PENDAHULUAN
laut. Laut di Indonesia biasanya dimanfaatkan sebagai sumber pencarian pangan berupa hasil
laut seperti ikan, udang, teripang dan lain-lain. Selain itu laut juga dimanfaatkan sebagai
bahan baku pembuatan garam dapur. Indonesia dua per tiga wilayahnya berupa laut. Air laut
yang begitu banyak dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan natrium klorat.
Biasanya natrium klorat dibuat dengan bahan baku natrium hidroksida dan asam nitrat atau
natrium klorida dan asam sitrat. Bahan baku kimia tersebut di import dan membutuhkan
biaya lebih besar. Sedangkan dengan bahan baku air laut kita dapat menghemat anggaran
pembelian bahan baku.
Indonesia pada saat ini sedang berada pada suatu tahap memasuki era industrialisasi
dimana sektor industri harus mampu tumbuh dan berkembang dengan tersedianya berbagai
modal yang dimiliki. Dalam melaksanakan tahap ini, pemerintah melakukan pengembangan
dalam berbagai bidang industri. Salah satunya dengan memenuhi kebutuhan bahan-bahan
industri melalui pendirian pabrik industri kimia dan diusahakan untuk dapat mengekspor
produk kimia seperti sodium klorat.
Kegunaan sodium klorat (NaClO3) yang terbesar adalah digunakan sebagai bleaching
agent dalam industri kertas dan pulp, kegunaan lain dari NaClO3 adalah sebagai bahan
intermediet (bahan perantara) dalam industri potassium klorat dan ammonium perklorat,
digunakan sebagai herbisida dan untuk mempercepat pertumbuhan pohon kapas.
Kebutuhan sodium klorat di Indonesia berkembang pesat. Berdasarkan data Biro Pusat
Statistik, data impor menunjukkan bahwa kebutuhan Indonesia akan NaClO3 cukup tinggi,
yaitu 7986.723 ton pada tahun 2012.
Tabel 1.1 Impor Sodium Klorat Indonesia Tahun 2011-2014. Sumber: BPS 2011-2014
Tahun
2011
2012
7986.723
2013
7460.585
2014
7435.978
Kebutuhan akan sodium klorat di beberapa negara di kawasan regional Asia pun cukup
tinggi. Hal ini terlihat pada data impor sodium klorat beberapa negara di Asia.
Bahan baku utama pembuatan NaClO3 adalah NaCl (garam) yang bearasal dari air
laut, ditambah bahan baku pembantu yaitu sodium dikromat (Na 2Cr2O7) dan asam klorida
(HCl). Kebutuhan NaCl diperoleh dengan mengolah air laut di sekitar kawasan pabrik, HCl
dibeli dari PT. Industri Soda Indonesia, Waru- Sidoarjo, sedangkan Na 2Cr2O7 didatangkan
dari Jepang.
Selama ini kebutuhan sodium klorat di beberapa negara Asia dipenuhi dengan
mengimpor dari negara-negara seperti Jepang, Taiwan, Kanada, Amerika Serikat dan Korea.
Prioritas utama pemasaran produk pabrik ini adalah pabrik pabrik tekstil, kertas dan
insektisida yang banyak terdapat di daerah Kalimantan Timur.
Dari keterangan yang telah dikemukakan, pendirian pabrik sodium klorat di Indonesia
dinilai strategis dengan alasan sebagai berikut:
a. Pendirian pabrik sodium klorat di Indonesia dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri,
sehingga dapat mengurangi impor
b. Menghemat devisa negara dengan mengurangi impor
c. Mendukung berkembangnya pabrik yang menggunakan sodium klorat sebagai bahan baku
d. Membuka lapangan kerja baru, sehingga mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia.
2
Lokasi pabrik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1
Produk
Natrium klorat, senyawa anorganik dengan rumus kimia NaClO3. Senyawa ini merupakan
serbuk kristal putih yang mudah larut dalam air. Senyawa ini higroskopis. Senyawa ini terurai
di atas suhu 250 C yang melepaskan oksigen dan meninggalkan natrium klorida. Ratusan
juta ton diproduksi setiap tahunnya, terutama untuk aplikasi sebagai pemutih kertas.
Nama IUPAC-nya Natrium klorat, nama lainnya natrium klorat(V).
A. Bahan Baku Utama
1. Air Laut
a. pH
b. Densitas
c. Komposisi
: 7,5-8,4
: 1,020-1,029 kg/m3
(A.G. Dickson dan C. Goyet, 1994)
NaCl
: 0,4185 mol/kg
MgCl2
: 0,0528 mol/kg
Na2SO4
: 0,0241 mol/kg
KCl
: 0.00956 mol/kg
CaCl2
: 0,0062 mol/kg
CaSO4
: 0,0041 mol/kg
KBr
: 0.00085 mol/kg
SrCl2
: 0,000091 mol/kg
NaF
: 0,000068 mol/kg
2. Sodium Klorida
(Perrys, 6th ed.1999)
a. Rumus Molekul
: NaCl
b. BM
: 58,443 g/mol
c. CAS Number
: 7647-14-5
d. Bentuk
: Kristal padat berwarna putih
e. Densitas
: 2,165 g/cm3
f. Derajat Keasaman (pKa)
: 6,7-7,3
g. Refractive Index (nD)
: 1,5442 (589 nm)
h. LD 50
: 3000-8000 mg/kg
i.
j.
m. Titik Didih
n.
: 35,6 g/100 mL (0 C)
Pelarut
Rumus molekul
CAS Number
BM
Bentuk
Warna
Densitas
Titik beku
Titik Leleh
Titik didih
Derajat Keasaman (pKa)
Refractive index (nD)
Viskositas
Kapasitas Panas (Cp)
Panas reaksi standar Hf298
Sp.gr.
Komposisi
: HCl
: 7647-01-0
: 36,46 g/mol
: Cair
: kekuning-kuningan
: 1.18 g/cm3 (variable, value for assay 36-38% w/w)
: -15,350C
: 27.32 C (247 K) 38% solution.
: -850C
: 8,0
: 1,342
: 1,9 mPas at 25 C,31,5%
: 47300 + 90T (J/kmol.K)
: -22,063 kcal/mol (g) -39,85 kcal/mol (aq, 400)
: 1,48 g/ml
HCl
: 37 %
H2O
: 63 %
q. Mudah menguap
r. Berbau menyengat
s. Beracun jika dihirup, iritasi pada mata
t. Korosif
u. Larut dalam air, alkohol, eter dan benzene
2. Sodium Dikromat (Perrys, 6th ed.1999)
a. Rumus molekul
b. CAS Number
: Na2Cr2O7
: 10588-01-9
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
BM
Densitas
Titik leleh
Titik Didih
Kelarutan dalam air
Bentuk
Warna
Indeks bias
Panas Reaksi Standar Hf298
Komposisi
: 261,97 g/mol
: 2,52 g/cm3
: 356,7 C
: Terurai pada suhu 400 C
: 730 g/L at 25 C
: padatan lunak
: merah
: 1,6994
: -465,9 kcal/mol (aq, 1200)
Na2Cr2O7
: 86,15 %
H2O
: 13,85 %
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
Rumus molekul
CAS Number
BM
Densitas
Bentuk
Warna
Titik leleh
T dekomposisi
Kelarutan dalam air
Refractive index (nD)
Kapasitas Panas (Cp)
: NaClO3
: 7775-09-9
: 106,44 g/mol
: 2,5 g/cm3
: kristal kubik / tetragonal padat
: putih
: 248 C
: ~300 C
: 101,0 g/100 ml (20 C)
: 1,572
: 9,48 + 0,0468T cal/deg mol (c)
31,8 cal/deg mol
m. Komposisi
NaClO3
: 99,60 %
NaCl
: 0,20 %
H2O
: 0,16 %
Na2SO4
: 0,03 %
Na2Cr2O7
: 0,01 %
n. Viskositas
o. Panas pelelehan
p. Larut dalam air dan alcohol
D. Produk Samping
Hidrogen (Perrys, 6th ed.1999)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Rumus molekul
BM
Bentuk
Titik didih
Titik lebur
P kritis
Volume kritis
Komposisi
: H2
: 2,016 kg/mol
: gas
: -252,610 C
: -259,040 C
: 12,74 atm
: 0,065 cm3/mol
H2
: 99,96 %
H2O
: 0,003 %
O2
: 0,007 %
Penggunaan komersial utama untuk sodium klorat ialah untuk membuat klor dioksida
(ClO2). Aplikasi terbesar ClO2, yang diperkirakan sekitar 95% untuk kegunaan klorat, adalah
dalam pemucatan bubur kertas (pulp). Semua senyawa perklorat diproduksi secara industri
melalui oksidasi larutan sodium klorat dengan elektrolisis.
Sodium klorat digunakan sebagai herbisida non-selektif. Senyawa ini dianggap
fitotoksik untuk semua bagian tanaman hijau. Herbisida ini juga membasmi melalui
penyerapan akar. Pada 2009, seluruh penjualan sodium klorat untuk pembasmi rumput yang
dilarang di seluruh negara Uni Eropa, tetapi konsumen diizinkan untuk menggunakan dan
menyimpan produk ini hingga Mei 2010.
Sodium klorat dapat digunakan untuk memantau berbagai tanaman termasuk morning
glory, canada thistle, rumput johnson, bambu, Ragwort, dan wort St. John. Herbisida ini
terutama digunakan pada lahan non-tanaman untuk pengobatan dan tempat untuk kontrol
total vegetasi di daerah termasuk pinggir jalan, pagar jalan, dan parit. Soduum klorat juga
digunakan sebagai defoliant dan pengering untuk:
a. Kapas
b. Safflower
c. Jagung
d. Fleks
e. Merica
f. Kedelai
g. Biji gandum
h. Biji kering
i. Beras
j. Biji bunga matahari
Bila digunakan dalam kombinasi dengan atrazin, dapat meningkatkan efek persistensinya.
Bila digunakan dalam kombinasi dengan 2,4-D, kinerjanya diperbaiki. Sodium klorat
memiliki efek menyeteril tanah. Pencampuran dengan herbisida lain dalam larutan berair
mungkin untuk beberapa tingkat, asalkan mereka tidak rentan terhadap oksidasi.
Penghasil oksigen kimia, seperti dalam pesawat terbang komersial, menyediakan oksigen
darurat untuk penumpang untuk melindungi mereka dari merosotnya tekanan dalam kabin.
Oksigen dihasilkan melalui dekomposisi sodium klorat pada suhu tinggi. Panas yang
dihasilkan melalui oksidasi sejumlah kecil serbuk besi yang dicampur dengan sodium klorat,
dan reaksi ini menghabiskan sedikit oksigen dibandingkan dengan yang diproduksi.
Sodium klorat ialah bahan aktif dalam berbagai herbisida komersial. Beberapa merek
dagang untuk produk-produk yang mengandung sodium klorat termasuk Atlacide, Defol, DeFol-Ate, Drop-Leaf, Fall, Harvest-Aid, Kusatol, Leafex, dan Tumbleaf. Senyawa ini dapat
digunakan dalam kombinasi dengan herbisida lain seperti atrazine, 2,4-D, bromacil, diuron,
dan sodium metaborat.
Sodium klorat secara luas digunakan sebagai pembasmi rumput di Uni Eropa, hingga
2009 ketika zat ini ditarik setelah keputusan yang dibuat di bawah ketentuan Peraturan Uni
Eropa. Penggunaannya sebagai herbisida luar Uni Eropa tetap tidak terpengaruh, seperti
halnya penggunaannya dalam aplikasi non-herbisida lainnya, seperti dalam produksi biosida
klor dioksida dan untuk pulp dan pemutih kertas.
(1)
Reaksi ini terjadi di dalam sel elektrolisis pada suhu 60-80C dan pH 6-7 serta
tekanan sebesar 1 atm. Sebelum diumpankan ke dalam reaktor, bahan baku terlebih
dahulu dimurnikan melalui proses purifikasi NaCl untuk menghilangkan impuritisnya
sehingga reaksi elektrolisis bisa berlangsung secara sempurna. Selanjutnya, produk
keluaran reaktor yang berupa sodium klorat dimurnikan melalui proses sentrifugasi
dan kristalisasi
untuk mendapatkan sodium klorat yang murni, dan siap untuk dipasarkan.
2. Klorinasi kaustik soda
Larutan NaOH diklorinasi secara tidak langsung melalui reaksi:
3Cl2(g) + 6NaOH(l)
(2)
Proses ini adalah proses pereaksian gas klorin dan sodium hidroksida di dalam suatu
reaktor pada suhu kamar tanpa adanya pemanasan dengan pH larutan lebih kecil dari
6. Produk keluaran reaktor dimurnikan dengan menambahkan katalis hydrazine dan
penghembusan gas inert yang berupa udara untuk menghilangkan kandungan gas
klorin dari produk.
B. Pemilihan Proses
Dari persamaan (1) dan (2) dapat dihitung persen keuntungan dari proses elektrolisa jika
dibandingkan dengan proses klorinasi kaustik soda berdasarkan bahan baku dan kondisi
operasinya.
Tabel 2.1 Perbandingan Proses Elektrolisis dan Klorinasi Kaustik Soda
Tinjauan
Bahan Baku
*Elektrolisis
-NaCl(s)
-H2O(l)
75-87
550-700
6,3-6
60-80
-
: 1 kg NaClO3
BM NaClO3
: 106,44 g/mol
9,394 mol
106.44
BM NaCl
: 58,443 g/mol
Konversi
: 87 %
Reaksi
:
NaCl (s) + 3H2O(l)
Mula-mula
Bereaksi
3A
9,394
28,184
9,394
= 0,87A
Sisa
A-0,87A 3A-28,184
Mol mula-mula
0,86 A
A
:
= 9,394
= 10, 798
NaCl
H2O
9,394
NaCl
= 10,798 mol x 58
= 0, 632 kg
H2O
Harga NaCl
Harga H2O
= Rp.2000 /L
= Rp. 460.000 / kg
Keuntungan
Selama 10 tahun terakhir, terdapat 3 Proses Eektrolisis yang terus digunakan yaitu Krebs,
Huron dan Chemetics. Perbedaan ketiganya adalah:
Energi
Krebs
2 Vessel
(DC) 4640-5500
(kWh/ton)
Temperatur (C)
pH Larutan
Konversi (%)
Efisiensi Arus
Konsentrasi Produk (g/l)
(B. V. Tilak, 1999)
60
6,7-6
75
0,95
550
Huron
1 Vessel
5000-5500
Chemetics
4 Vessel
4250-4950
80
6,3
86
0,945
700
90
4
78
0,95
650
: 1 jam operasi
Konversi
: 75%
Reaksi kimia
NaCl
3 H2O
NaClO3
3H2
Mula-mula
Bereaksi
3A
35,57kmol
106,71kmol
35,57kmol
106,7kmol
(3A-106,7)kmol
35,57kmol
106,7kmol
= 0,75 A
Sisa
(A-35,57)kmol
H2O
= 5500 kWh
30000 ton
= 3,7879 ton/jam
= Rp. 1.350,00
0,647 L/jam
10,148 mol/L
= 600 C = 333 K
Qumpan
Total cost untuk pemanasan umpan = Rp.1.350 x 128, 458 = Rp. 182.547 / jam
Total Biaya Produksi dengan menggunakan Proses Krebs = Rp 28.392.165 /jam operasi
1.2.Huron
Basis
: 1 jam operasi
Konversi
: 86%
Reaksi kimia
NaCl
Mula-mula
Bereaksi
A
35,57kml
3 H2O
NaClO3
3A
3H2
-
106,71kmol
35,57kmol
106,7kmol
(3A-106,7)kmol
35,57kmol
106,7kmol
= 0,86A
Sisa
(A-35,57)kmol
H2O
30.000 ton
= 3,7879 ton/jam
= 6,3 = - log H+
[H+]
= 0,00000050187 mol/L
M1
0,247 L/jam
10,148 mol/L
Harga HCl 37 %
= Rp. 130.800,00
= 80C = 353 K
: 1 jam operasi
Konversi
: 78%
Reaksi kimia
NaCl
Mula-mula
Bereaksi
A
35,57kmol
3 H2O
NaClO3
3A
3H2
-
106,71kmol
35,57kmol
106,7kmol
(3A-106,7)kmol
35,57kmol
106,7kmol
= 0,78 A
Sisa
(A-35,57)kmol
A = 45,624 kmol
H2O
30.000 ton
= 3,7879 ton/jam
= 4 = - log H+
[H+]
= 0,0001 mol/L
= 0,2463714mol = M2
M1
0,247 L/jam
10,148 mol/L
= 900C = 363 K
Qumpan
Total cost untuk pemanasan umpan = Rp.1.350 x 0,043 = Rp. 59.668 / jam
Total Biaya Produksi dengan menggunakan proses Chemetics = Rp 33.136.101/jam operasi
Proses Klorinasi Kaustik Soda
Basis
: 1 kg NaCLO3
BM NaClO3
: 106,44 g/mol
9,394 mol
106.44
BM NaOH
: 39,99 g/mol
Konversi
: 97 %
3Cl2(g)
Mula-mula
Bereaksi
6NaOH(l)
3A
6A
28,182
56,364
= 0,97A
Sisa
3A-28,182
0,97 A = 28,182
6A-56,364
A= 29,053 mol
=3
A = 87,16 mol
Cl2
1 kg
6,2 kg
1000 gram
1 kg
6,97 kg
1000 gram
Harga Cl2
= Rp.22.211
Harga NaOH
= Rp.154.200 /kg
= Rp.1.074.774
= Rp. 460.000 / kg
Keuntungan
Dari analisis di atas antara Proses Elektrolisis (Krebs, Huron dan Chemetics) dan Klorinasi
Kaustik Soda maka diputuskan untuk menggunakan Proses Elektrolisis Huron.
BAB III
DESKRIPSI PROSES
1
Pemilihan proses
Proses yang digunakan adalah Proses Elektrolisis Huron karena:
1. Berdasarkan bahan baku yang digunakan, Proses Elektrolisis menjanjikan keuntungan
yang jauh lebih besar dibandingkan dengan Proses Klorinasi Kaustik Soda
2. Proses elektrolisis melibatkan bahan baku dalam fase padat dan cair mudah ditangani
3. Tidak dibutuhkan katalis, sehingga tidak diperlukan unit pemisahan antara katalis dan
produk.
4. Lebih aman untuk lingkungan
5. Konstruksi reaktor paling sederhana dengan 1 vessel
6. Biaya untuk memenuhi kondisi operasi jauh lebih murah dibandingkan dengan
Chemetics walaupun sedikit lebih mahal daripada Krebs
7. Konsentrasi produk keluaran reaktor tinggi.
30.000 ton
= 3,7879 ton/jam
Total cost untuk pemanasan umpan = Rp.1.350 x 0,17614 = Rp. 251.649 jam
Total Biaya Produksi dengan menggunakan proses Huron = Rp 28.157.507 /jam operasi
Harga Jual NaClO3
= Rp. 460.000 / kg
Keuntungan
Reaksi kimia
NaCl
Mula-mula
Bereaksi
3 H2O
3A
35,57kml
NaClO3
3H2
-
106,71kmol
35,57kmol
106,7kmol
(3A-106,7)kmol
35,57kmol
106,7kmol
= 0,86A
Sisa
2
(A-35,57)kmol
Setelah diproses di tahap pengolahan bahan baku, campuran tersebut masuk ke dalam reaktor
elektrolisis (RE-201) dengan suhu operasi 80C, pH 6-7 dan tekanan 1 atm. Konsentrasi
NaCl dijaga sebesar 80-120 g/L. Tahap yang terjadi yang terjadi dalam reaktor:
a. Tahap Elektrolisis
Dalam zona ini reaksi elektrokimia berlangsung :
Reaksi pembentukan NaClO3 di tangki Reaktor adalah :
Anoda : 2Cl-
Cl2 + 2e-
.(1)
H2
.(2)
Cl2 (g)
(k = 11,625 exp(3,085,44/T)
.(4)
2HOCl + OCl-
(k = 8,509e5 exp(-4777/T)
..(6)
Sodium klorat yang keluar dari reaktor memiliki konsentrasi 450-700 g/l dan suhunya 800 0
C . Kemudian dialirkan menuju evaporator untuk diuapkan airnya sehingga tercapai
konsentrasi jenuh sodium klorat, 1900 gpl. Dari evaporator, sodium klorat dialirkan ke dalam
crystallizer sehingga diperoleh crystal slurry dari bagian bottom crystallizer. Kristal
kemudian dipisahkan dari mother liquor di dalam centrifuge untuk menghilangkan
kandungan sodium dikromat yang bersifat karsinogen. Kristal sodium klorat yang terbentuk
memiliki moisture content sebesar 1-1,4%. Mother liquor yang telah dipisahkan kemudian
dicampurkan dengan air laut yang telah dimurnikan untuk direcycle ke dalam sel elektrolisis.
Dari centrifuge, sodium klorat dibawa dengan menggunakan Screw Conveyor ke Rotary
Dryer untuk menurunkan kadar airnya sampai 0,1 %. Produk sodium klorat yang telah
dilewatkan pada rotary dryer kemudian masuk kedalam unit pengantongan dan disimpan
dalam gudang.
5
terlibat (bahan baku, bahan pendukung, produk, dan lain-lain), peralatan (digambar sebagai
kotak/blok), kondisi proses (tekanan, temperatur, pH, dan lain-lain). Gambar diagram alir
proses tersebut merupakan diagram alir kualitatif sehingga belum menggunakan skala, belum
mencantumkan jumlah alir massa, alat ukur maupun alat pengendali proses.
Ion Logam
dan NOM
Na2Cr2O7
NaCl
Air
actor
Filtrasi
NaCl
Laut
Mixing
Na2Cr2O7
Reakt
Tank
Crystallize
Evaporato
Centrifuge
Mother Liquor
or
Sodium
Klorat
Storage
Tank
Na2Cl2O3
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
FRISTITA M.S
1109065014
1109065055
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2015