Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Diajukan Kepada :
dr. TH Suryono, Sp.S
Disusun Oleh :
Lilik Eko Pranantyo 20080310020
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
NO.RM: xxxxx
I.
IDENTITAS
Nama
: Ibu Marisah
Umur
: 52 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
: Buruh tani
Alamat
Anamnesis Sistem
Neurologi
: peningkatan sensibilitas n. V cabang III facialis dextra Refleks corneal (+), Mengunyah (+)
nyeri, Refleks bersin (tidak dilakukan). Pada pemeriksaan kekuatan otot, reflek fisiologis dan
patologis tidak terdapat kelainan..
Respirasi
: Sesak Nafas (-), Batuk (-), Pilek (-)
Kardiovaskuler
: Debar-debar (-)
Gastrointestinal
: Muntah (-), Mual (-)
Urogenital
: BAK (N), Nyeri BAK (-)
Muskuloskeletal
: Kelemahan Anggota Gerak (-), nyeri panas menjalar pada
rahang bawah sebelah kanan
III.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
-
PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran
: Compos Mentis.
Keadaan Umum : Baik.
Vital Sign
: Tensi 130/80, nadi: 60x/menit
Pasien memiliki postur tegak normal.
GCS
: EVM (4/5/6)
Ekstremitas
: Akral Hangat, Nadi Reguler.
Neurologi
:
Chaddock:-/-
Hoffmen-Tromner:-/-
Openheim:-/-
Gordon:-/-
Bing:-/-
Rosolimo:-/-
h.
Babinski(gores plantar):-/-
Kekuatan Otot
Dextra
Sinistra
IV.
5/5/5
5/5/5
5/5/5
5/5/5
PEMERIKSAAN NEUROLOGI
Nama Nervus
I : Olfaktorius
Komponen Yg diperiksa
Kanan
Secara subyektif : membau Tidak
Kiri
Tidak
ditutup
Tajam Penglihatan
II: Optikus
Dbn
Dbn
Lapang penglihatan
Bentuk dan ukuran pupil
dbn
Dbn
Dbn
Dbn
dbn
dbn
dbn
IV : Trokhlearis
medial
Gerak mata ke lateral Dbn
Dbn
V : Trigeminus
bawah
Membuka mulut
nyeri
Dbn
Tidak
Tidak
III
: -
Occulomotorius
4
5
Refleks kornea
dilakukan dilakukan
-
Refleks bersin
Tidak
Tidak
dilakukan dilakukan
6
7
VI : Abducens
VII : Fasialis
VIII: Akustikus
IX
X : Vagus
11
XI: Accesorius
12
XII
Hipoglosus
V.
Mengunyah
nyeri
Gerak mata superior obliq Dbn
Mengerutkan dahi
Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
Menutup mata
Dbn
Dbn
Memperlihatkan gigi
Test rhinne,weber
Dbn
Tidak
Dbn
Tidak
: -
Glossofaringeus
10
Perasaan
lidah
dilakukan dilakukan
bagian Tidak
Tidak
dilakukan dilakukan
Refleks muntah
Bicara
Dbn
Menelan
Dbn
Nadi
Memalingkan kepala
Dbn
Dbn
Sikap bahu
Menjulurkan lidah
Dbn
Dbn
Artikulasio
Dbn
: -
DIAGNOSIS KERJA :
Diagnosis kerja : Trigeminal Neuralgia
Diagnosis topik : Trigeminal neuralgia nervus mandibularis
Diagnosis klinis : neurotic pain di mandibula dextra.
Diagnosis etiologi : terganggunya nervus Trigeminus pars mandibularis
4
VI.
TERAPI :
- Clobazam 0-0-1 perhari
- THP 3x1 perhari
- Leparson 3x1 perhari
BAB I
PENDAHULUAN
Trigeminal Neuralgia merupakan suatu keluhan serangan nyeri wajah satu sisi yang
berulang. Disebut Trigeminal neuralgia, karena nyeri di wajah ini terjadi pada satu atau lebih
saraf dari tiga cabang saraf Trigeminal. Saraf yang cukup besar ini terletak di otak dan
membawa sensasi dari wajah ke otak. Rasa nyeri disebabkan oleh terganggunya fungsi saraf
Trigeminal sesuai dengan daerah distribusi persarafan salah satu cabang saraf Trigeminal
yang diakibatkan oleh berbagai penyebab.
Serangan neuralgia Trigeminal dapat berlangsung dalam beberapa detik sampai
semenit. Beberapa orang merasakan sakit ringan, kadang terasa seperti ditusuk. Sementara
yang lain merasakan nyeri yang cukup kerap, berat, seperti nyeri saat kena setrum listrik.
Prevalensi penyakit ini diperkirakan sekitar 107.5 pada pria dan 200.2 pada wanita per
satu juta populasi. Penyakit ini lebih sering terjadi pada sisi kanan wajah dibandingkan
dengan sisi kiri (rasio 3:2), dan merupakan penyakit pada kelompok usia dewasa (dekade
enam sampai tujuh). Hanya 10 % kasus yang terjadi sebelum usia empat puluh tahun.
Sumber lain menyebutkan, penyakit ini lebih umum dijumpai pada mereka yang
berusia di atas 50 tahun, meskipun terdapat pula penderita berusia muda dan anak-anak.
Trigeminal Neuralgia merupakan penyakit yang relatif jarang, tetapi sangat
mengganggu kenyamanan hidup penderita, namun sebenarnya pemberian obat untuk
5
mengatasi Trigeminal neuralgia biasanya cukup efektif. Obat ini akan memblokade sinyal
nyeri yang dikirim ke otak, sehingga nyeri berkurang, hanya saja banyak orang yang tidak
mengetahui dan menyalahartikan Neuralgia Trigeminal sebagai nyeri yang ditimbulkan
karena kelainan pada gigi, sehingga pengobatan yang dilakukan tidaklah tuntas.
BAB II
TRIGEMINAL NEURALGIA
A. Defenisi
Trigeminal neuralgia adalah sindrom nyeri pada wajah pada area persarafan Nervus
Trigeminus pada satu cabang atau lebih, secara paroksismal berupa nyeri tajam yang tidak
diketahui penyebabnya dan biasanya terjadi pada umur 40 tahun keatas.
B. Anatomi Fisiologis Nervus Trigeminus
Nervus Trigeminus merupakan saraf cranial terbesar yang memiliki 3 percabangan
yaitu :
1. Nervus Opthalmicus bersifat sensoris murni. Berjalan ke depan pada dinding lateral
sinus cavernosus dalam fossa crania media dan bercabang tiga; n. lacrimalis, frontalis,
dan nasociliaris, yang masuk ke orbita melalui fissure orbitalis superior. Saraf ini
disebarkan ke kornea mata, kulit dahi dan kepala, kelopak mata, mukosa sinus
paranasales, dan cavum nasi.
2. Nervus maxillaries bersifat sensoris murni. Meninggalkan cranium melalui foramen
rotumdum dan kemudian disebarkan ke kulit muka di atas maxilla, gigi rahang atas,
mukosa hidung, sinus maxillaries dan palatum.
Serangan ini hilang timbul. Bisa jadi dalam sehari tidak ada rasa sakit. Namun, bisa
juga sakit menyerang setiap hari atau sepanjang Minggu. Lalu, tidak sakit lagi selama
beberapa waktu. Trigeminal neuralgia biasanya hanya terasa di satu sisi wajah, tetapi bisa
juga menyebar dengan pola yang lebih luas. Jarang sekali terasa di kedua sisi wajah dalam
waktu bersamaan.
Insiden 4,3 per 100.000 populasi/tahun, perempuan > laki-laki, sering pada usia
dewasa setelah 40 tahun, ditemukan juga pada anak usia 12 tahun.
E. Klasifikasi
Neuralgia Trigeminal (NT) dapat dibedakan menjadi:
1. NT Tipikal, 2. NT Atipikal, 3. NT karena Sklerosis Multipel,
4. NT Sekunder, 5. NT Paska Trauma, dan 6. Failed Neuralgia Trigeminal.
Bentuk-bentuk neuralgia ini harus dibedakan dari nyeri wajah idiopatik (atipikal) serta
kelainan lain yang menyebabkan nyeri kranio-fasial.
F. Diagnosa
Cara menegakkan diagnosa Trigeminal Neuralgia hanya berdasarkan anamnesa pasien
secara teliti dan cermat.
3 Karakter umum terhadap nyeri kraniofasial :
terjadinya 'serangan' nyeri dengan interval bebas nyeri relatif lama. Nyeri mulai pada
distribusi divisi 2 atau 3 saraf kelima, akhirnya sering menyerang keduanya. Beberapa kasus
mulai pada divisi 1.
Biasanya, serangan nyeri timbul mendadak, sangat hebat, durasinya pendek (kurang
dari satu menit), dan dirasakan pada satu bagian dari saraf Trigeminal, misalnya bagian
rahang atau sekitar pipi. Nyeri seringkali terpancing bila suatu daerah tertentu dirangsang
(trigger area atau trigger zone).
Trigger zones sering dijumpai di sekitar cuping hidung atau sudut mulut. Yang unik
dari trigger zone ini adalah rangsangannya harus berupa sentuhan atau tekanan pada kulit
atau rambut di daerah tersebut. Rangsang dengan cara lain, misalnya dengan menggunakan
panas, walaupun menyebabkan nyeri pada tempat itu, tidak dapat memancing terjadinya
serangan neuralgi. Pemeriksaan neurologik pada neuralgi Trigeminal hampir selalu normal.
Tidak terdapat gangguan sensorik pada neuralgi Trigeminal murni.
Suatu varian neuralgia Trigeminal yang dinamakan tic convulsive ditandai dengan
kontraksi sesisih dari otot muka yang disertai nyeri yang hebat. Keadaan ini perlu dibedakan
dengan gerak otot muka yang bisa menyertai neuralgi biasa, yang dinamakan tic douloureux.
Tic convulsive yang disertai nyeri hebat lebih sering dijumpai di daerah sekitar mata dan lebih
sering dijumpai pada wanita.
Secara sistematis, anamnesis dan pemeriksaan fisik dilakukan sebagai berikut:
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
10
Menilai sensasi pada ketiga cabang nervus trigeminus bilateral (termasuk refleks
kornea).
Menilai EOM.
Pemeriksaan penunjang diagnostik seperti CT-scan kepala atau MRI dilakukan untuk
G. Mekanisme Nyeri
1. Nyeri Sederhana (Fisiologi) ; berlangsung singkat tidak menimbulkan kerusakan
jaringan. Berperan penting sebagai refleks menghindar, meningkatkan kewaspadaan.
2. Nyeri Nosiseptif (Inflamasi) ; Nyeri yang didahului dengan kerusakan atau
inflamasi jaringan.
3. Nyeri Neuropatik ; Nyeri yang didahului/disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer
pada sistem saraf.
Penyebab nyeri neuropatik :
11
Lesi pada sisem saraf pusat; Stroke, Multiple sclerosis, Spinal injury.
H. Diagnosa Banding
1. Post Herpetic Neuralgia
Dengan Gejala; nyeri terbakar yang hebat dengan eksaserbasi yang tajam, berifat
unilateral, kuntinu, diprovokasi oleh raba ringan, tidak ada factor yang dapat mengurangi
gejala secara total, biasanya terdapat gangguan sensorik.
2. Cluster headache
Sakit kepala yang hebat, menusuk, nyeri terbakar, unilateral dan sering daerah
trigeminal, sering terjadi pada malam hari, diprovokasi oleh minuman alcohol, mata merah,
hidung tersumbat, muka merah, sering terjadi pada usia muda.
3. Glossopharingeal Neuralgia
Sakit yang hebat dan berlangsung cepat, unilateral pada distribusi saraf
glosopharingeal, paroksismal serangan dalam bentuk kelompok, diprovoakasi oleh raba
ringan, berkurang dengan pemberian antikonvulsan.
4. Kelainan Temporomandibuler (Contens Sindrom)
Rasa sakit tumpul, berdenyut, unilateral atau bilateral pada daerah aurikular,
intermitten bertahun-tahun, diprovokasioleh gerakan rahang, sering menetap walaupun stress
telah berkurang.
5. Sinusitis
Rasa sakit sedang, berdenyut, mengenai satu atau dua sinus, nyeri kontinu,
akut/kronik, memberat dengan gerakan, dekompresi akan mengurangi sakitnya, sering timbul
nasal discharge.
6. Migrain
12
Nyeri hebat, berdenyut, unilateral dan sering berpindah ke sisi lainnya, nyeri
berlangsung beberapa jam, pasien dapat mengidentifikasi faktor pencetus.
7. Giant Cell Arteritis
Nyeri hebat berdenyut dan menyengat, bersifat unilateral/bilateral atau temporal,
Intermitten/kontinu, Memberat bila mengunyah, membaik dengan steroid, tampak arteri yang
menebal dan berkelok-kelok.
8. Atypical Facial Pain
Nyeri yang berfariasi, lokasi bervariasi, kontinu dengan eksserbasi tajam, diprovokasi
oleh stress, disembuhkan dengan terapi yang tepat.
I. Terapi
Non Medikamentosa
1. Rhizotomi termal selektif radiofrekuensi pada ganglion atau radiks trigeminus
yang dilakukan melalui kulit dengan anastesi local sisertai barbturat kerja
singkat. Efek sampingnya ialah anesthesia dolorosa. Tindakan untuk destruksi
serabut nyeri dalam nervus trigeminus dapat dilakukan juga dengan bedah
dingin (cryosurgery) dan inflasi balon dalam rongga meckel.
2. Injeksi gliserol ke dalam sisterna trigeminus (rongga Meckel) dapat dilakukan
perkutan. Tindakan ini dapat menyembuhkan nyeri dengan gangguan sensorik
pada wajah yang minimal.
3. Bagi kebanyakan pasien terutama yang lebih muda, kraniektomi suboksipital
dengan bedah mikro untuk memperbaiki posisi pembuluh darah yang menekan
radiks saraf trigeminus pada tempat masuknya pons, lebih dapat diterima
karena tidak menyebabkan defisit sensorik.
Medikamentosa
1. Karbamazepin; 400-1200 mg/hari, 80% memberikan respon baik terhadap
pengobatan
awal.
Bila
dipakai
bersamaan
dengan
phenitoin
dapat
14
BAB III
KESIMPULAN
Trigeminal neuralgia adalah sindrom nyeri pada wajah pada area persarafan Nervus
Trigeminus pada satu cabang atau lebih, secara paroksismal berupa nyeri tajam yang tidak
diketahui penyebabnya dan biasanya terjadi pada umur 40 tahun keatas. Sering pada
perempuan disbanding lakilaki dan muncul pada usia diatas 40 tahun
15
Nervus Trigeminus merupakan saraf sensoris utama kepala dan saraf otot-otot
pengunyah. Dan juga menegangkan palatum molle dan membrane tympani.
Neuralgia trigeminal kadang disebabkan oleh penekanan arteri terhadap saraf yang
terletak di dekat otak. Pada keadaan ini dilakukan pembedahan untuk memisahkan arteri dari
saraf dan untuk mengurangi nyeri.
Serangan trigeminal neuralgia dapat berlangsung dalam beberapa detik sampai
semenit, unilateral (97%), Paling sering pada cabang ke 2 dan 3 Beberapa orang merasakan
sakit ringan, kadang terasa seperti ditusuk. Sementara yang lain merasakan nyeri yang cukup
berat, seperti nyeri saat kena setrum listrik, kena pukulan jab, atau ada kawat di sepanjang
wajahnya. nyeri yang muncul mendadak, berat, seperti sengatan listrik, biasanya pada satu
sisi rahang atau pipi. Pada beberapa penderita, mata, telinga atau langit-langit mulut dapat
pula terserang. Pada kebanyakan penderita, nyeri berkurang saat malam hari, atau pada saat
penderita berbaring. Serangan ini hilang timbul. Bisa jadi dalam sehari tidak ada rasa sakit.
Namun, bisa juga sakit menyerang setiap hari atau sepanjang Minggu. Lalu, tidak sakit lagi
selama beberapa waktu.
Terapi pada trigeminal neuralgia dapat dilakukan secara pembedahan maupun
pemberian obat diantaranya; Karbamazepin; 400-1200 mg/hari, Phenitoin; 200-450 mg/hari,
Klonazepam 0,5-1,0 mg 3x/hari, Asam Valproat, Baclofen 5-10 mg 3x/hari.
DAFTAR PUSTAKA
1. David A. Greenberg, Michael J. Aminoff, Roger P.Simon: Clinical Neurology. Fifth
edition, Lange Medical Books/McGraw-Hill, The United States of America, 2002: 8485
2. Richard S. Snell: Anatomi Klinik. Bagian 3, EGC, Jakarta, 1997: 187
3. http://emedicine.medscape.com/article/1145144-overview
16
4. http://en.wikipedia.org/wiki/Trigeminal_neuralgia
5. http://medicastore.com/penyakit/331/Neuralgia_Trigeminal_tic_douloureux.html
6. Dito Anurogo. http://www.kabarindonesia.com/berita.php?
pil=3&dn=20080414210025
7. Wahyu Ika Wadhani, dkk. Kapita Selekta Kedokeran. Team Media Aesculapius,
Jakarta, 2000: 44
17