Anda di halaman 1dari 3

JURNAL PRAKTIKUM FISIKA LABORATORIUM BAHAN

1
Pengaruh Heat Treatment terhadap Kekerasan
Material Kuningan dengan Metode Quencing
Normasari Wijayanti, Ridlo F, Fitriana
Jurusan Fisika, Fakultas IPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: normasari12@mhs.physics.its.ac.id
AbstrakPercobaan pengaruh Heat Treatment terhadap
perlakuan dalam proses Heat Treatment. Dimana telah
kekerasan material kuningan dengan metode Quencing dengan
diketahui Jenis-jenis dari Heat Treatment ini diantara lain
tujuan untuk mengetahui perbedaan sifat mekanik material
adalah Quenching , annealing, normalizing, dan tempering.
berdasarkan tingkat kekerasan material kuningan sebelum di
Dapat diketahui bahwa Quenching merupakan suatu proses
Heat Treatment dan setelah diberi perlakuan panas (Heat
pemanasan suatu logam dengan menggunakan temperature
Treatment). Dimana prinsip dari percobaan ini adalah dengan
diatas suhu kritis dengan waktu tertentu, kemudian
menggunakan metode quencing. Dimana pada percobaan ini
dilakukan variasi jenis media pendingin yang digunakan
didinginkan langsung dengan media pendingin seperti air,
seperti air, air garam, oli, dan udara. Lalu alat dan bahan yang
air garam, oli dan jenis pendingin yang lain. Kemudian
digunakan adalah kuningan, air, air garam, oli, tiga buah gelas,
proses annealing ini merupakan suatu proses pemanasan
greanding, mesh (200,600,800), sumber panas dan
suatu logam dengan menggunakan temperature diatas suhu
microhardness. Dari percobaan ini dapat diambil kesimpulan
kritis dengan waktu tertentu, kemudian didinginkan sebentar
bahwa dari pengaruh bahan kuningan sebelum diheat
treatmen dan sesudah ini memiliki nilai kekerasan di udara bebas kemudian didinginkan dengan media
pendingin seperti air, air garam, oli dan jenis pendingin yang
bahan yang sama namun setelah di heat treatmen maka
di dapatkan nilai HV pada media pendingin air garam, lain. Setelah itu normalizing dimana proses pemenasan
udara, air dan oli sebagai berikut 171,6 HVN , 161,2 suatu logam dengan menggunakan temperature tinggi
dengan waktu tertentu, kemudian didinginkan dengan media
HVN, 158,2 HVN, dan 152,8 HVN.
pendingin yaitu udara. Dan tempering ini adalah proses
pemanasan suatu logam dengan menggunakan temperature
Kata Kunci temperatur, quencing,viskositas
dibawah suhu kritis dengan waktu tertentu, kemudian
didinginkan dengan media udara terlebih dahulu, lalu
I. PENDAHULUAN
langsung didinginkan dengan media pendingin seperti air,
[4]
Ita ketahui bahwa di bumi ini memiliki banyak air garam, oli dan jenis pendingin yang lain .
Berdasarkan serangkaian proses Heat Treatment yang
kekayaan alam yang memiliki banyak manfaat
dalam kehidupan manusia. Namun dari banyak telah dilakukan ini tentunya akan memberikan efek pada
kekayaan alam ini kita dapat membedakannya berdasarkan struktur mikro dan ukuran butiran dari bahan logam atau
sifat fisis dari bahannya. Terutama untuk kekayaan alam paduannya. Sebagai contoh material logam ini adalah
yang seperti zat padat atau material yang padat. Bahwa telah kuningan. Pada saat proses pendinginan ini dimana dari
suhu lelehnya, kuningan ini akan memulai berubah menjadi
diketahui untuk semua material padat memiliki sifat tertentu
yang berdasarkan dari bahan-bahan penyusunnya. Dan dari fasa padat, dimana pada fasa ini akan berlangsung
hal tersebut juga berhubungan dengan tingkat kekerasan dari perubahan struktur mikro. Berdasarkan perubahan struktur
suatu materialnya. Dimana telah diketahui bahwa tingkat mikro ini dapat juga dilakukan dengan jalan heat treatment.
kekerasan suatu bahan dapat diubah sesuai dengan Jika proses pendinginan ini dilakukan secara perlahan,
kebutuhan dengan menggunakan beberapa metode tertentu. maka akan dicapai pada tiap jenis struktur mikro yang
Salah satu metode yang digunakan untuk mengubah tingkat seimbang sesuai dengan komposisi kimia dan suhu
kuningan. Perubahan dari struktur mikro di berbagai suhu
kekerasan suatu benda adalah dengan Heat Treatment [2].
Heat Treatment ini merupakan salah satu dari proses dan kadar karbon dapat dilihat pada Diagram Fase
[3]
pengubah struktur dari suatu logam berdasarkan dari orde Keseimbangan dibawah ini .
kristalnya, dengan cara memanaskan bahan tersebut pada
elektrik terance atau tungku pembakaran
dengan
temperature rekristalisasi selama periode waktu yang
tertentu. Kemudian didinginkan bahan logam ini pada media
pendingin seperti udara, air, air garam, oli dan solar yang
mana dari semua bahan pendingin ini masing-masing
mempunyai kerapatan pendinginan yang berbeda-beda.
Telah diketahui bahwa Perlakuan panas merupakan proses
kombinasi antara proses pemanasan atau pendinginan dari
suatu logam atau paduannya dalam keadaan padat, hal ini
untuk mendapatkan sifat-sifat tertentu. Dalam mendapatkan
Untuk mendapatkan sifat-sifat tertentu ini maka kecepatan
dari bahan pendinginan dan batas temperatur sangat
Gambar 1.1 Diagram Fasa Keseimbangan
menetukan hasil yang didapatkan[1].
Dari proses yang dilakukan ini juga membutuhkan
Dari Heat Treatment ini terdapat beberapa jenis sebuah alat untuk menguji tingkat kekerasan suatu bahan

JURNAL PRAKTIKUM FISIKA LABORATORIUM BAHAN

2
tersebut, dimana alat tersebut adalah mikrohardness test.
dimana telah diketahui bahwa mikrohardness test
merupakan alat untuk pengujian material yang nilai
kekerasannya rendah dan. Microhardness biasanya mengacu
berdasarkan lekukan statis yang dibuat dengan beban tidak
lebih dari 1 kgf. Dimana indenter ini merupakan berlian baik
piramida berlian knoop panjang. Telah diketahui bahwa
prosedur untuk pengujian ini sangat mirip dengan standar uji
kekerasan Vickers namun kecuali ketika dilakukan dengan
skala mikroskopis dengan instrumen presisi yang lebih
tinggi. Yang mana dengan permukaan yang diuji biasanya
ini membutuhkan metalografi, yaitu jika semakin kecil
beban yang digunakan maka semakin tinggi permukaan
selesai diperlukan. Dimana presisi mikroskop ini digunakan
untuk mengukur lekukan dimana biasanya memiliki
perbesaran sekitar X500 dan mengukur dengan akurasi 0,5
mikrometer dengan perbedaan pengamat 0,2 mikrometer[4].

II. METODE
Pada percobaan pengaruh heat treatment terhadap
kekerasan material kuningan dengan metode Quencing.
Dimana terdapat empat variasi media pendingin yang akan
digunakan dalam praktikum ini yaitu udara, air, air garam
dan oli. Lalu peralatan yang digunakan dalam praktikum ini
seperti greanding, mesh, sumber panas dan microhardness.
Langkah awal pada praktikum ini adalah menyiapkan alat
dan bahan terlebih dahulu. Lalu kuningan dipotong
sepanjang 2cm. setelah dipotong ini maka kuningan ini
langsung di greanding dengan menggunakan mesh 200, 600
dan 800 sampai permukaan kuningan halus dan rata.
Kemudian setelah halus ini maka kuningan tersebut
langsung dipanaskan pada sumber panas yaitu kompor
dimana pada kuningan ini diberi temperature tinggi dengan
waktu yang telah ditentukan yaitu selama 10 menit. Setelah
dipanaskan ini maka dapat dilanjutkan pada proses
pendinginan yaitu kuningan ini dimasukan pada air, air
garam, oli dan udara. Pada proses pendinginan ini harus
benar-benar sampai dingin. Kemudian pada kuningan yang
sudah dingin ini maka langsung di greanding lagi sampai
halus. Setelah halus maka kuningan ini langsung di uji
dengan alat microhardness. Kemudian dicatat D1 ,D2, dan
HV.
Berdasarkan proses percobaan ini maka didapatkan
flowchart langkah kerja sebagai berikut

Gambar 2.1 flowchart percobaan Pengaruh Heat Treatment


terhadap Kekerasan Material kuningan dengan Metode Quencing

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Analisis data
Dari percobaan yang telah dilakukan maka didapatkan
data seperti dibawah ini
Tabel 3.1 data percobaan pengaruh heat treatment terhadap
kekerasan material kuningan dengan metode Quencing.

N
o
1
2
3
4

Media
Quenchin
g
Tanpa
Perlakuan
Air Garam
Air
Oli

HV
(HVN)

D1 (m)

D2 (m)

161,2

157,4

157,4

171,6
158,2
152,8

147,0
153,1
155,8

147,0
153,1
155,8

3.2 Pembahasan
Percobaan pengaruh heat treatment terhadap kekerasan
material kuningan dengan metode Quencing dengan tujuan
untuk mengetahui perbedaan sifat mekanik material
berdasarkan tingkat kekerasan material kuningan sebelum di

JURNAL PRAKTIKUM FISIKA LABORATORIUM BAHAN

Heat Treatment dan setelah diberi perlakuan panas (Heat


Treatment). Dimana prinsip dari percobaan ini adalah
dengan menggunakan metode quencing. Dimana pada
percobaan ini dilakukan variasi jenis media pendingin yang
digunakan seperti air, air garam, oli, dan udara.
Pada percobaan ini terdapat banyak perlakuan pada
bahan di setiap prosesnya. Pada proses penggrindingan ini
dimana kuningan dihaluskan permukaannya sampai benarbenar halus. Hal ini dilakukan agar didapatkan permukaan
yang halus agar saat pengujian kekerasan lebih mudah
mendapatkan HV nya. Lalu ketika kuningan dipanaskan
dengan suhu tinggi salama 10 menit, hal ini dilakukan agar
susunan molekul atom di dalam mengalami pergerakan
secara acak. Setelah diberi pemanasan maka kuningan ini
langsung di dinginkan dengan media pendingin seperti air,
air garam, oli dan udara. Berdasarkan jenis pendingin yang
digunakan ini dapat diketahui bahwa larutan pendingin ini
adalah factor utama yang menentukan perubah sifat
kekerasan dari kuningan tersebut. Kemudian di greanding
lagi kuningan nya, setelah digreanding kuningan ini
langsung di uji dengan microhardness.
Berdasarkan proses perlakuan di material kuningan ini.
Ketika proses pendinginan dengan media pendingin ini,
dimana telah digunakan media pendingin dengan variasi
viskositasnya. Telah diketahui bahwa viskositas merupakan
tingkat kekentalan suatu cairan. Dari viskositas ini maka
dapat diketahui bahwa tingkat kekentalan dari media
pendingin ini mempengaruhi hasil perubahan tingkat
kekerasan bahan yang digunakan. Dimana factor kekentalan
ini mempengaruhi laju perpindahan panas dari tembaga ke
media pendingin. Dari laju perpindahan panas ini dapat
diketahui bahwa semakin kental larutan yang digunakan
maka akan semakin lama proses laju perpindahan panasnya ,
namun sebaliknya juga ketika tingkat kekentalan larutan
sangat rendah maka laju perpindahan akan semakin cepat.
Berdasarkan proses pemanasan ini, dapat diketahui
bahwa molekul atom yang didalam kuningan ini bergetar.
Ketika suhu pada kuningan ini sangat tinggi kemudian di
dinginkan dengan media pendingin ini. Maka dari hal ini
telah diketahui bahwa terdapat perbedaan suhu yang sangat
jauh antara suhu di kuningan dengan suhu di media
pendingin. Ketika kuningan langsung dimasukan secara
lansung di dalam media pendingin ini maka terdapat gejolak
dari kuningan tersebut terutama dari molekul atom yang
bergetar ini. Maka dari proses ini molekul atom ini akan
berhenti mendadak sehingga terdapat perubahan dari tingkat
kekerasannya.
Kemudian berdasarkan data yang didapatkan dari tabel
3.1 ini dapat diketahui bahwa kuningan dengan media
pendingin air garam memiliki nilai HV yang lebih tinggi
dibandingkan dengan media pendingin yang lainnya.
Dimana dapat diketahui bahwa viskositas di udara lebih

3
rendah dibandingkan dengan media pendingin yang lainya.
Lalu urutan kedua nilai HV yang didapat adalah tanpa
perlakuan , kemudian air dan oli. Berdasarkan dari nilai HV
yang didapatkan maka dapat diketahui bahwa viskositas dari
media pendingin ini mempengaruhi perubahan tingkat
kekerasan kuningan.
IV. KESIMPULAN
Setelah dilakukan percobaan tentang pengaruh
Heat Treatment terhadap kekerasan material kuningan
dengan metode quencing dapat diambil kesimpulan bahwa
dari pengaruh bahan kuningan sebelum diheat treatmen dan
sesudah ini memiliki nilai kekerasan bahan yang sama
namun setelah di heat treatmen maka di dapatkan nilai HV
pada media pendingin air garam, udara, air dan oli sebagai
berikut 171,6 HVN , 161,2 HVN, 158,2 HVN, dan 152,8
HVN.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada asisten


laboratorium Bahan Jurusan Fisika FMIPA ITS khusunya
kepada asisten Ridlo F dan Fitriana pada praktikum ini yaitu
yang telah memberikan bantuan berupa tenaga dan
bimbingan sehingga praktikum dan laporan ini dapat
diselesaikan

DAFTAR PUSTAKA
[1]

[2]

[3]

[4]

M. Magnani, P.H. Soegama, N. Espallargas, C.S. Fugivara, S. Dosta,


J.M. Guilemany, and A.V. Benedetti, Corrosion and Wear Studies of
Cr3C2-NiCr-HVOF Coatings Sprayed on AA7050 T7 Under
Cooling, Journal of Thermal Spray Technology, March 2009.
J. He, M. Ice and E. Lavernia, Particle Melting Behaviour During
High Velocity Oxygen Fuel Thermal Spraying, Journal of Thermal
Spray Technology, Vol 10(1), 2001, pp. 83-93.
D.E. Wolfe, T.J. Eden, J.K. Potter and A.P. Jaroh, Investigation and
Characterization of Cr3C2 Based Wear-Resistant Coatings Applied
by the Cold Spray Process, Journal of Thermal Spray Technology,
Vol 15(3), 2006, pp. 400- 412.
Callister, D.William. 2000. Fundamentals of Materials Science and
Engineering 5th ed. Department of Metallurgical Engineering The
University of Utah

Anda mungkin juga menyukai