaitu
sebuah mobil tangki air disertai dua sayap penyemprot di samping kanan dan kirinya.
Masing-masing sayap mempunyai jangkauan 18 m, sesuai dengan lebar plot areal tanam.
Mekanisme penyemprotan gas pada masing-masing asayap menggunakan prinsip nozel.
Frekuensi pengisian air mencapai 13 menit sekali.
Kegiatan panen di Plantation PT. Great Giant Pineapple Co. masih dilakukan secara
manual menggunakan tenaga kerja. Namun proses pengumpulan dan distribusi buah dari
perkebunan ke pabrik sudah dilakukan secara mekanis. Pengumpulan buah dari areal ke
dalam bin dilakukan oleh unit cameco harvester. Buah nenas yang telah melalui aplikasi
forcing dan ripening dapat dipanen pada usia 138 145 hari pasca forcing untuk plant crop
(PC) Clon, dan usia 150 155 hari pasca forcing untuk jenis konvensional. Menjelang
panen, terlebih dahulu dilakukan pengamatan distribusi buah pada umur 128 130 hari
pasca forcing. Hal ini dilakukan untuk memprediksi tonase akhir buah nenas pada lokasi
tersebut.
Seleksi dilakukan pada saat bersamaan dengan panen. Setelah buah dipisahkan dari crown,
buah tersebut dipisahkan dan diletakkan sesuai dengan kelasnya masing-masing.
I. Hama mealybug atau kutu putih yang menyerang tanaman nanas di PT.
GGP
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan
: Animalia
Filum
: Arthropoda
Kelas
: Insecta
Urutan
: Hemiptera
Subordo
: Sternorrhyncha
Keluarga
: Pseudococcidae
Hama kutu putih atau Mealy bug atau Paracoccus marginatus merupakan salah satu hama
yang kerap menyerang tanaman nanas di PT.GGP. Mealy bug adalah serangga yang
tubuhnya ditutupi dengan bubuk lilin putih. Mealy bug menyerang tanaman dengan cara
menusuk daun dan mengisap . Saat mereka menghisap getah, mereka juga mengeluarkan
zat lengket yang melapisi dedaunan. Yang disebut "embun madu," ekskresi ini pertama
terlihat seperti madu, tetapi segera berubah hitam berjamur. Lengketnya pelapisan
membuat tanaman sulit untuk bernapas. Selain itu, cairan lengket dan manis seperti madu
ini yang dapat mendatangkan semut. Semut- semut tersebut membantu penyebaran hama
Mealy bug .
Kutu putih dapat ditemukan pada bagian tanaman yang menjadi pertemuan antara daun dan
batang (buku-buku batang), atau batang dan buah, serta diatas dan atau dibawah daun
muda. Mealy bug tidak menyukai cahaya sehingga cenderung menjauhi cahaya seperti di
sisi bawah daun dan batang.
Presentase Mealy bug terbesar terdapat pada bagian pelepah daun, yaitu sebesar 53,3%
diikuti pada bagian mahkota buah, buah, batang, dan tangkai buah masing- masing sebesar
23%; 15,6%; 4,5%; dan 3,6%. Banyaknya populasi Mealy bug pada bagian bawah tanaman
seperti pelepah daun lebih disebabkan bagian tanaman tersebut merupakan tempat
berlindung yang baik untuk Mealy bug dari cahaya matahari, musuh alami, dan hujan,
sehingga kutu putih dapat berkembang biak dengan baik.
Gejala serangan
Gejala yang terlihat pada tanaman yang terserang melaybug yaitu berupa ujung daun yang
kering dan melengkung ke bawah, daun berwarna merah muda atau merah tua, layu mulai
terjadi di ujung daun, buah menjadi kecil, tanaman menjadi kerdil, dan menurunkan cita
rasa nanas di PT GGP sehingga produktivitas menjadi menurun dan merugikan . Pada
tanaman yang sakit atau yang menunjukkan gejala telah ditemukan kutu putih yang diduga
sebagai vektor yang menyebabkan penyakit layu.
Pengendalian
Pengendalian dapat dilakukan dengan penggunaan varietas tahan, dengan pengolaan
lahan,cara kimiawi yaitu dengan menggunakan insektisida. Adapun pengendalian juga
dapat dilakukan dengan cara eradikasi, yaitu tanaman yang terserang kutu putih disanitasi
terlebih dahulu,kemudian tanaman tersebut di cabut dan langsung dibuang. Pengendalian
kutu tepung ini juga dapat dilakukan dengan cara menyingkirkan semut-semut dari sekitar
lahan tanam, yaitu dengan menggunakan Tekasi. Tekasi merupakan bahan untuk
mengendalikan atau menurunkan populasi semut. tekasi terdiri dari campuran
kelapa,rebon,dan bahan aktif yang telah dicampurkan dan diolah.adapun aplikasi tekasi ini
adalah selama 3-7 bulan tekasi diletakan di tanah dengan menggunakan tempat atau wadah
dan ditutup dengan penutup daun. Aroma tekasi yang di hirup oleh semut menyebabkan
semut-semut disekitar lahan menjadi mati
Adapun pengendalian yang dilakukan PT. GGP ini dengan cara teknik konvensional.
Berikut langkah-langkah pengendalian dengan teknik konvensional:
1. Pada crown segar dibiakan Mealy bug
2. Letakan crown yang telah dibiakan dengan Mealy bug tersebut dalam suatu
penyimpanan selama 3 hari
(semakin lama simpan, semakin banyak Mealy bug yang menyerang crown)
: Animalia
Filum
: Arthropoda
Subphylum
: Myriapoda
Kelas
: Symphyla
profil tanah. Secara umum, peningkatan struktur tanah seperti penambahan bahan organik,
meningkatkan kemampuan Symphylid untuk bergerak melalui tanah, menyebabkan
populasi meningkat dan kerusakan meningkat melalui peningkatan akses ke akar.
Symphylid ditemukan dalam tanah yang sangat masam. Ketika pada suatu lahan tidak
ditanami tanaman,maka hama Symphylid ini dapat bertahan di batang-batang tua, namun
jika terdapat tanaman, maka ia menyerang tanaman tersebut dan mengakibatkan kerusakan
pada tanaman tersebut.
3. Tanah
4. Kayu atau bambu
Cara kerja:
1. Lubangi tanah kurang lebih 10cm
2. Dicamprkan tanah daun daun pepaya yang telah di iris halus kedalam kain strimin,
kemudian ikat kain tersebut.
3. Di masukan kain strimin yang berisi campuran tanah dan pepaya tersebut kedalam
tanah
5. Setelah 5 hari kemudian,kain strimin yang berisi tanah dan daun pepaya diambil
dari lubang yang ditanam, dan diamati populasinya
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil kegiatan praktik umum yang talah dilakukan di PT.Great Giant
Pineapple (PT.GGP), maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan, antara lain sebagai
berikut:
1. Hama penting yang menyerang tanaman nanas di PT. GGP ialah mealybug dan
symphylid, sedangkan penyakit penting yang menyerang ialah Phytophthora dan
busuk Erwinia
2. Mealybug menyerang tanaman dibawah umur 5 bulan yang menyebabkan buah
nanas mengalami penurunan kadar air, berukuran kecil atau tidak maksimal, serta
kering pada kulit buah nanas.
3. Symphylid menyerang akar,sehingga akar menjadi kering dan menyebabkan daun
menjadi kuning merana dan layu.
4. Tingkat serangan dan kerugian di PT. GGP yang ditimbulkan oleh hama mealybug
lebih tinggi dibandingkan hama symphylid
LAMPIRAN
Gambar tanaman nanas yang berumur dua bulan yang terserang symphylid
Gambar pengamatan hama Sympilid pada 2bulan setelah tanam di media paralone
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010.http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/13613.diakses pada tanggal 15
Agustus 2011
Anonim. 2009. http://warintek.ristek.go.id/pertanian/nenas.pdf. diakses pada tanggal 15
Agustus 2011.
Berry, R. E., and R. R. Robinson. 1974. Biology and control of the garden symphylan. Oregon
State University. Extension Service. Extension Circular 845.
Edwards, C. A. 1990. Symphyla, pp. 891 - 910. In D. L. Dindal [ed.], Soil biology guide.
Wiley, New York.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................
KATA PENGANTAR...................................................................................ii
DAFTAR ISI .................................................................................................
iv
DAFTAR GAMBAR.
vi
I. PENDAHULUAN
1.3 Metodologi......................................................................................
12
12
13
14
25
DAFTAR PUSTAKA
27
LAMPIRAN......................
28
Struktur Organisasi.............................................................................................
29
30
32
35
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Bibit Crown ...........................................................................................
13
2. Bibit Sucker.......
14
3. Bibit Nursery.................................................................................
15
4. Proses Dipping...............................................................................
16
5. Penanaman Nanas.....................................................................................
17
18
19
8. Aplikasi Herbisida.........................................................................................
21
9. Proses Pemanenan......................................................................................
23
24
29
29
29
vi