XI
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
PASAL 1
UMUM
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
3.1.
3.2.
3.3.
3.4.
Penyedia Pekerjaan Konstruksi harus menyediakan personil sebagai tenaga ahli, tenaga
terampil, tenaga kerja untuk dipekerjakan dilapangan sehubungan dengan pelaksanaan,
penyelesaian dan perbaikan pekerjaan
Personil Inti sebagai Tenaga Ahli dan Tenaga Terampil sebagai pelaksana yang ditugaskan
dilapangan dalam mengontrol jalannya pekerjaan.
Tenaga Ahli dan Terampil yang ditempatkan dilapangan secara penuh harus cakap
dibidangnya antara lain :
Project Manager ( S1 Teknik Lingkungan/ Teknik Sipil
1 Orang
Site Manager (S1 Sipil)
1 Orang
Koordinator Pelaksana ( S1 Sipil )
1 Orang
Pelaksana Lapangan ( SMK/ STM )
3 Orang
Estimator ( SMK/ STM )
1 Orang
Tenaga Logistik/ Administrasi ( SMK/ SMA
2 Orang
Petugas K3
1 orang
Direksi Pekerjaan berhak menolak dan mewajibkan Penyedia Pekerjaan Konstruksi memberhentikan seseorang atas usulan Direksi Pekerjaan yang dipekerjakan oleh Penyedia
Pekerjaan Konstruksi sehubungan dengan pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan
pekerjaan yang menurut direksi pekerja terebut berperilaku tidak senonoh, tidak cakap
atau ceroboh dalam melaksanakan tugasnya atau yang menurut pertimbangan Direksi
Pekerjaan bahwa pekerja tersebut tidak patut dipekerjakan dan tidak boleh dipekerjakan
lagi tanpa ijin tertulis dari direksi pekerjaan. Pekerja yang diberhentikan harus diganti
secepat mungkin dengan seorang pengganti yang cakap dan disetujui oleh direksi
pekerjaan.
BAB. 11 - 1
PASAL 4
PERALATAN
4.1.
4.2.
Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kontraktor harus menyiapkan rencana kerja
Pelaksanaan dari bagian-bagian pekerjaan berupa :
5.1. Time Scheedule Rencana Jadwal Pelaksanaan disiapkan dalam Format Kertas A3
(disesuaikan) dan tempatkan pada dinding Direksi Keet.
5.2. Time Schedule berupa Curva S merupakan Re-sheeduling dan penyempurnaan dari
Jadwal Pelaksanaan dalam Dokumen Teknis penawaran. Re-Scheeduling disajikan dalam
periode mingguan dan dibubuhi tanggal untuk tiap peride dengan jumlah periode
mengikuti jangka waktu pelaksanaan.
5.3. Rencana Kerja harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas
paling lambat 8 (delapan) hari kalender setelah Kontrak ditandatangani.
5.4. Rencana Kerja yang disetujui Konsultan Pengawas akan disahkan oleh Pengguna Jasa.
5.5. Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 2 (dua) kepada
Konsultan Pengawas untuk diberikan kepada Pengguna Jasa. 1 (satu) salinan Rencana
Kerja harus ditempel pada dinding bangsal Kontraktor di lapangan yang selalu diikuti
dengan grafik kemajuankerja.
5.6. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan
Rencana Kerja tersebut.
PASAL 6
ADMINISTRASI DAN DOKUMENTASI
6.1
6.2
Administrasi
a. Pelaksana wajib menyediakan buku Direks dan buku tamu yang ditemukan pada
kantor Direksi.
b. Membuat Reques Sheet untuk meminta persetujuan Direksi/Pemngawas tantang
kesiapan untuk melaksanakan suatu pekerjaan.
c. Membuat laporan harian tentang pelaksanaan kegiatan.
d. Bila pelaksanaan pekerjaan berlansung ditemui hal-hal yang mengakibatkan
terjadinya perubahan kontrak (Addendum)dalam pariasi volume pekerjaan, maka
Pelaksana wajib membuata perhitungan tamba/kurang dengan memperoleh
persetujuan dari pihak pemilik kegiatan dan dan hasil perhitungan terlebih dahulu
harus diperiksa oleh konsultan pengawas.
Dokumentasi
Pelaksana wajib mengambil rekaman pekerjaan pada kondisi 0 % (nol persen), 50 %(lima
puluh persen) dan 100 % (seratus persen).
BAB. 11 - 2
PASAL 6
PEMBACAAN UKURAN DAN DIMENSI
6.1.
Semua ukuran yang tercantum dalam rencana ini dinyatakan dalam mm, cm dan m,
kecuali ukuran tertentu seperti baja/besi yang dinyatakan dalam inc atau mm, sesuai
dalam Gambar Rencana
PASAL 7
PEKERJAAN PRA KONSTRUKSI
(2)
Penyedia Pekerjaan Konstruksi wajib memasang papan nama proyek ditempat lokasi
proyek dan dipancangkan ditempat yang mudah dilihat umum. Pemasangan papan nama
proyek dilakukan pada saat dimulainya pelaksanaan proyek dan dicabut kembali setelah
proyek selesai dan mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.
Papan nama terbuat dari papan dengan ukuran 80 x 100 cm dicat dengan baik dan rapi.
Papan nama memberikan informasi mengenai :
e. Instansi Pemberi Kerja
:
f. Kegiatan/Pekerjaan
:
g. Nilai Kontrak
:
i. Pelaksana
:
j. Konsultan Pengawas
:
(2)
(2)
(3)
Penyedia Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan Kantor Direksi sebagai ruang kantor
sementara tidak permanen beserta perangkat furniturnya termasuk kursi dan meja untuk
para staf Direksi melaksanakan tugasnya seluas minimum 15 m2 terdiri dari ruang
rapat, dan ruang kerja.
Perlengkapan Kantor berisikan :
a. Meja rapat ukuran 1,2 m x 2 m, dengan 8 (delapan) buah kursi.
b. Meja kerja dan kursi kerja 3 buah
c. Rak arsip rangka kayu lapis multipleks 50 x 120 cm, panjang disesuaikan kebutuhan
untuk menyiMPan dokumen dan contoh bahan dan material.
d. Whiteboard 120 x 240 cm
e. Air dan penerangan (arus listrik)
Selain perlengkapan kantor jika diperlukan, maka peralatan lapangan sepertih helm
pengaman dan sepatu boot (sepatu lapangan) juga disiapkan.
BAB. 11 - 3
(2)
Untuk pelaksanaan kegiatan pekerjaan Kontraktor harus menyediakan air kerja yang
bersih dan memenuhi persyaratan persyaratan teknis, tidak berbau, tidak mengandung
kotoran, Lumpur, atau bahan organis lainnya. Air dapat diperoleh langsung dilapangan
atau bila tidak memungkinkan dapat didatangkan dari luar proyekika diperlukan dalam
kontrak.
Kontraktor harus menyediakan bak penampungan air yang dapat mencukupi kebutuhan
proyek.
(2)
(2)
(3)
(4)
Jika dipandang perlu menurut Direksi Pekerjaan maka Penyedia Pekerjaan Konstruksi
harus melakukan Uit Set secara akurat dengan memasang Bench Mark (BM) sevagai titik
refrensi pada ltempat tertentu
Apabila Direksi Pekerjaan memandang perlu, maka Penyedia Pekerjaan Konstruksi harus
menyediakan semua instrumen, personil, pekerja dan bahan yang mungkin diperlukan
untuk memeriksa penetapan titik pengukuran atau untuk setiap pekerjaan relevan lainnya
yang harus dilakukan
Letak Titik patok refrensi (Patok BM) ditentukan secara bersama antara Penyedia
Pekerjaan Konstruksi dan Direksi Pekerjaan.
Titik ikat dibuat dari beton bertulang, berpenampang 20 x 20 cm, tertancap kuat ke dalam
tanah sedalam 50 cm muncul di atas muka tanah secukupnya, tidak bisa dirubah dan
diberi tanda yang jelas untuk memudahkan pengukuran.
(2)
(3)
8.1. Umum
(1)
(2)
Ruang Lingkup pekerjaan ini meliputi pembongkaran pasangan batu existing, pelat
penutup saluran dan pembongkaran beton
Pembongkaran bagian pekerjaan harus dilakukan sesuai dengan ketentuan yang ada serta
memperhatikan risiko yang ditimbulkan.
BAB. 11 - 4
(2)
Bahan - bahan dan peralatan bantu yang dipakai dalam mendukung pekerjaan ini dapat
digunakan sepanjang tidak menimbulkan kerusakan efek terhadap bangunan pada area
sekitarnya.
Jika ada bahan tambahan tertentu yang bersifat kimiawi dapat mempercepat
pembongkaran konstruksi, harus mendapat perstuajuan Direksi Pekerjaan.
Pembongkaran dimulai dari konstruksi bagian atas yang disetujui Direksi Pekerjaan,
selanjutnya diikuti pembongkaran bagian lainnya.
Sisa bahan bongkaran yang tidak terpakai dibuang keluar lokasi pekerjaan.
PASAL 10
PEKERJAAN TANAH DAN PASIR
10.1. Umum
(1)
(2)
(3)
(4)
Ruang lingkup pekerjaan tanah meliputi seluruh pekerjaan galian tanah dan pembuangan
bekas galian, urugan termasuk mengangkut, penempatan dan pemadatan tanah sampai
elevasi rencana
Dalam hal urugan lahan harus dipadatkan, maka pemadatannya harus mencapai
persyaratan tertentu dalam spesifikasi.
Toleransi elevasi garis batas dan formasi akhir setelah penggalian tidak boleh berbeda
dari yang ditentukan dalam gambar lebih besar dari 2 cm pada setiap titik patok.
Pekerjaan yang tidak memenuhi toleransi ini harus diperbaiki sehingga memuaskan
Direksi Teknik
Pemanfaatan kembali bahan galian untuk keperluan urugan harus mendapat persetujuan
dari Direksi Pekerjaan sebelum bahan ini dianggap cocok.
(2)
(3)
(4)
Bahan galian yang tidak memenuhi persyaratan dan yang memenuhi persyaratan sebagai
bahan timbunan tetapi berlebihan atau tidak diperlukan dalam konstruksi, harus dibuang
sebagai bahan buangan
Bahan urugan untuk timbunan menggunakan urugan pilihan/sirtu
Bilamana harus dilakukan pemadatan, pada kondisi jenuh urugan akan berupa pasir atau
kerikil atau bahan berbutir bersih dengan indeks plastisitas tidak lebih dari 6%
Penyedia Pekerjaan Konstruksi akan bertanggung jawab untuk semua penyelenggaraan
dan biaya-biaya bagi pembuangan bahan - bahan berlebihan atau bahan tidak cocok,
termasuk pengangkutan.
Galian Tanah
a. Penggalian harus dilakukan untuk mencapai garis elevasi dan permukaan dan
kedalaman yang disyaratkan atau ditentukan dan diindikasikan dalam gambar
dengan cara yang sedemikian rupa, sehinga persyaratan dari pekerjaan selanjutnya
terpanuhi. Jika diperlukan untuk mendapatkan daya dukung yang baik, maka dasar
galian harus dipadatkan.
b. Galian pondasi harus mempunyai lebar yang cukup untuk membangun maupun
memindahkan rangka\bekesting yang diperlukan, dan juga untuk mengadakan
pembersihan
BAB. 11 - 5
c.
d.
e.
f.
(2)
(3)
Urugan Tanah
a. Urugan tanah harus dilakukan dalam cuaca kering. Penumpukan dan pengurugan
tanah pada umumnya tidak diijinkan, khususnya selama musim hujan
b. Setelah penempatan dan pengurugan, masing-masing lapisan harus dipadatkan
menyeluruh dengan peralatan yang cocok dan memadai yang disetujui oleh Direksi
Teknik sampai pada persyaratan-persyaratan kepadatan yang ditentukan.
c. Semua pekerjaan pengurugan harus dilaksanakan lapis demi lapis dan dipadatkan,
tebal lapisan 15 cm dan selama proses pemadatan harus dibasahi dengan air untuk
mendapatkan hasil kepadatan maksimum.
d. Pemadatan hendaknya dimulai dari ujung paling luar menuju ketengah, dimana
masing masing bagian menerima desakan pemadatan yang sama dan merata.
PASAL 10
PASANGAN BATU KALI
10.1. Umum
(1)
(2)
(3)
Batu Fondasi
a. Jenis batu digunakan untuk fondasi adalah batu bulat atau batu belah bersumber dari
batu kali maupun batu gunung dengan ukuran berkisar antara 15 - 20 cm
b. Toleransi ukuran batu yang diperkenakan adalah + 5 cm
BAB. 11 - 6
c.
d.
e.
Batu belah yang dipakai adalah batu sungai atau batu gunung yang dibelah, keras
tidak poreus, bersih dan besarnya tidak lebih dari 25 cm. Tidak diperkenankan
memakai batu yang berbentuk bulat atau batu endapan. Jika dilakukan pembelahan
ditempat maka harus dilakukan diluar daerah pekerjaan.
Kwalitas, jenis dan ukuran batu belah yang dipakai disetujui oleh Direksi Teknis
Bahan batu untuk fondasi harus bersih dari bebas dari lumpur dan bahan organik.
(2)
Pasir Pasang
a. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5%.
b. Pasir harus bergradasi/baik dan kasar dengan hampir seluruh partikel lolos saringan
4,75 mm.
c. Pasir atau agregat halus bebas dari cacat kotoran organik, dan jika diminta oleh
Direksi Teknik harus diadakan pengujian kandungan organic menggunakan
pengujian colorimetric AASHTO T21. Setiap agregat yang gagal pada tes warna, harus
diganti
d. Pasir halus terdiri dari pasir alam bersih, disarankan untuk dicuci sebelum
e. Pasir laut tidak boleh digunakan untuk pekerjaan ini
(3)
(4)
Adonan (Campuran).
a. Pasir dan semen diukur dan dicampur kering secara manual atau dengan alat
pencampur di tempat yang datar diaduk sampai merata. Kemudian ditambahkan air
yang cukup.
b. Campuran yang baik berlanjut selama 5-10 menit sampai didapatkan satu adonan
yang baik.
c. Adonan untuk menanam dan menyambung pasangan batu dari 1Pc : 3 Ps
Pasangan Batu
a. Pengaturan untuk garis, ketinggian dan kelandaian harus diselesaikan sampai
disetujui Direksi sebelum pekerjaan pasangan batu dimulai
b. Batu harus dan dibasahi sepenuhnya sebelum dipasang, diberikan waktu untuk
penyerapan air. Pondasi atau lapisan dasar yang sudah disiapkan harus Juga
disiapkan.
c. Sedapat mungkan mempergunakan mesin-mesin pengaduk (concrete mixer) dan
peralatan memadai
d. Tebal alas adonan untuk masing-masing lapisan pekerjaan batu adalah dalam
batasbatas 2-5 cm, tetapi harus dipertahankan sampai keperluan minimum untuk
menjamin bahwa semua rongga di antar batu yang dipasang telah diisi sepenuhnya.
e. Suatu lapisan adonan segar tebal paling sedikit 3 cm harus dipasang di atas pondasi
yang telah di siapkan secepatnya sebelum pasangan batu, batu pada lapisan pertama.
Batu pilihan yang besar harus digunakan untuk lapisan bawah dan di sudut-sudut.
Harus diperhatikan dan dihindari pengelompokkan batu yang sama ukurannya
f. Batu harus diletakkan dengan permukaan yang paling panjang mendatar dan
permukaan menonjol masing-masing batu harus diatur sejajar dengan permukaan
dinding yang sedang dibangun.
g. Batu-batu harus dipasang dengan hati-hati untuk menghindarkan penggeseran atau
gerakan batu yang sudah di pasang. Alat-alat yang mecukupi harus disediakan
BAB. 11 - 7
h.
dimana perlu untuk menopang dan memasang batu-batu besar, berat dalam
posisinya. Penggilasan atau memutar-mutar batu di atas pekerjaan batu yang sudah
terpasang tidak diijinkan
Jumlah penyediaan adonan batu harus sampai batu terakhir, sehingga seluruh
susunan batu dipasang diatas adonan yang segar. Jika sebuah batu dalam struktur
menjadi lepas atau tergeser sesudah adonan diletakkan, batu tersebut harus
disingkirkan, dibersihkan dari adonan-adonan yang mengeras dan dipasang kembali
dengan adonan segar
PASAL 11
PEKERJAAN PELESTER, SIAR DAN ACIAN
11.1. Umum
(1)
(2)
(3)
Pasir Pasang
a. Butiran pasir kehitaman dan keras serta lolos ayakan (saringan) 4,75 mm.
b. Pasir harus bergradasi/baik dan kasar dengan hampir seluruh partikel lolos saringan
4,75 mm.
c. Pasir atau agregat halus bebas dari cacat kotoran organik, dan jika diminta oleh
Direksi Teknik harus diadakan pengujian kandungan organic menggunakan
pengujian colorimetric AASHTO T21. Setiap agregat yang gagal pada tes warna, harus
diganti
d. Pasir halus terdiri dari pasir alam bersih, disarankan untuk dicuci sebelum
digunakan,
e. Pasir laut tidak boleh digunakan untuk pekerjaan ini
(2)
(3)
Adonan (Campuran).
a. Pasir dan semen diukur dan dicampur kering secara manual atau dengan alat
pencampur di tempat yang datar diaduk sampai merata. Kemudian ditambahkan air
yang cukup.
b. Campuran yang baik berlanjut selama 5-10 menit sampai didapatkan satu adonan
yang baik.
c. Adonan untuk pelesteran kedap air 1Pc : 3Ps
d. Adonan untuk siar 1 Pc : 2Ps
e. Pekerjaan siar dapat berupa :
Siar terbenam (pengisi sambungan) tebal rata rata 1 cm dari permukaan batu.
Siar rata, siaran diratakan dengan permukaan batu.
Siar timbul, siaran setebal 1 cm dan tidak lebih dari 2 cm
BAB. 11 - 8
c.
d.
e.
f.
g.
BAB. 11 - 9
PASAL 12
PEKERJAAN BETON
12.1. PERANCAH
(1)
Umum
a.
b.
(2)
Bahan - Bahan
a.
b.
(3)
Perancah merupakan suatu konstruksi yang mendukung Acuan dan beton cor yang
masih segar untuk konstruksi, yakni sebelum beton mengeras dan mencapai
kekuatan yang disyaratkan serta sebelum beton mencapai bentuknya yang permanen.
Jika tidak ditunjukkan pada Gambar Rencana,
Penyedia Pekerjaan Konstruksi harus menyerahkan perhitungan dan gambar
perancah yang bersangkutan untuk disetujui oleh Direksi Teknik.
Pelaksanaan Pekerjaan
a.
b.
c.
Perencanaan Perancah harus dilakukan pada tumpuan dasar yang kokoh, dilindungi
terhadap penurunan, dan konstruksi itu harus mampu menahan semua beban yang
bekerja. Penyedia Pekerjaan Konstruksi harus membuat perhitungan dan melakukan
tindakan pencegahan yang diperlukan dalam hubungan dengan pelenturan perancah
sebagai akibat gaya-gaya yang bekerja di atasnya, dengan cara demikian sehingga
pada tahap akhir pekerjaan beton, permukaan dan bentuk konstruksi beton harus
sesuai dengan elevasi dan bentuk seperti yang ditunjukkan pada Gambar Rencana.
Jika perancah menunjukkan tanda-tanda adanya penurunan sebelum atau selama
pengecoran beton dengan cara sedemikian sehingga menurut Direksi Teknik, bahwa
penurunan itu mungkin menyebabkan kegagalan untuk mencapai posisi/elevasi akhir
sesuai dengan Gambar Rencana, atau menurut pendapatnya, dapat menyebabkan
bahaya terhadap konstruksi itu, maka Direksi Teknik akan memerintahkan Penyedia
Pekerjaan Konstruksi untuk membongkar hasil pekerjaan beton yang dilaksanakan
dan meminta Penyedia Pekerjaan Konstruksi memperkuat perancah sampai dianggap
cukup kuat.
Semua biaya yang berhubungan dengan perbaikan dan pembongkaran perancah
harus ditanggung seluruhnya oleh Penyedia Pekerjaan Konstruksi..
Umum
Acuan berupa suatu konstruksi yang di dalamnya beton akan dicor. Acuan harus dibuat
dari kayu atau bahan lain yang digunakan untuk mencetak beton segar demikian sehingga
sesudah beton itu mengeras, beton akan sesuai dengan ukuran-ukuran dan posisi seperti
yang ditunjukkan pada Gambar Rencana.
(2)
BAB. 11 - 10
(2)
Bahan - Bahan
a.
b.
(3)
Pelaksanaan Pekerjaan
a
b
c
d
e
f
g
h
Umum
a.
b.
c.
d.
e.
BAB. 11 - 11
f.
(2)
Standar Rujukan
a.
b.
c.
(3)
SNI 07-6401-2000 : Spesifikasi Kawat Baja dengan Proses Canay Dingin untuk
Tulangan Beton
SNI 03-6812-2002 : SpesifikasiAnyaman Kawat Baja Polos yang Dilas untuk Tulangan
Beton
SNI 03-6816-2002 : Tata Cara Pendetailan Penulangan Beton
Bahan - Bahan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
(4)
Penggantian Ukuran Batang dari ukuran yang tertera hanya diijinkan bila secara jelas
disahkan oleh Direksi Pekerjaan. Bilamana baja diganti haruslah dengan luas
penampang yang sama dengan ukuran rancangan awal, atau lebih besar.
Kelas dan mutu baja tulangan polos atau berulir harus sesuai dan memenuhi Tabel
berikut ini
Tabel 1.
Drajat kualitas Baja Tulangan dan Tegangan yang di izinkan
Tegangan Luluh Karakteristik
Jenis
Macam
(Kg/cm2)
U 22
Baja lemah
2.200
U 24
Baja lemah
2.400
U 32
Baja sedang
3.200
U 39
Baja keras
3.900
U 48
Baja keras
4.800
Jika mutu baja tulangan meragukan, maka harus diperiksa oleh lembaga
pemerikasaan bahan-bahan yang diakui untuk pengujian material. Kemudian
lembaga tersebut akan memberikan pendapat dan pertimbangan-pertimbangan
dalam penggunaan jenis baja tersebut.
Batang-batang baja yang digunakan untuk tulangan harus bersih bebas dari karat,
kotoran, material lepas, gemuk, cat, lumpur, kulit giling serta bahan lain yang
melekat..
Bila anyaman baja tulangan diperlukan, seperti untuk tulangan pelat, anyaman
tulangan yang di las yang memenuhi SNI 03-6812-2002 dapat digunakan.
Kawat pengikat untuk mengikat tulangan harus kawat baja lunak yang memenuhi SNI
07-6401-2000
Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter 1 mm yang telah
dipijarkan terlebih dan tidak tersepuh seng.
Pelaksanaan Pekerjaan
a.
Pembongkokan
Potongan batang tulangan harus di bengkokkan dengan hari-hati. Batang tulangan
yang diderajat kualitas baja keras tidak boleh dibengkokkan dua kali.
Dalam hal jari-jari pembongkokan tidak ditujukan pada gambar rencana, paling
sedikit harus 5 kali diameter batang bersangkutan (untuk batang polos) atau 6,5
kali diameter batang yang bersangkutan (untuk bantang ulir).
Terkecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan, seluruh baja tulangan harus
dibengkokkan secara dingin dan sesuai dengan prosedur SNI 03-6816-2002,
menggunakan batang yang pada awalnya lurus dan bebas dari lekukan-lekukan,
bengkokan-bengkokan atau kerusakan. Bila pembengkokan secara panas di
lapangan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, tindakan pengamanan harus diambil
untuk menjamin bahwa sifat-sifat fisik baja tidak terlalu berubah banyak
BAB. 11 - 12
b.
c.
BAB. 11 - 13
Sambungan
Batang - batang tulangan tidak boleh dipotong jika tidak perlu dan harus
ditempatkan pada seluruh panjangnya. Apabila ini tidak memungkinkan maka
potoangan dapat diijinkan apabila panjang batang yang disediakan melebihi
panjang yang ditunjukan pada gambar-gambar.
Sambungan-sambungan harus di buat pada tempat-tempat dan dengan cara-cara
seperti ditunjukan pada gambar-gambar kecuali jika dengan cara lain yang
disetujui oleh Direksi Teknik. Sambungan-sambugan tidak diijinkan pada tempattempat yang terdapat tegangan maksimum dan harus ditempatkan selang-seling
sehingga tidak lebih dari 1/3 dari batang-batang yang disambung pada satu
tempat.
Pada tempat-tempat batang-batang tulangan saling melewati (overlap) satu sama
lain, Maka batang-batang harus didukung sehingga batang-batang itu tidak
berhubungan satu sama lain Jika ruang mengijinkan. Batang-batang itu harus di
ikat dengan aman minimum pada dua tempat persambungan.
Panjang sambungan harus dibuat seperti yang ditunjukan pada gambar-gambar
Rencana. Jika tidak ditunjukan pada Gambar Recana, panjang sambungan lewatan
harus sesuai dengan tabel berikut .
Tabel 3 : Panjang Lewatan minimum Sambungan lewatan tulangan tarik
1.1 Ld
BAB. 11 - 14
Umum
a.
b.
c.
d.
e.
Yang dimaksud dengan beton adalah campuran antara semen portland atau semen
hidraulik yang setara, agregat halus, agregat kasar, dan air dengan atau tanpa bahan
tambahan membentuk massa padat keras dan tahan lama (awet), yang memiliki
karakteristik tertentu.
Agregat berkategori baik adalah bergradasi kasar maupun halus, tetapi jumlah
agregat halus yang dipertahankan adalah jumlah minimum yang diperlukan, apabila
dicampur dengan semen akan cukup untuk mengisi rongga-rongga antara agregat
kasar dan halus dapat memberikan suatu permukaan akhir yang halus
Untuk mencapai beton yang kuat dengan keawetan yang optimum, volume air yang
dimasukkan ke dalam campuran harus dipertahankan sampai jumlah minimum yang
diperlukan untuk memudahkan pengerjaan selama pencampuran.
Bahan tambahan pada campuran beton seperti bahan kimia untuk memperlambat
atau mempercepat waktu pengerasan, tidak diperbolehkan kecuali diminta dalam
Kontrak
Mutu beton yang digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan dalam
kontrak harus seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana atau sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Mutu beton yang digunakan dalam kontrak ini
dibagi sebagai berikut :
Tabel 5 : Mutu Beton dan Penggunaan Jenis Beton
Mutu dan
Penggunaan
Jenis Beton
bk
(Kg/cm2)
Mutu tinggi
45
K500
Mutu sedang
20 x < 45
15 x < 20
10 x < 15
Mutu rendah
f.
fc
(MPa)
Uraian
Umumnya digunakan untuk beton
prategang seperti tiang pancang
beton prategang, gelagar beton
prategang, pelat beton prategang
dan sejenisnya.
Umumnya digunakan untuk beton
bertulang seperti fondasi, kolom,
pelat lantai, balok beton bertulang
Umumya
digunakan
untuk
struktur beton tanpa tulangan
seperti beton siklop, rabat dan
trotoar
Digunakan sebagai lantai kerja,
Toleransi
1. Toleransi Dimensi
Struktur dengan panjang keseluruhan s/d 6 m
Struktur dengan panjang lebih dari 6 m
+ 5 mm
+ 15 mm
BAB. 11 - 15
2. Toleransi Bentuk
Persegi (selisih dalam panjang diagonal)
Kelurusan atau lengkungan (penyimpangan dari garis
yang dimaksud) untukpanjang s/d 3 m
Kelurusan atau lengkungan untuk panjang 3 m - 6 m
Kelurusan atau lengkungan untuk panjang > 6 m
3. Toleransi Kedudukan (dari titik patokan)
Kedudukan kolom pra-cetak dari rencana
Kedudukan permukaan horizontal dari rencana
Kedudukan permukaan vertikal dari rencana
4. Toleransi Ketinggian (elevasi) :
Puncak lantai kerja di bawah pondasi
Puncak lantai kerja di bawah pelat injak
Puncak kolom, tembok kepala, balok melintang
5. Toleransi untuk Penutup / Selimut Beton Tulangan
Selimut beton sampai 3 cm
Selimut beton 3 cm - 5 cm
Selimut beton 5 cm - 10 cm
g.
h.
i.
j.
10 mm
12 mm
15 mm
20 mm
+ 10 mm
+ 12 mm
+ 20 mm
10 mm
10 mm
10 mm
0 dan + 5 mm
-0 dan +10 mm
10 mm
BAB. 11 - 16
k.
l.
(2)
Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi kriteria toleransi yang
disyaratkan dalam Pasal 7.1.1.5), atau yang tidak memiliki permukaan akhir yang
memenuhi ketentuan, atau yang tidak memenuhi sifat-sifat campuran yang
disyaratkan dalam Pasal 7.1.3.1), harus mengikuti petunjuk yang diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan dan dapat meliputi :
Perubahan proporsi campuran beton untuk sisa pekerjaan yang belum
dikerjakan;
Tambahan perawatan pada bagian struktur yang hasil pengujiannya gagal;
Perkuatan atau pembongkaran menyeluruh dan penggantian bagian pekerjaan
yang dipandang tidak memenuhi ketentuan ;
Bilamana terjadi perbedaan pendapat dalam mutu pekerjaan beton atau adanya
keraguan dari data pengujian yang ada, Direksi Pekerjaan dapat meminta Penyedia
Pekerjaan Konstruksi melakukan pengujian tambahan yang diperlukan untuk
menjamin bahwa mutu pekerjaan yang telah dilaksanakan dapat dinilai dengan adil.
Biaya pengujian tambahan tersebut haruslah menjadi tanggung jawab Penyedia
Pekerjaan Konstruksi.
Perbaikan atas pekerjaan beton yang retak atau bergeser yang diakibatkan oleh
kelalaian Penyedia Pekerjaan Konstruksi merupakan tanggung jawab Penyedia
Pekerjaan Konstruksi dan harus dilakukan dengan biaya sendiri.. Penyedia Pekerjaan
Konstruksi tidak bertanggung jawab atas kerusakan yang timbul berasal dari bencana
alam yang tidak dapat dihindarkan, asalkan pekerjaan yang rusak tersebut telah
diterima dan dinyatakan oleh Direksi Pekerjaan secara tertulis telah selesai
Standar Rujukan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Semen
a. Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen Portland tipe I, II,
III, IV, dan V yang memenuhi SNI 15-2049-2004 tentang Semen Portland.
b. Semen tipe IA (Semen Portland tipe I dengan air-entraining agent ), IIA (Semen
Portland tipe II dengan air-entraining agent), IIIA (Semen Porgtland tipe III dengan
air-entraining agent), PPC (Portland Pozzolan Cement), dan PCC (Portland Composite
Cement) dapat digunakan apabila diizinkan oleh Direksi Pekerjaaan. Apabila hal
tersebut diizinkan, maka Penyedia Pekerjaan Konstruksi harus mengajukan kembali
rancangan campuran beton sesuai dengan merek semen yang digunakan.
c. Di dalam satu proyek hanya dapat digunakan satu merek semen, kecuali jika
diizinkan oleh Direksi Pekerjaan. Apabila hal tersebut diizinkan, maka Penyedia
Pekerjaan Konstruksi harus mengajukan kembali rancangan campuran beton sesuai
dengan merek semen yang digunakan.
BAB. 11 - 17
(2)
Air
a. Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya harus
bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula
atau organik. Air harus diuji sesuai dengan; dan harus memenuhi ketentuan dalam SNI
03-6817-2002 tentang Metode pengujian mutu air untuk digunakan dalam beton.
b. Apabila timbul keragu-raguan atas mutu air yang diusulkan dan karena sesuatu sebab
pengujian air seperti di atas tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan
perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen dan pasir standar dengan memakai
air yang diusulkan dan dengan memakai air murni hasil sulingan. Air yang diusulkan
dapat digunakan apabila kuat tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7 (tujuh)
hari dan 28 (dua puluh delapan) hari mempunyai kuat tekan minimum 90% dari kuat
tekan mortar dengan air suling untuk periode umur yang sama. Air yang diketahui
dapat diminum dapat digunakan.
(3)
Agregat
a.
37,5 mm
100
95 -100
35 - 70
10 - 30
0-5
-
Kasar
Ukuran Maksimum
25 mm
19 mm
12,5 mm
100
95 - 100
100
90 - 100
100
25 - 60
90 - 100
20 - 55
40 - 70
0 -10
0 - 10
0 - 15
0-5
0-5
0-5
-
10 mm
-
100
95 - 100
30 - 65
20 - 50
15 - 40
5 - 15
0-8
Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran agregat terbesar
tidak lebih dari jarak bersih minimum antara baja tulangan atau antara baja
tulangan dengan acuan, atau celah-celah lainnya dimana beton harus dicor.
b.
Sifat-sifat Agregat
Agregat yang digunakan harus bersih, keras, kuat yang diperoleh dari pemecahan
batu atau koral, atau dari penyaringan dan pencucian (jika perlu) kerikil dan pasir
sungai.
Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan oleh pengujian
SNI 03-2816-1992 tentang Metode pengujian kotoran organik dalam pasir untuk
campuran mortar dan beton, dan harus memenuhi sifat-sifat lainnya yang
diberikan dalam Tabel Ketetnuan Mutu Agregat, bila contoh-contoh diambil dan
diuji sesuai dengan prosedur yang berhubungan.
BAB. 11 - 18
Metode
Pengujian
SNI 2417:2008
40%
SNI 3407:2008
10% - natrium
15% - magnesium
12% - natrium
18% magnesium
SNI 03-4141-1996
3%
2%
SNI 03-4142-1996
5% kondisi umum,
3% kondisi
permukaan
terabrasi
1%
Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan oleh pengujian
SNI 03-2816-1992 tentang Metode pengujian kotoran organik dalam pasir untuk
campuran.
c.
Bahan Tambah
Yaitu bahan yang digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan kinerja beton dapat
berupa bahan kimia, bahan mineral atau hasil limbah yang berupa serbuk pozzolanik
sebagai bahan pengisi pori dalam campuran beton.
Bahan kimia tambahan dalam campuran beton tidak lebih dari 5% berat semen
selama proses pengadukan atau selama pelaksanaan pengadukan tambahan dalam
pengecoran beton. Ketentuan mengenai bahan tambahan ini harus mengacu pada
SNI 03-2495-1991.
Untuk tujuan peningkatan kinerja beton segar, bahan tambahan campuran beton
dapat digunakan untuk keperluan-keperluan : meningkatkan kinerja kelecakan
adukan beton tanpa menambah air; mengurangi penggunaan air dalam campuran
beton tanpa mengurangi kelecakan; mempercepat pengikatan hidrasi semen atau
pengerasan beton; memperlambat pengikatan hidrasi semen atau pengerasan
beton; meningkatkan kinerja kemudahan pemompaan beton; mengurangi
kecepatan terjadinya kehilangan slump (slump loss); mengurangi susut beton atau
memberikan sedikit pengembangan volume beton (ekspansi); mengurangi
terjadinya bliding (bleeding); mengurangi terjadinya segregasi.
Untuk tujuan peningkatan kinerja beton sesudah mengeras, bahan tambahan
campuran beton bisa digunakan untuk keperluan-keperluan : meningkatkan
kekuatan beton (secara tidak langsung); meningkatkan kekuatan pada beton
muda; mengurangi atau memperlambat panas hidrasi pada proses pengerasan
beton, terutama untuk beton dengan kekuatan awal yang tinggi; meningkatkan
kinerja pengecoran beton di dalam air atau di laut; meningkatkan keawetan jangka
panjang beton; meningkatkan kekedapan beton (mengurangi permeabilitas beton)
mengendalikan ekspansi beton akibat reaksi alkali agregat; meningkatkan daya
lekat antara beton baru dan beton lama; meningkatkan daya lekat antara beton
dan baja tulangan; meningkatkan ketahanan beton terhadap abrasi dan tumbukan.
Apabila menggunakan bahan tambahan yang dapat menghasilkan gelembung
udara, maka gelembung udara yang dihasilkan tidak boleh lebih dari 5%.
Penggunaan jenis bahan tambahan kimia untuk maksud apapun harus
berdasarkan hasil pengujian laboratorium yang menyatakan bahwa hasilnya
sesuai dengan persyaratan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Mineral yang berupa bahan tambahan atau bahan limbah dapat berbentuk abu
terbang (fly ash), pozzolan, mikro silica atau silica fume. Apabila digunakan bahan
BAB. 11 - 19
tambahan berupa abu terbang, maka bahan tersebut harus sesuai dengan standar
spesifikasi yang ditentukan dalam SNI 03-2460-1991 tentang Spesifikasi abu
terbang sebagai bahan tambahan untuk campuran beton.
Penggunaan jenis bahan tambahan mineral untuk maksud apapun harus berdasarkan
hasil pengujian laboratorium yang menyatakan bahwa hasilnya sesuai dengan
persyaratan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
d. Beton Ready Mix
Beton ready mix harus berasal dari suatu sumber yang disetujui oleh Direksi dan
harus memenuhi persyaratan yang diuraikan pada ayat 6 dari bristish Standard No.
1926, 1962, kontraktor harus bertanggung jawab untuk mngusahakan agar beton
memenuhi persyaratan dalam spesifikasi ini termasuk pengontrolan mutu.
Keteraturan pengiriman serta pemasokan beton secara sinambung. Jika salah satu
dari persyaratan dalam spesifikasi ini tidak dipenuhi, Direksi akan menarik kembali
persetujuannya dan mengharuskan kontraktor mengganti pemasok.
Kontraktor harus menyediakan dilapangan satu timbangan dan saringan-saringan
standard dengan penggetar (shaker) untuk mengecek secara teratur campuran yang
sudah direncanakan.
Kontraktor harus mengatur agar Direksi dapat memeriksa alat pembuat beton ready
mix bilamana diperlukan.
Kontraktor harus membuat catatan-catatan yang diperlukan, catatan-catatan
mengenai semen, agregat dan kadar air kedap tiap adukan harus diserahkan kepada
Direksi setiap hari. Berat semen dan agregat kasar serta halus harus terus dicatat
dalam dokumen pengiriman, harus dilakukan pengujian secara periodik untuk
menentukan kadar air agregat dan jumlah air yang ditambahkan pada setiap adukan
harus disesuaikan menurut hasil test tersebut.
Pada dokumen pengiriman harus dicantumkan catatan waktu pengadukan dan
penambahan air. Dikirimkan bersama dengan pengemudi lori diparaf oleh pencatat
waktu yang bertanggung jawab ditempat pengadukan.
Dilapangan dibuat catatan yang meliputi hal-hal berikut ini :
1. Waktu kedatangan lori
2. Waktu registrasi lori dan nama depot
3. Waktu ketika beton telah dicorkan dan dibiarkan tanpa gangguan
4. Mutu beton atau kekuatan yang ditentukan oleh ukuran agregat maksimum
5. Posisi dimana beton dicorkan
6. Tanda-tanda referensi dari kubus uji yang diambil dari pengiriman tersebut
7. Slump (atau faktur kompaksi)
Beton harus ditempatkan dan dibiarkan tanpa gangguan, dalam posisi akhirnya
dalam waktu 1 jam dari saat semen pertama kali bertemu dengan air pengaduk.
Buku catatan harus selalu tersedia untuk diperisa oleh Direksi atau wakilnya.
e. Toleransi untuk Beton yang Tidak Terbuka (tidak Diekspos)
Posisi bagian-bagian struktur antara lain as-as balok/dinding/pelat harus tepat
dalam batas-batas toleransi 1 cm tetapi akumulasi toleransi tidak diperbolehkan.
Ukuran bagian antara lain pada potongan-potongan balok/pelat harus tepat dengan
toleransi 0.3 cm sampai + 0.3 cm.
f.
BAB. 11 - 20
PASAL 23
PENYELESAIAN HALAMAN
23. 1. Lingkup pekerjaan ini meliputi :
a. Pekerjaan Penyelesaian halaman adalah pembersihan dari segala kotoran dan bekas
pekerjaan diluar kompleks.
b. Perataan tanah dan perapian halaman disekitar site bangunan dengan pengerasan
seperlunya.
PASAL 24
PEKERJAAN LAIN-LAIN
24. 1. Selain persyaratan teknis yang tercantum diatas Penyedia Pekerjaan Konstruksi
diwajibkan pula mengadakan pengurusan-pengurusan antara lain : sebelum memulai
pekerjaan Penyedia Pekerjaan Konstruksi wajib melunasi Retribusi Galian C, ASTEK
serta pajak - pajak lainnya yang telah ditentukan oleh Pemerintah.
24. 2. Sebelum Penyerahan pertama, Penyedia Pekerjaan Konstruksi wajib, meneliti semua
bagian pekerjaan yang belum sempurna harus diperbaiki. Semua ruangan harus bersih
dan dipel, halaman ditata rapi dan semua barang yang tidak berguna harus disingkirkan
dari lokasi Proyek.
24. 3. Meskipun telah ada pengawas dan unsur-unsur lainnya, semua penyiMPangan dari
ketentuan bestek dan gambar menjadi tanggungan pelaksana, untuk itu pelaksana harus
menyelesaikan pekerjaannya sebaik mungkin.
24. 4. Kepada Penyedia Pekerjaan Konstruksi wajib menyerahkan dokumentasi pelaksanaan,
laporan-laporan serta hasil uji laboratorium dan Asbuilt Drawing (jika diperlukan)
kepada Pihak Pengguna sebelum dilaksanakannya Serah Terima I (PHO).
24. 5. Selama masa pemeliharaan, Penyedia Pekerjaan Konstruksi wajib merawat, mengamankan dan memperbaiki segala cacat yang timbul sehingga sebelum penyerahan ke II
(FHO) dilaksanakan pekerjaan benar-benar telah sempurna.
24. 6. Semua yang belum tercantum dalam peraturan ini (RKS) akan ditentukan kemudian
dalam rapat penjelasan (Aanwijzing).
24. 7. Sebelum Serah Terima Pertama Penyedia Pekerjaan Konstruksi harus sudah menyelesaikan kewajibannya membayar dan menyerahkan bukti segala Iuran yang dibebankan
kepada Penyedia Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
BAB. 11 - 21