Anda di halaman 1dari 37

BAB I

LATAR BELAKANG
Indikator angka kematian yang berhubungan dengan ibu dan anak adalah
Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Neonatal (AKN), Angka
Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA). Berdasarkan
SDKI tahun 2012 menyebutkan bahwa AKB sebesar 32/1.000 Kelahiran
Hidup (KH), hal ini masih belum mencapai target MDGs yaitu 23/1.000 KH.
AKN sebesar 19 per 1.000 kelahiran hidup, dan AKABA sebesar 40 per
1.000 kelahiran hidup, angka ini juga masih belum mencapai target MDGs
yaitu AKABA 32/1.000 KH. Kemenkes RI, 2015
Data di provinsi Sumatera Barat diketahui AKB adalah sebesar 27/1.000
kelahiran hidup, angka ini belum mencapai target MDGs yaitu 23/1.000
KH. AKN berdasarkan data BKKBN 2012 adalah 17/1.000 kelahiran hidup.
Sedangkan pencapaian AKI di provinsi Sumatera Barat sebesar
212/100.000 Kelahiran Hidup. Jumlah kematian ibu ini belum juga
mencapai target MDGs.Dinkes Provinsi Sumatera Barat, 2014

Kematian ibu terkait erat dengan penolong persalinan dan


tempat/fasilitas persalinan. Salah satu cara untuk menurunkan
AKI di Indonesia adalah dengan persalinan ditolong oleh
tenaga kesehatan yang terlatih dan melakukan persalinan
difasilitas pelayanan kesehatan.
Data Provinsi Sumatera Barat (2014) diketahui pencapaian
persalinan oleh tenaga kesehatan yaitu 64,9%, hal ini masih
belum mencapai target yang telah ditetapkan yaitu 90%.
Sedangkan Kota Padang untuk pencapaian persalinan oleh
tenaga kesehatan yaitu 57,24% masih jauh berada dari
pencapaian daerah, apalagi target renstra Kementerian
Kesehatan.Dinkes Provinsi Sumatera Barat, 2014

Upaya pelayanan kesehatan ibu meliputi pelayanan


kesehatan ibu hamil diwujudkan melalui pemberian
pelayanan antenatal. Menentukan taksiran berat janin
merupakan komponen yang penting dalam pelayanan
antenatal, konseling, diagnosis, dan cara persalinan.
Ketepatan taksiran dari berat lahir bayi adalah salah
satu pengukuran yang paling penting pada awal
persalinan.
Dengan penggunaan metode prediksi yang akurat, bayi
dengan perkiraan berat yang ekstrim lebih atau kurang
dapat diketahui dan beberapa pencegahan dapat
dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut sebelum
Etikan dan Caglar, 2005

Hasil Riskesdas tahun 2013 menyatakan bahwa persentase balita (059 bulan) dengan BBLR di Indonesia sebesar 10,2%. Kejadian BBLR di
Sumatera Barat tahun 2013 adalah sebanyak 1420 kasus dan bayi
meninggal yang disebabkan oleh BBLR adalah sebesar 283 kasus. Dinkes
Sumbar, 2013 Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota (DKK) Padang
tahun 2013 diperoleh data kejadian BBLR adalah sebanyak 171 kasus
dari 17.767 kelahiran hidup, ini mengalami peningkatan dari tahun
2012. Dimana tahun 2012 hanya 94 bayi yang mengalami BBLR. DKK,
Padang 2013 Sedangkan bayi yang lahir dengan berat badan lahir lebih
(BBLL) memiliki insiden 0,2-2% dari seluruh kelahiran. Ezegwui et al, 2011
Sehingga prediksi dari berat badan lahir adalah faktor yang penting
dalam perawatan pasien termasuk rencana perawatan, pencegahan
komplikasi dan perawatan yang tepat. Aghababaii S, 2005; Nakaporntham P, 2010

Prediksi dari berat badan janin dapat dilakukan menggunakan riwayat yang berhubungan
dengan pertumbuhan dari janin seperti peningkatan berat badan ibu selama kehamilan,
pemeriksaan abdomen (manuver Leopold), mengukur tinggi simfisis-fundus, sejalan dengan
penggunaan ultrasonografi.
Semenjak kehadiran ultrasonografi dan penyebarannya melalui 3 dekade terakhir, dan
meskipun kekurangan bukti yang konklusif, telah terdapat kepercayaan yang luas bahwa
USG lebih akurat dibandingkan dengan metode lain untuk memperkirakan berat janin
Dengan keterbatasan penggunaan USG terutama pada banyak daerah yang belum
dilengkapi dengan fasilitas tersebut dan dengan sumber daya manusia terlatih yang
terbatas pula maka penggunaan formula Dare dan Risanto dalam praktek sehari-hari
sebagai alternatif selain penggunaan rumus Johnson Toschach yang telah dipergunakan
untuk memperkirakan taksiran berat janin dimana dalam pelaksanaannya mudah dan
murah, namun belum banyak diketahui dan digunakan.
Di RSUP Dr. M. Djamil, Padang belum pernah dilakukan penelitian yang membandingkan
penggunaan ketiga formula ini untuk menentukan taksiran berat janin, sehingga peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian guna mendapatkan formula yang lebih akurat dalam
menentukan taksiran berat badan janin.

RUMUSAN MASALAH
Adanya perbedaan keakuratan taksiran berat badan
janin antara formula Dare, Risanto, dan Johnson
Toschach.

TUJUAN PENELITIAN
Adanya perbedaan keakuratan taksiran berat badan janin antara formula Dare, Risanto, dan
Johnson Toschach.
Tujuan Umum
Untuk mengetahui perbedaan keakuratan taksiran berat badan janin antara formula Dare,
Risanto, dan Johnson Toschach.
Tujuan Khusus
Untuk mengetahui perbedaan rerata taksiran berat badan janin formula Dare dengan berat
badan lahir bayi.
Untuk mengetahui perbedaan rerata taksiran berat badan janin formula Risanto dengan berat
badan lahir bayi.
Untuk mengetahui perbedaan rerata taksiran berat badan janin formula Johnson Toschach
dengan berat badan lahir bayi
Untuk mengetahui perbedaan keakuratan taksiran berat badan janin antara formula Dare,
Risanto, dan Johnson Toschach dengan berat badan lahir bayi.

KERANGKA PEMIKIRAN
Taksiran Berat Janin (TBJ) selama kehamilan merupakan salah satu cara yang bermanfaat
untuk mengatasi masalah kesakitan dan kematian saat persalinan. (Cunningham, 2014)
Ada berbagai cara untuk menentukan TBJ, terdapat dua metode yang umum digunakan untuk
memperkirakan berat badan janin, yaitu dengan evaluasi USG dan palpasi klinis.
Terdapat beberapa formula yang dapat digunakan dalam praktek klinik untuk menentukan
taksiran berat janin yaitu formula Dare, Risanto dan Johnson Toschach.
Pada formula Dare melihat ukuran berat badan bayi baru lahir dengan pengukuran lingkar
perut ibu dalam sentimeter kemudian dikalikan dengan ukuran fundus uteri dalam sentimeter,
pada perhitungan Risanto ukuran berat badan bayi baru lahir berdasarkan pengukuran fundus
uteri dengan konstanta 126,7 X 931,5
pada formula Johnson Toschach pengukuran berat janin berdasarkan tinggi fundus uteri, yaitu
dengan mengukur jarak antara tepi atas simfisis pubis sampai puncak fundus uteri dengan
mengikuti lengkungan uterus, memakai pita pengukur serta melakukan pemeriksaan dalam
(vaginal toucher) untuk mengetahui penurunan bagian terendah (pengukuran Mc Donald)
dikurangi dengan 13 yang kemudian dibagi dinyatakan dalam lbs atau pon. Titisari, H.I dan Risanto S, 2013;
Sahputra EE, et al, 2014; Johnson RW, Toschach CE 1954

HIPOTESIS
Ada perbedaan rerata taksiran berat badan janin
formula Dare dengan berat badan lahir bayi
Ada perbedaan rerata taksiran berat badan janin
formula Risanto dengan berat badan lahir bayi
Ada perbedaan rerata taksiran berat badan janin
formula Johnson Toschach dengan berat badan lahir
bayi

Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dalam bidang pelayanan
kesehatan
Sebagai penentuan perhitungan berat badan janin yang paling
efektif dan efisien.
Sebagai acuan dalam mengambil tindakan dalam perawatan
pasien termasuk rencana perawatan, pencegahan komplikasi
dan perawatan yang tepat.

Manfaat penelitian dalam bidang pendidikan dan


penelitian
Sebagai acuan dalam penelitian selanjutnya dalam
prediksi perhitungan taksiran berat janin yang lebih

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

TAKSIRAN BERAT JANIN


Sekitar 90% kematian ibu terjadi disaat persalinan dan kira-kira
95% dari penyebab kematian ibu tersebut adalah komplikasi
obstetri yang sering tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Salah
satunya penyulit dalam proses persalinan akibat adanya
distosia, diantaranya distosia power (kekuatan kontraksi uterus),
passenger (janin/berat janin), dan passage (jalan lahir).
Yang paling sering terjadi pada janin dengan berat lahir besar
(makrosomia) salah satunya adalah distosia bahu. Sedangkan
pada ibu dapat terjadi perlukaan jalan lahir, trauma pada otototot dasar panggul dan perdarahan pasca persalinan. Pada bayi
dengan berat lahir rendah dapat terjadi respiratory distress
syndrom atau hipoglikemi. Winkjosastro, 2008

Cara-cara untuk mendeteksi kesejahteraan janin dapat


dilakukan perkiraan berat badan janin selama masa
kehamilan dan saat persalinan
Apabila ditemukan tinggi fundus uteri (TFU) 40 cm atau
lebih yang mengindikasikan terjadinya makrosomia
atau bayi besar
Bagi seorang ahli obstetri, taksiran berat badan bayi
sangat dirasakan kepentingannya saat harus
menentukan tindakan persalinan apakah secara
pervaginam ataupun perabdominam

BAYI BARU LAHIR


Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42
minggu, dengan berat badan 2.500-4.000 gr, dan lahir langsung menangis.
Rosnah, et al, 2014

Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir Normal

Berat badan 2500-4000 gr


Masa gestasi cukup bulan yaitu 37 sampai 42 minggu
Panjang badan 48-52 cm
Lingkar dada 30-38 cm
Lingkar kepala 33-37 cm
Frekuensi jantung 120-160 x/menit
Pernapasan 40-60 x/menit
Kulit kemerah-merahan
Apgar skor 7-10
Tidak ada kelainan kongenital (cacat bawaan) yang berat

Kosim, et al, 2012

BERAT BAYI LAHIR


Secara normal pertumbuhan janin mencerminkan interaksi potensi pertumbuhan yang telah
ditentukan secara genetik janin serta modulasi dengan kesehatan janin, plasenta, dan ibu
Menurut hubungan berat lahir dengan umur kehamilan maka berat bayi lahir dikelompokkan
menjadi
Sesuai Masa Kehamilan (SMK), masa kehamilan dari 37 minggu sampai dengan 42 minggu
Kecil Masa Kehamilan (KMK) masa kehamilan kurang dari 37 minggu
Besar Masa Kehamilan (BMK). dengan masa kehamilan mulai 42 minggu atau lebih.

Bayi dengan BBLR dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu prematur murni dan dismaturitas.
Damanik S, 2008

Prematur murni adalah neonatus dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat
badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan, atau biasa disebut neonatus kurang bulan
sesuai masa kehamilan
Dismaturitas atau kecil untuk masa kehamilan adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari
berat badan sesungguhnya untuk masa kehamilan. Hal ini disebabkan oleh janin yang mengalami
gangguan pertumbuhan dalam kandungan dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilan (KMK).

Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Berat Bayi Lahir


Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi berat bayi lahir adalah
faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Diantaranya adalah faktor
maternal, paternal, lingkungan, keadaan patologi dan komplikasi
kehamilan seperti hipertensi, preeklamsia dan diabetes melitus
gestasional. Kosim, et al, 2012
Perbedaan nyata juga terlihat dalam berat badan lahir dari ibu yang
berbeda etnis dan ras
TINGGI IBU
Penelitian pada silsilah manusia menunjukkan bahwa secara umum kedua
orang tua yang berbadan besar akan mempunyai bayi yang besar juga,
begitu juga sebaliknya orang tua yang berbadan kecil akan mempunyai bayi
yang kecil juga. Sahu MT, et al, 2007

Maternal obesitas
Tingkat obesitas ibu sangat mempengaruhi berat janin, semakin besar berat ibu, semakin besar janin yang dilahirkan.
Sahu MT, et al, 2007

Pertambahan berat ibu selama kehamilan


Pertambahan berat ibu sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan janin dalam kandungan, semakin besar
pertambahan berat badan ibu, maka semakin besar janin yang akan dilahirkan. Sahu MT, et al, 2007

Paritas
Semakin banyak jumlah paritas, semakin besar janin bakal dilahirkan. Pada kehamilan aterm akan bertambah berat 0.20.5 gram/hari untuk setiap penambahan jumlah 1 persalinan. Suneet P et al, 2005

Jenis kelamin janin


Janin perempuan lebih kecil dibanding janin laki-laki pada usia kehamilan yang sama. Perbedaan rata-rata janin laki-laki
dibandingkan janin perempuan berkisar 136 gram. Suneet P et al, 2005

Ketinggian tempat tinggal


Kadar hemoglobin orang dewasa meningkat 1,52 gr/dl setiap kenaikan 1000 meter dari permukaan laut. Berat janin
pada usia aterm berkurang 30-43 gram setiap kenaikan 1000 meter dari permukaan laut. Beberapa penjelasan yang
mungkin menerangkan hubungan ini, yaitu :
Penurunan tekanan oksigen yang sebanding dengan peningkatan ketinggian tempat tinggal.
Peningkatan kadar hemoglobin ibu dengan peningkatan tempat tinggal.
Penurunan volume plasma ibu dengan peningkatan ketinggian tempat tinggal. Steer PJ, et al, 1995

Konsentrasi hemoglobin maternal


Berat badan lahir dengan konsentrasi hemoglobin berbanding terbalik, dimana setiap
peningkatan 1,0 gr/dl konsentrasi hemoglobin ibu, berat janin aterm akan berkurang 89 gram.

Tinggi ayah
Postur tubuh ayah yang tinggi menyumbangkan sekitar 2 % dari variasi berat janin lahir. Hal
ini lebih pada sifat genetik yang diturunkan sang ayah kepada anaknya. Sahu MT, et al, 2007

Diabetes melitus
Penyakit diabetes melitus gestasional yang tidak terkontrol pada ibu hamil merupakan
penyebab paling sering bayi makrosomia. Ketika kadar glukosa ibu meningkat berlebihan,
pertumbuhan janin yang abnormal akan terjadi.
Bayi dengan taksiran berat janin lebih dari 4000 gram selayaknya mendapatkan perhatian
khusus, karena berhubungan dengan persalinan lama, peningkatan angka operasi obstetri,
distosia bahu dan cedera pleksus brakhialis yang menyebabkan kecacatan permanen. Berat
bayi lebih dari 4500 gram meningkatkan angka kematian bayi, dimana dapat terjadi gangguan
pernafasan dan aspirasi mekonium. Suneet P et al, 2005

CRA PENGUKURAN TINGGI FUNDUS


UTERI
Johnson Toschach.
hanya dapat digunakan pada presentasi letak belakang
kepala, dimana pemeriksa sebelumnya melakukan
pengukuran tinggi fundus uteri dan turunnya kepala,
kemudian memasukkan ke dalam rumus.
Ujung dari pita meteran diletakkan pada tepi atas simfisis
pubis melalui garis tengah abdomen dilakukan pengukuran
sampai puncak fundus uteri. Numprasert, 2004

penurunan bagian terbawah janin digambarkan dalam


hubungannya dengan spina ischiadica yang terletak di antara
pintu atas panggul dan pintu bawah panggul.
American College of Obstetricians and Gynecologist mulai menggunakan
suatu klasifikasi station yang membagi panggul atas dan bawah menjadi
lima bagian.

Ada juga yang menggunakan bidang Hodge (bagian-bagian dari


panggul), yang terdiri dari : Cunningham et al, 2014

Bidang
Bidang
Bidang
Bidang

Hodge
Hodge
Hodge
Hodge

I : Promontorium pinggir atas simfisis


II : Tepi bawah simfisis
III : Sejajar spina ischiadica
IV : Ujung os. Coccygeus

Teknik Untuk Menentukan


Taksiran Berat Janin
Terdapat berbagai cara untuk menentukan taksiran berat badan anak, yaitu dengan
palpasi uterus, pemeriksaan ultrasonografi, dengan pengukuran diameter biparietal,
pengukuran tinggi fundus uteri maupun pengukuran lingkaran perut.
Penaksiran berat badan janin dengan cara palpasi
Penaksiran berat badan janin secara palpasi kurang akurat karena dipengaruhi oleh volume cairan
ketuban, Obesitas ibu, dan kelainan rahim. Numprasert W, 2004

Penentuan berat janin dengan rumus Johnson Toschach


Mc Donald melaporkan pada tahun 1906 dan 1910 adalah orang pertama yang mengukur tinggi
simfisis-fundus untuk memperkirakan usia kehamilan.
Johnson dan Tosbach (1954) menggunakan suatu metode untuk menaksir berat janin dengan
pengukuran (TFU) tinggi fundus uteri, yaitu dengan mengukur jarak antara tepi atas simfisis pubis
sampai puncak fundus uteri dengan mengikuti lengkungan uterus, memakai pita pengukur serta
melakukan pemeriksaan dalam (vaginal toucher) untuk mengetahui penurunan bagian terendah
(pengukuran Mc Donald) dikurangi dengan 13 yang kemudian dibagi dinyatakan dalam lbs atau
pon. dikenal juga dengan rumus Johnson Toschach. Rumus terbagi tiga berdasarkan penurunan
kepala janin. Johnson RW, Toschach CE, 1954

Berat janin = (Tinggi fundus uteri - 13) x 155, bila kepala janin masih floating
Berat janin = (Tinggi fundus uteri 12) x 155, bila kepala janin sudah memasuki pintu atas
panggul / H II
Berat janin = (Tinggi fundus uteri 11) x 155, bila kepala janin sudah melawati H III
Sebelum dilakukan pemeriksaan, terlebih dahulu dilakukan pengosongan kandung kemih. Bila
ketuban sudah pecah ditambah 10% dan tinggi fundus diukur dalam sentimeter. Johnson RW, Toschach
CE 1954

Penentuan berat janin dengan formula Dare


Metode yang dipakai berupa pengukuran lingkar perut ibu dalam sentimeter kemudian
dikalikan dengan ukuran fundus uteri dalam sentimeter, maka akan didapat taksiran berat
janin. Metode ini dikenal dengan nama Formula Dare. Dare FO, et al, 1990
TBBJ = TFU X AG
Keterangan :
TBBJ = Taksiran Berat badan janin
TFU
= Tinggi Fundus Uteri
AG = Lingkar Perut

Penentuan berat janin dengan rumus Risanto


Rumus yang bisa dipakai untuk menghitung taksiran berat janin adalah rumus Risanto (Risanto Estimated Fetal
Weight) yang dicetuskan oleh Risanto Siswosudarmo atas studi terhadap 560 ibu hamil di RS. Dr Sardjito
Yogyakarta pada tahun 1995, yang dapat dinyatakan sebagai berikut : Siswosudarmo HR, 1995
REFW: Y (gram) = 126,7 X 931,5
X
Y

= Fundal height (cm)


= Fetal weight (gram)

Penentuan berat janin dengan rumus Niswander


TBBJ = (TFU 13) / 3
Keterangan :
TBBJ = Taksiran Berat badan janin
TFU
= Tinggi Fundus Uteri

Syahrir dan kawan-kawan pada tahun 2001 di Makassar melakukan pengukuran dengan mendapatkan
modifikasi rumus Johnson yang disederhanakan oleh Niswander. Sehingga rumus Johnson dimodifikasi ke dalam
bentuk : Farid, Sukarya WS, 1999
TBBJ = (TFU 13) 151 + 1030 gram
Keterangan :
TBBJ = Taksiran Berat badan janin
TFU
= Tinggi Fundus Uteri

Penentuan berat badan janin dengan Ultrasonografi (USG)


Penentuan berat badan janin dengan USG menggunakan beberapa parameter, yaitu Biparietal Diameter
(BPD), Femur Length (FL), Abdominal Circumference (AC), Cross Sectional Area of Thigh (CSAT). Aoki, 1990
Pengukuran BPD diambil dari tepi luar tulang tengkorak janin proksimal ke tepi luar tulang distal.
Diameter transversal dan lingkar perut janin diukur dalam bidang melintang standar pada tingkat perut
dan pusat duktus venosus.
FL diukur dari ujung proksimal lebih besar trokanter ke metafisis distal. Untuk CSAT, maka didefinisikan
sebagai luas penampang otot dan tulang paha di bidang sebelah kanan sudut terhadap sumbu panjang
tulang paha, dimana kawasan ini merupakan bagian terbesar. Aoki, 1990
Metode yang digunakan untuk mengukur CSAT adalah sebagai berikut. FL pertama kali diukur, maka
probe itu cenderung berada di sudut kanan ke panjang sumbu femur dan bergerak cepat di sepanjang
permukaan. Pada titik di mana luas penampang otot-otot dan tulang paha mencapai ukuran maksimum,
gerak probe dihentikan. Daerah tersebut kemudian diukur dengan menggunakan fungsi elips.
Pengukuran lingkar paha janin secara elips, tercatat di bidang melintang di persimpangan atas dan
tengah pertiga dari paha, di proksimal foramen nutrien dari femur.
Sehingga dari beberapa parameter diatas, didapatkan sebuah formula, yaitu : Aoki, 1990
TBBJ = 13 (FL CSAT) + 39 (gm)

KERANGKA KONSEP
Variabel Independen
Dependen

Variabel

TBJ Formula Dare

TBJ Formula Risanto

TBJ Formula Johnson Toschach

Berat Badan Lahir Bayi

BAB III
METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian studi analitik. Jenis penelitian
yang digunakan adalah cross sectional study.

Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan di kamar bersalin Rumah Sakit jejaring Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas. Penelitian dilaksanakan sejak proposal penelitian disetujui sampai
enam bulan kemudian atau jumlah sampel penelitian tercapai.

Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi penelitian
Populasi penelitian adalah seluruh pasien hamil aterm yang akan melahirkan di kamar bersalin Rumah
Sakit jejaring Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas baik persalinan
secara pervaginam atau perabdominam.
Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah pasien hamil aterm yang akan melahirkan di kamar bersalin
Rumah Sakit jejaring Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas baik
persalinan secara pervaginam atau perabdominam dan memenuhi kriteria inklusi serta terpilih sebagai
sampel. Untuk menentukan besar sampel digunakan rumus :


Keterangan :
n : besar sampel
: derajat kepercayaan 95%
P : proporsi penelitian 0,5
Q : (1-P)
d : derajat presisi 0,1

1,96 2 X 0,5 x0,5


0,12

0,96
0,01
N=96,04=digenapkan 100 sampel

Jadi, besar sampel yang diperlukan dalam penelitian


ini pada CI 95% adalah sebanyak 100 orang.

Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah:


Kriteria inklusi

Wanita hamil dengan usia kehamilan aterm (37 - 42) minggu


Hamil tunggal, janin hidup, presentasi kepala.
Indeks massa tubuh (18,5 24,9) kg/m 2
Bersedia ikut dalam penelitian

Kriteria eksklusi
Janin dengan kelainan kongenital yang berat
Adanya penumpukan lemak yang tebal pada bagian bawah abdomen
Terdapat bukti secara klinis atau USG adanya mioma uteri, oligohidramnion atau polihidramnion

Teknik pengambilan sampel


Pengambilan sampel dilakukan secara acak. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan
teknik consecutive sampling yaitu mengambil sampel yang memenuhi kriteria penelitian
dimasukkan dalam penelitian sampai kurun waktu tertentu, sehingga jumlah sampel
yang diperlukan terpenuhi.

Definisi operasional
Variabel Dependen (Berat Badan Lahir)
Definisi

Ukuran berat badan bayi baru lahir yang

ditimbang dalam satu jam pertama, tanpa


menggunakan pakaian
Alat Ukur
Cara Ukur

:
:

Timbangan berat badan bayi merek GEA


Menimbang bayi baru lahir menggunakan alat
timbangan, dengan ketelitian 50 gr

Hasil Ukur
Skala Ukur

:
:

Berat badan bayi dalam satuan gram


Rasio

Variabel independen
Taksiran berat janin (formula DARE)
Definisi

Ukuran berat badan bayi baru lahir


dengan pengukuran lingkar perut
ibu

dalam

dikalikan
Alat Ukur
Hasil Ukur
Skala Ukur

Definisi

:
:
:

sentimeter

dengan

kemudian

ukuran

fundus

uteri dalam sentimeter


Pita sentimeter
Berat badan bayi dalam satuan gram
Rasio

Ukuran berat badan bayi baru lahir


berdasarkan

pengukuran

fundus

uteri berat
dengan konstanta
126,7 X
Taksiran
janin (formula
RISANTO)
931,5
Alat Ukur
Hasil Ukur

:
:

Pita sentimeter
Berat badan bayi dalam satuan gram

Taksiran Berat Janin (Formula Johnson Toschach)


Definisi

Pengukuran berat janin berdasarkan tinggi fundus uteri, yaitu dengan


mengukur jarak antara tepi atas simfisis pubis sampai puncak fundus uteri
dengan mengikuti lengkungan uterus, memakai pita pengukur serta
melakukan

pemeriksaan

dalam

(vaginal

toucher)

untuk

mengetahui

penurunan bagian terendah (pengukuran Mc Donald) dikurangi dengan 13


yang kemudian dibagi dinyatakan dalam lbs atau pon

Alat Ukur
Hasil Ukur

:
:

Pita sentimeter
Berat badan bayi dalam satuan gram

Skala Ukur

Rasio

Alat yang digunakan yaitu :


Pita sentimeter lentur tetapi tidak elastis dengan skala sentimeter dan millimeter menggunakan merek butterfly
Timbangan bayi merek GEA dengan batas ketelitian 50 gram

Cara Kerja
Setiap wanita hamil yang memenuhi kriteria inklusi diberi penjelasan mengenai penelitian yang akan dilakukan. Bagi
yang setuju untuk ikut penelitian, diminta menandatangani surat persetujuan yang telah disediakan.
Pada semua pasien yang ikut penelitian ini dilakukan :
Anamnesis : Nama, umur, alamat, paritas, hari pertama haid terakhir (HPHT), riwayat penyakit, dan operasi sebelumnya.
Pemeriksaan fisik : tinggi badan, berat badan, adanya edema, perut kembung dan perut gantung serta adanya penumpukan lemak yang
tebal pada bagian bawah abdomen
Pemeriksaan dalam (vaginal toucher) dilakukan untuk menentukan station, pembukaan serviks, presentasi dan keadaan selaput ketuban.
Penghitungan taksiran berat janin :
Dilakukan pengukuran jarak antara simfisis-fundus uteri dengan cara ibu berbaring terlentang dalam keadaan rileks, kedua kaki membujur
lurus kebawah, kandung kencing dalam keadaan kosong lalu uterus dibawa ke tengah agar simetris. Tinggi fundus diukur dengan
menggunakan pita sentimeter yang lentur tetapi tidak elastisdari titik tertinggi pada fundus uteri ke titik tengah dari batas atas dari simfisis
pubis. Pengukuran dibuat 3 kali menggunakan pita sentimeter lentur tetapi tidak elastis dibalik sisi yang sebaliknya untuk mencegah bias.
Rata-rata dari 3 pengukuran didapatkan dengan sentimeter terdekat. Perhatian yang sama untuk mencegah bias dilakukan pada
pengukuran lingkar abdomen. Pengukuran abdomen diambil pada posisi supinasi dengan fleksi sedikit pada kaki, setelah pengosongan
kandung kencing dan selama periode uterus yang relaksasi.
Penghitungan taksiran berat janin dihitung dengan menggunakan formula Dare sebagai berikut :
Taksiran berat janin (gram) = tinggi fundus uteri (cm) x lingkar abdomen setinggi umbilikus (cm)

Penghitungan taksiran berat janin dihitung dengan menggunakan formula Risanto sebagai berikut :
Taksiran berat janin (gram) = 126,7 (TFU) 931,5
TFU = tinggi fundus uteri
931, 5 = konstanta

Penghitungan taksiran berat janin dihitung dengan menggunakan formula Johnson Toschach sebagai berikut :
Berat janin = (Tinggi fundus uteri - 13) x 155, bila kepala janin masih floating
Berat janin = (Tinggi fundus uteri 12) x 155, bila kepala janin sudah memasuki pintu atas panggul / H II
Berat janin = (Tinggi fundus uteri 11) x 155, bila kepala janin sudah melewati H III

Wawancara untuk pengisian lembar penelitian dan informed consent.


Seluruh biaya pemeriksaan ditanggung oleh peneliti

ALUR PENELITIAN
Kriteria Inklusi

Kriteria eksklusi
Hamil Aterm (n= 100)

Formula
Dare

Formula
Risanto

Formula
Johnson
Toschach

Analisis Data

Pengukuran
Berat Badan
Setelah Lahir

ANALISA DATA
Analisa data dilakukan dengan tiga tahap, yaitu :
Analisa univariat
Analisis univariat dilakukan terhadap setiap variabel dari hasil penelitian. Data ditampilkan dalam bentuk tendensi
sentral yaitu nilai rerata, nilai tengah, dan standar deviasi serta selisih standar deviasi untuk melihat ketepatan
analisis taksiran berat badan janin dengan berat badan lahir bayi. Data yang akan dianalisis pada penelitian ini
yaitu berat badan lahir bayi, taksiran berat janin berdasarkan formula Dare, Risanto, dan Johnson Toschach

Analisa bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk melihat perbedaan rerata antara taksiran berat janin berdasarkan formula Dare,
Risanto, dan Johnson Toschach dengan berat badan lahir bayi. Terlebih dahulu data dianalisis dengan
menggunakan uji normalitas untuk mengetahui normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov (n
>30), kemudian dilanjutkan dengan analisis bivariat, apabila data terdistribusi normal maka dilakukan analisis
dengan menggunakan uji dependent t test, namun jika diketahui tidak terdistribusi normal maka dilakukan uji
Wilcoxon dengan confident interval (CI) 95% dan = 0,05. Kesimpulan dari hasil uji apabila nilai p 0,05 maka H0
ditolak, berarti terdapat perbedaan rerata antara variabel independen dengan variabel dependen. Hastono, 2007

Analisis Receiver Operating Curve (ROC)


Analisis Receiver Operating Curve (ROC) dilakukan untuk menentukan cut off point taksiran berat badan janin
terhadap keluaran berat badan lahir bayi. Pada analisis ROC akan didapat luas area dibawah kurva atau Area
Under The Curve (AUC). Nilai AUC yang dianggap memiliki spesifitas dan sensitivitas yang baik apabila 70%.
Hastono, 2007

ETIKA PENELITIAN
Adapun etika dalam penelitian menurut Setiadi (2007) adalah sebagai berikut :
Informed Consent
Lembar persetujuan diedarkan sebelum penelitian dilaksanakan agar responden mengetahui maksud dan
tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui perbandingan taksiran berat janin berdasarkan formula Dare,
Risanto, dan Johnson Toschach dalam menentukan taksiran berat badan janin. Jika responden bersedia
diteliti mereka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut, jika tidak peneliti harus menghormati
hak-hak responden.

Tanpa Nama (Anonimity)


Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak akan mencantumkan nama subyek pada
lembar pengumpulan data yang diisi oleh subyek. Lembar tersebut hanya akan diberi inisial dari nama
responden dan nomor urut responden, sehingga identitas responden dapat terjaga.

Kerahasiaan (Confidentiality)
Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari subjek dijamin kerahasiaannya. Kerahasiaan informasi
responden mengenai perbedaan akurasi taksiran berat badan janin berdasarkan formula Dare, Risanto,
dan Johnson Toschach dalam menentukan taksiran berat badan janin hanya dapat dipublikasikan atau
digunakan oleh peneliti lain setelah mendapatkan izin oleh peneliti.

Anda mungkin juga menyukai