Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Segala puja dan puji bagi Allah SWT, Dzat penguasa seluruh alam jagat raya Atas Rahmat
dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Puasa ini.Teriring pula salawat dan
salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW
Sebuah penghargaan bagi kami atas diberikannya amanat dalam memenuhi tugas mata
kuliah agama, karena dengan begitu kami akan dapat mengkaji kembali tentang hal-hal yang
berkaitan dengan Puasa ya ng pasti akan bermanfaat menambah keilmuan dan pengetahuan
akademis kami serta modal dalam beribadah kepada Allah Subhanahu wa Taala.
kami menyadari bahwa selama pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik tanpa bantuan dari
orang lain, oleh karena itu pada kesempatan kali ini perkenankan kami menyampaikan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Nurhalita Azhar S.Pd sebagai guru agama.
2. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah memberikan semua kasih sayang dan semangat serta
dorongan baik bersifat material maupun spiritual.
3. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu selama proses pembelajaran agama.
Akhir kata kami menyadari bahwa makalah kami ini masih jauh dari sempurna. Hal ini
dikarenakan keterbatasan kami sebagai mahasiswa disamping keterbatasan waktu. Kami tetap
berusaha memberikan yang terbaik dalam penyelesaian makalah kami ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca

Wassalamu alaikum Wr.Wb.

Balikpapan, 11 Oktober 2011

Tim penulis

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................i
Daftar Isi ........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar belakang............................................. ...............1
B.Tujuan1
BAB II PEMBAHASAN
A.pengertian puasa .........................................................2
B.macam macam puasa....2

Puasa wajib.2
Puasa sunnah4
Puasa makruh..4

C .s yarat s yarat, rukun, dan hik mah puasa.5


D.hal hal ya ng di hara mkan dan me mbatalkan puasa.7

Orang yang bole tidak berpuasa.7


Tingkatan puasa 10

BAB III PENUTUP


A.
Ke s i m p u l a n
.11
B.
saran
saran
.11
C.
Daftar
pustaka
.12

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Puasa merupakan salah satu dari rukun islam kita sebagai umat muslim wajib
menjalankan puasa Ramadhan kami menuliskan tema puasa ini agar kita lebih
mengerti apa puasa itu dan semoga kita menjadi penguasa diri kita sendiri dengan
berpuasa. Ramadhan merupakan bulan dimana kita harus dapat mengendalikan diri
kita,hal yang utama yang harus kita lakukan dalam pelaksanaan puasa ramadhan
adalah kita harus menjadi penguasa dan raja bagi diri kita sendiri kita harus benarbenar mengendalikan menurut aturan Ilahi yang berlaku. Kalau berbicara harus kita
kendalikan demikian juga dengan mata semuanya harus kita kendalikan dengan baik.
Mungkin kadang ada bertanya kenapa kita tetap sengsara, atau mengapa hidup kita
gelisah dan tidak tenang ? jawaban yang tepat adalah karena kita tidak dapat
mengendalikan diri kita sendiri. Pada bulan Ramadhan ini kita harus seperti
kepongpong masuk seperti ulat berbulu yang ditakuti dan menjijikan dan keluar
sebagai kupu-kupu yang indah yang begitu disenangi banyak orang, yang dapat kita
artikan sebusuk dan sekotor apapun diri kita ,setelah menjalankan ibadah puasa ini
kita harus menjadi orang yang memiliki kepribadian yang indah dan bermanfaat bagi
dirikita sendiri dan orang lain. Di bulan suci Ramadhan inilah kesempatan yang baik
untuk megembleng diri agar menjadi terindah dan terbaik.
B. Tujuan
1. Memahami Pengertian puasa
Puasa tidak hanya menahan diri dari makan dan minum tapi harus menahan diri
dari hal-hal yang akan merusak pahala puasa itu sendiri ibadah puasa yang pokok
adalah menahan makan,minum,dan hawa nafsu mulai terbitnya matahari hingga
terbenamnya matahari akan tetapi kita juga harus menahan nafas,bibir,mata, dan
semua anggota badan kita dari hal-hal yang akan mebatalkan puasa.
Jika menurut mata sesuatu itu enak dilihat ,tetapi akan merusak amalan puasa
maka tundukanlah . Demikian pula dengan bibir kita harus berhenti untuk tidak bicara
yang tidak baik dan berguna. Mudah-mudahan setelah mulut,mata ,dan seluruh
anggota badan kita bersih dengan menahan diri dari segala sesuatu yang tidak baik
semoga hati kita menjadi bersih , dan hal ini merupakan puncak dari segala
keindahan menikmati hidup di dunia ini. Karena orang yang hatinya bersih akan
menjadi cahaya bagi diri sendiri dan orang lain.

2. Mendefisinikan Macam-macam Puasa


3. Mengetahui syarat-syarat, rukun, dan hikmah tentang puasa
4. Memberitahukan hal-hal yang diharamkan dan membatalkan puasa

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Puasa
Menurut bahasa: Saum (Bahasa Arab: , transliterasi: Sauwm. Artinya menahan
atau mencegah.
Menurut syariat : artinya menahan diri dari makan dan minum serta segala perbuatan
yang bisa membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar hinggalah terbenam matahari, dengan
syarat tertentu, untuk meningkatkan ketakwaan seorang muslim.

B. Macam-macam Puasa
Puasa wajib
Merupakan puasa yang harus dilakukan setiap individu dan waktunya telah ditetapkan oleh
Allah swt

183. Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas
orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,

Puasa Ramadhan:
Adalah puasa yang dilakukan pada bulan ramadhan yaitu setiap 1bulan dalam 1 tahun.



185. (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya

diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan


mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). karena itu,
Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah
ia berpuasa pada bulan itu, dan Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka),
Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari
yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.
dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah
atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.

Puasa karena nazar:

Adalah puasa yang tidak diwajibkan oleh Tuhan, begitu juga tidak
disunnahkan oleh Rasulullah saw., melainkan manusia sendiri yang telah
menetapkannya bagi dirinya sendiri untuk membersihkan (Tazkiyatun Nafs) atau
mengadakan janji pada dirinya sendiri bahwa apabila Tuhan telah menganugerahkan
keberhasilan dalam suatu pekerjaan, maka ia akan berpuasa sekian hari. Mengerjakan
puasa nazar ini sifatnya wajib. Hari-hari nazar yang ditetapkan apabila tiba, maka
berpuasa pada hari-hari tersebut jadi wajib atasnya dan apabila dia pada hari-hari itu
sakit atau mengadakan perjalanan maka ia harus mengqadha pada hari-hari lain dan
apabila tengah berpuasa nazar batal puasanya maka ia bertanggung jawab
mengqadhanya.

Puasa kifarat atau denda:

Puasa kafarat adalah puasa sebagai penebusan yang dikarenakan pelanggaran


terhadap suatu hukum atau kelalaian dalam melaksanakan suatu kewajiban, sehingga
mengharuskan seorang mukmin mengerjakannya supaya dosanya dihapuskan, bentuk
pelanggaran dengan kafaratnya antara lain :
Apabila seseorang melanggar sumpahnya dan ia tidak mampu memberi makan dan pakaian
kepada sepuluh orang miskin atau membebaskan seorang roqobah, maka ia harus
melaksanakan puasa selama tiga hari.
Apabila seseorang secara sengaja membunuh seorang mukmin sedang ia tidak sanggup
membayar uang darah (tebusan) atau memerdekakan roqobah maka ia harus berpuasa dua
bulan berturut-turut (An Nisa: 94).
Apabila dengan sengaja membatalkan puasanya dalam bulan Ramadhan tanpa ada halangan
yang telah ditetapkan, ia harus membayar kafarat dengan berpuasa lagi sampai genap 60 hari.
Barangsiapa yang melaksanakan ibadah haji bersama-sama dengan umrah, lalu tidak
mendapatkan binatang kurban, maka ia harus melakukan puasa tiga hari di Mekkah dan tujuh
hari sesudah ia sampai kembali ke rumah. Demikian pula, apabila dikarenakan suatu
mudharat (alasan kesehatan dan sebagainya) maka berpangkas rambut, (tahallul) ia harus
berpuasa selama 3 hari.

Puasa sunnah

a)

b)

c)
d)

Puasa sunnah (nafal) adalah puasa yang apabila dikerjakan akan mendapatkan pahala dan
apabila tidak dikerjakan tidak berdosa. Adapun puasa sunnat itu antara lain :
Puasa 6 (enam) hari di bulan Syawal
Bersumber dari Abu Ayyub Anshari r.a. sesungguhnya Rasulallah saw. bersabda: Barang
siapa berpuasa pada bulan Ramadhan, kemudian dia menyusulkannya dengan berpuasa enam
hari pada bulan syawal , maka seakan akan dia berpuasa selama setahun.
Puasa Tengah bulan (13, 14, 15) dari tiap-tiap bulan Qomariyah
Pada suatu hari ada seorng Arabdusun datang pada Rasulullah saw. dengan membawa kelinci
yang telah dipanggang. Ketika daging kelinci itu dihidangkan pada beliau maka beliau saw.
hanya menyuruh orang-orang yang ada di sekitar beliau saw. untuk menyantapnya,
sedangkan beliau sendiri tidak ikut makan, demikian pula ketika si arab dusun tidak ikut
makan, maka beliau saw. bertanya padanya, mengapa engkau tidak ikut makan? Jawabnya
aku sedang puasa tiga hari setiap bulan, maka sebaiknya lakukanlah puasa di hari-hari putih
setiap bulan. kalau engkau bisa melakukannya puasa tiga hari setiap bulan maka sebaiknya
lakukanlah puasa di hari-hari putih yaitu pada hari ke tiga belas, empat belas dan ke lima
belas.
Puasa hari Senin dan hari Kamis.
Dari Aisyah ra. Nabi saw. memilih puasa hari senin dan hari kamis. (H.R. Turmudzi)
Puasa hari Arafah (Tanggal 9 Dzulhijjah atau Haji)
Dari Abu Qatadah, Nabi saw. bersabda: Puasa hari Arafah itu menghapuskan dosa dua
tahun, satu tahun yang tekah lalu dan satu tahun yang akan datang (H. R. Muslim)

e) Puasa tanggal 9 dan 10 bulan Muharam.


Dari Salim, dari ayahnya berkata: Nabi saw. bersabda: Hari Asyuro (yakni 10 Muharram) itu
jika seseorang menghendaki puasa, maka berpuasalah pada hari itu.
f) Puasa Nabi Daud as. (satu hari bepuasa satu hari berbuka)
Bersumber dari Abdullah bin Amar ra. dia berkata : Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda:
Sesungguhnya puasa yang paling disukai oleh Allah swt. ialah puasa Nabi Daud as.
sembahyang yang paling d sukai oleh Allah ialah sembahyang Nabi Daud as. Dia tidur
sampai tengah malam, kemudian melakukan ibadah pada sepertiganya dan sisanya lagi dia
gunakan untuk tidur, kembali Nabi Daud berpuasa sehari dan tidak berpuasa sehari.
Mengenai masalah puasa Daud ini, apabila selang hari puasa tersebut masuk pada hari Jumat
atau dengan kata lain masuk puasa pada hari Jumat, hal ini dibolehkan. Karena yang
dimakruhkan adalah berpuasa pada satu hari Jumat yang telah direncanakan hanya pada hari
itu saja.
g) Puasa bulan Rajab, Syaban dan pada bulan-bulan suci
Dari Aisyah r.a berkata: Rasulullah saw. berpuasa sehingga kami mengatakan: beliau tidak
berbuka. Dan beliau berbuka sehingga kami mengatakan: beliau tidak berpuasa. Saya
tidaklah melihat Rasulullah saw. menyempurnakan puasa sebulan kecuali Ramadhan. Dan
saya tidak melihat beliau berpuasa lebih banyak daripada puasa di bulan Syaban.
Puasa Makruh
a) Puasa pada hari Jumat secara tersendiri
Berpuasa pada hari Jumat hukumnya makruh apabila puasa itu dilakukan secara mandiri.
Artinya, hanya mengkhususkan hari Jumat saja untuk berpuasa.

Dari Abu Hurairah ra. berkata: Saya mendengar Nabi saw. bersabda: Janganlah kamu
berpuasa pada hari Jumat, melainkan bersama satu hari sebelumnya atau sesudahnya.
b) Puasa sehari atau dua hari sebelum bulan Ramadhan
Dari Abu Hurairah r.a dari Nabi saw. beliau bersabda: Janganlah salah seorang dari kamu
mendahului bulan Ramadhan dengan puasa sehari atau dua hari, kecuali seseorang yang biasa
berpuasa, maka berpuasalah hari itu.
c) Puasa pada hari syak (meragukan)
Dari Shilah bin Zufar berkata: Kami berada di sisi Amar pada hari yang diragukan
Ramadhan-nya, lalu didatangkan seekor kambing, maka sebagian kaum menjauh. Maka
Ammar berkata: Barangsiapa yang berpuasa hari ini maka berarti dia mendurhakai Abal
Qasim saw.

C. Syarat-syarat, Rukun, dan Hikmah Puasa


Syarat-syarat Puasa

Syarat wajib puasa yaitu

Beragama Islam
Berakal sehat
Baligh (sudah cukup umur)
Mampu melaksanakannya

Syarat sah puasa yaitu :

Islam (tidak murtad)


Mummayiz (dapat membedakan yang baik dan yang buruk)
Suci dari haid dan nifas (khusus bagi wanita)
Mengetahui waktu diterimanya puasa
Rukun Puasa
Islam
Niat

Nawaitu shouma ghodin an adaa-i fardhi syahri romadhoona haadzihis sanati lillaahi ta aala.
Artinya
:
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.Aku berniat puasa esok
hari menunaikan kewajiban Ramadhan tahun ini karena Allah Taala
Hikmah Puasa
Untuk pendidikan/latihan rohani
Mendidik jiwa agar dapat menguasai diri
Mendidik nafsu agar tidak senantiasa dimanjakan dan dituruti
Mendidik jiwa untuk dapat memegang amanat dengan sebaik-baiknya
Mendidik kesabaran dan ketabahan
Untuk perbaikan pergaulan
Orang yang berpuasa akan merasakan segala kesusahan fakir miskin yang banyak
menderita kelaparan dan kekurangan. Dengan demikian akan timbul rasa suka
menolong kepada orang-orang yang menderita.
Untuk kesehatan
Perlu diingat ibadah puasa Ramadhan akan membawa faaedah bagi kesehatan rohani
dan jasmani kita bila ditunaikan mengikut panduan yang telah ditetapkan, jika tidak
maka hasilnya tidaklah seberapa malah mungkin ibadah puasa kita sia-sia saja.
Allah berfirman dalam surat [Al-A'Raaf] ayat 31:
"Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid,
makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan"
Nabi S.A.W.juga bersabda:
"Kita ini adalah kaum yang makan bila lapar, dan makan tidak kenyang."

Tubuh kita memerlukan makanan yang bergizi mengikut keperluan tubuh kita. Jika
kita makan berlebih-lebihan sudah tentu ia akan membawa muzarat kepada kesehatan
kita. Boleh menyebabkan badan menjadi gemuk, dengan mengakibatkan kepada sakit
jantung, darah tinggi, penyakit kencing manis, dan berbagai penyakit lainnya. Oleh
itu makanlah secara sederhana, terutama sekali ketika berbuka, mudah-mudahan
Puasa dibulan Ramadhan akan membawa kesehatan bagi rohani dan jasmani kita.
Insy Allah kita akan bertemu kembali.
Sebagai rasa syukur atas segala nikmat Allah

D. Hal-hal yang diharamkan dan yang membatalkan puasa


1. Hal-hal yang diharamkan untuk berpuasa
Hari raya idul fitri, yaitu pada (1 Syawal)
Hari raya Idul Adha, yaitu pada (10 Zulhijjah)
Hari-hari Tasyrik, yaitu pada (11, 12, dan 13 Zulhijjah)
Hari syak, yaitu pada (30 Syaban)
Puasa selamanya
Wanita saat sedang haid atau nifas
Puasa sunnah bagi wanita tanpa izin suaminya
2. Hal-hal yang membatalkan puasa
Masuknya benda (seperti nasi, air, asap rokok dan sebagainya) ke dalam rongga
badan dengan disengaja.
Bersetubuh.
Muntah dengan disengaja.
Keluar mani (Istimna' )
Haid (datang bulan) dan Nifas (melahirkan anak)
Hilang akal (gila atau pingsan).

Murtad (keluar dari agama Islam).

Orang yang boleh tidak berpuasa


Berikut ini adalah orang yang boleh untuk meninggalkan puasa wajib (puasa Ramadhan),
yaitu:

Yang wajib qadha' saja

Orang-orang yang tersebut di bawah ini, boleh tidak berpuasa, tetapi wajib qadha', artinya
wajib mengganti puasanya di hari lain, sebanyak hari yang ditinggalkan. Yaitu sebagai
berikut :
Orang yang sakit, yang ada harapan untuk sembuh.
Orang yang bepergian jauh (musafir) sedikitnya 81 km.
Orang yang hamil, yang khawatir akan keadaannya atau bayi yang dikandungnya.
Orang yang sedang menyusui anak, yang khawatir akan keadaannya atau anaknya.
Orang yang sedang haid (datang bulan), melahirkan anak dan nifas.
Orang yang batal puasanya dengan suatu hal yang membatalkannya selain
bersetubuh.

Yang tidak wajib qadha', tetapi wajib fidyah

Orang-orang di bawah ini tidak wajib qadha' (menggantikan puasa di hari lain), tetapi wajib
membayar fidyah, yaitu memberi makan orang miskin setiap hari yang ia tidak berpuasa,
berupa bahan makanan pokok sebanyak 1 mud (576 gram).
Orang yang sakit yang tidak ada harapan akan sembuhnya.
Orang tua yang sangat lemah dan tidak kuat lagi berpuasa.

Tingkatan puasa
Imam Abu Hamid al-Ghazali dalam bukunya Ihya al-'Ulumuddin telah membagi puasa ke
dalam 3 tingkatan:

Puasanya orang awam (shaum al-'umum): menahan diri dari perkara-perkara yang
membatalkan puasa seperti makan dan minum.
Puasanya orang khusus (shaum al-khusus): Selain menahan diri dari perkara yang
membatalkan puasa juga turut berpuasa dari panca indera dan seluruh badan dari
segala bentuk dosa.
Puasanya orang istimewa, super khusus (shaum khusus al-khusus): Selain
menahan diri dari perkara yang membatalkan puasa dan juga berpuasa dari panca
indera dan seluruh badan dari segala bentuk dosa juga turut berpuasa 'hati nurani',
yaitu tidak memikirkan soal keduniaan.

BAB III PENUTUP

A. kesimpulan
1. Puasa secara bahasa adalah menahan diri dari sesuatu. Sedangkan secara istilah, adalah
menahan diri pada siang hari dari berbuka dengan disertai niat berpuasa bagi orang yang telah
diwajibkan sejak terbit fajar hingga terbenam matahari.
2. Puasa yang ditetapkan syariat ada 4 (empat) macam, yaitu puasa fardhu, puasa sunnat, puasa
makruh dan puasa yang diharamkan.
3. Beberapa hal yang bisa memperbolehkan seseorang untuk tidak berpuasa, diantaranya adalah
sakit

4. Wanita hamil dan menyusui termasuk yang terkena khitab perintah shaum (puasa) dalam ayat
shiyam, QS. Al Baqarah: 183. Namun, apabila mereka khawatir atas bahaya bagi dirinya atau
janin dan anak susuannya bila tetap berpuasa, maka dibolehkan untuk berbuka.

B. Saran-saran

Mempelajari ilmu agama amatlah penting, dan seharusnya di tanamkan sejak dini bagi
seluruh pelajar islam di Indonesia, dan juga bagi orang yang bergama islam yang masih
awam, terutama mengenai bab puasa. Dengan mempelajari ilmunya kita dapat mengetahui
hukum-hukum dari masalah tersebut.
Selanjutnya kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca sangat kami
harapkan guna untuk memperbaiki makalah-makalah kami selanjutnya.

Daftar pustaka

Mustafit, ahmad khoiron.2004.Kupas


selatan,qultumMedia

Tabrizi, malaki.2005.puasa lahir puasa batin.jakarta.al-huda

Amuli, jawadi.2004.rahasia ibadah.bogor.cahaya

tuntas

puasa

jakarta

selatan

cet.1.jakarta

Anda mungkin juga menyukai