Anda di halaman 1dari 3

(http://bisniskeuangan.kompas.

com/)

Harian Kompas (http://print.kompas.com/) |


Kompas TV (http://www.kompas.tv/)

Ekonomi

(http://www.kompas.com)

Ikuti Tur (http://www.kompas.com/tour/) |


Register (http://bisniskeuangan.kompas.com/ss

next=http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/06/12/1135094/Bila.Sabar.Indonesia.Bisa.Ambil.Alih.100

Sign In (http://bisniskeuangan.kompas.com

next=http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/06/12/1135094/Bila.Sabar.Indonesia.Bisa.Ambil.Alih.100

Kamis, 26 Juni 2014

cari
HOME (HTTP://WWW.KOMPAS.COM)
BOLA (HTTP://BOLA.KOMPAS.COM)

NEWS (HTTP://NEWS.KOMPAS.COM)

TEKNO (HTTP://TEKNO.KOMPAS.COM)

OTOMOTIF (HTTP://OTOMOTIF.KOMPAS.COM)
PROPERTI (HTTP://PROPERTI.KOMPAS.COM)
VIDEO (HTTP://VIDEO.KOMPAS.COM)

Go

EKONOMI (HTTP://BISNISKEUANGAN.KOMPAS.COM)

ENTERTAINMENT (HTTP://ENTERTAINMENT.KOMPAS.COM)

HEALTH (HTTP://HEALTH.KOMPAS.COM)

TRAVEL (HTTP://TRAVEL.KOMPAS.COM)

FORUM (HTTP://FORUM.KOMPAS.COM)

FEMALE (HTTP://FEMALE.KOMPAS.COM)

FOTO (HTTP://FOTO.KOMPAS.COM)

KOMPASIANA (HTTP://WWW.KOMPASIANA.COM)

Ekonomi (http://bisniskeuangan.kompas.com) / Bisnis (http://bisniskeuangan.kompas.com/bisnis)

Bila Sabar, Indonesia Bisa Ambil Alih 100 Persen


Saham Freeport
Kamis, 12 Juni 2014 | 11:35 WIB

Terpopuler

Terkomentari

+index

Chairul Tanjung Segera Panggil Ahok


soal Tol Cibitung-Cilincing
(http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/06/26/0529532/Chairul.Tanjung.S
Cilincing) - dibaca 16,139 kali

Bos Indosat: Kami Cuma Ikut Tepuk


Tangan...
(http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/06/25/1439226/Bos.Indosat.Kami
- dibaca 13,073 kali

Mata Uang Negara "Fragile Five"


Tumbang, Rupiah Paling Berisiko
(http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/06/25/0955463/Mata.Uang.Negar
- dibaca 9,613 kali

Bos Cipaganti Dibui, Investor Gigit


Jari
(http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/06/25/0928213/Bos.Cipaganti.Dib
- dibaca 9,364 kali

5
PT Freeport Indonesia

Baca juga

KO M P AS/ B J O SI E SUSI LO HARDI AN T O

JAKARTA, KOMPAS.com Upaya Pemerintah Indonesia

Bos Indosat: Kami Cuma Ikut Tepuk Tangan...


meminta jatah total 30 persen saham PT Freeport Indonesia
(http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/06/25/1439226/Bos.Indosat.Kami.Cuma.Ikut.Tepuk.Tangan.)

hingga 2021 masih bisa mengundang perdebatan hebat. Intinya

Bos Cipaganti Dibui, Investoradalah


Gigit Jari apakah penetapan basis nilai akuisisi yang diproyeksikan
(http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/06/25/0928213/Bos.Cipaganti.Dibui.Investor.Gigit.Jari)

mencapai 1,7 miliar dollar AS, sepadan dengan sisa 20,64 persen
saham dari anak usaha tambang emas terbesar di dunia tersebut.

Jokowi: Sebenarnya yang Bodoh


Pemerintah atau Siapa?
(http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/06/25/1315211/Jokowi.Sebenarny
- dibaca 8,273 kali

Kapasitas Landas Pacu Bandara Soekarno-Hatta Naik Jadi 72 Pesawat Per Jam
(http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/06/25/1504517/Kapasitas.Landas.Pacu.Bandara.SoekarnoKetua Working Group Kebijakan Pertambangan Perhimpunan
Hatta.Naik.Jadi.72.Pesawat.Per.Jam)

Ahli
Pertambangan (Perhapi) Budi Santoso berpendapat, kesediaan
pemerintah
masih
cacat logika jika menerima divestasi Freeport
Setelah 69 Tahun, Listrik Sumatera-Jawa
Segera
Terhubung
(http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/06/25/1554590/Setelah.69.Tahun.Listrik.SumateraIndonesia dengan total 30 persen saham. Seharusnya pemerintah
Jawa.Segera.Terhubung)
tidak perlu repot mengeluarkan uang 1,7 miliar dollar AS untuk
Garuda Tertarik Ambil Alih Rute
Mandala20,64 persen saham.
akuisisi
(http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/06/25/1426045/Garuda.Tertarik.Ambil.Alih.Rute.Mandala)

Bila pemerintah sedikit bersabar hingga 2021, justru bisa

97
Tw eet

memperoleh kepemilikan hingga 100 persen. "Pada 2021, kontrak


Freeport habis. Mereka 0 persen, dan Indonesia punya 100
persen. Barulah mulai berhitung aset yang ditinggalkan," kata dia
kepada Kontan, Selasa (10/6/2014).
Dia menambahkan, selama kontrak karya (KK) Freeport mulai
1967 dan diperbarui 1991, tidak banyak kontribusi yang ada
dalam ekonomi Indonesia.
Karena itu, pemerintah harus tegas menghentikan proses
renegosiasi dan selanjutnya menghentikan kontrak tersebut pada
2021. Ada tiga alasan mengapa pemerintah perlu menghentikan
kontrak.
Pertama, Freeport telah menghina perundangan yang ada karena
tidak mau membayar royalti 3,75 persen yang telah diberlakukan
sejak 2003.
Kedua, perusahaan ini gagal memenuhi kewajiban mengolah dan

memurnikan mineral, dan hanya mampu memurnikan mineral


sebanyak 40 persen dari total produksi. "Pembangunan smelter
kewajiban mereka. Kelalaian terlambat membangun kok dikaitkan
dengan perpanjangan kontrak," ujar dia.
Ketiga, soal investasi tambang bawah tanah senilai 15 miliar
dollar AS hanyalah strategi Freeport agar tetap bertahan di
Indonesia. Padahal, investasi yang dikeluarkan tidak secara
langsung, tetapi bertahap dengan jumlah sekitar 1 miliar dollar
AS per tahun.
Bahkan, investasi tersebut diambil dari keuntungan Freeport
selama beroperasi di Indonesia. Dengan begitu, pemerintah

selaku pemilik 9,36 persen saham sejatinya telah berinvestasi,


tidak hanya Freeport. "Bukti, selama dua tahun ini, ketika Freeport
mulai menggenjot investasi tambang bawah tanah, Indonesia
tidak memperoleh bagian dividen," kata dia.

Mau beli, siapkan dana


Untuk itulah, Perhapi berupaya menggagalkan rencana
pemerintah menggelar nota kesepahaman atau memorandum of
understanding (MoU) dengan Freeport.

Sebaliknya, pengamat tambang, Priyo Pribadi, menilai,

20,76 persen saham Freeport bernilai 1,7 miliar dollar AS layak


untuk Indonesia jika melihat hasil yang bakal diraup oleh
Freeport hingga 2041. Yang menjadi persoalan adalah justru
kesiapan pemerintah untuk mengumpulkan dana pembelian
saham tersebut.

"Jangan sampai pemerintah ataupun perusahaan tak punya uang


untuk membeli saham Freeport. Bisa pakai obligasi atau dana
pinjaman," katanya kepada Kontan.

Ia meyakinkan, harga tersebut memang layak untuk Indonesia


karena Freeport memiliki cadangan yang belum habis hingga

2041. Nah, soal harga satuan sahamnya, ia menyarankan supaya


pemerintah atau perusahaan yang berniat membeli bisa menawar
harga saham.

Mumpung masih ada waktu, ada baiknya pihak yang ingin

membeli sebagian saham Freeport lebih awal menyiapkan diri


dengan baik untuk mencari dana. Jangan sampai lepas ke pihak
lain. (Muhammad Yazid, Pratama G uitarra)
Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:
Renegosiasi Kontrak Freeport
(http://lipsus.kompas.com/topikpilihanlist/3042/1/renegosiasi.kontrak.freeport)

Berita Terkait

Editor

: Erlangga Djumena

Sumber

: KONTAN
(www.kontan.co.id)

TOPIK PILIHAN

CT: Pemerintah Saat Ini Tak Berwenang Perpanjang Kontrak Freeport


Pilpres 2014 (http://indonesiasatu.kompas.com)
(http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/06/13/1024390/CT.Pemerintah.Saat.Ini.Tak.Berwenang.Perpanjang.Kontrak.Freeport)
Jokowi-JK
Ini Sikap Jokowi-JK soal Freeport
(http://lipsus.kompas.com/topikpilihanlist/3006/1/jokowi(http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/06/13/0942221/Ini.Sikap.Jokowijk)
JK.soal.Freeport)

Anda mungkin juga menyukai