Anda di halaman 1dari 21

3.

PEMODELAN SISTEM

3.1. Kondisi Daerah Studi


Kabupaten Solok Selatan terletak di bagian selatan Propinsi Sumatera Barat pada
posisi 043 143 Lintang Selatan 10101 10130 Bujur Timur dengan luas
wilayah 3.346,20 km2. Rencana PLTM Lubuk Gadang terletak di Kecamatan
Sangir, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat. Di rencana lokasi studi ini
mengalir Batang Sangir yang berpotensi untuk dijadikan sumber pembangkit
listrik tenaga air skala kecil (PLTM). Kondisi DAS (Daerah Aliran Sungai)
berupa hutan yang sudah diolah oleh penduduk menjadi lahan pertanian dan
perkebunan kayu manis, sungai ini memberikan debit aliran dan head yang cukup
tinggi.

Data yang diperoleh pada saat survey di lokasi potensi tersebut adalah sebagai
berikut :
a.

Nama sungai

Batang Sangir

b.

Desa

Teluak Aia Putiah

c.

Kecamatan

Sangir

d.

Kabupaten

Solok Selatan

e.

Propinsi

Sumatera Barat

f.

PLN Ranting

Muara Labuh

Tampak atas lokasi pembangunan PLTM Lubuk Gadang dapat dilihat pada peta
berikut :

23
Studi kelayakan ..., Fidiarta Andika, FT UI, 2008

Universitas Indonesia

24

Gambar 3.1 Lokasi instalasi PLTM Lubuk Gadang

Sumber : Google Earth

Dari data Badan Meteorologi & Geofisika Batang Sangir-Sampu, diperoleh data
debit Sungai Batang Sangir dari tahun 1989-2005. Jika diresumekan, rata-rata
debit sungai dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.1 Data debit rata-rata per bulan Sungai Batang Sangir

Sumber : Laporan Dinas Kimpraswil Kabupaten Solok. (1989 2005).

Studi kelayakan ..., Fidiarta Andika, FT UI, 2008

Universitas Indonesia

25

3.1.1. Analisis Flow Duration Curve (FDC)


Analisis FDC adalah sebuah teknik plot yang menunjukkan hubungan antara nilai
dari sebuah besaran dengan frekuensi terjadinya. Dalam kasus ini, FDC
menunjukkan persentasi frekuensi dari debit air yang melalui Sungai Batang
Sangir. Kurva FDC penting sebagai faktor yang akan dimasukkan dalam simulasi
dengan Powersim Studio.
Teknik membuat kurva FDC dapat dijelaskan secara urut sebagai berikut :
a. Urutkan n data rata-rata debit air Sungai Batang Sangir selama periode
waktu tertentu mulai dari nilai tertinggi hingga terendah.
b. Tetapkan m nomor rangking yang unik, dimulai dari angka 1 untuk debit
terbesar hingga angka m untuk data n.
c. Probabilitas dari debit air untuk setiap persentasi waktu dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan berikut :

M
P = 100 x
...(3.1)
(n +1)
P = probabilitas dari debit air
M = posisi rangking dari data debit
n = total data
Informasi penting yang diberikan oleh FDC adalah debit aliran yang melewati
lokasi tertentu dan dalam rentang waktu tertentu akan bermanfaat untuk
merancang struktur PLTM yang dibutuhkan. Sebagai contoh, struktur dapat
dirancang untuk beroperasi dengan optimal pada rentang debit tertentu, misalnya
antara 20 80% frekuensi waktu.
Analisis FDC dari data pada debit rata-rata Sungai Batang Sangir penulis jelaskan
secara detil pada lampiran A, dan jika kita konversi dalam bentuk grafik, akan
terlihat pada gambar di bawah :

Studi kelayakan ..., Fidiarta Andika, FT UI, 2008

Universitas Indonesia

26

Gambar 3.2 Profil FDC Sungai Batang Sangir

3.1.2. Kondisi Topografi Daerah Lubuk Gadang


Observasi kondisi topografi diperlukan untuk mengenali kondisi permukaan dari
lokasi

pembangunan

PLTM.

Dengan

hasil

observasi

ini,

kita

dapat

mengidentifikasi kebutuhan dan estimasi biaya untuk konstruksi PLTM,


melakukan tindakan preventif terhadap kesalahan/musibah yang mungkin terjadi
di masa depan, dan mendesain PLTM secara optimal agar bisa memberikan
benefit optimal bagi stakeholders.
Hasil observasi dari proses adalah peta topografi. Peta ini menunjukkan elevesi
dari permukaan tanah di setiap titik. Seperti dilihat pada gambar 15 di bawah,
garis-garis kuning adalah garis kontur yang menghubungkan titik-titik dengan
permukaan elevasi yang sama.
Dari peta topografi skala 1:1000 di atas yang diperbesar, terlihat bahwa Sungai
Batang Sangir dari hulu ke hilir dimulai dari arah selatan terus mengalir ke utara.
Di lokasi yang menjadi area instalasi PLTM, tidak ditemukan terjunan. Hanya
terdapat anak sungai yang bermuara di Sungai Batang Sangir. Anak Sungai
tersebut adalah Sungai Teluk Air Putih. Di sebelah kanan Sungai Batang Sangir
ditenukan lahan lokasi yang cukup datar untuk rencana Gedung Sentral/Power
House kurang lebih pada elevasi 550m.

Studi kelayakan ..., Fidiarta Andika, FT UI, 2008

Universitas Indonesia

27

Gambar 3.3 Peta topografi daerah Lubuk Gadang

Dari analisa terhadap peta topografi yang penulis lakukan, ada tiga alternatif
scheme yang dapat diimplementasikan dalam pembangunan PLTM, yaitu :
a. Alternatif 1 direncanakan dengan elevasi dasar bendung 595 m, dengan
tinggi bendung 3 m, maka tinggi mercu berada pada elevasi 598 m.
Saluran penghantar direncanakan sepanjang 1320 m, dengan pipa pesat
sepanjang 675 m. Alternatif ini memiliki tinggi jatuh sebesar 43 m.
b. Alternatif 2 direncanakan dengan elevasi dasar bendung 591 m dengan
tinggi bendung direncanakan 3 m di atas elevasi muka tanah sekitar,
sehingga puncak mercu berada pada elevasi 594 m. Saluran penghantar
direncanakan sepanjang 1000 m, dengan pipa pesat sepanjang 565 m.
Alternatif ini memiliki tinggi jatuh sebesar 33m. Sebagai catatan, di lokasi
ini kedalaman air sungai sangat dalam.
c. Alternatif 3 direncanakan dengan elevasi dasar bendung 595 m dengan
tinggi bendung direncanakan 3 m, sehingga puncak mercu berada pada
elevasi 598 m. Saluran penghantar direncanakan sepanjang 1320 m,
dengan pipa pesat sepanjang 555 m. Alternatif ini memiliki tinggi jatuh
sebesar 48 m.
Dari ketiga alternatif ini akan dianalisis untuk menentukan alternatif mana yang
akan dipilih dengan parameter utama adalah biaya pembangkitan/kwh yang paling
rendah.

Studi kelayakan ..., Fidiarta Andika, FT UI, 2008

Universitas Indonesia

28

3.2. Pemodelan Sistem


Pemodelan sistem PLTM terdiri atas tiga submodel yang saling terkait, yaitu
submodel pembangkit, submodel biaya, dan submodel finansial. Faktor-faktor
utama yang mempengaruhi ketiga submodel ini akan dijadikan variabel dan dibuat
relasinya. Dengan analisis menggunakan simulasi akan terlihat perubahan nilai
dari setiap variabel untuk debit air yang berbeda, sehingga nilai optimum dari
setiap variabel ini dapat kita tentukan.

3.2.1. Submodel Pembangkit


Output yang ingin dilihat dari submodel ini adalah daya listrik yang bisa
dihasilkan oleh generator. Perhitungan daya listrik untuk PLTM mengikuti
persamaan :

P=

x g x hef x Q xT x G
1000

kW ...(3.2)

Dimana :
= Massa jenis air = 1000 kg/m3
g = Percepatan gravitasi = 9,8 m/s2
hef = Tinggi jatuh efektif
Q = Debit air
T = Effisiensi turbin
G = Effisiensi generator
Submodel pembangkit dengan menggunakan Powersim Studio dapat dilihat pada
gambar di bawah :

Studi kelayakan ..., Fidiarta Andika, FT UI, 2008

Universitas Indonesia

29

Gambar 3.4 Submodel pembangkit

gravitasi

e le va si be ndung

tinggi jatuh

m assa je nis air

fak tor k onstan

e le va si ge dung se ntral
e ffisie nsi ge ne rator

da ya output
flow duration curve

e ffisie nsi turbin

3.2.2. Submodel Biaya


Submodel ini terdiri atas biaya konstruksi dan elektrikal yang diperlukan dalam
pembangunan PLTM. Untuk biaya konstruksi terdiri atas biaya-biaya :
a. Pekerjaan persiapan, terdiri atas

Jalan proyek

Fasilitas konstruksi

b. Pekerjaan sipil, terdiri atas

Bendung

Bangunan pengambilan

Kolam pengendap pasir

Saluran pembawa

Bak penenang

Pipa pesat

Saluran pelimpah

Gedung sentral

Saluran pembuang

c. Mekanikal-Elektrikal
d. Pekerjaan (pintu) metal
e. Jaringan 20 kV (26km)

Studi kelayakan ..., Fidiarta Andika, FT UI, 2008

Universitas Indonesia

30

f. Pembebasan tanah
g. Overheads & Engineering
Pemodelan untuk submodel biaya dijelaskan dengan gambar-gambar di bawah :
Gambar 3.5 Submodel bendung

bia ya galian pe rm 3
tinggi be ndung

vol galia n be ndung

biaya ga lian be ndung


le bar m e rcu

volum e be ton
be ndung

tin
bia ya be ton pe rm 3

biaya be ton be ndung


be rat ba ja tulangan
total biaya bendung
biaya pe nulanga n
biaya pe nulangan
pe rm 3

Persamaan yang digunakan dalam pemodelan biaya bendung ini adalah :

Ve = 8,69 x ( H d x L)1,14

Vc =16,1 x H d x L
2

Wr = 0,0274 xVc

0 , 695

...(3.3)

0 , 63

Dimana :
Ve

= Volume galian (m3)

Vc

= Volume beton (m3)

Wr

= Berat baja tulangan (ton)

Hd

= Tinggi bendung (m)

= Lebar mercu (m)

Studi kelayakan ..., Fidiarta Andika, FT UI, 2008

Universitas Indonesia

31

Gambar 3.6 Submodel bangunan pengambil

biaya ga lia n pe rm 3

bia ya galian bang


pe ngam bil

dia m e te r da lam
sa lura n

volum e ga lia n ba ng
pe nga m bil
jari2 sa lura n

be rat baja tula ngan


bang pe ngam bil

flow duration curve

volum e be ton bang


pe ngam bil

biaya pe nula nga n


pe rm 3

biaya pe nulangan
bang pe ngam bil
bia ya be ton pe rm 3
biaya be ton bang
pe ngam bil

biaya galia n ba ng
pe ngam bil
total biaya bangunan
pengambil

Persamaan yang digunakan dalam pemodelan bangunan pengambil air adalah :

Ve =171 x (R x Q )

0 , 666

Vc =147 x ( R x Q) 0 , 47 ...(3.4)
Wr = 0,0145 xVc
Dimana :
Ve

= Volume galian (m3)

Vc

= Volume beton (m3)

Wr

= Berat baja tulangan (ton)

Studi kelayakan ..., Fidiarta Andika, FT UI, 2008

Universitas Indonesia

32

= Diameter dalam saluran (m)

= Jari-jari saluran = D/2 (m)

= Debit (m3/s)

Gambar 3.7 Submodel kolam pengendap pasir

biaya galian perm 3

bia ya ga lia n k ola m


pe nge nda p pa sir

flow duration curve

volum e ga lian k ola m


pe nge ndap pasir

biaya be ton pe rm 3

volum e be ton k ola m


pe nge ndap pasir
biaya pe nulangan
pe rm 3

bia ya be ton k ola m


pe nge ndap pasir

be rat baja tulangan


k olam penge ndap
pasir
bia ya pe nula nga n
k olam pe nge ndap
pa sir

total biaya kolam


pengendap pasir

bia ya ga lia n k ola m


pe nge ndap pasir

Persamaan yang digunakan dalam pemodelan kolam pengendap pasir adalah :

Ve = 515 x Q1, 07
Vc =169 x Q 0 ,936
Wr =0,12 xVc

(3.5)

0 , 847

Dimana :
Ve

= Volume galian (m3)

Vc

= Volume beton (m3)

Wr

= Berat baja tulangan (ton)

= Debit (m3/s)

Studi kelayakan ..., Fidiarta Andika, FT UI, 2008

Universitas Indonesia

33

Gambar 3.8 Submodel saluran pembawa

bia ya galia n pe rm 3
volum e ga lia n sa lura n
pe m ba wa
tinggi sa lura n te rbuk a

bia ya ga lia n sa lura n


pe m ba wa
lua s ga lia n

pa njang sa lura n
te rbuk a sa lura n
pe m ba wa

le ba r sa lura n te rbuk a

bia ya ba tu k a li pe rm 3
volum e ba tuka li
sa lura n pe m ba wa

lua s ba tu k a li

te ba l dinding sa lura n

bia ya batuk a li salura n


pe m ba wa

te ba l fondasi

total biaya saluran


pembawa

bia ya ga lia n sa lura n


pe m ba wa

Persamaan yang digunakan dalam pemodelan saluran pembawa adalah :

BH =1,09 x Q 0 , 379
V e = Agalian x L
Vbk = Abatukali x L

......(3.6)

Agalian = ( H x B ) + 2 1 x H x B
2
Abatukali = 2(t1 x (H t1 )) + 2 1 x t1 x t + (t 2 x B) + (t 3 x B )
2

Dimana :
Ve

= Volume galian (m3)

Vbk

= Volume batukali (m3)

= Debit (m3/s)

= Panjang saluran terbuka (m)

= Lebar saluran terbuka (m)

= Tinggi saluran terbuka (m)

= Tebal batu kali (m)

t1

= Tebal dinding saluran (m)

t2

= Tebal lantai muka (m)

t3

= Tebal fondasi (m)

Studi kelayakan ..., Fidiarta Andika, FT UI, 2008

Universitas Indonesia

34

Gambar 3.9 Submodel bak penenang

biaya galian pe rm 3

volum e galian bak


pe ne nang

biaya galian bak


pe ne nang
bia ya pe nulangan bak
pe ne na ng

flow duration curve

total biaya bak


penenang

be rat baja tulangan


bak pe ne nang
biaya pe nulangan
pe rm 3
volum e be ton bak
pe ne nang
biaya be ton bak
pe ne nang

biaya be ton pe rm 3

Persamaan yang digunakan dalam pemodelan bak penenang adalah :

Ve = 808 x Q 0 , 697
Vc =197 x Q 0 , 716 (3.7)
Wr = 0,051 xVc
Dimana :
Ve

= Volume galian (m3)

Vc

= Volume beton (m3)

Wr

= Berat baja tulangan (ton)

= Debit (m3/s)

Studi kelayakan ..., Fidiarta Andika, FT UI, 2008

Universitas Indonesia

35

Gambar 3.10 Submodel pipa pesat

biaya galian perm 3


biaya galian pipa
pe sa t
volum e galian pipa
pesat

diam e te r dalam pipa

be rat baja tulangan


pipa pesat
panjang pipa pesat

biaya penulangan
perm 3

volum e beton pipa


pesat

bia ya penulangan pipa


pesat
biaya beton perm 3
biaya beton pipa
pe sa t
biaya galian pipa
pe sat

total biaya pipa pesat

Persamaan yang digunakan dalam pemodelan pipa pesat adalah :

Ve =10,9 x Dm1,33 x L
Vc = 2,14 x Dm1, 68 x L ..(3.8)
Wr = 0,018 xVc
Dimana :
Ve

= Volume galian (m3)

Vc

= Volume beton (m3)

Wr

= Berat baja tulangan (ton)

Dm

= Diameter dalam pipa (m)

Studi kelayakan ..., Fidiarta Andika, FT UI, 2008

Universitas Indonesia

36

Gambar 3.11 Submodel saluran pelimpah

volum e galian sa lura n


pelim pa h

bia ya ga lia n pe rm 3

bia ya ga lia n sa lura n


pe lim pah

dia m ete r da la m
sa lura n

be ra t ba ja tula ngan
sa lura n pe lim pa h

bia ya penula nga n


pe rm 3

bia ya pe nulangan
sa lura n pe lim pa h

volum e be ton sa lura n


pe lim pa h
bia ya be ton saluran
pe lim pah

biaya be ton perm 3

total biaya saluran


pelimpah

biaya ga lia n sa lura n


pe lim pa h

Persamaan yang digunakan dalam saluran pelimpah adalah :

Ve = 9,87 x D1, 69
Vc = 2,78 x D1, 70 ..(3.9)
Wr = 0,029 xVc
Dimana :
Ve

= Volume galian (m3)

Vc

= Volume beton (m3)

Wr

= Berat baja tulangan (ton)

= Diameter dalam saluran pelimpah (m)

Studi kelayakan ..., Fidiarta Andika, FT UI, 2008

Universitas Indonesia

37

Gambar 3.12 Submodel gedung sentral

biaya galian pe rm 3
he a d_e fe k tif
volum e ga lian ge dung
se ntral

bia ya ga lian ge dung


se ntral

jum lah unit


be ra t ba ja tula nga n
ge dung se ntral
volum e be ton ge dung
se ntral

flow duration curve

bia ya pe nulangan
ge dung se ntral

biaya pe nula nga n


pe rm 3

bia ya be ton pe rm 3

biaya be ton ge dung


se ntral

bia ya ga lian ge dung


se ntral
total biaya
powerhouse

Persamaan yang digunakan dalam gedung sentral adalah :


2

Ve = 97,8 x (Q x H e 3 x n 2 ) 0 , 727
Vc = 28,1 x (Q x H e 3 x n 2 ) 0 , 795 ....(3.10)
Wr =0,046 xVc

1, 05

Dimana :
Ve

= Volume galian (m3)

Vc

= Volume beton (m3)

Wr

= Berat baja tulangan (ton)

= Debit (m3/s)

He

= Head efektif (m)

= Jumlah komponen

Studi kelayakan ..., Fidiarta Andika, FT UI, 2008

Universitas Indonesia

38

Gambar 3.13 Submodel saluran pembuang

le bar saluran te rbuk a


flow duratio n curve

te bal_be ton

tinggi sa luran te rbuk a

biaya be ton saluran


pe m buang

BH_fa ctor
biaya be ton pe rm 3

volum e be ton saluran


pe m buang

be rat baja tulangan


saluran pe m buang

volum e galian sa luran


pe m buang
biaya galian pe rm 3

panjang saluran
te rbuk a saluran
pe m bua ng

biaya galian salura n


pe m buang

biaya pe nula ngan


pe rm 3

biaya pe nulangan
saluran pe m bua ng

total biaya saluran


pembuang

biaya be ton saluran


pe m buang

Persamaan yang digunakan dalam gedung sentral adalah :

BH =1,09 x Q 0, 379
Ve = 6,22 x (BH )

1, 04

V
Wr = 0,577 x c
L

..(3.11)

xL
0 , 888

xL

Dimana :
Ve

= Volume galian (m3)

Vc

= Volume beton (m3)

Wr

= Berat baja tulangan (ton)

= Debit (m3/s)

= Panjang saluran terbuka (m)

= Tinggi saluran terbuka

= Tebal beton (m)

Studi kelayakan ..., Fidiarta Andika, FT UI, 2008

Universitas Indonesia

39

Gambar 3.14 Submodel pintu, pipa & saringan

biaya pintu pe rton

de bit ba njir re ncana

biaya pintu bangunan


pengambil
berat pintu bendungan
ja ri2 sa luran
berat pintu bangunan
penga m bil
biaya pintu perton

berat saringan
bangunan pengam bil

flow duration curve

biaya pintu
bendungan

bia ya sa ringan pe rton


biaya saringan
bangunan pengambil

biaya saringan pe rton


biaya saringan kolam
pengendap pasir
biaya pintu perton

bera t saringan k olam


pe nge ndap pasir
biaya pintu kolam
pengendap
bera t pintu k ola m
pengenda p pasir
flow duration curve

pa njang pipa pe sat


be rat pe rm ete r pipa

be rat pipa pipa pe sat

biaya pipa penstock

panjang saluran
pelim pah

diam eter dalam


saluran

be rat pipa saluran


pe lim pah

biaya pipa perton


biaya pipa saluran
pelimpah

bia ya pipa perton

Persamaan yang digunakan dalam pembuatan pintu, pipa & saringan adalah
adalah :

Studi kelayakan ..., Fidiarta Andika, FT UI, 2008

Universitas Indonesia

40

a. Pintu pengambil bendung

Wg = 0,145 x Q f
Dimana :

0 , 692

(3.12)

Wg

= Berat pintu (ton)

Qf

= Debit banjir rencana = 269,42 m3/s

b. Pintu & saringan bangunan pengambilan

Wg =1,27 x (R x Q )

0 , 533

Ws = 0,701 x (R x Q )

0 , 582

Dimana :

.(3.13)

Wg

= Berat pintu (ton)

Ws

= Berat saringan (ton)

= Jari-jari saluran (m)

= Debit (m3/s)

c. Pintu & saringan kolam pengendap pasir

Wg = 0,910 x Q 0 , 613
Ws = 0,879 x Q 0 , 785
Dimana :

.(3.13)

Wg

= Berat pintu (ton)

Ws

= Berat saringan (ton)

= Debit (m3/s)

d. Pipa pesat

W p =W p x L (3.13)
'

Dimana :

Wp

= Berat pipa (ton)

Wp

= Berat pipa per meter = 2 ton

= Panjang pipa pesat

e. Saluran pelimpah

W p = 0,165 x D1, 25 x L (3.14)


Dimana :

Wp

= Berat saluran (ton)

= Diameter dalam saluran (m)

= Panjang saluran pelimpah (m)

Studi kelayakan ..., Fidiarta Andika, FT UI, 2008

Universitas Indonesia

41

Dari pemodelan di atas, maka dapat kite resumekan bahwa total biaya
pembangunan sipil sipil dan total biaya pembangunan pintu, pipa & saringan
adalah penjumlahan dari setiap biaya elemen-elemen penyusunnya. Dalam bentuk
model dapat dilihat sbb :

Gambar 3.15 Submodel total biaya pekerjaan sipil

tota l bia ya bangunan


penga m bil

total biaya be ndung

tota l bia ya bak


pe ne na ng

total biaya k olam


pe nge ndap pasir

total biaya pipa pe sa t


total biaya salura n
pe lim pa h

total biaya pekerjaan


sipil
total biaya salura n
pe m ba wa

total biaya
powerhouse

total biaya salura n


pe m buang

Gambar 3.16 Submodel total biaya pekerjaan pintu, pipa & saringan

biaya saringan
ba nguna n pe nga m bil

bia ya saringan k olam


pe nge ndap pasir
biaya pintu k olam
pe nge ndap

biaya pintu bangunan


pe ngam bil

total biaya
pengerjaan pintu&
pipa
bia ya pintu
be ndungan

biaya pipa saluran


pe lim pa h

Studi kelayakan ..., Fidiarta Andika, FT UI, 2008

biaya pipa pe nstock

Universitas Indonesia

42

Total biaya keseluruhan pembangunan sistem Pembangkit Listrik Tenaga


Mikrohidro dapat dimodelkan sebagai berikut :

Gambar 3.17 Total biaya pembangunan PLTM Lubuk Gadang

luas area
pe m ba ngunan jalan
biaya pe m bebasan
lahan pe rm 2
total biaya pe k e rjaan
sipil

lua s a re a proye k
biaya pe m bebasan
lahan

biaya fasilitas
k onstruk si

biaya pe m banguna n
jalan pe rm 2

biaya jala n proyek

fa k tor pe ngali

biaya transm isi pe rk m

biaya transm isi

biaya _langsung

biaya m e k anik al
e le k trik a l

daya output

panjang transm isi

biaya tak te rduga


biaya overhe ads
e ngine e ring

e ne rgi dihasilk a n pe r
tahun
total biaya
pembangunan

biaya pe m ba ngk itan


pe r k wh

Persamaan yang dipakai dalam submodel total biaya pembangunan PLTM :


Biaya langsung = Biaya transmisi + Biaya pembebasan lahan +Biaya
mekanikal elektrikal + Biaya fasilitas konstruksi +
Biaya pekerjaan sipil + Biaya jalan proyek
Biaya pembebasan lahan = Biaya pembebasan perm2 x Luas area proyek.
Biaya transmisi = Biaya transmisi perkm x Panjang transmisi
Biaya jalan proyek = Biaya pembangunan jalan perm2 x Luas area jalan
Biaya fasilitas konstruksi =Ttotal biaya pekerjaan sipil x 0,05
Biaya mekanikal elektrikal = Biaya mekanikal elektrikal/kW x Daya output

Studi kelayakan ..., Fidiarta Andika, FT UI, 2008

Universitas Indonesia

43

Total biaya pembangunan = Biaya overheads engineering + Biaya langsung +


Biaya tak terduga
Biaya overheads engineering = Biaya langsung x 0,015
Biaya tak terduga = Biaya langsung x 0,1...(3.15)

Studi kelayakan ..., Fidiarta Andika, FT UI, 2008

Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai