Anda di halaman 1dari 7

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel.

Untuk sampel yang akan


digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang dikelompokkan
menjadi dua yaitu Probability sampling dan Nonprobability sampling (Sugiyono,2011).
Probability Sampling
Probability sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih untuk menjadi
anggota sampel. Teknik ini antara lain sebagai berikut:
1. Simple random sampling
Dikatakan simple (sederhana) karean pengmbilan sampel dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada pada populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota
populasi dianggap homogen.
Proses pengambilan sampel dilakukan dengan memberi kesempatan yang sama pada setiap
anggota populasi untuk menjadi anggota sampel. Jadi disini proses memilih sejumlah
sampel n dari populasi N yang dilakukan secara random. Ada 2 cara yang dikenal yaitu: a.
Bila jumlah populasi sedikit, bisa dilakukan dengan cara mengundi "Cointoss". b. Tetapi
bila populasinya besar, perlu digunakan label "Random Numbers" yang prosedurnya adalah
sebagai berikut: - Misalnya populasi berjumlah 300 (N=300). - tentukan nomor setiap unit
populasi (dari 1 s/d 300 = 3 digit/kolom). - tentukan besar sampel yang akan diambil.
(Misalnya 75 atau 25 %) - tentukan skema penggunaan label random numbers. (misalnya
dimulai dari 3 kolom pertama dan baris pertama) dengan menggunakan tabel random
numbers, tentukan unit mana yang terpilih, sebesar sampel yang dibutuhkan, yaitu dengan
mengurutkan angka-angka dalam 3 kolom pertama, dari atas ke bawah, setiap nomor 300,
merupakan nomor sampel yang diambil (100, 175, 243, 101), bila ada nomor 300, tidak
diambil sebagai sampel (N = 300). Jika pada lembar pertama jumlah sampel belum
mencukupi, lanjutkan kelembaran berikutnya, dan seterusnya. Jika ada nomor yang serupa
dijumpai, di ambil hanya satu, karena setiap orang hanya mempunyai 1 nomor identifikasi.

Keuntungan : - Prosedur estimasi m udah dan sederhana Kerugian : - Membutuhkan daftar


seluruh anggota populasi. - Sampel mungkin tersebar pada daerah yang luas, sehingga
biaya transportasi besar.
2. Proportionate stratified random sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota /unsur yang tidak homogen dan
berstrata secara proposional
Populasi dibagi strata-strata, (sub populasi), kemudian pengambilan sampel dilakukan
dalam setiap strata baik secara simple random sampling, maupun secara systematic random
sampling.
. Keuntungan : -Taksiran mengenai karakteristik populasi lebih tepat. Kerugian : - Daftar
populasi setiap strata diperlukan - Jika daerah geografisnya luas, biaya transportasi tinggi.

3. Disproportionate stratified random sampling


Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi
kurang proposional.

4. Cluster sampling (Area sampling)


Teknik sampel daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti
atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari suatu Negara, provinsi atau kabupaten.
Untuk menentukan penduduka mana yang akan dijadikaan sumber data, maka pengambilan
sampelnya

didasarkan

daerah

populasi

yang

telah

ditentukan.

Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama

menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada di
daerah itu sacara sampling juga.
Pengambilan sampel dilakukan terhadap sampling unit, dimana sampling unitnya terdiri
dari satu kelompok (cluster). Tiap item (individu) di dalam kelompok yang terpilih akan
diambil sebagai sampel. Cara ini dipakai : bila populasi dapat dibagi dalam kelompokkelompok dan setiap karakteristik yang dipelajari ada dalam setiap kelompok. Misalnya
ingin meneliti gambaran karakteristik (umur, suku, pendidikan dan pekerjaan) orang tua
mahasiswa FK USU. Mahasiswa FK dibagi dalam 6 tingkat (I s/d VI). Pilih secara random
salah satu tingkat (misal tingkat II). Maka orang tua sem ua mahasiswa yang berada pada
tingkat II diambil sebagai sampel (Cluster). Keuntungan : - Tidak memerlukan daftar
populasi. - Biaya transportasi kurang Kerugian : - Prosudur estimasi sulit.

Nonprobability Sampling
Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsure atau anggota populasi untuk dipilih menjadi
sampel. Tekniknya antara lain sebagi berikut:
1. Sampling Sistematis
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota
populasi yang telah diberi nomor urut.
2. Sampling Kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menetukan sampel dari populasi yang mempunyai ciriciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Bila pada pengambilan sampel
dilakukan secara kelompok maka pengambilan sampel dibagi rata sampai jumlah (kuota)
yang diinginkan.

3. Sampling Insidental
Sampling Insidental dalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja
yang secara kebetulan/incidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel,
bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
4. Sampling Purposive
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampel
ini lebih cocok untuk penelitian kualitatif, atau penelitian-penelitian yang tidak melekukan
generalisasi.
Pengertian Purposive Sampling?
Purposive sampling merupakan salah satu teknik pengambilan sampel yang sering
digunakan dalam penelitian. Secara bahasa, kata purposive berarti = sengaja. Jadi, kalau
sederhana nya, purposive sampling berarti teknik pengambilan sampel secara sengaja.
Maksudnya, peneliti menentukan sendiri sampel yang diambil karena ada pertimbangan
tertentu. Jadi, sampel diambil tidak secara acak, tapi ditentukan sendiri oleh peneliti.
Alasan menggunakan purposive sampling?
Seringkali banyak batasan yang menghalangi peneliti mengambil sampel secara random
(acak). Sehingga kalau menggunakan random sampling (sampel acak), akan menyulitkan
peneliti. Dengan menggunakan purposive sampling, diharapkan kriteria sampel yang
diperoleh benar-benar sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.
Cara memilih sampel dengan menggunakan purposive sampling ?
Memilih sampel berdasarkan purposive sampling tergantung kriteria apa yang digunakan.
Jadi ditentukan dulu apa kriteria-kriteria sampel yang diambil. Misalnya di suatu kelas,
peneliti mau melihat gambaran prestasi siswa yang mengikuti kegiatan osis, berarti sampel
tidak bisa secara acak karena tidak setiap siswa di kelas tersebut merupakan anggota osis.

Siswa yang diambil sebagai sampel tersebut haruslah ditentukan sendiri oleh peneliti dan
ada kriterianya, dalam hal ini yaitu : siswa tersebut merupakan anggota osis.

5. Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila anggota populasi digunakan sebagai
sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relative kecil, kurang dari 30 orang,
atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah
lain sampling jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sebagai
sampel.
6. Snowball Sampling
Snowball sampling dalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil,
kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar.
Dalam penetuan sampel pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi karena dengan dua
orang ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencarai
orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua
orang sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak.
Pengertian
Snowball sampling merupakan salah satu metode dalam pengambilan sample dari suatu
populasi. Dimana snowball sampling ini adalah termasuk dalam teknik non-probability
sampling (sample dengan probabilitas yang tidak sama). Untuk metode pengambilan
sample seperti ini khusus digunakan untuk data-data yang bersifat komunitas dari subjektif
responden/sample, atau dengan kata lain oblek sample yang kita inginkan sangat langka
dan bersifat mengelompok pada suatu Himpunan. Dengan kata lain snowball sampling
metode pengambilan sampel dengan secara berantai (multi level).
Jenis snowball sampling

Cara pengambilan :
Pengambilan sample untuk populasi seperti contoh di atas dapat dilakukan dengan cara
mencari contoh sample dari populasi yang kita inginkan, kemudian dari sample yang
didapat dimintai partisipasinya untuk memilih komunitasnya sebagai sample lagi.
Seterusnya sehingga jumlah sample yang kita inginkan terpenuhi.
Contoh penggunaan
Misalnya :
-

Studi Deskriptif tentang Prilaku Subjektif


Para Pengguna aksess 3G dalam memilih
operator penyedia Layanan Mobile 3G di
Semarang.

Akan diteliti mengenai pendapat mahasiswa


terhadap pemberlakuan kurikulum baru di
UMB. Sampel ditentukan sebesar 100
mahasiswa
kelebihan

Biaya relatif murah

Mudah digunakan

sederhana

waktu yang efisien

hanya membutuhkan sedikit rencana dan sedikit tenaga kerja


kekurangan
Peneliti memiliki sedikit kontrol atas metode ini karena peneliti hanya memilih sampel di
awal, selanjutnya sampel dipilih orang subyek-subyek yang telah dipilih sebelumnya

Keterwakilan sampel tidak terjamin karena peneliti tidak mengetahui distribusi sampel
yang akan dipilih selanjutnya

Subyek awal cenderung untuk mencalonkan orang-orang yang mereka kenal baik.
Karena itu, sangat mungkin bahwa subyek terdiri dari sifat dan karakteristik yang sama,
dengan demikian memungkinkan bahwa sampel yang peneliti akan dapatkan hanya
subkelompok kecil dari seluruh populasi.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: AFABETA,
cv.
https://sugithewae.wordpress.com/2012/12/08/teknik-sampling/
http://kentangtahu.blogspot.co.id/2012/06/snowball-sampling.html
http://www.buatskripsi.com/2011/10/cara-memilih-purposive-sampel.html
http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-rozaini.pdf

Anda mungkin juga menyukai