Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang dan Tujuan Perancangan


Indonesia merupakan negara kepulauan, dimana memiliki akses yang mudah menuju

laut. Laut di Indonesia biasanya dimanfaatkan sebagai sumber pencarian pangan berupa hasil
laut seperti ikan, udang, teripang dan lain-lain. Selain itu laut juga dimanfaatkan sebagai
bahan baku pembuatan garam dapur. Indonesia dua per tiga wilayahnya berupa laut. Air laut
yang begitu banyak dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan natrium klorat.
Biasanya natrium klorat dibuat dengan bahan baku natrium hidroksida dan asam nitrat atau
natrium klorida dan asam sitrat. Bahan baku kimia tersebut di import dan membutuhkan
biaya lebih besar. Sedangkan dengan bahan baku air laut kita dapat menghemat anggaran
pembelian bahan baku.
Indonesia pada saat ini sedang berada pada suatu tahap memasuki era industrialisasi
dimana sektor industri harus mampu tumbuh dan berkembang dengan tersedianya berbagai
modal yang dimiliki. Dalam melaksanakan tahap ini, pemerintah melakukan pengembangan
dalam berbagai bidang industri. Salah satunya dengan memenuhi kebutuhan bahan-bahan
industri melalui pendirian pabrik industri kimia dan diusahakan untuk dapat mengekspor
produk kimia seperti sodium klorat.
Kegunaan sodium klorat (NaClO3) yang terbesar adalah digunakan sebagai bleaching
agent dalam industri kertas dan pulp, kegunaan lain dari NaClO3 adalah sebagai bahan
intermediet (bahan perantara) dalam industri potassium klorat dan ammonium perklorat,
digunakan sebagai herbisida dan untuk mempercepat pertumbuhan pohon kapas.
Kebutuhan sodium klorat di Indonesia berkembang pesat. Berdasarkan data Biro Pusat
Statistik, data impor menunjukkan bahwa kebutuhan Indonesia akan NaClO3 cukup tinggi,
yaitu 7986.723 ton pada tahun 2012.

Tabel 1.1 Impor Sodium Klorat Indonesia Tahun 2011-2014. Sumber: BPS 2011-2014
Tahun
2011

Impor NaClO3 (ton)


7161.591

2012

7986.723

2013

7460.585

2014

7435.978

Kebutuhan akan sodium klorat di beberapa negara di kawasan regional Asia pun cukup
tinggi. Hal ini terlihat pada data impor sodium klorat beberapa negara di Asia.
Bahan baku utama pembuatan NaClO3 adalah NaCl (garam) yang bearasal dari air
laut, ditambah bahan baku pembantu yaitu sodium dikromat (Na 2Cr2O7) dan asam klorida
(HCl). Kebutuhan NaCl diperoleh dengan mengolah air laut di sekitar kawasan pabrik, HCl
dibeli dari PT. Industri Soda Indonesia, Waru- Sidoarjo, sedangkan Na 2Cr2O7 didatangkan
dari Jepang.
Selama ini kebutuhan sodium klorat di beberapa negara Asia dipenuhi dengan
mengimpor dari negara-negara seperti Jepang, Taiwan, Kanada, Amerika Serikat dan Korea.
Prioritas utama pemasaran produk pabrik ini adalah pabrik pabrik tekstil, kertas dan
insektisida yang banyak terdapat di daerah Kalimantan Timur.
Dari keterangan yang telah dikemukakan, pendirian pabrik sodium klorat di Indonesia
dinilai strategis dengan alasan sebagai berikut:
a. Pendirian pabrik sodium klorat di Indonesia dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri,
sehingga dapat mengurangi impor
b. Menghemat devisa negara dengan mengurangi impor
c. Mendukung berkembangnya pabrik yang menggunakan sodium klorat sebagai bahan baku
d. Membuka lapangan kerja baru, sehingga mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia.
2

Lokasi pabrik

Lokasi pabrik direncanakan didirian didaerah Pelabuhan Samudra di Palaran. Dengan


mempertimbangan dengan hal- hal sebagai berikut:
1. Kemampuan untuk mendapatkan bahan baku yang cukup dan berkesinambungan
2. Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan konsumen
3. Kemampuan untuk mendapatkan tenaga kerja yang dibutuhkan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
1

Produk
Natrium klorat, senyawa anorganik dengan rumus kimia NaClO3. Senyawa ini merupakan
serbuk kristal putih yang mudah larut dalam air. Senyawa ini higroskopis. Senyawa ini terurai
di atas suhu 250 C yang melepaskan oksigen dan meninggalkan natrium klorida. Ratusan
juta ton diproduksi setiap tahunnya, terutama untuk aplikasi sebagai pemutih kertas.
Nama IUPAC-nya Natrium klorat, nama lainnya natrium klorat(V).
A. Bahan Baku Utama
1. Air Laut
a. pH
b. Densitas
c. Komposisi

: 7,5-8,4
: 1,020-1,029 kg/m3
(A.G. Dickson dan C. Goyet, 1994)

NaCl

: 0,4185 mol/kg

MgCl2

: 0,0528 mol/kg

Na2SO4

: 0,0241 mol/kg

KCl

: 0.00956 mol/kg

CaCl2

: 0,0062 mol/kg

CaSO4

: 0,0041 mol/kg

KBr

: 0.00085 mol/kg

SrCl2

: 0,000091 mol/kg

NaF

: 0,000068 mol/kg

2. Sodium Klorida
(Perrys, 6th ed.1999)
a. Rumus Molekul
: NaCl
b. BM
: 58,443 g/mol
c. CAS Number
: 7647-14-5
d. Bentuk
: Kristal padat berwarna putih
e. Densitas
: 2,165 g/cm3
f. Derajat Keasaman (pKa)
: 6,7-7,3
g. Refractive Index (nD)
: 1,5442 (589 nm)
h. LD 50
: 3000-8000 mg/kg
i.

Kapasitas Panas (Cp)

: (c) 10,79 + 0,00233T (cal/mol.K)


(l) 15,9 cal/mol

j.

Panas reaksi standar Hf298 : -98,321 kcal/mol (c)


-97,324 kcal/mol (aq,400)

k. Panas Pelarutan dalam air : -1,164 kcal/mol


l. Titik Leleh

: 801 C, 1074 K, 1474 F

m. Titik Didih

: 1413 C, 1686 K, 2575 F

n.

: 35,6 g/100 mL (0 C)

Kelarutan dalam air

35,9 g/100 mL (25 C)


39,1 g/100 mL (100 C)
o.

Pelarut

: gliserol, etilen glikol, asam format.

B. Bahan Baku Pembantu


1. Asam Klorida (Perrys, 6th ed.1999)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.

Rumus molekul
CAS Number
BM
Bentuk
Warna
Densitas
Titik beku
Titik Leleh
Titik didih
Derajat Keasaman (pKa)
Refractive index (nD)
Viskositas
Kapasitas Panas (Cp)
Panas reaksi standar Hf298
Sp.gr.
Komposisi

: HCl
: 7647-01-0
: 36,46 g/mol
: Cair
: kekuning-kuningan
: 1.18 g/cm3 (variable, value for assay 36-38% w/w)
: -15,350C
: 27.32 C (247 K) 38% solution.
: -850C
: 8,0
: 1,342
: 1,9 mPas at 25 C,31,5%
: 47300 + 90T (J/kmol.K)
: -22,063 kcal/mol (g) -39,85 kcal/mol (aq, 400)
: 1,48 g/ml

HCl

: 37 %

H2O

: 63 %

q. Mudah menguap
r. Berbau menyengat
s. Beracun jika dihirup, iritasi pada mata
t. Korosif
u. Larut dalam air, alkohol, eter dan benzene
2. Sodium Dikromat (Perrys, 6th ed.1999)

a. Rumus molekul
b. CAS Number

: Na2Cr2O7
: 10588-01-9

c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.

BM
Densitas
Titik leleh
Titik Didih
Kelarutan dalam air
Bentuk
Warna
Indeks bias
Panas Reaksi Standar Hf298
Komposisi

: 261,97 g/mol
: 2,52 g/cm3
: 356,7 C
: Terurai pada suhu 400 C
: 730 g/L at 25 C
: padatan lunak
: merah
: 1,6994
: -465,9 kcal/mol (aq, 1200)

Na2Cr2O7

: 86,15 %

H2O

: 13,85 %

m. Larut dalam air tetapi tidak larut dalam alkohol


C. Produk Utama
Sodium Klorat (Perrys, 6th ed.1999)

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.

Rumus molekul
CAS Number
BM
Densitas
Bentuk
Warna
Titik leleh
T dekomposisi
Kelarutan dalam air
Refractive index (nD)
Kapasitas Panas (Cp)

: NaClO3
: 7775-09-9
: 106,44 g/mol
: 2,5 g/cm3
: kristal kubik / tetragonal padat
: putih
: 248 C
: ~300 C
: 101,0 g/100 ml (20 C)
: 1,572
: 9,48 + 0,0468T cal/deg mol (c)
31,8 cal/deg mol

l. Panas Reaksi Standar Hf298

: -83,59 kcal/mol (c)


-78,42 kcal/mol (aq, 400)

m. Komposisi
NaClO3

: 99,60 %

NaCl

: 0,20 %

H2O

: 0,16 %

Na2SO4

: 0,03 %

Na2Cr2O7

: 0,01 %

n. Viskositas
o. Panas pelelehan
p. Larut dalam air dan alcohol

: 1,52 cp pada 25C


: 21,3 kJ/mol

D. Produk Samping
Hidrogen (Perrys, 6th ed.1999)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

i.

Rumus molekul
BM
Bentuk
Titik didih
Titik lebur
P kritis
Volume kritis
Komposisi

: H2
: 2,016 kg/mol
: gas
: -252,610 C
: -259,040 C
: 12,74 atm
: 0,065 cm3/mol

H2

: 99,96 %

H2O

: 0,003 %

O2

: 0,007 %

Pada temperatur tertentu jika berada dalam perbandingan tertentu dengan Cl 2, O2


dan udara akan menyebabkan nyala

Penggunaan komersial utama untuk sodium klorat ialah untuk membuat klor dioksida
(ClO2). Aplikasi terbesar ClO2, yang diperkirakan sekitar 95% untuk kegunaan klorat, adalah
dalam pemucatan bubur kertas (pulp). Semua senyawa perklorat diproduksi secara industri
melalui oksidasi larutan sodium klorat dengan elektrolisis.
Sodium klorat digunakan sebagai herbisida non-selektif. Senyawa ini dianggap
fitotoksik untuk semua bagian tanaman hijau. Herbisida ini juga membasmi melalui
penyerapan akar. Pada 2009, seluruh penjualan sodium klorat untuk pembasmi rumput yang
dilarang di seluruh negara Uni Eropa, tetapi konsumen diizinkan untuk menggunakan dan
menyimpan produk ini hingga Mei 2010.
Sodium klorat dapat digunakan untuk memantau berbagai tanaman termasuk morning
glory, canada thistle, rumput johnson, bambu, Ragwort, dan wort St. John. Herbisida ini
terutama digunakan pada lahan non-tanaman untuk pengobatan dan tempat untuk kontrol
total vegetasi di daerah termasuk pinggir jalan, pagar jalan, dan parit. Soduum klorat juga
digunakan sebagai defoliant dan pengering untuk:
a. Kapas

b. Safflower
c. Jagung
d. Fleks
e. Merica
f. Kedelai
g. Biji gandum
h. Biji kering
i. Beras
j. Biji bunga matahari
Bila digunakan dalam kombinasi dengan atrazin, dapat meningkatkan efek persistensinya.
Bila digunakan dalam kombinasi dengan 2,4-D, kinerjanya diperbaiki. Sodium klorat
memiliki efek menyeteril tanah. Pencampuran dengan herbisida lain dalam larutan berair
mungkin untuk beberapa tingkat, asalkan mereka tidak rentan terhadap oksidasi.
Penghasil oksigen kimia, seperti dalam pesawat terbang komersial, menyediakan oksigen
darurat untuk penumpang untuk melindungi mereka dari merosotnya tekanan dalam kabin.
Oksigen dihasilkan melalui dekomposisi sodium klorat pada suhu tinggi. Panas yang
dihasilkan melalui oksidasi sejumlah kecil serbuk besi yang dicampur dengan sodium klorat,
dan reaksi ini menghabiskan sedikit oksigen dibandingkan dengan yang diproduksi.
Sodium klorat ialah bahan aktif dalam berbagai herbisida komersial. Beberapa merek
dagang untuk produk-produk yang mengandung sodium klorat termasuk Atlacide, Defol, DeFol-Ate, Drop-Leaf, Fall, Harvest-Aid, Kusatol, Leafex, dan Tumbleaf. Senyawa ini dapat
digunakan dalam kombinasi dengan herbisida lain seperti atrazine, 2,4-D, bromacil, diuron,
dan sodium metaborat.
Sodium klorat secara luas digunakan sebagai pembasmi rumput di Uni Eropa, hingga
2009 ketika zat ini ditarik setelah keputusan yang dibuat di bawah ketentuan Peraturan Uni

Eropa. Penggunaannya sebagai herbisida luar Uni Eropa tetap tidak terpengaruh, seperti
halnya penggunaannya dalam aplikasi non-herbisida lainnya, seperti dalam produksi biosida
klor dioksida dan untuk pulp dan pemutih kertas.

Proses pembuatan produk


A. Macam macam Proses
Kapasitas produksi sodium klorat di dunia pada tahun 1992 2,3 juta ton dengan 1, 61
juta ton diproduksi oleh Amerika Utara. Proses pembuatan sodium klorat dilakukan
dengan 2 cara, yaitu:
1. Menggunakan sel elektrolisa
Larutan NaCl jenuh dielektrolisa menjadi NaClO3 sesuai reaksi:
NaCl (s) + 3H2O(l)

NaClO3(l) + 3H2 (g)

H f 298= 903,2 kJ/mol .....

(1)
Reaksi ini terjadi di dalam sel elektrolisis pada suhu 60-80C dan pH 6-7 serta
tekanan sebesar 1 atm. Sebelum diumpankan ke dalam reaktor, bahan baku terlebih
dahulu dimurnikan melalui proses purifikasi NaCl untuk menghilangkan impuritisnya
sehingga reaksi elektrolisis bisa berlangsung secara sempurna. Selanjutnya, produk
keluaran reaktor yang berupa sodium klorat dimurnikan melalui proses sentrifugasi
dan kristalisasi
untuk mendapatkan sodium klorat yang murni, dan siap untuk dipasarkan.
2. Klorinasi kaustik soda
Larutan NaOH diklorinasi secara tidak langsung melalui reaksi:
3Cl2(g) + 6NaOH(l)

NaClO 3 + 5NaCl(l) + 3H2O(l)

H f 298= 458,8 kJ/mol....

(2)
Proses ini adalah proses pereaksian gas klorin dan sodium hidroksida di dalam suatu
reaktor pada suhu kamar tanpa adanya pemanasan dengan pH larutan lebih kecil dari
6. Produk keluaran reaktor dimurnikan dengan menambahkan katalis hydrazine dan
penghembusan gas inert yang berupa udara untuk menghilangkan kandungan gas
klorin dari produk.
B. Pemilihan Proses

Dari persamaan (1) dan (2) dapat dihitung persen keuntungan dari proses elektrolisa jika
dibandingkan dengan proses klorinasi kaustik soda berdasarkan bahan baku dan kondisi
operasinya.
Tabel 2.1 Perbandingan Proses Elektrolisis dan Klorinasi Kaustik Soda
Tinjauan
Bahan Baku

*Elektrolisis
-NaCl(s)
-H2O(l)
75-87
550-700
6,3-6
60-80
-

Konversi Reaksi (%)


Konsentrasi Produk (g/L)
pH
Temperatur (C)
Katalis
Sumber : *Mc Ketta Vol 51

**Klorinasi Kaustik Soda


-Cl2(g) (beracun)
-NaOH(l)
97
100
6
50-80
N2H4(aq)

** Sprague & Augusta, 1974


Analisis perbandingan proses berdasarkan bahan baku
1. Proses Elektrolisis
Basis

: 1 kg NaClO3

BM NaClO3

: 106,44 g/mol

Jumlah Produk NaClO3 : 1 x 1000

9,394 mol

106.44
BM NaCl

: 58,443 g/mol

Konversi

: 87 %

Reaksi

:
NaCl (s) + 3H2O(l)

Mula-mula
Bereaksi

NaClO3(l) + 3H2 (g)

3A

9,394

28,184

9,394

= 0,87A
Sisa

A-0,87A 3A-28,184

Mol mula-mula
0,86 A
A

:
= 9,394
= 10, 798

NaCl

= A = 10, 798 mol

H2O

= 3A = 32, 393 mol

Jumlah Reaktan yang bereaksi

9,394

NaCl

= 10,798 mol x 58
= 0, 632 kg

H2O

= 32,393 mol = 584 gram = 0,584 L

Harga NaCl

= Rp.550 /kg (www.statistikmadiunkota.go.id)

Total cost NaCl

= Rp.348 = Rp. 400, 00

Harga H2O

= Rp.2000 /L

Total cost H2O

= Rp.1.167 = Rp. 1.200,00

Total Cost Reaktan

= Rp.1.600 /kg NaClO3 yang diproduksi

Harga Jual NaClO3

= Rp. 460.000 / kg

Keuntungan

= Rp. 458.400 /kg NaClO3 terjual

Selama 10 tahun terakhir, terdapat 3 Proses Eektrolisis yang terus digunakan yaitu Krebs,
Huron dan Chemetics. Perbedaan ketiganya adalah:

Tabel 2.2 Perbandingan Proses Elektrolisis


Tinjauan
Tipe Sistem
Konsumsi

Energi

Krebs
2 Vessel
(DC) 4640-5500

(kWh/ton)
Temperatur (C)
pH Larutan
Konversi (%)
Efisiensi Arus
Konsentrasi Produk (g/l)
(B. V. Tilak, 1999)

60
6,7-6
75
0,95
550

Huron
1 Vessel
5000-5500

Chemetics
4 Vessel
4250-4950

80
6,3
86
0,945
700

90
4
78
0,95
650

Analisis perbandingan proses berdasarkan kondisi proses


1.1 Krebs
Basis

: 1 jam operasi

Konversi

: 75%

Reaksi kimia
NaCl

3 H2O

NaClO3

3H2

Mula-mula
Bereaksi

3A

35,57kmol

106,71kmol

35,57kmol

106,7kmol

(3A-106,7)kmol

35,57kmol

106,7kmol

= 0,75 A
Sisa

(A-35,57)kmol

Mol reaktan mula-mula:


0, 75 A

= 35, 57 kmol A = 47, 43 kmol

Reaktan masuk reaktor:


NaCl

: 47,43 kmol = 2772 kg/jam

H2O

: 142,3 kmol = 2562 kg/jam

1. Menghitung Harga Konsumsi Energi Listrik untuk Elektrolisis


Konsumsi energi/ ton NaClO3 terbentuk

= 5500 kWh

Produksi NaClO3 / jam operasi

30000 ton

= 3,7879 ton/jam

(330 hari x 24 jam)


Konsumsi energi/ jam

= 5500 kWh x 3,7879 = 20.833,33 kWh

Harga 1 kWh untuk industri

= Rp. 1.350,00

Total biaya energi listrik

= Rp. 1.350 x 20.833,33 = Rp.28.125.000/jam

2. Menghitung Harga Larutan HCl (pH Larutan Elektrolisis)


pH = 6 = - log H+
[H+] = 0,000001 mol/L
Tersedia di pasaran HCL 37%
Air dibutuhkan untuk reaksi = 2.562 kg/jam = 2.562 L
Molaritas HCl untuk menciptakan pH = 6 dalam 2.562 L air
= 0,000001 x 2.562 L = 0,002562 mol = M2
Jika : V1 = Volume HCl 37% yang dibutuhkan/jam
M1 = Molaritas HCl di pasaran = 37 % wt = 10,148 mol/L
V2 = Volume HCl 0,002562 mol/L = 2.562 L
M2 = Molaritas HCl yang dibutuhkan = 0,002562 mol/L
Maka: V1 = V2 x M2
M1

2.562 x 0,002562 mol/L

0,647 L/jam

10,148 mol/L

Harga HCl 37 % = Rp. 130.800,00/L


Total cost HCl = Rp 130.800 x 0,647 L = Rp. 84.600 /jam

3. Menghitung biaya pemanasan reaktan


Treaksi

= 600 C = 333 K

Qumpan

= mNaCl x CpNaCl x (333-298) + mair x Cpair x (333-298)


= 110.488799 kal = 462.450,9 kJ = 128, 458 kWh

Total cost untuk pemanasan umpan = Rp.1.350 x 128, 458 = Rp. 182.547 / jam
Total Biaya Produksi dengan menggunakan Proses Krebs = Rp 28.392.165 /jam operasi
1.2.Huron
Basis

: 1 jam operasi

Konversi

: 86%

Reaksi kimia
NaCl
Mula-mula
Bereaksi

A
35,57kml

3 H2O

NaClO3

3A

3H2
-

106,71kmol

35,57kmol

106,7kmol

(3A-106,7)kmol

35,57kmol

106,7kmol

= 0,86A
Sisa

(A-35,57)kmol

Mol reaktan mula-mula:


0, 86A

= 35, 57 kmol A = 41,38 kmol

Reaktan masuk reaktor:


NaCl

: 41,38 kmol = 2418,4 kg/jam

H2O

: 124,14 kmol = 2234,5 kg/jam

1. Menghitung Harga Konsumsi Energi Listrik untuk Elektrolisis


Konsumsi energi/ ton NaClO3 terbentuk = 5500 kWh
Produksi NaClO3 / jam operasi =

30.000 ton

= 3,7879 ton/jam

(330 hari x24 jam)


Konsumsi energi/ jam = 5500 kWh x 3,7879 = 20.833,33 kWh
Harga 1 kWh untuk industri = Rp. 1.350,00
Total biaya energi listrik = Rp. 1.350 x 20.833,33 = Rp.28.125.000/jam
2. Menghitung Harga Larutan HCl (pH Larutan Elektrolisis)
pH

= 6,3 = - log H+

[H+]

= 0,00000050187 mol/L

Tersedia di pasaran HCL 37%

Air dibutuhkan untuk reaksi = 2234,5 kg/jam = 2234,5 L


Molaritas HCl untuk menciptakan pH = 6,3 dalam 2234,5 L air
= 0,00000050187 x 2234,5 L = 0,0011199 mol= M2
Jika : V1 = Volume HCl 37% yang dibutuhkan/jam
M1 = Molaritas HCl di pasaran = 37 % wt = 10,148 mol/L
V2 = Volume HCl 0,0011199mol/L = 2.234,5 L
M2 = Molaritas HCl yang dibutuhkan = 0,0011199 mol/L
Maka: V1 = V2 x M2

2.234,5 x 0,0011199 mol/L

M1

0,247 L/jam

10,148 mol/L

Harga HCl 37 %

= Rp. 130.800,00

Total cost HCl

= Rp 130.800 x 0,247 = Rp. 32.255 /jam

3. Menghitung biaya pemanasan reaktan


Treaksi

= 80C = 353 K

Qumpan = mNaCl x CpNaCl x (353-298) + mair x Cpair x (353-298)


= 151.512,963 kal = 643,157kJ
= 0,17614 kWh
Total cost untuk pemanasan umpan = Rp.1.350 x 0,17614 = Rp. 251.649 jam
Total Biaya Produksi dengan menggunakan proses Huron = Rp 28.157.507 /jam operasi
1.3.Chemetics
Basis

: 1 jam operasi

Konversi

: 78%

Reaksi kimia
NaCl
Mula-mula
Bereaksi

A
35,57kmol

3 H2O

NaClO3

3A

3H2
-

106,71kmol

35,57kmol

106,7kmol

(3A-106,7)kmol

35,57kmol

106,7kmol

= 0,78 A
Sisa

(A-35,57)kmol

Mol reaktan mula-mula:


0, 78 A = 35, 57 kmol

A = 45,624 kmol

Reaktan masuk reaktor:


NaCl

: 45,624 kmol = 2.666,423 kg/jam

H2O

: 136,873 kmol = 2954,95 kg/jam

1. Menghitung Harga Konsumsi Energi Listrik untuk Elektrolisis


Konsumsi energi/ ton NaClO3 terbentuk = 4950 kWh
Produksi NaClO3 / jam operasi =

30.000 ton

= 3,7879 ton/jam

(330 hari x24 jam)


Konsumsi energi/ jam = 4950 kWh x 3,7879 = 18.750kWh
Harga 1 kWh untuk industri = Rp. 1.350,00
Total cost energi listrik = Rp. 1.350 x 18.750 = Rp.25.312.500/jam
2. Menghitung Harga Larutan HCl (pH Larutan Elektrolisis)
pH

= 4 = - log H+

[H+]

= 0,0001 mol/L

Tersedia di pasaran HCL 37%


Air dibutuhkan untuk reaksi = 2463, 714 kg/jam = 2463,714 L
Molaritas HCl untuk menciptakan pH = 2 dalam 2.463,714 air
= 0,0001 x 2.463,714 L

= 0,2463714mol = M2

Jika : V1 = Volume HCl 37% yang dibutuhkan/jam


M1 = Molaritas HCl di pasaran = 37 % wt = 10,148 mol/L
V2 = Volume HCl 0,24637 mol/L = 2463,714 L
M2 = Molaritas HCl yang dibutuhkan = 0,24637mol/L
Maka: V1 = V2 x M2

2.463,7 x 0,24367 mol/L

M1

0,247 L/jam

10,148 mol/L

HCl 37 % = Rp. 130.800,00


Total cost HCl = Rp 130.800 x 59, 813 = Rp7.823.541/jam
3. Menghitung biaya pemanasan reaktan
Treaksi

= 900C = 363 K

Qumpan

= mNaCl x CpNaCl x (363-298) + mair x Cpair x (363-298)


= 36.115,156 kal = 151.599 kJ
= 0,043 kWh

Total cost untuk pemanasan umpan = Rp.1.350 x 0,043 = Rp. 59.668 / jam
Total Biaya Produksi dengan menggunakan proses Chemetics = Rp 33.136.101/jam operasi
Proses Klorinasi Kaustik Soda

Basis

: 1 kg NaCLO3

BM NaClO3

: 106,44 g/mol

Jumlah Produk NaClO3 : 1 x 1000

9,394 mol

106.44
BM NaOH

: 39,99 g/mol

Konversi

: 97 %
3Cl2(g)

Mula-mula
Bereaksi

6NaOH(l)

3A

6A

28,182

56,364

NaClO3(l) +5NaCl(l) + 3 H2O(l)


9,394

= 0,97A
Sisa

3A-28,182

0,97 A = 28,182

6A-56,364

A= 29,053 mol

Jumlah Reaktan yang bereaksi


Cl2

=3

A = 87,16 mol

Cl2

= 87,16 mol x 70,91 gram x


1 mol

1 kg

6,2 kg

1000 gram

NaOH = 6 A = 174,318 mol


NaOH = 174,31 mol x 39,99 gram x
1 mol

1 kg

6,97 kg

1000 gram

Harga Cl2

= Rp.3.582,5 /kg (Mercks Price List, 2008)

Total cost Cl2

= Rp.22.211

Harga NaOH

= Rp.154.200 /kg

Total cost NaOH

= Rp.1.074.774

Total Cost Reaktan

= Rp.365.797,5 /kg NaClO3 yang diproduksi

Harga Jual NaClO3

= Rp. 460.000 / kg

Keuntungan

= Rp. 94.202,5 /kg NaClO3 terjual

Dari analisis di atas antara Proses Elektrolisis (Krebs, Huron dan Chemetics) dan Klorinasi
Kaustik Soda maka diputuskan untuk menggunakan Proses Elektrolisis Huron.

BAB III
DESKRIPSI PROSES
1

Pemilihan proses
Proses yang digunakan adalah Proses Elektrolisis Huron karena:
1. Berdasarkan bahan baku yang digunakan, Proses Elektrolisis menjanjikan keuntungan
yang jauh lebih besar dibandingkan dengan Proses Klorinasi Kaustik Soda
2. Proses elektrolisis melibatkan bahan baku dalam fase padat dan cair mudah ditangani
3. Tidak dibutuhkan katalis, sehingga tidak diperlukan unit pemisahan antara katalis dan
produk.
4. Lebih aman untuk lingkungan
5. Konstruksi reaktor paling sederhana dengan 1 vessel
6. Biaya untuk memenuhi kondisi operasi jauh lebih murah dibandingkan dengan
Chemetics walaupun sedikit lebih mahal daripada Krebs
7. Konsentrasi produk keluaran reaktor tinggi.

Produksi NaClO3 / jam operasi =

30.000 ton

= 3,7879 ton/jam

(330 hari x24 jam)


Total biaya energi listrik = Rp. 1.350 x 20.833,33 = Rp.28.125.000/jam

Total cost HCl

= Rp 130.800 x 0,247 = Rp. 32.255 /jam

Total cost untuk pemanasan umpan = Rp.1.350 x 0,17614 = Rp. 251.649 jam
Total Biaya Produksi dengan menggunakan proses Huron = Rp 28.157.507 /jam operasi
Harga Jual NaClO3

= Rp. 460.000 / kg

Keuntungan

= (3787,9 kg/jam x Rp. 460.000 / kg) - Rp 28.157.507 /jam operasi


Rp 1.742.434.000 - Rp 28.157.507 = Rp 1.714.276.493 / 3787,9 kg
Rp. 452566,4598 /kg NaClO3 terjual

Reaksi kimia
NaCl
Mula-mula
Bereaksi

3 H2O

3A

35,57kml

NaClO3

3H2
-

106,71kmol

35,57kmol

106,7kmol

(3A-106,7)kmol

35,57kmol

106,7kmol

= 0,86A
Sisa
2

(A-35,57)kmol

Persiapan bahan baku


Pada tahap ini, bahan baku berupa air laut di proses secara fisika menggunakan

ultrafiltration membrane (UF-101) dan nanofiltration membran (NF-102) sehingga


pengotornya berupa natural organic material (NOM) dan ion logam selain NaCl terpisah dari
air laut. Hasil dari filtrasi ini berupa air laut dengan konsentrasi NaCl yang tinggi, yaitu 80120 gpl (B.V. Tilak, 1999) dengan kadar ion sulfat maksimal 25 ppm. NaCl kemudian masuk
kedalam mixing tank (MT- 202) dan ditambahkan Na2Cr2O7 yang berfungsi untuk mencegah
terjadinya korosi pada katoda.
3

Proses utama dan pendukung

Setelah diproses di tahap pengolahan bahan baku, campuran tersebut masuk ke dalam reaktor
elektrolisis (RE-201) dengan suhu operasi 80C, pH 6-7 dan tekanan 1 atm. Konsentrasi
NaCl dijaga sebesar 80-120 g/L. Tahap yang terjadi yang terjadi dalam reaktor:
a. Tahap Elektrolisis
Dalam zona ini reaksi elektrokimia berlangsung :
Reaksi pembentukan NaClO3 di tangki Reaktor adalah :
Anoda : 2Cl-

Cl2 + 2e-

.(1)

Katoda : 2H+ + 2e-

H2

.(2)

b. Tahap Reaksi Kimia


Pada tahap ini reaksi Cl2 menjadi NaClO3 berlangsung :

Cl2 (g)

Cl2 (s) (k = 5,965e-6 exp(2.765,176/T) .(3)


H+ + HOCl + Cl-

Cl2 (g) + H2O

(k = 11,625 exp(3,085,44/T)

.(4)

Dilanjutkan dengan reaksi pembentukan klorat :


HOCl

H+ + OCl- (k = 3,04e-5 exp(-2.000/T) (5)

2HOCl + OCl-

ClO3- + 2H+ + 2Cl-

(k = 8,509e5 exp(-4777/T)

..(6)

c. Tahap Pelepasan Gas


Gas H2 yang terbentuk pada katoda harus dilepaskan dari larutan. Gas H 2 ini
mensirkulasikan larutan pada sel elektrolisis. Dari RE-201 produk dialirkan ke dehypoing
reaktor (RE-202) untuk mengubah NaClO menjadi NaClO3 pada suhu 80oC selama 1 jam.

Penanganan produk akhir

Sodium klorat yang keluar dari reaktor memiliki konsentrasi 450-700 g/l dan suhunya 800 0
C . Kemudian dialirkan menuju evaporator untuk diuapkan airnya sehingga tercapai
konsentrasi jenuh sodium klorat, 1900 gpl. Dari evaporator, sodium klorat dialirkan ke dalam
crystallizer sehingga diperoleh crystal slurry dari bagian bottom crystallizer. Kristal
kemudian dipisahkan dari mother liquor di dalam centrifuge untuk menghilangkan
kandungan sodium dikromat yang bersifat karsinogen. Kristal sodium klorat yang terbentuk
memiliki moisture content sebesar 1-1,4%. Mother liquor yang telah dipisahkan kemudian
dicampurkan dengan air laut yang telah dimurnikan untuk direcycle ke dalam sel elektrolisis.
Dari centrifuge, sodium klorat dibawa dengan menggunakan Screw Conveyor ke Rotary
Dryer untuk menurunkan kadar airnya sampai 0,1 %. Produk sodium klorat yang telah
dilewatkan pada rotary dryer kemudian masuk kedalam unit pengantongan dan disimpan
dalam gudang.
5

Diagram alir proses kualitatif


Pada bagian ini dibuat diagram alir proses yang dilengkapi dengan macam senyawa yang

terlibat (bahan baku, bahan pendukung, produk, dan lain-lain), peralatan (digambar sebagai
kotak/blok), kondisi proses (tekanan, temperatur, pH, dan lain-lain). Gambar diagram alir
proses tersebut merupakan diagram alir kualitatif sehingga belum menggunakan skala, belum
mencantumkan jumlah alir massa, alat ukur maupun alat pengendali proses.

Diagram alir Sodium klorat

Ion Logam
dan NOM

Na2Cr2O7

NaCl

Air
actor

Filtrasi

NaCl

Laut

Mixing

Na2Cr2O7

Reakt

Tank

Crystallize

Evaporato

Centrifuge

Mother Liquor

or

Sodium
Klorat

Storage
Tank

Na2Cl2O3

PROPOSAL SKRIPSI

PRA RANCANGAN PABRIK SODIUM KLORAT DARI AIR LAUT


DENGAN PROSES ELEKTROLISIS HURON DENGAN KAPASITAS
8000 TON/TAHUN

Oleh :
FRISTITA M.S

1109065014

ADAM ARI JOHANSYAH

1109065055

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2015

Anda mungkin juga menyukai