Anda di halaman 1dari 48

PENGELOLAAN TANAMAN DAN HAMA PADA PERTANAMAN NENAS

( Ananas comusus L ) DI PERKEBUNAN PT GREAT GIANT PINEAPPLE


( Laporan Praktik Umum )

Oleh
Inggit Sagita

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
segala rahmat dan hidayahNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan Praktik Umum ini. Laporan ini di susun berdasarkan hasil kegiatan Praktik Umum
yang telah dilaksanakan oleh penulis di PT.Great Giant Pineapple Lampung Tengah dan
merupakan syarat kelulusan mata kuliah Praktik Umum.
Dengan tercapainya Praktik Umum dan pembuatan laporan ini,Penulis mengucapkan
terima kasih kepada:

Bapak Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M. S, Pembina dan Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Lampung.
Ibu Ir. Lestari Wibowo, M. S, Ketua Pelaksana Praktik Umum Jurusan Proteksi Tanaman.
Bapak Prof. Dr. Ir. FX Susilo, M.Sc, Dosen Pembimbing Praktik umum atas saran, arahan,
dan bimbingan kepada penulis selama penyusunan laporan.
Bapak Dr. Ir. Afandi, M. S, Dosen yang telah banyak membantu Penulis dalam penempatan
Praktik Umum di PT. GGP.

Ibu Nurfadhilah Ekawati Rusydi, SP, sebagai pembimbing lapang penulis, atas bimbingan,
bantuan, dan saran yang telah diberikan kepada penulis.
Bapak Basuki, SP, Kabag Proteksi Research and Development Department PT GGP
Keluarga penulis,ayah,Umi(Alm),cece, dan abang atas perhatian, kepedulian, motivasi,
dan doa yang telah diberikan kepada penulis.
Staff dan karyawan Research and Development Department PT GGP yang telah
membantu dan memberikan ,nasihat, saran,dan dukungan selama pelaksanaan praktik
Umum.
Mbah Jono,pak Jarno, Pak Aris,Pak Ikhsan, Pak saino,Pak Wartoyo dan semua pekerja
yang tidak dapat penulis sebutkan semuanya, terima kasih atas bimbingan,waktu,
bantuan, kebersamaan, dan kekeluargaan yang telah diberikan kepada penulis.
Teman-teman seperjuangan praktik umum: Maye,Yures,Ardhi,Fifi,Vina. Terima kasih atas
kebaikan, dukungan, bantuan, dan kebersamaan yang diberikan kepada penulis.
Teman-teman Agroekoteknologi 2008 dan seluruh Himaprotekta yang telah mendukung
dan membantu penulis.

Dengan segala kerendahan hati,Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam


laporan Praktik Umum ini. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik agar lebih
baik lagi. Semoga laporan Praktik Umum ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Agustus,2011


Penulis,

Inggit Sagita

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Nanas ( Ananas comusus ) merupakan salah satu buah tropis yang penting, produksinya
menempati urutan keempat setelah pisang, mangga dan jeruk. Buah ini banyak di gemari
masyarakat, baik di dalam maupun di luar negeri. Nanas dapat di konsumsi dalam bentuk
segar sebagai buah meja atau di konsumsi dalam bentuk olahan seperti juice, selai serta
kalengan.
Buah nanas segar mengandung enzim bromelin yang bekerja memecah protein yang
terkandung di dalam makanan, sehingga dapat membantu kerja lambung tanpa harus
mengeluarkan asam lambung berlebihan. Setelah itu buah nanas memiliki efek deuretik
oleh karena itu baik untuk program pengurusan badan. Nanas banyak mengandung vitamin
A, B, dan C, kalsium dan berkalori rendah. Juice nanas segar dapat menyegarkan penderita
demam dan influensa.
PT Great Giant Pineapple merupakan salah satu perusahaan perkebunan nanas yang
mempunyai areal perkebunan yang cukup luas dan sudah cukup lama memproduksi dan
mengolah nanas dalam skala besar khususnya untuk ekspor. Sehingga untuk memenuhi

kebutuhan yang sangat besar tersebut, dibutuhkan teknik budidaya serta bibit nanas yang
mampu menghasilkan tanaman nanas yang mampu berproduksi besar pula.( Indra K, Deny.
2004 ).
Agar diperoleh bibit dengan kulaitas yang baik, maka bibit harus berasal dari tanaman yang
pertumbuhannya normal, sehat, bebas dari hama dan penyakit dan pertumbuhannya relatif
seragam. Untuk memperoleh semua hal tersebut, maka masing-masing bibit tersebut harus
mendapatkan penanganan/pengelolaan yang sesuai dengan karakteristiknya, sehingga dapat
diperoleh bibit yang berkualitas tinggi.

Hama adalah organisme yang merusak tanaman dan secara ekonomik merugikan manusia.
Batasan antara organisme hama dengan organisme bukan hama tidak begitu jelas,
tergantung manusia yang menilainya. Secara teori hama dan penyakit yang menyerang
tanaman nanas banyak, tetapi di PT.GGP tidak semua dikendalikan karena hal tersebut
belum sampai pada tahap merugikan sehingga tidak terlalu diperhatikan bahkan
dikendalikan. Namun, ada beberapa hama dan penyakit yang menyerang tanaman nanas di
PT.GGP dalam skala besar, sehingga dapat menurunkan kualitas dan kuantitas tanaman
nanas.
Berbagai macam hama yang menyerang tanaman nanas di PT. GGP hama penting yang
menyerang tanaman nanas di PT. GGP diantaranya ialah hama Symphylid dan hama
mealybug. Hama tersebut merupakan hama yang umum menyerang dan menimbulkan
kerugian yang cukup tinggi jika tingkat serangan hama meningkat. Untuk itu perlu
dilakukan beberapa pencegahan juga pengendalian, agar dapat menekan tingkat kerugian
perusahaan.

Kegiatan Praktik Umum di PT. GGP diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan tentang teknik pembibitan nanas dengan melakukan praktik lapang.

1.2 Tujuan Praktik Umum


1. Mengembangkan wawasan dan pengetahuan mahasiswa tentang teknik pengendalian
hama dan penyakit tanaman nanas di PT. Great Giant Pineapple, dapat mengamati
secara langsung hama dan penyakit yang menyerang tanaman nanas di PT. Great Giant
Pineapple, serta menyelaraskan dasar teori yang diperoleh selama melakukan studi
dengan kondisi di lapang.
2. Mahasiswa dapat mengamati secara langsung hama dan penyakit yang menyerang
tanaman nanas di PT. Great Giant Pineapple
3. Mahasiswa dididik untuk mempelajari secara langsung teknik pembibitan yang
diterapkan pada budidaya tanaman nanas yang diusahakan dalam skala luas dalam
praktik umum melalui latihan kerja.

II.

KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK UMUM

2.1 Sejarah Singkat PT GGP


Secara yuridis formal PT Great Giant Pineapple (GGP) didirikan pada tanggal 14 Mei 1979
dengan Akte Notaris No. 48. Berdirinya perseroan terbatas yang bergerak dibidang
perkebunan dan pengalengan nanas ini dipelopori oleh PT Umas Jaya Farm (UJF). PT
Umas Jaya Farm bergerak dalam bidang usaha perkebunan singkong dan pabrik tepung
tapioka, secara hukum telah berdiri sejak tahun 1973 dan memulai usahanya di Desa
Terbanggi Besar. PT Great Giant Pineapple berdiri resmi dengan fasilitas penanaman
modal dalam negeri (PMDM) dengan Notaris Koesbiono Sarmanhadi, S.H. pada tanggal 21
Juli 1980 dibuat Surat Perjanjian Tetap (SPT) No.102 BPKPM/5/PMDM tentang berdirinya
PT GGP dengan status tanah yang digunakan adalah Hak Guna Usaha (HGU) seluas 9.118
ha dengan jangka waktu 20 tahun. HGU dapat diperpanjang apabila perusahaan mampu
memanfaatkan sumber daya dengan baik dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
sekitar perusahaan.

Pada sekitar tahun 1979 PT GGP memulai penanaman nanas, yang ditanam adalah
Smooth cayenne (nanas tanpa duri). Pada tahun 1983-1984 PT GGP memulai
pembangunan pabrik dan ekspor perdana 4 kontainer nanas kalengan, pada tahun 1984.
Hingga saat ini PT GGP memiliki luas areal kurang lebih 32.000 ha dengan luas efektif
penanaman 26.421,35 ha.
Tabel 1. Luas Areal Perkebunan PT Great Giant Pineapple
Divisi
Luas (hektar)
I
4.249,17
II
3.663,17
III
3.409,71
IV
3.544,75
V
4.325,59
VI
4.193,54
Hortikultura
263,08
X
3.782,34
Total
26.421,35
Sumber: Bagian Land Preparation PT Great Giant Pineapple pada tahun 2005

PT Great Giant Pineapple telah mengekspor 99,8 % dari produknya seperti nanas segar,
nanas kaleng dan konsentrat ke sekitar 30 negara di dunia, seperti Eropa, Amerika, Asia,
dan Australia. Pada bulan Februari 1996 PT GGP telah mendapatkan sertifikat ISO 9002
dari Lyod Register yang berarti system kualitas yang diterapkan telah memenuhi Standar
Internasional. PT Great Giant Pineapple merupakan perusahaan padat karya yang ikut
mendukung program pemerintah dalam upaya meningkatkan pendapatan masyarakat
khususnya petani dalam pola PIR.

Pada tahun 1990 didirikan PT Great Giant Livestock Co. yang dimaksudkan untuk
memanfaatkan limbah pabrik kulit nenas sebagai pakan utama pengganti rumput, sehingga
dapat menghindari dampak negatif dari limbah terhadap lingkungan.

2.2 Lokasi Perusahaan dan Keadaan Umum Wilayah


PT Great Giant Pineapple secara administrasi berlokasi di Jalan Raya Arah Menggala KM
77 Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah, berjarak 78 km dari Kota
Bandar Lampung. Secara geografis terletak pada lintang 04049 LS dengan garis bujur
105013 BT pada ketinggian 46 m dari permukaan laut. Di lokasi ini terdapat areal
perkebunan, pabrik pengolahan buah dan unit pendukung oprasional.

Kemiringan lereng termasuk kategori datar sampai landai. Lokasi PT GGP berbatasan
dengan beberapa desa dan areal perusahaan lain, yaitu sebelah utara berbatasan dengan
Desa Bandar Agung, Bandar Sakti, Lempuyang Bandar, Tanjung Anom, Talang Pakis,
Gunung Keramat, dan Sri Menanti. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Bandar Rejo
dan areal CV Bumi Waras, sedangkan sebelah timur berbatasan dengan Desa Bandar Rejo,
dan disebelah barat berbatasan dengan Desa Rejo Mulyo dan Kijung. Jarak dari
perusahaan ke Bandar Jaya adalah 18 km dan ke Kota Bumi 50 km. Selain berbatasan
dengan CV Bumi Waras yang berjarak 3 km dari perusahaan, PT GGP juga berbatasan
dengan PT Gunung Madu Plantation yang berjarak 24 km.

Berdasarkan data curah hujan yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Pertanian Khusus
(SMPK) PT GGP memiliki nilai rata-rata curah hujan 2.527 mm per tahun (periode Januari
1984 s.d Juni 2005) dengan jumlah curah hujan antara 2.200 sd 3000 mm per tahun. Jika

digolongkan menurut klasifikasi Oldeman yang dihitung berdasarkan data curah hujan 10
tahun terakhir (1995 s.d 2005) areal perkebunan PT GGP termasuk kedalam zona
agroklimat D2, dengan bulan basah 3-4 bulan dan bulan kering 2-3 bulan. Lokasi
perkebunan PT GGP memiliki rerata temperatur maksimum 33 0C dan minimum 22 0C
dengan kelembaban relatif antara 82 % - 91 %.
Jenis tanah areal perkebunan didominasi oleh tanah ultisol yang berwarna kemerahmerahan sampai kuning dengan tekstur lempung liat berpasir sampai pasir berliat, agregat
tanah yang kurang mantap dengan kemampuan permeabilitas sangat cepat.laju infiltrasi
200 mm per jam dengan pH tanah antara 4,0 4,5.

2.3 Organisasi dan Tata Kerja Perusahaan

PT Great Giant Pineapple termasuk perusahaan terbesar dimana kekuasaan tertinggi


terletak pada dewan komisaris. Untuk menjalankan tugas sehari-hari direktur operasional
dibantu oleh general manager yang mengkordinir 11 departemen. Masing-masing
departemen dipimpin oleh seorang manager. Bagian produksi (Production Departement),
membawahi tiga bagian yaitu bagian perkebunan (Plantation), bagian pabrik (Factory),
dan bagian system dan produksi (Production and system).
Bagian perkebunan (Plantation) membawahi Plantation I, Plantation II, Plantation III, dan
bagian penunjang operasi kebun (farming service). Para pekerja di PT GGP dibagi menjadi
dua bagian yaitu pekerja bulanan dan harian. Pekerja bulanan terdiri dari manager, staf,
supervisor, dan pelaksana. Pekerja harian dibedakan antara harian kebun dan pabrik yang
sifatnya tetap dan lepas. Penarikan calon karyawan dan calon staf dilakukan secara

langsung dan berpusat dibagian recrutman dan pelatihan di bawah bagian pengembangan
sumberdaya manusia atau Human Resources Development (HRD). Untuk karyawan tetap
diberikan cuti selama 12 hari/tahun. Promosi karyawan dilakukan berdasarkan prestasi
kerja loyalitas terhadap perusahaan dan ketersediaan formasi untuk pengembangan
perusahaan. Dengan adanya promosi, karyawan harian dapat menjadi karyawan tetap dan
selanjutnya dapat meningkat ke jenjang yang lebih tinggi.

PT Great Giant Pineapple merupakan salah satu anak perusahaan dari Gunung Sewu
Group, seperti juga PT Umas Jaya Farm (UJF) yang bergerak di bidang usaha pengolahan
singkong menjadi tapioka. Status tanah yang digunakan oleh PT GGP adalah hak guna
usaha jangka waktu 30 tahun. Perpanjangan dilakukan bila dianggap perusahaan dapat
memanfaatkan sumberdaya seoptimal mungkin dan dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sekitarnya.

Pada tahun 1979, penelitian untuk tanaman nanas dimulai dan diteruskan dengan
pembibitan yang keduanya merupakan tahap persiapan untuk pengembangan dan perluasan
areal nanas. Pada saat mulai berdiri, areal yang ditanami hanya seluas 500 ha, tetapi
semakin lama perluasan dilakukan secara terus menerus. Nanas yang diusahakan adalah
varietas smooth cayenne yang bibitnya berasal dari Jawa Barat, Sumatra Utara, dan
Lampung. Mesin untuk pengolahan nanas didatangkan dari Amerika Serikat, Jerman,
Jepang, Itali, dan Taiwan yang kemudian dibuat oleh tenaga asli Indonesia.

Pada bulan oktober 1984, produksi nanas kaleng merupakan suatu produksi percobaan.
Pada tahun 1985 baru dimulai ekspor perdana nanas kaleng. Pada saat ini PT GGP

memproduksi antara lain nanas kaleng, coactail, concentral, juice nanas, dan nata de coco.
Produksi PT GGP sampai sekarang sudah terjual di 50 negara di antaranya Amerika
Serikat, Australia, Jepang, Kanada, Timur tengah, Korea, Taiwan, dan lain-lain. Produksi
nanas kaleng dan juice setiap tahun mengalami peningkatan, pada tahun 1985 produksi
hanya sebesar 540.000 sc dan pada tahun 1984 sudah mencapai 4.831.030 sc. Pada tahun
1989 juice nanas mulai di produksi, awalnya mulai di produksi sebanyak 690 sc, dan pada
tahun1994 sudah di produksi sebanyak 14.269 sc.

Nilai ekspor PT GGP selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, meski terkadang
berfluktuasi lantaran pengaruh harga nanas global. Sebagai gambaran nilai ekspor GGP
tahun 2001 US$ 71.447; tahun 2002 (US$ 91.039.228); tahun 2003 (US$ 78.294.526);
tahun 2004 (US$ 103.393.107), tahun 2005 (US$ 111.109.819), dan 2006 (US$
107.135.529) (Anonim, 2010).

III.METODE PELAKSANAAN

2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Kegiatan Praktik Umum dilaksanakan di PT. Great Giant Pineapple (PT. GGP), yaitu pada
bulan Juli sampai dengan Agustus 2011.

2.2 Metode Pelaksanaan


Metode yang akan digunakan dalam Praktik Umum ini adalah:
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan data tentang PT. Great Giant
Pineapple dan data yang terkait dengan kegiatan penanganan bibit tanaman nanas dan
jenis-jenis bibit tanaman nanas yang digunakan di PT. GGP.
2. Studi Pustaka
Studi pustaka ditujukan untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan kegiatan
penanganan bibit tanaman nanas dan jenis-jenis bibit tanaman nanas yang digunakan di
PT. GGP.

3. Magang
Magang dilakukan dibawah pengawasan pembimbing, yaitu dengan melakukan
pengamatan tentang bagaimana cara penanganan bibit tanaman nanas sesuai dengan
jenis dan karakteristiknya masing-masing, di PT. GGP.
4. Konsultasi
Konsultasi dilakukan dengan pembimbing dan karyawan-karyawan di lingkungan
Praktik Umum untuk mendapatkan informasi tentang hal-hal yang terkait atau
mendukung kegiatan Praktik Umum, khususnya mengenai kegiatan penanganan bibit
tanaman nanas dan jenis-jenis bibit tanaman nanas yang digunakan di PT. GGP.
5. Diskusi
Diskusi dilaksanakan dengan pembimbing untuk mendapatkan kelengkapan data dan
informasi yang akan digunakan sebagai bahan pembuatan Laporan Praktik Umum.
6. Pembuatan laporan sementara
Pembuatan laporan sementara dilakukan di lokasi Praktik Umum dengan bimbingan
pembimbing.

IV. HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

A. Taksonomi dan Morfologi Tanaman Nenas


Dalam tatanan atau sistematika (taksonomi) tumbuhan, nenas diklasifikasikan sebagai
berikut :
Kingdom

: Plantae (tumbuh tumbuhan)

Divisi

: Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Kelas

: Angiospermae (berbiji tertutup)

Ordo

: Farinosae (Bromeliales)

Famili

: Bromeliaceae

Genus

: Ananas

Species

: Ananas comosus (L) Merr.]

Tanaman nenas berbentuk semak dan hidupnya bersifat tahunan. Susunan tubuh tanaman
nenas terdiri dari akar, batang, daun, bunga, buah, dan tunas-tunas. System perakaran
tanaman nenas sebagian tumbuh didalam tanah dan sebagian lagi menyebar di dalam tanah.
Tanaman nenas berakar serabut (monocotyleadonae).

Bentuk batang tanaman nenas mirip ganda berukuran panjang 20-25 cm dengan diameter
2,0-3,5 cm, beruas-ruas. Daun nenas tumbuh memanjang sekitar 130-150 cm, lebar 3-5 cm,

jumlah daun tiap batang antara 70-80 helai. Bunga atau buah muncul pada ujung tanaman,
berukurab 7-15 cm atau lebih, tiap tangkai bunga terdiri dari 100 200 kuntum bunga,
penyerbukan pada tanaman nenas yaitu penyerbukan silang.
Seluruh bagian tanaman nenas terdapat tunas, yaitu tunas akar (anakan), tunas batang,
tunas tangkai, tunas dasar buah, dan tunas mahkota atau tunas puncak buah. Tunas-tunas
tersebut dapat digunakan sebagai alat perbanyakan tanaman secara fegetatif.

B. Keadaan Iklim
Tanaman nenas dapat tumbuh didaerah rendah sampai dataran tinggi (pegunungan)
1.200 meter diatas permukaan laut. Di daerah tropis Indonesia, nenas cocok nditanam atau
dikembangkan di dataran rendah sampai 800 meter dpl dengan keadan iklim basah maupun
kering, baik tipe iklim A,B,C,D,E, dan F.

C. Keadaan Tanah
Hampir semua jenis tanah yang digunakan untuk pertanian cocok untuk tanaman nenas.
Meskipun demikian, jenis tanah yang paling ideal untuk berkebun nenas adalah tanah yang
mengandung pasir, keadaannya subur, gembur,banyak mengandung bahan organic, dan
reaksi tanahnya pada pH 5,5. Hal yang penting diperhatikan dalam pemilihan adalah
tanahnya tidak mudah tergenang, aerasinya baik, dan kandungan kapurnya rendah.

D. Pembibitan
Tanaman nenas yang dapat berbuah tanpa musim ini dapat dipanen hasilnya sebanyak tiga
kali pada suatu areal tanam yang sama dalam waktu yang berbeda. Untuk membedakannya,
jenis tanaman nenas dikklasifikasikan ke dalam tiga kelompok, yaitu:
Plant crop (PC), merupakan tanaman nenas yang ditanam mulai dari bibit hingga panen
yang pertama. Panen dapat dilakukan pada saat tanaman berumur 18 bulan.
Ratoon crop (RC), merupakan tanaman nenas sisa panen dari PC. Setelah panen
pertama, tanaman nenas dipangkas 10 cm dari ujung daun, kemudian dibiarkan
tumbuh sampai tumbuh tunas baru yang kemudian dapat mengahsilkan buah dan dapat
dilakukan panen ke-2. Panen dilakukan setelah tanaman berumur 8 bulan.
Second ratoon crop (SR), merupakan tanaman nenas sisa panen dari RC. Pemanenan
dilakukan setelah tanaman berumur 6 bulan.
Tedapat tiga jenis bibit yang digunakan, yaitu:
1)

Crown (mahkota nenas)


Ciri-ciri dan sifat mahkota nenas (crown)

Tunas yang tumbuh diatas (puncak buah)

Jumlah tunas umumnya hanya 1 tunas

Bibit dari tunas buah pada umumnya tumbuh seragam dan mulai berbuah pada umum 2224 bulan setelah pindah tanam.

Gambar 1. Crown/ mahkota nanas

2)

Sucker (tunas batang)


Ciri-ciri dan sifat tunas batang (sucker) :

a.

Tunas yang tumbuh di batang atau tangkai buah.

b.

Jumlah tunas batang perrumpun atau tiap batang relative sedikit.

Gambar 2. Sucker
3)

Nursery/section merupakan perbanyakan bibit dengan menyemaikan batang atau crown


dengan section sebagai penyedia bibit di lahan produksi yang kemudian disemaikan.

Gambar 3. bibit Nursery

E. Dipping
Sebelum bibit ditanam diareal bibit tanaman nenas diberi perlakuan dengan cara dipping
yaitu pencelupan bibit kedalam larutan perekat, insektisida serta fungisida yang berfungsi
untuk mengantisipasi agar bibit yang akan ditanam bebas dari hama dan penyakit tanaman.
Bahan campuran yang digunakan untuk membuat larutan dipping yaitu Propoksur dan
Permetin (insektisida), Fositil-al dan Propikahasol (fungisida), Indistik (perekat). Dicampur
dan dilarutkan dengan campuran air dengan dosis yang telah ditentukan.

Gambar 4. Proses Dipping


F. Penanaman (Planting)
Suatu proses kegiatan mulai dari penyiapan bibit sampai kepada penanaman bibit tersebut
dilokasi tanam, sumber bibit yang dipergunakan ada 3 macam yaitu crown, sucker, section,
varietas tanaman yang digunakan Smoth cayenne.
Metode penanaman yang dipakai ada 4 macam yaitui :
1. Single row yaitu dalam satu gulud yang ditanam 1 lajur bibit.
2. Double row yaitu dalam satu gulud yang lebih lebar ditanam 2 lajur bibit secara
selang-seling.
3. Tanam bawah gulud yaitu bibit ditanam dibagian bawah gulud yang rendah cara
tanam ini bisa dilakukan saat musim kemarau dimaksudkan agar tanaman bisa
memperoleh lebih banyak air.
4. Tanam diatas gulud yaitu merupakan kebalikan tanam dibawah gulud biasanya
dilakukan apabila lahan diperkirakan tidak akan kekurangan air.

Bibit ditanam dengan cara ditancapkan kedalam tanah dengan kedalaman sesuai dengan
kategori bibit yaitu kelas besar dengan kedalaman . 14 cm, kelas sedang dengan
kedalaman 12 cm, kelas kecil dengan kedalaman 10 cm, dengan jarak 24 - 25 cm.

Gambar 5. Penanaman nanas


G.

Perawatan Tanaman Nenas (Field Maintenance)

Periode paling lama selama budidaya nenas terdapat pada tahap perwatan tanaman.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perawatan tanaman meliputi pembersihan,
penyulaman tanaman yang mati, penyiangan rumput, irigasi dan pemupukan. Kegiatankegiatan tersebut menjadi tanggung jawab penuh departemen Field Maintenance di masingmasing divisi plantation.
a. Penyulaman Tanaman
Penyulaman tanaman dilakukan setelah pengecekan langsung di areal tanam. Departemen
Planting akan mengirimkan sejumlah bibit yang diperlukan, berdasarkan informasi dari
departemen Field Maintenance. Selama umur < 3 bulan setelah tanam, penyulaman
menjadi tangguang jawab departemen Planting, lebih dari batas periode tersebut, sudah
menjadi tanggung jawab departemen Field Maintenance.

b. Irigasi Tanaman
Pada pelaksanaannya, proses perawatan tanaman nenas sangat bergantung pada kondisi
alam. Pada musim kemarau, setelah bibit tanaman nenas ditanam, langsung dilkukan
sebelum pemupukan awal. Hal ini dimaksudkan agar pupuk yang ditabur akan mudah
diserap oleh tanah Irigasi pada musim kemarau dilakukan secara rutin dengan interval
waktu irigasi dibedakan berdasarkan jenis tanamannya. Untuk tanaman dewasa dengan
kanopi daun > 60 % irigasi dilakukan setiap dua minggu sekali, sedangkan untuk tanaman
kecil irigasi dilakukan 5 7 hari sekali dan untuk pembibitan irigasi dilakukan 3 5 hari
sekali.
Ada beberapa metode irigasi yang diterapkan, yaitu irigasi bawah permukaan tanah,
permukaan, sprinkler dan mikro. Metode irigasi yang digunakan oleh divisi Field
Maintenance Plantation PT. Great Giant Pineapple Co. adalah metode sprinkler irrigation
atau overhead irrigation, yaitu suatu metode irigasi yang pemberian airnya menyerupai
curah hujan (percikan). Sprinkler irrigation merupakan suatu system penyiraman yang
terdiri dari alat mesin, perlengkapan siram, sumber daya manusia dan tanaman. Alat mesin
yang digunakan diantaranya pompa irigasi, mesin generator penggerak pompa, traveler
irrigation, pipa penyalur, traktor penarik.
Sumber air yang digunakan berasal dari ground water yang dialirkan melalui sumur
dalam (deep wheel) dengan kedalaman mencapai 150 m dan air lebung.

Gambar 6. Proses irigasi di lahan

c. Pemupukan
Aplikasi pemupukan pada areal perkebunan nenas PT Great Giant Pineapple Co. bertujuan
untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman dengan memenuhi kebutuhan
unsure hara dan nutrisi tanaman. Pemupukan tanaman nenas dilakukan dengan dua metode,
yaitu manual dan mekanis.

1) Metode Manual
Pemberian pupuk dengan menggunakan tenaga manusia . Metode ini dilakukan
denganmenggunakan dua tahap pemupukan.
Pupuk dasar. Jenis pupuk dasar yang diberikan terdiriu dari rock phosphate, gypsum
dan bahan organik (jika diperlukan). Kedua pupuk ini diberikan dalam bentuk bubuk

dengan cara ditebar secara merata. Pada permukaan tanah sebelum pembuatan gulud,
tepatnya setelah pengolahan tanah tahap akhir.Pemberian gypsum dimaksudkan untuk
memperkuat agregat tanah dan sebagai sumber Ca dengan tanpa meningkatkan pH
tanah. Sedangkan pemberian rock phosphate berfungsi sebagai sumber P bagi tanah.
Pupuk lanjutan. Ada dua jenis pupuk lanjutan yang diberikan untuk tanaman nenas,
yaitu pupuk tugal dan axil. Pupuk tugal diberikan mulai dari tanaman berumur 1 sampai
3 bulan, dengan cara ditugal ke tanah dengan sasaran utama daerah perakaran. Pupuk
axil dilakukan setelah pemberian pupk tugal, pada saat tanaman berumur 4 6 bulan.
Diberikan dengan cara memberikan pupuk tepat di ketiak daun dengan menggunakan
sendok pupuk, sasaran utamanya adalah akar axilar daun.
Jenis pupuk yang diberikan untuk pupuk tugal dan axil adalah urea, SP-36, KCl, dan
kieserite. Ke empat je4nis pupuk tersebut diaduk menjadi satu bagian yang kemudian
diaplikasikan pada tanama, dengan waktu aplikasi dari pagi sampai siang hari.

2) Metode Mekanis
Metode ini dilakukan dengan cara foliar spray melalui apliklasi spraying dengan
menggunakan alat spray cameco, yang memiliki radius spray mencapai 18 m. Aplikasi
spraying ini dilakukan per 30 hari sekali, yang diberikan pada pagi, siang, sore dan malam
hari. Sasaran utama foliar spray adalah stomata daun.

Gambar 7. Pemupukan secara manual

e. Pemberian insektisida dan Herbisida


1)

Aplikasi insektisida MARSAL 40 kg/ha, TXSI 1kg/ha ( 1 bulan


sekali).

2)

Aplikasi Herbisida GROMOXIL, DIURON, GIZALLOPOP, dan


INDUSTIC (pada saat 3 bulan setelah tanam). Aplikasi herbisida ini juga biasanya
dilakukan pada saat sebelum tanam (pre), tergantung dengan kebutuhan. Bahan
yang digunakan adalah DIURON + GROMOXIL, atau DIURON + BROMOXIL
jika gulma belum tumbuh, dan DIURON + QUISOLAPOP jika sudah tumbuh
gulma pada lahan yang akan ditanami.

Gambar 8. aplikasi Herbisida

g. Pembungaan (Forcing and Rippening)

Forcing adalah kegiatan yang bertujuan untuk menghentikan pertumbuhan vegetatif dan
merangsang pertumbuhan generatif

(mempercepat pertumbuhan bunga). Kegiatan ini

dilakukan pada usia tanaman 8 bulan untuk Plant Crop (PC). Dengan demikian, panen buah
nenas dapat drencanakan 5 bulan berikutnya. Hormon pertumbuhan untuk forcing adalah
kalsium karbida (CaC2). Sumber bahan utama formula untuk proses forcing adalah gas
ethylene.

Aplikasi forcing dilakukan pada malam hari karena temperatur optimum untuk aplikasi ini
adalah 20 0C. Tetapi temperatur minimum areal perkebunan pada malam hari hanya 23 0C.
Sebelum melakukan aplikasi forcing, operator boom sprayer harus melakukan pengukuran

suhu di areal tanam terlebih dahulu. Oleh karena itu larutan urea yang turut dicampurkan
pada formula larutan forcing berfungsi pula untuk menurunkan suhu larutan.

Unit yang digunakan untuk kegiatan forcing dan ripening adalah boom sprayer, yaitu
sebuah mobil tangki air disertai dua sayap penyemprot di samping kanan dan kirinya.
Masing-masing sayap mempunyai jangkauan 18 m, sesuai dengan lebar plot areal tanam.
Mekanisme penyemprotan gas pada masing-masing asayap menggunakan prinsip nozel.
Frekuensi pengisian air mencapai 13 menit sekali.

Untuk mengantisipasi ketidak seragaman kematangan buah, maka 5 hari menjelang


panen, dilakukan aplikasi ripening. Rippening adalah upaya pemaksan penyeragaman
kematangan buah. Formula yang digunakan yaitu etepon sebanyak 2.5 kg ditambah 8,000
liter air untuk empat hektar lahan. Berbeda dengan aplikasi forcing, kecepatan cameco
boom sprayer lebih tinggi untuk aplikasi ripening.

H. Pemanenan dan seleksi

Kegiatan panen di Plantation PT. Great Giant Pineapple Co. masih dilakukan secara
manual menggunakan tenaga kerja. Namun proses pengumpulan dan distribusi buah dari
perkebunan ke pabrik sudah dilakukan secara mekanis. Pengumpulan buah dari areal ke
dalam bin dilakukan oleh unit cameco harvester. Buah nenas yang telah melalui aplikasi
forcing dan ripening dapat dipanen pada usia 138 145 hari pasca forcing untuk plant crop

(PC) Clon, dan usia 150 155 hari pasca forcing untuk jenis konvensional. Menjelang
panen, terlebih dahulu dilakukan pengamatan distribusi buah pada umur 128 130 hari
pasca forcing. Hal ini dilakukan untuk memprediksi tonase akhir buah nenas pada lokasi
tersebut.

Gambar 9. Proses Pemanenan

Seleksi dilakukan pada saat bersamaan dengan panen. Setelah buah dipisahkan dari crown,
buah tersebut dipisahkan dan diletakkan sesuai dengan kelasnya masing-masing.

Gambar 10. Proses seleksi buah nanas

I. Hama mealybug atau kutu putih yang menyerang tanaman nanas di PT.
GGP
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan

: Animalia

Filum

: Arthropoda

Kelas

: Insecta

Urutan

: Hemiptera

Subordo

: Sternorrhyncha

Keluarga

: Pseudococcidae

Gambar 11. Hama Mealy bug

Hama kutu putih atau Mealy bug atau Paracoccus marginatus merupakan salah satu hama
yang kerap menyerang tanaman nanas di PT.GGP. Mealy bug adalah serangga yang
tubuhnya ditutupi dengan bubuk lilin putih. Mealy bug menyerang tanaman dengan cara
menusuk daun dan mengisap . Saat mereka menghisap getah, mereka juga mengeluarkan
zat lengket yang melapisi dedaunan. Yang disebut "embun madu," ekskresi ini pertama
terlihat seperti madu, tetapi segera berubah hitam berjamur. Lengketnya pelapisan
membuat tanaman sulit untuk bernapas. Selain itu, cairan lengket dan manis seperti madu
ini yang dapat mendatangkan semut. Semut- semut tersebut membantu penyebaran hama
Mealy bug .
Kutu putih dapat ditemukan pada bagian tanaman yang menjadi pertemuan antara daun dan
batang (buku-buku batang), atau batang dan buah, serta diatas dan atau dibawah daun
muda. Mealy bug tidak menyukai cahaya sehingga cenderung menjauhi cahaya seperti di
sisi bawah daun dan batang.
Presentase Mealy bug terbesar terdapat pada bagian pelepah daun, yaitu sebesar 53,3%
diikuti pada bagian mahkota buah, buah, batang, dan tangkai buah masing- masing sebesar
23%; 15,6%; 4,5%; dan 3,6%. Banyaknya populasi Mealy bug pada bagian bawah tanaman

seperti pelepah daun lebih disebabkan bagian tanaman tersebut merupakan tempat
berlindung yang baik untuk Mealy bug dari cahaya matahari, musuh alami, dan hujan,
sehingga kutu putih dapat berkembang biak dengan baik.

Gejala serangan
Gejala yang terlihat pada tanaman yang terserang melaybug yaitu berupa ujung daun yang
kering dan melengkung ke bawah, daun berwarna merah muda atau merah tua, layu mulai
terjadi di ujung daun, buah menjadi kecil, tanaman menjadi kerdil, dan menurunkan cita
rasa nanas di PT GGP sehingga produktivitas menjadi menurun dan merugikan . Pada
tanaman yang sakit atau yang menunjukkan gejala telah ditemukan kutu putih yang diduga
sebagai vektor yang menyebabkan penyakit layu.

Gambar 12. tanaman nanas yang terserang Mealy bug

Pengendalian
Pengendalian dapat dilakukan dengan penggunaan varietas tahan, dengan pengolaan
lahan,cara kimiawi yaitu dengan menggunakan insektisida. Adapun pengendalian juga
dapat dilakukan dengan cara eradikasi, yaitu tanaman yang terserang kutu putih disanitasi
terlebih dahulu,kemudian tanaman tersebut di cabut dan langsung dibuang. Pengendalian
kutu tepung ini juga dapat dilakukan dengan cara menyingkirkan semut-semut dari sekitar
lahan tanam, yaitu dengan menggunakan Tekasi. Tekasi merupakan bahan untuk
mengendalikan atau menurunkan populasi semut. tekasi terdiri dari campuran
kelapa,rebon,dan bahan aktif yang telah dicampurkan dan diolah.adapun aplikasi tekasi ini
adalah selama 3-7 bulan tekasi diletakan di tanah dengan menggunakan tempat atau wadah
dan ditutup dengan penutup daun. Aroma tekasi yang di hirup oleh semut menyebabkan
semut-semut disekitar lahan menjadi mati

Gambar 13. tekasi

Adapun pengendalian yang dilakukan PT. GGP ini dengan cara teknik konvensional.
Berikut langkah-langkah pengendalian dengan teknik konvensional:
1. Pada crown segar dibiakan Mealy bug
2. Letakan crown yang telah dibiakan dengan Mealy bug tersebut dalam suatu
penyimpanan selama 3 hari
(semakin lama simpan, semakin banyak Mealy bug yang menyerang crown)

Gambar 14. Crown nanas yang di inokulasi


J. Hama Symphylid yang menyerang tanaman nanas di PT. GGP:
Symphylid merupakan hama yang menyerang tanaman nanas di PT. GGP dan dapat
bersifat merugikan bila menyerang dalam skala luas. Symphylid di PT. GGP sudah diduga
pada tahun 2000 hingga saat ini.
Symphyla Scutigerella immaculate
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan

: Animalia

Filum

: Arthropoda

Subphylum

: Myriapoda

Kelas

: Symphyla

Gambar 15. Hama Smphylid


Symphylid menyerang akar tanaman . akar tanaman yang diserang oleh hama Symphylid
menjadi rusak dan kering, namun tetap utuh dan tidak mengalami kematian. Symphylid
umumnya menyerang pada tanaman nanas di atas umur lima bulan setelah tanam.

Deskripsi dan Siklus hidup


Symphylid ini berbentuk seperti kelabang, namun umumnya lebih kecil dan lebih putih dari
kelabang. Symphylid memiliki panjang 2-6mm atau inchi. Mereka memiliki 6 sampai 12
pasang kaki(tergantung usia) dan gerakan yang cepat.
Telur menetas sekitar 25 sampai 40 hari, saat suhu berkisar antara 50-700F. Total waktu dari
telur hingga dewasa matang secara seksual(tujuh instar) adalah sekitar lima bulan pada
500F,menurun sampai sekitar tiga bulan pada 70F dan kurang dari dua bulan pada 770F.
Symphylid mampu melalui liang tanah dengan menggunakan pori-pori tanah, dan liang
yang dibuat oleh hewan-hewan tanah lainnya, seperti cacing tanah,untuk perjalanan melalui

profil tanah. Secara umum, peningkatan struktur tanah seperti penambahan bahan organik,
meningkatkan kemampuan Symphylid untuk bergerak melalui tanah, menyebabkan
populasi meningkat dan kerusakan meningkat melalui peningkatan akses ke akar.
Symphylid ditemukan dalam tanah yang sangat masam. Ketika pada suatu lahan tidak
ditanami tanaman,maka hama Symphylid ini dapat bertahan di batang-batang tua, namun
jika terdapat tanaman, maka ia menyerang tanaman tersebut dan mengakibatkan kerusakan
pada tanaman tersebut.

Gejala tanaman nanas yang terserang Symphylid


Pada daun yang terserang dapat berubah menjadi warna kuning merana dan layu,kulit buah
menjadi kering, tanaman kerdil, dan menurunkan cita rasa buah. Akar yang terserang
Symphylid menjadi kering, dan lebih ringan dibandingkan akar normal yang tidak
terserang Symphylid.

Pengendalian hama Symphylid pada tanaman nanas di PT.GGP:


Pengendalian bertujuan untuk mencegah proses penyebaran hama, di PT. GGP dilakukan
diantaranya ialah dengan menggunakan varietas tahan, secara kimia dengan menggunakan
insektisida sebelum penanaman dan selama penanaman setiap 1 bulan sekali. Eradikasi,
yaitu usaha untuk mengendalikan penyakit dengan cara menghilangkan inokulum atau
tanaman inang. Serta dengan cara injeksi ke tanah langsung.
Berikut alat dan bahan metode trapping pada hama Symphylid
1. Kain strimin
2. Daun pepaya

3. Tanah
4. Kayu atau bambu

Cara kerja:
1. Lubangi tanah kurang lebih 10cm

2. Dicamprkan tanah daun daun pepaya yang telah di iris halus kedalam kain strimin,
kemudian ikat kain tersebut.

3. Di masukan kain strimin yang berisi campuran tanah dan pepaya tersebut kedalam
tanah

4. Tandai trapp dengan menggunakan bambu, dan amati 5 hari berikutnya

5. Setelah 5 hari kemudian,kain strimin yang berisi tanah dan daun pepaya diambil
dari lubang yang ditanam, dan diamati populasinya

Pengamatan trapping Symphylid pada hari ke 5 setelah pemasangan

V. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil kegiatan praktik umum yang talah dilakukan di PT.Great Giant
Pineapple (PT.GGP), maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan, antara lain sebagai
berikut:
1. Hama penting yang menyerang tanaman nanas di PT. GGP ialah mealybug dan
symphylid, sedangkan penyakit penting yang menyerang ialah Phytophthora dan
busuk Erwinia
2. Mealybug menyerang tanaman dibawah umur 5 bulan yang menyebabkan buah
nanas mengalami penurunan kadar air, berukuran kecil atau tidak maksimal, serta
kering pada kulit buah nanas.
3. Symphylid menyerang akar,sehingga akar menjadi kering dan menyebabkan daun
menjadi kuning merana dan layu.
4. Tingkat serangan dan kerugian di PT. GGP yang ditimbulkan oleh hama mealybug
lebih tinggi dibandingkan hama symphylid

LAMPIRAN

Gambar tanaman nanas yang berumur dua bulan yang terserang symphylid

Gambar batang tanaman yang terserang hama mealybug

Gambar tanaman nanas yang terserang hama mealybug

Gambar akar yang terserang hama Symphylid

Gambar pengamatan hama Sympilid pada 2bulan setelah tanam di media paralone

Gambar hama Sympilid

Kelapa yang diolah untuk dijadikan bahan tekasi

Buah nanas yang terserang mealy bug

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010.http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/13613.diakses pada tanggal 15
Agustus 2011
Anonim. 2009. http://warintek.ristek.go.id/pertanian/nenas.pdf. diakses pada tanggal 15
Agustus 2011.
Berry, R. E., and R. R. Robinson. 1974. Biology and control of the garden symphylan. Oregon
State University. Extension Service. Extension Circular 845.
Edwards, C. A. 1990. Symphyla, pp. 891 - 910. In D. L. Dindal [ed.], Soil biology guide.
Wiley, New York.

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................

KATA PENGANTAR...................................................................................ii
DAFTAR ISI .................................................................................................

iv

DAFTAR GAMBAR.

vi

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................

1.2 Tujuan Praktek Umum....................................................................

1.3 Metodologi......................................................................................

1.31 Waktu dan Pelaksanaan PU...............................................

1.3.2 Metode Pelaksanaan........................................................

II. KONDISI LOKASI PRAKTIK UMUM..................................................

2.1 Sejarah Singkat................................................................................

2.2 Lokasi Perusahaan dan Kondisi Umum wilayah ............................

2.3 Organisasi dan Tata Kerja Perusahaan............................................

III. HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................

12

3.1 Hasil Kegiatan .................................................................................

12

3.1.1 Taksonomi dan morfologi nanas.............................................. 12


3.1.2 Pembibitan.......................................................................

13

3.1.3 Proses Dipping................................................................

14

3.1.4 Proses Penanaman ................................................................... 15


3.1.5 Perawatan tanaman nanas........................................................ 17
iv

3.1.5.1. Penyulaman tanaman............................................... 17


3.1.5.2. Irigasi Tanaman....................................................... 19
3.1.5.3. Pemupukan............................................................... 20
3.1.5.4. Pemberian Insektisida dan Herbisida....................... 21
3.1.6 Pemanenan dan seleksi............................................................. 25
3.2 Pembahasan............................................................................................. 26
3.2.1 Hama Mealy bug....................................................................... 27
3.2.2 Hama Symphylid....................................................................... 28
IV. KESIMPULAN..........................

25

DAFTAR PUSTAKA

27

LAMPIRAN......................

28

Struktur Organisasi.............................................................................................

29

Peta Lokasi PU...................................................................................................

30

Foto-foto kegiatan Praktik Umum.......................................................................

32

Dokumen pelengkap lainnya...............................................................................

35

DAFTAR GAMBAR

Halaman
1. Bibit Crown ...........................................................................................

13

2. Bibit Sucker.......

14

3. Bibit Nursery.................................................................................

15

4. Proses Dipping...............................................................................

16

5. Penanaman Nanas.....................................................................................

17

6. Proses Irigasi di lahan....................................................................

18

7. Pemupukan secara manual..................................................................

19

8. Aplikasi Herbisida.........................................................................................

21

9. Proses Pemanenan......................................................................................

23

10. Proses seleksi buah nanas.........................................................................

24

11. Bibit dari Section Crown Bagian Ujung.......

29

12. Bibit dari Section Crown Bagian Pangkal

29

13. Bibit yang Siap Untuk Dipanen................................................................

29

vi

Anda mungkin juga menyukai