Anda di halaman 1dari 21

BAB.

XI
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
PASAL 1
UMUM
1.1.
1.2.

1.3.
1.4.

Spesifikasi Teknis ini ditujukan untuk melaksanakan Pekerjaan


Pelaksanaan pekerjaan ini harus mengikuti syarat-syarat dan uraian bestek, gambar kerja,
Berita Acara Penjelasan dan lampirannya (aanwijzing) serta usulan maupun petunjuk dari
Direksi selama pekerjaan berlangsung.
Penyedia Pekerjaan Konstruksi harus menjaga dan memelihara kebersihan dan keamanan
ditempat pekerjaan.
Bila dipandang perlu Penyedia Pekerjaan Konstruksi harus membuat pagar pengaman
selama pekerjaan berlangsung.
PASAL 2
SITUASI

2.1.
2.2.

2.3.
2.4.

Lokasi pekerjaan dimaksud


Lapangan yang akan diserahkan kepada Penyedia Pekerjaan Konstruksi, wajib diteliti
baik, situasi medan, terutama kondisi tanah dan hal lain yang berpengaruh terhadap
harga penawaran.
Kelalaian dan kekurang telitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk claim
dikemudian hari.
Dalam rapat penjelasan jika diperlukan, akan ditunjukkan dimana pembangunan akan
dilaksanakan.
PASAL 3
TENAGA KERJA PENYEDIA PEKERJAAN KONSTRUKSI

3.1.

3.2.
3.3.

3.4.

Penyedia Pekerjaan Konstruksi harus menyediakan personil sebagai tenaga ahli, tenaga
terampil, tenaga kerja untuk dipekerjakan dilapangan sehubungan dengan pelaksanaan,
penyelesaian dan perbaikan pekerjaan
Personil Inti sebagai Tenaga Ahli dan Tenaga Terampil sebagai pelaksana yang ditugaskan
dilapangan dalam mengontrol jalannya pekerjaan.
Tenaga Ahli dan Terampil yang ditempatkan dilapangan secara penuh harus cakap
dibidangnya antara lain :
Project Manager ( S1 Teknik Lingkungan/ Teknik Sipil
1 Orang
Site Manager (S1 Sipil)
1 Orang
Koordinator Pelaksana ( S1 Sipil )
1 Orang
Pelaksana Lapangan ( SMK/ STM )
3 Orang
Estimator ( SMK/ STM )
1 Orang
Tenaga Logistik/ Administrasi ( SMK/ SMA
2 Orang
Petugas K3
1 orang
Direksi Pekerjaan berhak menolak dan mewajibkan Penyedia Pekerjaan Konstruksi memberhentikan seseorang atas usulan Direksi Pekerjaan yang dipekerjakan oleh Penyedia
Pekerjaan Konstruksi sehubungan dengan pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan
pekerjaan yang menurut direksi pekerja terebut berperilaku tidak senonoh, tidak cakap
atau ceroboh dalam melaksanakan tugasnya atau yang menurut pertimbangan Direksi
Pekerjaan bahwa pekerja tersebut tidak patut dipekerjakan dan tidak boleh dipekerjakan
lagi tanpa ijin tertulis dari direksi pekerjaan. Pekerja yang diberhentikan harus diganti
secepat mungkin dengan seorang pengganti yang cakap dan disetujui oleh direksi
pekerjaan.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang [Umum/Pemilihan Langsung] dengan Pascakualifikasi

BAB. 11 - 1

PASAL 4
PERALATAN
4.1.
4.2.

Penyedia Pekerjaan Konstruksi harus menyiapkan peralatan pokok dan pendukung


pelaksanaan pekerjaan yang kondisinya masih baik dan dapat dioperasikan.
Jenis dan komposisi peralatan yang digunakan antara lain :
Excavator
2 Unit
Crene
1 Unit
Dumpt Truck
5 Unit
Concrete Mixer
4 Unit
Water Pump
4 Unit
PASAL 5
RENCANA JADWAL PELAKSANAAN (TIME SCHEDULE)

Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kontraktor harus menyiapkan rencana kerja
Pelaksanaan dari bagian-bagian pekerjaan berupa :
5.1. Time Scheedule Rencana Jadwal Pelaksanaan disiapkan dalam Format Kertas A3
(disesuaikan) dan tempatkan pada dinding Direksi Keet.
5.2. Time Schedule berupa Curva S merupakan Re-sheeduling dan penyempurnaan dari
Jadwal Pelaksanaan dalam Dokumen Teknis penawaran. Re-Scheeduling disajikan dalam
periode mingguan dan dibubuhi tanggal untuk tiap peride dengan jumlah periode
mengikuti jangka waktu pelaksanaan.
5.3. Rencana Kerja harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas
paling lambat 8 (delapan) hari kalender setelah Kontrak ditandatangani.
5.4. Rencana Kerja yang disetujui Konsultan Pengawas akan disahkan oleh Pengguna Jasa.
5.5. Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 2 (dua) kepada
Konsultan Pengawas untuk diberikan kepada Pengguna Jasa. 1 (satu) salinan Rencana
Kerja harus ditempel pada dinding bangsal Kontraktor di lapangan yang selalu diikuti
dengan grafik kemajuankerja.
5.6. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan
Rencana Kerja tersebut.
PASAL 6
ADMINISTRASI DAN DOKUMENTASI
6.1

6.2

Administrasi
a. Pelaksana wajib menyediakan buku Direks dan buku tamu yang ditemukan pada
kantor Direksi.
b. Membuat Reques Sheet untuk meminta persetujuan Direksi/Pemngawas tantang
kesiapan untuk melaksanakan suatu pekerjaan.
c. Membuat laporan harian tentang pelaksanaan kegiatan.
d. Bila pelaksanaan pekerjaan berlansung ditemui hal-hal yang mengakibatkan
terjadinya perubahan kontrak (Addendum)dalam pariasi volume pekerjaan, maka
Pelaksana wajib membuata perhitungan tamba/kurang dengan memperoleh
persetujuan dari pihak pemilik kegiatan dan dan hasil perhitungan terlebih dahulu
harus diperiksa oleh konsultan pengawas.
Dokumentasi
Pelaksana wajib mengambil rekaman pekerjaan pada kondisi 0 % (nol persen), 50 %(lima
puluh persen) dan 100 % (seratus persen).

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang [Umum/Pemilihan Langsung] dengan Pascakualifikasi

BAB. 11 - 2

PASAL 6
PEMBACAAN UKURAN DAN DIMENSI
6.1.

Semua ukuran yang tercantum dalam rencana ini dinyatakan dalam mm, cm dan m,
kecuali ukuran tertentu seperti baja/besi yang dinyatakan dalam inc atau mm, sesuai
dalam Gambar Rencana
PASAL 7
PEKERJAAN PRA KONSTRUKSI

Sebelum pelaksanaan pekerjaan utama dilaksanakan, Penyedia Pekerjaan Konstruksi harus


menyiapkan sarana dan prasarana pendukung pekerjaan.
7.1. Papan Nama Pekerjaan
(1)

(2)

Penyedia Pekerjaan Konstruksi wajib memasang papan nama proyek ditempat lokasi
proyek dan dipancangkan ditempat yang mudah dilihat umum. Pemasangan papan nama
proyek dilakukan pada saat dimulainya pelaksanaan proyek dan dicabut kembali setelah
proyek selesai dan mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.
Papan nama terbuat dari papan dengan ukuran 80 x 100 cm dicat dengan baik dan rapi.
Papan nama memberikan informasi mengenai :
e. Instansi Pemberi Kerja
:

f. Kegiatan/Pekerjaan
:

g. Nilai Kontrak
:

h. Jangka Waktu Pelaksanaan :

i. Pelaksana
:

j. Konsultan Pengawas
:

7.2. Kantor, Gudang dan Fasilitas Lain


(1)

(2)

Penyedia Pekerjaan Konstruksi menyiapkan kantor dan perlengkapannya dan jika


diperlukan los kerja, gudang dan halaman kerja (work area) juga disiapkan untuk
pelaksanaan pekerjaan. Penyedia Pekerjaan Konstruksi juga menyediakan fasilitas
sementara yang memadai untuk pekerja dan MCK.
Tata letak halaman ruang dan fasilitas kerja konstruksi harus menjamin agar seluruh
saraqna dan bangunan lain yang ada disekitarnya tetap bersih dan terhindar dari
kerusakan.

7.3. Kantor Direksi (Direksi Keet)


(1)

(2)

(3)

Penyedia Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan Kantor Direksi sebagai ruang kantor
sementara tidak permanen beserta perangkat furniturnya termasuk kursi dan meja untuk
para staf Direksi melaksanakan tugasnya seluas minimum 15 m2 terdiri dari ruang
rapat, dan ruang kerja.
Perlengkapan Kantor berisikan :
a. Meja rapat ukuran 1,2 m x 2 m, dengan 8 (delapan) buah kursi.
b. Meja kerja dan kursi kerja 3 buah
c. Rak arsip rangka kayu lapis multipleks 50 x 120 cm, panjang disesuaikan kebutuhan
untuk menyiMPan dokumen dan contoh bahan dan material.
d. Whiteboard 120 x 240 cm
e. Air dan penerangan (arus listrik)
Selain perlengkapan kantor jika diperlukan, maka peralatan lapangan sepertih helm
pengaman dan sepatu boot (sepatu lapangan) juga disiapkan.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang [Umum/Pemilihan Langsung] dengan Pascakualifikasi

BAB. 11 - 3

7.4. Air Kerja


(1)

(2)

Untuk pelaksanaan kegiatan pekerjaan Kontraktor harus menyediakan air kerja yang
bersih dan memenuhi persyaratan persyaratan teknis, tidak berbau, tidak mengandung
kotoran, Lumpur, atau bahan organis lainnya. Air dapat diperoleh langsung dilapangan
atau bila tidak memungkinkan dapat didatangkan dari luar proyekika diperlukan dalam
kontrak.
Kontraktor harus menyediakan bak penampungan air yang dapat mencukupi kebutuhan
proyek.

7.5. Pengaman Sementara


(1)

(2)

Penyedia Pekerjaan Konstruksi harus mengamankan area lokasi pekerjaan dengan


membuat tanda/batas pengaman yang dicat untuk memberikan informasi kepada
pengguna jalan dan masyarakat.
Tanda/batas pengaman tersebut harus dibongkar setelah pekerjaan selesai dan menjadi
milik pengguna jasa (pemberi kerja) atau sesuai instuksi Direksi Pekerjaan

1.2. Penetapan Titik Refrensi Bench Mark


(1)

(2)

(3)
(4)

Jika dipandang perlu menurut Direksi Pekerjaan maka Penyedia Pekerjaan Konstruksi
harus melakukan Uit Set secara akurat dengan memasang Bench Mark (BM) sevagai titik
refrensi pada ltempat tertentu
Apabila Direksi Pekerjaan memandang perlu, maka Penyedia Pekerjaan Konstruksi harus
menyediakan semua instrumen, personil, pekerja dan bahan yang mungkin diperlukan
untuk memeriksa penetapan titik pengukuran atau untuk setiap pekerjaan relevan lainnya
yang harus dilakukan
Letak Titik patok refrensi (Patok BM) ditentukan secara bersama antara Penyedia
Pekerjaan Konstruksi dan Direksi Pekerjaan.
Titik ikat dibuat dari beton bertulang, berpenampang 20 x 20 cm, tertancap kuat ke dalam
tanah sedalam 50 cm muncul di atas muka tanah secukupnya, tidak bisa dirubah dan
diberi tanda yang jelas untuk memudahkan pengukuran.

1.3. Shop Drawing


(1)

(2)
(3)

Kontraktor wajib membuat shop drawing serta memeriksa/membandingkan kecocokan


antara masing masing gambar yang akan dibuat shop drwaingnya. Shop drawing harus
dibuat dengan benar dan dengan ketelitian yang menunjukkan seluruh potongan
potongan, penampang penampang dan ukuran ukuran yang pasti.
Kontraktor bertanggung jawab atas semua ukuran ukuran yang dicamtumkan pada shop
drawing.
Shop drawing harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan terlebih dahulu
sebelum pelaksanaan pekerjaan.
PASAL 8
PEKERJAAN PEMBONGKARAN

8.1. Umum
(1)
(2)

Ruang Lingkup pekerjaan ini meliputi pembongkaran pasangan batu existing, pelat
penutup saluran dan pembongkaran beton
Pembongkaran bagian pekerjaan harus dilakukan sesuai dengan ketentuan yang ada serta
memperhatikan risiko yang ditimbulkan.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang [Umum/Pemilihan Langsung] dengan Pascakualifikasi

BAB. 11 - 4

8.2. Bahan - Bahan


(1)

(2)

Bahan - bahan dan peralatan bantu yang dipakai dalam mendukung pekerjaan ini dapat
digunakan sepanjang tidak menimbulkan kerusakan efek terhadap bangunan pada area
sekitarnya.
Jika ada bahan tambahan tertentu yang bersifat kimiawi dapat mempercepat
pembongkaran konstruksi, harus mendapat perstuajuan Direksi Pekerjaan.

8.3. Pelaksanaan Pekerjaan


(1)
(2)

Pembongkaran dimulai dari konstruksi bagian atas yang disetujui Direksi Pekerjaan,
selanjutnya diikuti pembongkaran bagian lainnya.
Sisa bahan bongkaran yang tidak terpakai dibuang keluar lokasi pekerjaan.

PASAL 10
PEKERJAAN TANAH DAN PASIR
10.1. Umum
(1)

(2)
(3)

(4)

Ruang lingkup pekerjaan tanah meliputi seluruh pekerjaan galian tanah dan pembuangan
bekas galian, urugan termasuk mengangkut, penempatan dan pemadatan tanah sampai
elevasi rencana
Dalam hal urugan lahan harus dipadatkan, maka pemadatannya harus mencapai
persyaratan tertentu dalam spesifikasi.
Toleransi elevasi garis batas dan formasi akhir setelah penggalian tidak boleh berbeda
dari yang ditentukan dalam gambar lebih besar dari 2 cm pada setiap titik patok.
Pekerjaan yang tidak memenuhi toleransi ini harus diperbaiki sehingga memuaskan
Direksi Teknik
Pemanfaatan kembali bahan galian untuk keperluan urugan harus mendapat persetujuan
dari Direksi Pekerjaan sebelum bahan ini dianggap cocok.

10.2. Bahan - Bahan


(1)

(2)
(3)
(4)

Bahan galian yang tidak memenuhi persyaratan dan yang memenuhi persyaratan sebagai
bahan timbunan tetapi berlebihan atau tidak diperlukan dalam konstruksi, harus dibuang
sebagai bahan buangan
Bahan urugan untuk timbunan menggunakan urugan pilihan/sirtu
Bilamana harus dilakukan pemadatan, pada kondisi jenuh urugan akan berupa pasir atau
kerikil atau bahan berbutir bersih dengan indeks plastisitas tidak lebih dari 6%
Penyedia Pekerjaan Konstruksi akan bertanggung jawab untuk semua penyelenggaraan
dan biaya-biaya bagi pembuangan bahan - bahan berlebihan atau bahan tidak cocok,
termasuk pengangkutan.

10.3. Pelaksanaan Pekerjaan


(1)

Galian Tanah
a. Penggalian harus dilakukan untuk mencapai garis elevasi dan permukaan dan
kedalaman yang disyaratkan atau ditentukan dan diindikasikan dalam gambar
dengan cara yang sedemikian rupa, sehinga persyaratan dari pekerjaan selanjutnya
terpanuhi. Jika diperlukan untuk mendapatkan daya dukung yang baik, maka dasar
galian harus dipadatkan.
b. Galian pondasi harus mempunyai lebar yang cukup untuk membangun maupun
memindahkan rangka\bekesting yang diperlukan, dan juga untuk mengadakan
pembersihan

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang [Umum/Pemilihan Langsung] dengan Pascakualifikasi

BAB. 11 - 5

c.
d.

e.
f.

Jika galian melampaui batas kedalaman, Penyedia Pekerjaan Konstruksi harus


menimbun kembali dan dipadatkan sampai kepadatan maksimum.
Sedalam mungkin galian jika terdapat air Penyedia Pekerjaan Konstruksi harus
menjaga galian tersebut dan melengkapinya dengan peralatan pompa penyedot dan
tenaga kerja, serta membuat tempat air mengumpul atau tanggul sementara
seperlunya untuk mengeluarkan atau membuang air dari lubang galian
Penggalian yang berada didalam atau didekat suatu bangunan/konstruksi yang sudah
ada harus dipasang penyangga/pengaman pada pinggiran galian
Material hasil galian harus segera disingkirkan dari lokasi pekerjaan, agar tidak
menghambat lalulintas

(2)

Pengangkutan Tanah Bekas Galian


a. Seluruh material yang telah digali dalam batas volume yang telah ditentukan, dan
apabila tidak bisa dibuang secara langsung , maka untuk sementara dapat diletakan
didaerah sekitar galian.
b. Penempatan hasil Galian tersebut jangan sampai menggangu sekitarnya.
c. Walapupun ditempatkan sementara, tanah hasil galian tidak dibenarkan berada pada
tempat tersebut sampai 1 (satu hari )
d. Seluruh hasil material bekas galian harus dibuang dan tempat bekas penempatan
sementara hasi galian, ditinggalkan dalam keadaan rapih dan bersih.
e. Alat transportasi yang digunakan untuk mengangkut tanah sisa galian adalh Dump
Truk dengan kapasita muat minimal 3 m
f. Kontraktor harus melaporkan kepada Direksi Pekerjaan setiap kali akan mengadakan
pengangkutan material sisa galian keluar proyek, serta harus mencatat berapa m
volume dari material yang diangkut setiap ada pekerjaan pengankutan

(3)

Urugan Tanah
a. Urugan tanah harus dilakukan dalam cuaca kering. Penumpukan dan pengurugan
tanah pada umumnya tidak diijinkan, khususnya selama musim hujan
b. Setelah penempatan dan pengurugan, masing-masing lapisan harus dipadatkan
menyeluruh dengan peralatan yang cocok dan memadai yang disetujui oleh Direksi
Teknik sampai pada persyaratan-persyaratan kepadatan yang ditentukan.
c. Semua pekerjaan pengurugan harus dilaksanakan lapis demi lapis dan dipadatkan,
tebal lapisan 15 cm dan selama proses pemadatan harus dibasahi dengan air untuk
mendapatkan hasil kepadatan maksimum.
d. Pemadatan hendaknya dimulai dari ujung paling luar menuju ketengah, dimana
masing masing bagian menerima desakan pemadatan yang sama dan merata.
PASAL 10
PASANGAN BATU KALI

10.1. Umum
(1)
(2)
(3)

Ruang lingkup pekerjaan ini meliputi pengadaan, pengangkutan, penempatan dan


pemasangan.
Pekerjaan pemasangan batu belah yang dimaksud adalah seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan didalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan
Pekerjaan Pasangan Batu kali dalam spesifikasi ini meliputi pasang batu kali dengan
adukan.

10.2. Bahan - Bahan


(1)

Batu Fondasi
a. Jenis batu digunakan untuk fondasi adalah batu bulat atau batu belah bersumber dari
batu kali maupun batu gunung dengan ukuran berkisar antara 15 - 20 cm
b. Toleransi ukuran batu yang diperkenakan adalah + 5 cm

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang [Umum/Pemilihan Langsung] dengan Pascakualifikasi

BAB. 11 - 6

c.

d.
e.

Batu belah yang dipakai adalah batu sungai atau batu gunung yang dibelah, keras
tidak poreus, bersih dan besarnya tidak lebih dari 25 cm. Tidak diperkenankan
memakai batu yang berbentuk bulat atau batu endapan. Jika dilakukan pembelahan
ditempat maka harus dilakukan diluar daerah pekerjaan.
Kwalitas, jenis dan ukuran batu belah yang dipakai disetujui oleh Direksi Teknis
Bahan batu untuk fondasi harus bersih dari bebas dari lumpur dan bahan organik.

(2)

Pasir Pasang
a. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5%.
b. Pasir harus bergradasi/baik dan kasar dengan hampir seluruh partikel lolos saringan
4,75 mm.
c. Pasir atau agregat halus bebas dari cacat kotoran organik, dan jika diminta oleh
Direksi Teknik harus diadakan pengujian kandungan organic menggunakan
pengujian colorimetric AASHTO T21. Setiap agregat yang gagal pada tes warna, harus
diganti
d. Pasir halus terdiri dari pasir alam bersih, disarankan untuk dicuci sebelum
e. Pasir laut tidak boleh digunakan untuk pekerjaan ini

(3)

Semen (Portland Cement) dan Air


a. Semen yang digunakan adalah semen Tipe I untuk Pemakaian umum-tanpa sifat-sifat
khusus
b. Memenuhi persyaratan SNI sebagai material semen
c. Air sebagai bahan pencampur digunakan air bersih, tawar dan bebas dari bahan
kimia yang dapat merusak pondasi, atau bahan organik.

(4)

Adonan (Campuran).
a. Pasir dan semen diukur dan dicampur kering secara manual atau dengan alat
pencampur di tempat yang datar diaduk sampai merata. Kemudian ditambahkan air
yang cukup.
b. Campuran yang baik berlanjut selama 5-10 menit sampai didapatkan satu adonan
yang baik.
c. Adonan untuk menanam dan menyambung pasangan batu dari 1Pc : 3 Ps

10.3. Pelaksanaan Pekerjaan


(1)

Pasangan Batu
a. Pengaturan untuk garis, ketinggian dan kelandaian harus diselesaikan sampai
disetujui Direksi sebelum pekerjaan pasangan batu dimulai
b. Batu harus dan dibasahi sepenuhnya sebelum dipasang, diberikan waktu untuk
penyerapan air. Pondasi atau lapisan dasar yang sudah disiapkan harus Juga
disiapkan.
c. Sedapat mungkan mempergunakan mesin-mesin pengaduk (concrete mixer) dan
peralatan memadai
d. Tebal alas adonan untuk masing-masing lapisan pekerjaan batu adalah dalam
batasbatas 2-5 cm, tetapi harus dipertahankan sampai keperluan minimum untuk
menjamin bahwa semua rongga di antar batu yang dipasang telah diisi sepenuhnya.
e. Suatu lapisan adonan segar tebal paling sedikit 3 cm harus dipasang di atas pondasi
yang telah di siapkan secepatnya sebelum pasangan batu, batu pada lapisan pertama.
Batu pilihan yang besar harus digunakan untuk lapisan bawah dan di sudut-sudut.
Harus diperhatikan dan dihindari pengelompokkan batu yang sama ukurannya
f. Batu harus diletakkan dengan permukaan yang paling panjang mendatar dan
permukaan menonjol masing-masing batu harus diatur sejajar dengan permukaan
dinding yang sedang dibangun.
g. Batu-batu harus dipasang dengan hati-hati untuk menghindarkan penggeseran atau
gerakan batu yang sudah di pasang. Alat-alat yang mecukupi harus disediakan

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang [Umum/Pemilihan Langsung] dengan Pascakualifikasi

BAB. 11 - 7

h.

dimana perlu untuk menopang dan memasang batu-batu besar, berat dalam
posisinya. Penggilasan atau memutar-mutar batu di atas pekerjaan batu yang sudah
terpasang tidak diijinkan
Jumlah penyediaan adonan batu harus sampai batu terakhir, sehingga seluruh
susunan batu dipasang diatas adonan yang segar. Jika sebuah batu dalam struktur
menjadi lepas atau tergeser sesudah adonan diletakkan, batu tersebut harus
disingkirkan, dibersihkan dari adonan-adonan yang mengeras dan dipasang kembali
dengan adonan segar
PASAL 11
PEKERJAAN PELESTER, SIAR DAN ACIAN

11.1. Umum
(1)
(2)

(3)

Ruang lingkup pekerjaan pelesteran dan acian meliputi pengadaan material,


pengangkutan, pencampuran dan pemasangan.
Pekerjaan Pelesteran dalam spesifikasi ini meliputi pelesteran dinding kedap air,
pelesteran dinding bata biasa dan plesteran beton yang tidak ditutup dengan lapisan
penutup keramik, marmer dan sejenisnya.
Pekerjaan Acian meliputi pelapisan Pc pada seluruh permukaan yang dipelester.

11.2. Bahan - Bahan


(1)

Pasir Pasang
a. Butiran pasir kehitaman dan keras serta lolos ayakan (saringan) 4,75 mm.
b. Pasir harus bergradasi/baik dan kasar dengan hampir seluruh partikel lolos saringan
4,75 mm.
c. Pasir atau agregat halus bebas dari cacat kotoran organik, dan jika diminta oleh
Direksi Teknik harus diadakan pengujian kandungan organic menggunakan
pengujian colorimetric AASHTO T21. Setiap agregat yang gagal pada tes warna, harus
diganti
d. Pasir halus terdiri dari pasir alam bersih, disarankan untuk dicuci sebelum
digunakan,
e. Pasir laut tidak boleh digunakan untuk pekerjaan ini

(2)

Semen (Portland Cement)


a. Semen yang digunakan adalah semen Tipe I untuk pemakaian umum tanpa sifat-sifat
khusus
b. Untuk pelaksanaan pekerjaan harus diusahakan hanya menggunakan satu merk
semen.
c. Semen memenuhi persyaratan SNI sebagai material semen
d. Air sebagai bahan pencampur harus air bersih, tawar dan bebas dari bahan kimia
yang dapat merusak atau bahan organik.

(3)

Adonan (Campuran).
a. Pasir dan semen diukur dan dicampur kering secara manual atau dengan alat
pencampur di tempat yang datar diaduk sampai merata. Kemudian ditambahkan air
yang cukup.
b. Campuran yang baik berlanjut selama 5-10 menit sampai didapatkan satu adonan
yang baik.
c. Adonan untuk pelesteran kedap air 1Pc : 3Ps
d. Adonan untuk siar 1 Pc : 2Ps
e. Pekerjaan siar dapat berupa :
 Siar terbenam (pengisi sambungan) tebal rata rata 1 cm dari permukaan batu.
 Siar rata, siaran diratakan dengan permukaan batu.
 Siar timbul, siaran setebal 1 cm dan tidak lebih dari 2 cm

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang [Umum/Pemilihan Langsung] dengan Pascakualifikasi

BAB. 11 - 8

a. Acian pada permukaan pelesteran memakai semen 3,00 kg/m2


11.3. Pelaksanaan Pekerjaan
a.
b.

c.
d.
e.
f.
g.

Permukaan batu disiram terlebih dahulu sebelum dipelester


Tebal plester yang dimaksud , kecuali dinyatakan lain adalah 10 mm dengan toleransi
maksimum 15 mm. Bilamana ketebalan ketebalan toleransi melampaui karena
kondisi permukaan dinding harus diperbaiki
Acian dilakukan pada permukaan atas pasangan yang dipelester
Siar/adukan yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis harus disingkirkan..
Siar harus timbul bidang pemasangannya.
Adukan dibuat dalam jumlah yang dapat dipakai habis dalam waktu 45 menit.
Adukan dapat dipakai sampai batas tidak dapat diolah (lebih kurang dari 90 menit
setelah adukan jadi).

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang [Umum/Pemilihan Langsung] dengan Pascakualifikasi

BAB. 11 - 9

PASAL 12
PEKERJAAN BETON
12.1. PERANCAH
(1)

Umum
a.

b.
(2)

Bahan - Bahan
a.
b.

(3)

Perancah merupakan suatu konstruksi yang mendukung Acuan dan beton cor yang
masih segar untuk konstruksi, yakni sebelum beton mengeras dan mencapai
kekuatan yang disyaratkan serta sebelum beton mencapai bentuknya yang permanen.
Jika tidak ditunjukkan pada Gambar Rencana,
Penyedia Pekerjaan Konstruksi harus menyerahkan perhitungan dan gambar
perancah yang bersangkutan untuk disetujui oleh Direksi Teknik.

Bahan perancah menggunakan dolken kayu atau bambu minimum diameter 15 cm


Bahan kayu bermutu baik atau cukup yang diuraikan dalam kontrak. Kayu harus
memenuhi Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) dan disetujui oleh Direksi
Teknik sebelum digunakan.

Pelaksanaan Pekerjaan
a.

b.

c.

Perencanaan Perancah harus dilakukan pada tumpuan dasar yang kokoh, dilindungi
terhadap penurunan, dan konstruksi itu harus mampu menahan semua beban yang
bekerja. Penyedia Pekerjaan Konstruksi harus membuat perhitungan dan melakukan
tindakan pencegahan yang diperlukan dalam hubungan dengan pelenturan perancah
sebagai akibat gaya-gaya yang bekerja di atasnya, dengan cara demikian sehingga
pada tahap akhir pekerjaan beton, permukaan dan bentuk konstruksi beton harus
sesuai dengan elevasi dan bentuk seperti yang ditunjukkan pada Gambar Rencana.
Jika perancah menunjukkan tanda-tanda adanya penurunan sebelum atau selama
pengecoran beton dengan cara sedemikian sehingga menurut Direksi Teknik, bahwa
penurunan itu mungkin menyebabkan kegagalan untuk mencapai posisi/elevasi akhir
sesuai dengan Gambar Rencana, atau menurut pendapatnya, dapat menyebabkan
bahaya terhadap konstruksi itu, maka Direksi Teknik akan memerintahkan Penyedia
Pekerjaan Konstruksi untuk membongkar hasil pekerjaan beton yang dilaksanakan
dan meminta Penyedia Pekerjaan Konstruksi memperkuat perancah sampai dianggap
cukup kuat.
Semua biaya yang berhubungan dengan perbaikan dan pembongkaran perancah
harus ditanggung seluruhnya oleh Penyedia Pekerjaan Konstruksi..

12.2. ACUAN (BEKISTING)


(1)

Umum
Acuan berupa suatu konstruksi yang di dalamnya beton akan dicor. Acuan harus dibuat
dari kayu atau bahan lain yang digunakan untuk mencetak beton segar demikian sehingga
sesudah beton itu mengeras, beton akan sesuai dengan ukuran-ukuran dan posisi seperti
yang ditunjukkan pada Gambar Rencana.

17.1. Standar Rujukan


(1)

PKKI (Tata Cara Perencanaan Konstruksi Kayu Indonesia) NI 5 1971

(2)

RSNI3 PKKI (Perencanaan Konstruksi Kayu Indonesia) NI 5 2002

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang [Umum/Pemilihan Langsung] dengan Pascakualifikasi

BAB. 11 - 10

(2)

Bahan - Bahan
a.
b.

(3)

Acuan terbuat dari multipleks minimum 6 mm


Rangka penguat acuan menggunakan kayu kelas II dengan rangka pembagi kayu kelas
III sesuai keperluan yanq diuraikan dalam dokumen kontrak dan harus memenuhi
Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PPKI) dan disetujui oleh Direksi Teknik.

Pelaksanaan Pekerjaan
a

b
c
d

e
f

g
h

Perencanaan acuan harus dilaksanakan sesuai dengan instruksi-instruksi yang


diberikan oleh Direksi Teknik. Gambar Rencana yang terinci dan memperlihatkan
bentuk
Acuan harus disetujui oleh Direksi Teknik. Acuan harus direncanakan untuk menjamin
bahwa pembongkaran Acuan beton tidak akan merusak beton atau perancah.
Penurunan antara dua peletakan tidak boleh melebihi satu pertiga ratus (1/300)
bentang, atau bagaimanapun juga penurunan tidak boleh lebih dari 3 mm.
Pemasangan Permukaan bagian dalam Acuan diberi lepis minyak, atau bahan lain
yang disetujui oleh Direksi Teknik sedemikian sehingga permukaan Acuan dapat
dilepaskan dengan mudah apabila beton telah mengeras.
Material harus dari satu jenis yang tidak mempengaruhi mutu beton dan tidak
menyebabkan noda warna pada permukaan beton dikemudian hari.
Minyak Acuan harus dilapiskan sebelum pemasangan tulangan untuk menjamin agar
minyak tersebut tidak melekat pada permukaan baja tulangan dan mengurangi ikatan
antara baja dan beton.
Jika ada kawat pengikat besi atau baja yang tersisa tertanam pada beton harus
mendapat disetujui Direksi Teknik.
Kerusakan-kerusakan seperti penurunan, deformasi, dan lain-lain harus diperbaiki
segera. Apabila selama pekerjaan pengecoran, ternyata diamati ada perubahan bentuk
acuan, beton pada tempat yang bersangkutan harus dibuang dulu dan acuan diperkuat
sesuai dengan instruksi Direksi Teknik.
Apabila beton dicor pada galian, maka dinding-dinding vertikal harus diberi acuan,
kecuali jika ditentukan lain oleh Direksi Teknik atau seperti yang dirinci pada Gambar
Rencana.
Pembongkaran Acuan dan Perancah tidak boleh dilaksanakn kecuali sesudah Direksi
Teknik telah memberikan persetujuan untuk itu. Secara umum, perancah dan acuan
dapat dibongkar sesudah beton berumur 3 (tiga) minggu

12.3. BAJA TULANGAN UNTUK BETON


(1)

Umum
a.
b.
c.
d.

e.

Pekerjaan yang tercakup berupa penyediaan, pemotongan, pembengkokan dan


pemasangan batang-batang baja untuk tulangan beton.
Berdasarkan profilnya, batang-bntang tulangan dapat dibagi dalam batang polos dan
batang ulir. Batang polos diberi simbol sedangkan batang ulir D
Penyedia Pekerjaan Konstruksi harus menangani serta menyimpan seluruh baja
tulangan sedemikian untuk mencegah distorsi, kontaminasi, korosi, atau kerusakan
Penyedia Pekerjaan Konstruksi harus menyediakan fasilitas di tempat kerja untuk
pemotongan dan pembengkokan tulangan, baik jika melakukan pemesanan tulangan
yang telah dibengkokan maupun tidak, dan harus menyediakan persediaan (stok)
batang lurus yang cukup di tempat, untuk pembengkokan sebagaimana yang
diperlukan dalam memperbaiki kesalahan atau kelalaian
Batang batang baja tulangan harus disimpan ditempat yang terlindung, ditumpuk dan
tidak boleh menyentuh tanah dan dilindungi terhadap karat atau rusak karena cuaca

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang [Umum/Pemilihan Langsung] dengan Pascakualifikasi

BAB. 11 - 11

f.

(2)

Standar Rujukan
a.
b.
c.

(3)

SNI 07-6401-2000 : Spesifikasi Kawat Baja dengan Proses Canay Dingin untuk
Tulangan Beton
SNI 03-6812-2002 : SpesifikasiAnyaman Kawat Baja Polos yang Dilas untuk Tulangan
Beton
SNI 03-6816-2002 : Tata Cara Pendetailan Penulangan Beton

Bahan - Bahan
a.

b.

c.

d.
e.
f.
(4)

Penggantian Ukuran Batang dari ukuran yang tertera hanya diijinkan bila secara jelas
disahkan oleh Direksi Pekerjaan. Bilamana baja diganti haruslah dengan luas
penampang yang sama dengan ukuran rancangan awal, atau lebih besar.

Kelas dan mutu baja tulangan polos atau berulir harus sesuai dan memenuhi Tabel
berikut ini
Tabel 1.
Drajat kualitas Baja Tulangan dan Tegangan yang di izinkan
Tegangan Luluh Karakteristik
Jenis
Macam
(Kg/cm2)
U 22
Baja lemah
2.200
U 24
Baja lemah
2.400
U 32
Baja sedang
3.200
U 39
Baja keras
3.900
U 48
Baja keras
4.800
Jika mutu baja tulangan meragukan, maka harus diperiksa oleh lembaga
pemerikasaan bahan-bahan yang diakui untuk pengujian material. Kemudian
lembaga tersebut akan memberikan pendapat dan pertimbangan-pertimbangan
dalam penggunaan jenis baja tersebut.
Batang-batang baja yang digunakan untuk tulangan harus bersih bebas dari karat,
kotoran, material lepas, gemuk, cat, lumpur, kulit giling serta bahan lain yang
melekat..
Bila anyaman baja tulangan diperlukan, seperti untuk tulangan pelat, anyaman
tulangan yang di las yang memenuhi SNI 03-6812-2002 dapat digunakan.
Kawat pengikat untuk mengikat tulangan harus kawat baja lunak yang memenuhi SNI
07-6401-2000
Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter 1 mm yang telah
dipijarkan terlebih dan tidak tersepuh seng.

Pelaksanaan Pekerjaan
a.

Pembongkokan
 Potongan batang tulangan harus di bengkokkan dengan hari-hati. Batang tulangan
yang diderajat kualitas baja keras tidak boleh dibengkokkan dua kali.
 Dalam hal jari-jari pembongkokan tidak ditujukan pada gambar rencana, paling
sedikit harus 5 kali diameter batang bersangkutan (untuk batang polos) atau 6,5
kali diameter batang yang bersangkutan (untuk bantang ulir).
 Terkecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan, seluruh baja tulangan harus
dibengkokkan secara dingin dan sesuai dengan prosedur SNI 03-6816-2002,
menggunakan batang yang pada awalnya lurus dan bebas dari lekukan-lekukan,
bengkokan-bengkokan atau kerusakan. Bila pembengkokan secara panas di
lapangan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, tindakan pengamanan harus diambil
untuk menjamin bahwa sifat-sifat fisik baja tidak terlalu berubah banyak

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang [Umum/Pemilihan Langsung] dengan Pascakualifikasi

BAB. 11 - 12

b.

Pemasangan dan Penyetelan


 Baja tulangan harus dipasang teliti sehingga sesuai dengan gambar Rencana dan
persyaratan-parsyaratan untuk selimut, diikat dengan kokoh sesuai posisinya dan
diletakan diatas pendukung yang dibuat dari dadukan semen pasir (1 : 2) ukuran 3
x 3 cm atau metode lain yang disetujui oleh Direksi Teknik.
 Tulangan tidak boleh ditempatkan pada logam-logam atau langsung diatas acuan
yang dapat menyebabkan tulangan itu terbuka langsung pada udara luar setelah
acuan bibongkar. Batang tulangan tidak boleh juga diletakan diatas kayu atau
kerikil / partikel-partikel agregat.
 Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat
sehingga tidak tergeser pada saat pengecoran.
 Pengelasan pada baja tulangan tidak diperkenankan, terkecuali terinci dalam
Gambar atau secara khusus diijinkan oleh Direksi Pekerjaan secara tertulis.
Bilamana Direksi Pekerjaan menyetujui pengelasan untuk sambungan, maka
sambungan dalam hal ini adalah sambungan dengan panjang penyaluran penuh
yang memenuhi ketentuan dari AWS D 2.0. Pendinginan terhadap pengelasan
dengan air tidak diperkenankan
 Bilamana baja tulangan tetap dibiarkan terekspos untuk suatu waktu yang cukup
lama, maka seluruh baja tulangan harus dibersihkan dan diolesi dengan adukan
semen acian (semen dan air saja
 Tidak boleh ada bagian baja tulangan yang telah dipasang boleh digunakan untuk
memikul perlengkapan beton, jalan kerja, lantai untuk kegiatan bekerja atau beban
konstruksi lainnya.
 Sebelum Pengecoran beton maka Direksi Teknik harus diberitahu dan diberi
waktu yang cukup untuk mangadakan pemeriksaan pada pemasangan tulangan
tersebut.

c.

Penutup Beton dan Jarak tulangan


 Jarak antar tulangan-tulangan yang sejajar tidak boleh kurang dari diameter
batang atau ukuran maksimum agregat kasar plus 1 cm, dengan minimum 2,5 cm,
atau lebih besar.
 Apabila tulangan pada balok terdiri lebih dari 1 lapis batang, maka tulangan pada
lapis atas harus ditempatkan tepat diatas lapis bawah tulangan dengan jarak
vertikal minimum 2,5 cm kecuali jika tidak ditunjukkan pada gambar rencana,
maka penutup beton harus diukur dari permukaan beton ke sisi luar tulangan dan
seperti pada tabel berikut.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang [Umum/Pemilihan Langsung] dengan Pascakualifikasi

BAB. 11 - 13

Tabel Tebal Selimut Beton Minimum


untuk Beton Yang Tidak Terekspos Tetapi Mudah Dicapai
Ukuran Batang Tulangan
Tebal Selimut Beton
yang akan diselimuti (mm)
Minimum (cm)
Batang 16 mm dan lebih kecil
3,5
Batang 19 mm dan 22 mm
5,0
Batang 25 mm dan lebih besar
6,0
d.

Sambungan
 Batang - batang tulangan tidak boleh dipotong jika tidak perlu dan harus
ditempatkan pada seluruh panjangnya. Apabila ini tidak memungkinkan maka
potoangan dapat diijinkan apabila panjang batang yang disediakan melebihi
panjang yang ditunjukan pada gambar-gambar.
 Sambungan-sambungan harus di buat pada tempat-tempat dan dengan cara-cara
seperti ditunjukan pada gambar-gambar kecuali jika dengan cara lain yang
disetujui oleh Direksi Teknik. Sambungan-sambugan tidak diijinkan pada tempattempat yang terdapat tegangan maksimum dan harus ditempatkan selang-seling
sehingga tidak lebih dari 1/3 dari batang-batang yang disambung pada satu
tempat.
 Pada tempat-tempat batang-batang tulangan saling melewati (overlap) satu sama
lain, Maka batang-batang harus didukung sehingga batang-batang itu tidak
berhubungan satu sama lain Jika ruang mengijinkan. Batang-batang itu harus di
ikat dengan aman minimum pada dua tempat persambungan.
 Panjang sambungan harus dibuat seperti yang ditunjukan pada gambar-gambar
Rencana. Jika tidak ditunjukan pada Gambar Recana, panjang sambungan lewatan
harus sesuai dengan tabel berikut .
Tabel 3 : Panjang Lewatan minimum Sambungan lewatan tulangan tarik

Penggunaan tulangan tarik

a. Tulangan tarik secara umum yang


ditentukan dalam b dan c
b. Batang-batang yang dipasang
dengan jarak antara melintang
dari pusat-kepusat lebih dari 12 d
atau 12 dp

Panjang Lewatan Minimum


Batang dengan kait
Batang atapa
ujung diukur dari
kait ujung
tepi luar ke tepi
luar kait
1.3 Ld
1,3 (Ld Le)

1.1 Ld

1.1 (Ld Le)

c. Tulangan pelat, dniding dari


1.8 Ld
1.8 (Ld Le)
pondasi telapak yang memikul
lentur dalam 2 arah
Catatan : Ld , Le dan dp harus dihitiung seperti yang ditentukan dalam SNI .
Tabel 4 : Panjang Lewatan Minimum sembungan lewatan tulangan tekan
Panjang Lewtan minimum untuk
Batang ulir bertemu
Kelas Beton
Batang polos
U32 dan lebih
Lebih Tinggi dari
rendah
U32
Kelas II
50 d
28 dp
32 dp
Kelas III
40 d
20 dp
24 dp
Catatan : dp dihitung sesuai dengan yang ditentukan dalam SNI
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi
Metode e-Lelang [Umum/Pemilihan Langsung] dengan Pascakualifikasi

BAB. 11 - 14

 Metode dan ketentuan-ketentuan lebih lanjut mengenai sambugan tulangan harus


dengan spesifikasi SNI
12.4. BETON
Seluruh pekerjaan beton bertulang struktur menggunakan mutu sedang fc = 19,3 MPa atau
setara K.225, kecuali untuk beton tidak struktur seperti beton tumbuk/rabat menggunakan
beton mutu rendah K-100 atau fc = 7,4 MPa.
(1)

Umum
a.

b.

c.

d.

e.

Yang dimaksud dengan beton adalah campuran antara semen portland atau semen
hidraulik yang setara, agregat halus, agregat kasar, dan air dengan atau tanpa bahan
tambahan membentuk massa padat keras dan tahan lama (awet), yang memiliki
karakteristik tertentu.
Agregat berkategori baik adalah bergradasi kasar maupun halus, tetapi jumlah
agregat halus yang dipertahankan adalah jumlah minimum yang diperlukan, apabila
dicampur dengan semen akan cukup untuk mengisi rongga-rongga antara agregat
kasar dan halus dapat memberikan suatu permukaan akhir yang halus
Untuk mencapai beton yang kuat dengan keawetan yang optimum, volume air yang
dimasukkan ke dalam campuran harus dipertahankan sampai jumlah minimum yang
diperlukan untuk memudahkan pengerjaan selama pencampuran.
Bahan tambahan pada campuran beton seperti bahan kimia untuk memperlambat
atau mempercepat waktu pengerasan, tidak diperbolehkan kecuali diminta dalam
Kontrak
Mutu beton yang digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan dalam
kontrak harus seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana atau sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Mutu beton yang digunakan dalam kontrak ini
dibagi sebagai berikut :
Tabel 5 : Mutu Beton dan Penggunaan Jenis Beton
Mutu dan
Penggunaan
Jenis Beton

bk
(Kg/cm2)

Mutu tinggi

45

K500

Mutu sedang

20 x < 45

K250 x < K500

15 x < 20

K175 x < K250

10 x < 15

K125 x < K175

Mutu rendah

f.

fc
(MPa)

Uraian
Umumnya digunakan untuk beton
prategang seperti tiang pancang
beton prategang, gelagar beton
prategang, pelat beton prategang
dan sejenisnya.
Umumnya digunakan untuk beton
bertulang seperti fondasi, kolom,
pelat lantai, balok beton bertulang
Umumya
digunakan
untuk
struktur beton tanpa tulangan
seperti beton siklop, rabat dan
trotoar
Digunakan sebagai lantai kerja,

Toleransi
1. Toleransi Dimensi
 Struktur dengan panjang keseluruhan s/d 6 m
 Struktur dengan panjang lebih dari 6 m

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang [Umum/Pemilihan Langsung] dengan Pascakualifikasi

+ 5 mm
+ 15 mm

BAB. 11 - 15

2. Toleransi Bentuk
 Persegi (selisih dalam panjang diagonal)
 Kelurusan atau lengkungan (penyimpangan dari garis
yang dimaksud) untukpanjang s/d 3 m
 Kelurusan atau lengkungan untuk panjang 3 m - 6 m
 Kelurusan atau lengkungan untuk panjang > 6 m
3. Toleransi Kedudukan (dari titik patokan)
 Kedudukan kolom pra-cetak dari rencana
 Kedudukan permukaan horizontal dari rencana
 Kedudukan permukaan vertikal dari rencana
4. Toleransi Ketinggian (elevasi) :
 Puncak lantai kerja di bawah pondasi
 Puncak lantai kerja di bawah pelat injak
 Puncak kolom, tembok kepala, balok melintang
5. Toleransi untuk Penutup / Selimut Beton Tulangan
 Selimut beton sampai 3 cm
 Selimut beton 3 cm - 5 cm
 Selimut beton 5 cm - 10 cm
g.

h.

i.

j.

10 mm
12 mm
15 mm
20 mm
+ 10 mm
+ 12 mm
+ 20 mm
10 mm
10 mm
10 mm

0 dan + 5 mm
-0 dan +10 mm
10 mm

Pengajuan Kesiapan Kerja


 Penyedia Pekerjaan Konstruksi harus mengirimkan contoh dari seluruh bahan
yang hendak digunakan
 Penyedia Pekerjaan Konstruksi harus mengirimkan rancangan campuran (mix
design) untuk mutu beton yang akan digunakan sebelum pekerjaan pengecoran
beton dimulai, lengkap dengan hasil pengujian bahan dan hasil pengujian
percobaan campuran beton di laboratorium berdasarkan kuat tekan beton untuk
umur 7 dan 28 hari, kecuali ditentukan untuk umur-umur yang lain oleh Direksi
Pekerjaan.
Campuran Percobaan
 Sebelum dilakukan pengecoran, Penyedia Pekerjaan Konstruksi harus membuat
campuran percobaan menggunakan proporsi campuran hasil rancangan
campuran serta bahan yang diusulkan, dengan disaksikan oleh Direksi Pekerjaan,
yang menggunakan jenis instalasi dan peralatan yang sama seperti yang akan
digunakan untuk pekerjaan (serta sudah memperhitungkan waktu pengangkutan
dll).
 Dalam kondisi beton segar, adukan beton harus memenuhi syarat kelecakan (nilai
slump) yang telah ditentukan. Pengujian kuat tekan beton umur 7 hari dari hasil
campuran percobaan harus mencapai kekuatan minimum 90% dari nilai kuat
tekan beton rata-rata yang ditargetkan dalam rancangan campuran beton (mix
design) umur 7 hari.
 Bilamana hasil pengujian beton berumur 7 hari dari campuran percobaan tidak
menghasilkan kuat tekan beton yang disyaratkan, maka Penyedia Pekerjaan
Konstruksi harus melakukan penyesuaian campuran dan mencari penyebab
ketidaksesuaian tengan meminta saran tenaga ahli di bidang beton untuk
kemudian melakukan percobaan campuran kembali sampai dihasilkan kuat tekan
beton di lapangan yang sesuai dengan persyaratan.
 Bilamana percobaan campuran beton telah sesuai dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan, maka Penyedia Pekerjaan Konstruksi boleh melakukan pekerjaan
pencampuran beton sesuai dengan Formula Campuran Kerja (Job Mix Formula,
JMF) hasil percobaan campuran
Penyedia Pekerjaan Konstruksi harus memberitahu Direksi Pekerjaan secara tertulis
paling sedikit 24 jam sebelum tanggal rencana mulai melakukan pencampuran atau
pengecoran beton
Perbaikan Atas Pekerjaan Beton Yang Tidak Memenuhi Ketentuan

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang [Umum/Pemilihan Langsung] dengan Pascakualifikasi

BAB. 11 - 16

k.

l.

(2)

Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi kriteria toleransi yang
disyaratkan dalam Pasal 7.1.1.5), atau yang tidak memiliki permukaan akhir yang
memenuhi ketentuan, atau yang tidak memenuhi sifat-sifat campuran yang
disyaratkan dalam Pasal 7.1.3.1), harus mengikuti petunjuk yang diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan dan dapat meliputi :
 Perubahan proporsi campuran beton untuk sisa pekerjaan yang belum
dikerjakan;
 Tambahan perawatan pada bagian struktur yang hasil pengujiannya gagal;
 Perkuatan atau pembongkaran menyeluruh dan penggantian bagian pekerjaan
yang dipandang tidak memenuhi ketentuan ;
Bilamana terjadi perbedaan pendapat dalam mutu pekerjaan beton atau adanya
keraguan dari data pengujian yang ada, Direksi Pekerjaan dapat meminta Penyedia
Pekerjaan Konstruksi melakukan pengujian tambahan yang diperlukan untuk
menjamin bahwa mutu pekerjaan yang telah dilaksanakan dapat dinilai dengan adil.
Biaya pengujian tambahan tersebut haruslah menjadi tanggung jawab Penyedia
Pekerjaan Konstruksi.
Perbaikan atas pekerjaan beton yang retak atau bergeser yang diakibatkan oleh
kelalaian Penyedia Pekerjaan Konstruksi merupakan tanggung jawab Penyedia
Pekerjaan Konstruksi dan harus dilakukan dengan biaya sendiri.. Penyedia Pekerjaan
Konstruksi tidak bertanggung jawab atas kerusakan yang timbul berasal dari bencana
alam yang tidak dapat dihindarkan, asalkan pekerjaan yang rusak tersebut telah
diterima dan dinyatakan oleh Direksi Pekerjaan secara tertulis telah selesai

Standar Rujukan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

SNI 03-1972-1990 : Metode pengujian slump beton


SNI 03-1974-1990 : Metode pengujian kuat tekan beton
SNI 03-2495-1991 : Spesifikasi bahan tambahan untuk beton
SNI 03-2834-2000 : Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal.
SNI 2417 : 008 : Metode pengujian keausan agregat dengan mesin Los Angeles
SNI 3407: 2008 : Metode pengujian sifat kekekalan bentuk agregat terhadap larutan
natrium sulfat dan magnesium sulfat.
SNI 03-4141-1996 : Metode pengujian gumpalan lempung dan butir-butir mudah
pecah dalam agregat
SNI 03-4142-1996 : Metode pengujian jumlah bahan dalam agregat yang lolos
saringan No.200 (0,075 mm).
SNI 03-2816-1992 : Metode pengujian kotoran organik dalam pasir untuk campuran
mortar dan beton

12.1. Bahan - Bahan


(1)

Semen
a. Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen Portland tipe I, II,
III, IV, dan V yang memenuhi SNI 15-2049-2004 tentang Semen Portland.
b. Semen tipe IA (Semen Portland tipe I dengan air-entraining agent ), IIA (Semen
Portland tipe II dengan air-entraining agent), IIIA (Semen Porgtland tipe III dengan
air-entraining agent), PPC (Portland Pozzolan Cement), dan PCC (Portland Composite
Cement) dapat digunakan apabila diizinkan oleh Direksi Pekerjaaan. Apabila hal
tersebut diizinkan, maka Penyedia Pekerjaan Konstruksi harus mengajukan kembali
rancangan campuran beton sesuai dengan merek semen yang digunakan.
c. Di dalam satu proyek hanya dapat digunakan satu merek semen, kecuali jika
diizinkan oleh Direksi Pekerjaan. Apabila hal tersebut diizinkan, maka Penyedia
Pekerjaan Konstruksi harus mengajukan kembali rancangan campuran beton sesuai
dengan merek semen yang digunakan.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang [Umum/Pemilihan Langsung] dengan Pascakualifikasi

BAB. 11 - 17

(2)

Air
a. Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya harus
bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula
atau organik. Air harus diuji sesuai dengan; dan harus memenuhi ketentuan dalam SNI
03-6817-2002 tentang Metode pengujian mutu air untuk digunakan dalam beton.
b. Apabila timbul keragu-raguan atas mutu air yang diusulkan dan karena sesuatu sebab
pengujian air seperti di atas tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan
perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen dan pasir standar dengan memakai
air yang diusulkan dan dengan memakai air murni hasil sulingan. Air yang diusulkan
dapat digunakan apabila kuat tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7 (tujuh)
hari dan 28 (dua puluh delapan) hari mempunyai kuat tekan minimum 90% dari kuat
tekan mortar dengan air suling untuk periode umur yang sama. Air yang diketahui
dapat diminum dapat digunakan.

(3)

Agregat
a.

Ketentuan Gradasi Agregat


 Gradasi agregat maksimum 30 mm atau gradasi agregat kasar dan halus (pasir)
harus memenuhi ketentuan yang diberikan dalam Tabel Ketentuan Gradasi
Agregat. tetapi atas persetujuan Direksi Pekerjaan, bahan yang tidak memenuhi
ketentuan gradasi tersebut masih dapat digunakan apabila memenuhi sifat-sifat
campuran yang disyaratkan dalam Butir. b. tentang sifat-sifat agregat
Tabel 6 : Ketentuan Gradasi Agregat
Ukuran
Saringan
Inci = (mm)
2 = 50,8
1 = 38,1
1 = 2,54
= 19
= 12,7
3/8 = 9,5
#4 = 4,75
#8 = 2,36
#16 = 1,18
#50 = 0,300
#100 = 0,150

Persen Berat Yang Lolos Untuk Agregat


Halus
100
95 - 100
80 - 100
50 - 85
10 - 30
2 - 10

37,5 mm
100
95 -100
35 - 70
10 - 30
0-5
-

Kasar
Ukuran Maksimum
25 mm
19 mm
12,5 mm
100
95 - 100
100
90 - 100
100
25 - 60
90 - 100
20 - 55
40 - 70
0 -10
0 - 10
0 - 15
0-5
0-5
0-5
-

10 mm
-

100
95 - 100
30 - 65
20 - 50
15 - 40
5 - 15
0-8

 Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran agregat terbesar
tidak lebih dari jarak bersih minimum antara baja tulangan atau antara baja
tulangan dengan acuan, atau celah-celah lainnya dimana beton harus dicor.
b.

Sifat-sifat Agregat
 Agregat yang digunakan harus bersih, keras, kuat yang diperoleh dari pemecahan
batu atau koral, atau dari penyaringan dan pencucian (jika perlu) kerikil dan pasir
sungai.
 Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan oleh pengujian
SNI 03-2816-1992 tentang Metode pengujian kotoran organik dalam pasir untuk
campuran mortar dan beton, dan harus memenuhi sifat-sifat lainnya yang
diberikan dalam Tabel Ketetnuan Mutu Agregat, bila contoh-contoh diambil dan
diuji sesuai dengan prosedur yang berhubungan.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang [Umum/Pemilihan Langsung] dengan Pascakualifikasi

BAB. 11 - 18

Tabel 7: Ketentuan Mutu Agregat


Sifat-sifat
Keausan agregat dengan
mesin Los Angeles
Kekekalan
bentuk
agregat terhadap larutan
natrium
sulfat
atau
magnesium sulfat
Gumpalan lempung dan
partikel yang mudah
pecah
Bahan
yang
lolos
saringan No.200.

Metode
Pengujian

Batas Maksimum yang diizinkan


untuk Agregat
Halus (Pasir)
Kasar

SNI 2417:2008

40%

SNI 3407:2008

10% - natrium
15% - magnesium

12% - natrium
18% magnesium

SNI 03-4141-1996

3%

2%

SNI 03-4142-1996

5% kondisi umum,
3% kondisi
permukaan
terabrasi

1%

 Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan oleh pengujian
SNI 03-2816-1992 tentang Metode pengujian kotoran organik dalam pasir untuk
campuran.
c.

Bahan Tambah
Yaitu bahan yang digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan kinerja beton dapat
berupa bahan kimia, bahan mineral atau hasil limbah yang berupa serbuk pozzolanik
sebagai bahan pengisi pori dalam campuran beton.
 Bahan kimia tambahan dalam campuran beton tidak lebih dari 5% berat semen
selama proses pengadukan atau selama pelaksanaan pengadukan tambahan dalam
pengecoran beton. Ketentuan mengenai bahan tambahan ini harus mengacu pada
SNI 03-2495-1991.
Untuk tujuan peningkatan kinerja beton segar, bahan tambahan campuran beton
dapat digunakan untuk keperluan-keperluan : meningkatkan kinerja kelecakan
adukan beton tanpa menambah air; mengurangi penggunaan air dalam campuran
beton tanpa mengurangi kelecakan; mempercepat pengikatan hidrasi semen atau
pengerasan beton; memperlambat pengikatan hidrasi semen atau pengerasan
beton; meningkatkan kinerja kemudahan pemompaan beton; mengurangi
kecepatan terjadinya kehilangan slump (slump loss); mengurangi susut beton atau
memberikan sedikit pengembangan volume beton (ekspansi); mengurangi
terjadinya bliding (bleeding); mengurangi terjadinya segregasi.
Untuk tujuan peningkatan kinerja beton sesudah mengeras, bahan tambahan
campuran beton bisa digunakan untuk keperluan-keperluan : meningkatkan
kekuatan beton (secara tidak langsung); meningkatkan kekuatan pada beton
muda; mengurangi atau memperlambat panas hidrasi pada proses pengerasan
beton, terutama untuk beton dengan kekuatan awal yang tinggi; meningkatkan
kinerja pengecoran beton di dalam air atau di laut; meningkatkan keawetan jangka
panjang beton; meningkatkan kekedapan beton (mengurangi permeabilitas beton)
mengendalikan ekspansi beton akibat reaksi alkali agregat; meningkatkan daya
lekat antara beton baru dan beton lama; meningkatkan daya lekat antara beton
dan baja tulangan; meningkatkan ketahanan beton terhadap abrasi dan tumbukan.
Apabila menggunakan bahan tambahan yang dapat menghasilkan gelembung
udara, maka gelembung udara yang dihasilkan tidak boleh lebih dari 5%.
Penggunaan jenis bahan tambahan kimia untuk maksud apapun harus
berdasarkan hasil pengujian laboratorium yang menyatakan bahwa hasilnya
sesuai dengan persyaratan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
 Mineral yang berupa bahan tambahan atau bahan limbah dapat berbentuk abu
terbang (fly ash), pozzolan, mikro silica atau silica fume. Apabila digunakan bahan

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang [Umum/Pemilihan Langsung] dengan Pascakualifikasi

BAB. 11 - 19

tambahan berupa abu terbang, maka bahan tersebut harus sesuai dengan standar
spesifikasi yang ditentukan dalam SNI 03-2460-1991 tentang Spesifikasi abu
terbang sebagai bahan tambahan untuk campuran beton.
Penggunaan jenis bahan tambahan mineral untuk maksud apapun harus berdasarkan
hasil pengujian laboratorium yang menyatakan bahwa hasilnya sesuai dengan
persyaratan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
d. Beton Ready Mix
Beton ready mix harus berasal dari suatu sumber yang disetujui oleh Direksi dan
harus memenuhi persyaratan yang diuraikan pada ayat 6 dari bristish Standard No.
1926, 1962, kontraktor harus bertanggung jawab untuk mngusahakan agar beton
memenuhi persyaratan dalam spesifikasi ini termasuk pengontrolan mutu.
Keteraturan pengiriman serta pemasokan beton secara sinambung. Jika salah satu
dari persyaratan dalam spesifikasi ini tidak dipenuhi, Direksi akan menarik kembali
persetujuannya dan mengharuskan kontraktor mengganti pemasok.
Kontraktor harus menyediakan dilapangan satu timbangan dan saringan-saringan
standard dengan penggetar (shaker) untuk mengecek secara teratur campuran yang
sudah direncanakan.
Kontraktor harus mengatur agar Direksi dapat memeriksa alat pembuat beton ready
mix bilamana diperlukan.
Kontraktor harus membuat catatan-catatan yang diperlukan, catatan-catatan
mengenai semen, agregat dan kadar air kedap tiap adukan harus diserahkan kepada
Direksi setiap hari. Berat semen dan agregat kasar serta halus harus terus dicatat
dalam dokumen pengiriman, harus dilakukan pengujian secara periodik untuk
menentukan kadar air agregat dan jumlah air yang ditambahkan pada setiap adukan
harus disesuaikan menurut hasil test tersebut.
Pada dokumen pengiriman harus dicantumkan catatan waktu pengadukan dan
penambahan air. Dikirimkan bersama dengan pengemudi lori diparaf oleh pencatat
waktu yang bertanggung jawab ditempat pengadukan.
Dilapangan dibuat catatan yang meliputi hal-hal berikut ini :
1. Waktu kedatangan lori
2. Waktu registrasi lori dan nama depot
3. Waktu ketika beton telah dicorkan dan dibiarkan tanpa gangguan
4. Mutu beton atau kekuatan yang ditentukan oleh ukuran agregat maksimum
5. Posisi dimana beton dicorkan
6. Tanda-tanda referensi dari kubus uji yang diambil dari pengiriman tersebut
7. Slump (atau faktur kompaksi)
Beton harus ditempatkan dan dibiarkan tanpa gangguan, dalam posisi akhirnya
dalam waktu 1 jam dari saat semen pertama kali bertemu dengan air pengaduk.
Buku catatan harus selalu tersedia untuk diperisa oleh Direksi atau wakilnya.
e. Toleransi untuk Beton yang Tidak Terbuka (tidak Diekspos)
Posisi bagian-bagian struktur antara lain as-as balok/dinding/pelat harus tepat
dalam batas-batas toleransi 1 cm tetapi akumulasi toleransi tidak diperbolehkan.
Ukuran bagian antara lain pada potongan-potongan balok/pelat harus tepat dengan
toleransi 0.3 cm sampai + 0.3 cm.
f.

Toleransi dengan Muka Beton yang Halus (Fair Face)


Toleransi untuk beton dengan muka halus adalah 0.6 cm, posisi bagian struktur
maksimum 0.3 cm untuk bagian struktur. Pergeseran papan bekisting pada siar-siar
tidak boleh melebihi 0.1 cm dan perbedaan garis sepadan (aligment) bagian struktur
harus dalam batas 0.1% akumulasi toleransi tidak diperbolehkan.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang [Umum/Pemilihan Langsung] dengan Pascakualifikasi

BAB. 11 - 20

PASAL 23
PENYELESAIAN HALAMAN
23. 1. Lingkup pekerjaan ini meliputi :
a. Pekerjaan Penyelesaian halaman adalah pembersihan dari segala kotoran dan bekas
pekerjaan diluar kompleks.
b. Perataan tanah dan perapian halaman disekitar site bangunan dengan pengerasan
seperlunya.
PASAL 24
PEKERJAAN LAIN-LAIN
24. 1. Selain persyaratan teknis yang tercantum diatas Penyedia Pekerjaan Konstruksi
diwajibkan pula mengadakan pengurusan-pengurusan antara lain : sebelum memulai
pekerjaan Penyedia Pekerjaan Konstruksi wajib melunasi Retribusi Galian C, ASTEK
serta pajak - pajak lainnya yang telah ditentukan oleh Pemerintah.
24. 2. Sebelum Penyerahan pertama, Penyedia Pekerjaan Konstruksi wajib, meneliti semua
bagian pekerjaan yang belum sempurna harus diperbaiki. Semua ruangan harus bersih
dan dipel, halaman ditata rapi dan semua barang yang tidak berguna harus disingkirkan
dari lokasi Proyek.
24. 3. Meskipun telah ada pengawas dan unsur-unsur lainnya, semua penyiMPangan dari
ketentuan bestek dan gambar menjadi tanggungan pelaksana, untuk itu pelaksana harus
menyelesaikan pekerjaannya sebaik mungkin.
24. 4. Kepada Penyedia Pekerjaan Konstruksi wajib menyerahkan dokumentasi pelaksanaan,
laporan-laporan serta hasil uji laboratorium dan Asbuilt Drawing (jika diperlukan)
kepada Pihak Pengguna sebelum dilaksanakannya Serah Terima I (PHO).
24. 5. Selama masa pemeliharaan, Penyedia Pekerjaan Konstruksi wajib merawat, mengamankan dan memperbaiki segala cacat yang timbul sehingga sebelum penyerahan ke II
(FHO) dilaksanakan pekerjaan benar-benar telah sempurna.
24. 6. Semua yang belum tercantum dalam peraturan ini (RKS) akan ditentukan kemudian
dalam rapat penjelasan (Aanwijzing).
24. 7. Sebelum Serah Terima Pertama Penyedia Pekerjaan Konstruksi harus sudah menyelesaikan kewajibannya membayar dan menyerahkan bukti segala Iuran yang dibebankan
kepada Penyedia Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang [Umum/Pemilihan Langsung] dengan Pascakualifikasi

BAB. 11 - 21

Anda mungkin juga menyukai