MODUL: DIARE
DIARE AKUT
190
MODUL DIARE
Tujuan Pembelajaran Umum
Mahasiswa diharapkan dapat
menjelaskan definisi diare dan
diare akut, insidens,
epidemiologi, etiologi,
patofisiologi, diagnosis
banding, menegakkan
diagnosis berdasarkan
penilaian penderita,
penatalaksanaan, serta
komplikasi penderita diare
akut
Metoda
BST
CRS
191
241-75.
5. Wyllie R, Hyams JS. Diarrhea. Dalam:
pediatrics
Gastroentestinal
Disease:
pthophysiology,
diagnosis
management.
Philadelphia: WB Saunders; 1993. hlm. 187987.
6.
Walker WA., Durie PR, Hamilton JR, WalterSmith
JA,
Watkins
JB.
Pediatric
gastrointestinal disease, Volume One. B.C.
Decker Inc; 1991. hlm.527-556
7. Buku Ajar Diare, UKK Gastrohepatologi,
2009
Ruangan :
Rawat Inap
Poliklinik
Unit Gawat Darurat
192
PANDUAN PRESEPTOR
DIARE AKUT PADA ANAK
Pendahuluan
Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat, terutama di negara sedang
berkembang termasuk Indonesia. Angka kesakitan (morbiditas) angka kematian
(mortalitas) masih cukup tinggi. Data global menunjukan bahwa morbiditas diare
pada periode 1992-2000 tidak menunjukan penurunan yang berarti dibandingkan
dengan perirode tahun 1954-1979 dan 1980-1989, namun demikian telah terjadi
penurunan angka kematian akibat diare di kawasan ini. Estimasi mortalitas akibat
diare adalah 4,9/1000/tahun, sedangkan angka untuk periode 1954-1979 dan
1980-1989 masing-masing sebesar 13,6 dan 5,6/1000/tahun. Dengan merujuk
angka kematian sebesar 4,9/1000/tahun, berarti ada 2,5 juta anak balita meninggal
karena diare setiap tahun dan kematian diare ini merupakan 21% dari seluruh
penyebab kematian pada anak balita. (1)
Di Indonesia, kematian akibat diare sekitar 150.000 200.000 kasus per
tahun. Penyakit ini menempati urutan tertinggi dalam jumlah perawatan anak di
rumah sakit (10-20%) di Indonesia. berdasarkan data survey rumah tangga,
kematian yang disebabkan oleh diare diperkirakan telah menurun 40% pada
atahun 1972 menjadi 24,9% tahun 1980, 15,5% tahun 1986, 11% pada tahun 1992
dari semua penyebab kematian pada anak. Survei terakhir (1996) melaporkan
7,4% dari semua penyebab kematian pada balita disebabkan oleh diare.(2)
Definisi
Diare adalah buang air besar yang tidak normal dima terjadi perubahan
konsistensi tinja dengan frekuensi yang lebih dari 3 kali dalam 24 jam atau tanpa
darah. Diare akut adalah diare yang terjadi dalam waktu tidak lebih dari 14 hari. (3)
Etiologi
Sebelum dekade 70-an, hanya 20% penyebab diare akut yang bisa diketahui. Saat
ini denagn bertambah majunya ilmu kedokteran, telah lebih dari 90% penyebab
diare akut yang telah diidentifikasi.(4)
193
Virus
Beberapa jenis virus yang dapat menyebabkan diare aku, antara alain
Rotavirus, Norwalk virus dan Adenovirus.
Rotavirus adalah penyebab utama diare pada anak usia di bawah 5 tahun,
terutama usia di bawah 2 tahun. Rotavirus pertama kali di temukan oleh
Bishop di Australia pada biopsi duodenum penderita diare dengan
mneggunakan mikroskop elektron. Ternyata kemudian, Rotavirus di
temukan di seluruh dunia sebagai penyebab diare akut yang paling sering.
Di Indonesia, pada beberapa penelitian di kota-kota besar Jakarta, Bandung,
dan Yogyakarta angka kejadian yang disebabkan virus dan Adenovirus
sering menyebabkan diare akut pada anak besar dan dewasa.
2. Bakteri
Beberapa bakteri yang menyebabkan diare akut pada anak:
a. E. coli spp.
b. Shigella spp.
c. Campylobacter spp.
d. Yersinia spp.
e. Salmonella spp; dan
f.Vibrio spp.
E. coli
Ada 5 subtipe E. coli yang menimbulkan diare akut. E. coli merupakan penyebab
kedua diare akut setelah Rotavirus dengan frekuensi 20-30%, adapun subtipe E.
coli tersebut adalah:
Enteropatogenic E. coli (EPEC)
Enterotoxigenic E. coli (ETEC)
Enteroinvasive E. coli (EIEC) dapat menimbulkan diare berdarah
(dysentriform diarrhea)
Enteroheamorrhagic E. coli (EHEC)
Enteroadhaeren E. coli (EAEC)
194
Shigella
Di negara sedang berkembang, diperkirakan insidens Shigella sekitar 10% dari
penyebab diare akut, tapi di Indonesia hanya 1-2% saja. Adapun spesies yang
sering menyebabkan diare akut, adalah:
Shigella flexneri
Shigella sonnei
Shigella boydii
Shigella spp menimbulkan diare berdarah
Campylobacter yeyuni
Diare akut oleh Campylobacter pertama kali dilaporkan pada tahun 1972, akan
tetapi isolasi kumannya baru dapat dilakukan oleh Skirrow pada tahun 1977. Di
negara berkembang insidensinya berkisar antara 5-14%. Di RS Cipto, Suharyono
menemukan 5% penyebab diare akut pada tahun 1881, emudian di Bandung oleh
Myrna, dkk. 8.39%. Campylobacter juga menyebabkan diare berdarah.
Salmonella
Di klinik Salmonella yang menyebabkan diare akut disebut sebagai non typhodial
Salmonellosis, dan paling sering disebabkan oleh Salmonella paratyphi. Lima
persen golongan Salmonella ini menimbulkan diare berdarah.
Yersinia
Merupakan bakteri penyebab diare akut berdarah atau dysentriform, di Indonesia
belum diketahui frekwensinya karena belum ada penelitian mengenai hal ini
berhubung susahnya media untuk perbenihnya.
Vibrio
Vibrio sering menimbulkan kejadian luar biasa diare akut. Ada 2 tipe, yaitu tipe EI
Tor dan Klasik dengan dua subtipe Ogawa dan Inaba. Insidenya berkisar 1-2%
dari diare akut.
195
3. Parasit
II.
Malabsorpsi
Biasanya terjadi karena malabsorpsi karbohidrat, jarang sekali diare akut yang
terjadi karena malabsorpsi lemak, protein(4-9)
III. Alergi
misalnya alergi terhadap susu sapi atau Cows milk protein sensitive enteropathy
(CMPSE) atau alergi karena makanan lain. (4-9)
IV.
Keracunan makanan
Makanan mengandung
mikroorganisme
yang
mengeluarkan
toksin,
Imunodefiensi
Lain-lain
Misalnya oleh karena defek anatomis, seperti malrotasi, hirschsprungs disease dan
short bowel syndrome. (4-6)
196
Patomekanisme
1.
Diare Sekretorik
2.
Diare Invasif
3.
Diare osmotik
1.
Diare Sekretorik
Diare skretorik adalah diare yang terjadi akibatnya aktifnya enzim Adenylat
siklase. Enzim ini akan mengubah ATP menjadi cyclic AMP. Akumulasi cAMP
akan menyebabkan sekresi aktif air, ion CI, Na, K dan HCO3 ke dalam lumen
usus.
Adenylcyclase
ini
diaktifkan
atau
dirangsang
oleh
toksin
dari
Diare Invasif
Diare invasif adalah diare yang terjadi akibat invasi mikroorganisme ke dalam
mukosa usus sehingga menimbulkan kerusakan pada mukosa usus tersebut. Diare
invasif disebabkan oleh ;
Rotavirus (diarenya tidak berdarah)
Bakteri : Shigella
Salmonella
Campylobacter
diare berdarah
EIEC
Yersina
- Parasit : Amoeba
197
Diare Osmotik
Diare Osmotik adalah diare yang terjadi karena tingginya tekanan osmotik di
lumen usus sehingga menarik cairan dari intraseluler ke dalam lumen, sehingga
menimbulkan watery diarhhea. Paling sering di sebabkan oleh malabsorpsi
karbohidrat.(4,5,6)
Manifestasi Klinis :
Manifestasi klinis penderita diare biasanya berupa kekurangan cairan atau
dehidrasi. Pertama penderita harus dinilai derajat dan kemudian masalah lain yang
biasanya berhubungan dengan diare. Biasanya kedua langkah ini diselesaikan
sebelum pengobatan diberikan. Namun begitu, bila anak mengalami dehidrasi
berat, membuat dan melaksanakan pemeriksaan lengkap harus ditunda sehingga
tidak terlambat diberikan. (10,12)
198
Baik, sadar
*Gelisah, rewel
Normal
Cekung
Ada
Basah
Minum biasa
Tidak
Tidak ada
Kering
*Haus, ingin
minum banyak
Kembali cepat
*Kembali lambat
Tanpa dehidrasi
Dehidrasi ringan
sedang
Mata
Air mata
Mulut dan
Lidah
Rasa Haus
2.Periksa: turgor
kulit
3.Hasil Pemeriksaan
C
*Lesu, lunlai atau
tidak sadar
Sangat cekung dan
kering
Tidak ada
Sangat kering
*Malas minum atau
tidak bisa minum
*Kembali sangat
lambat
Dehidrasi berat
Bila ada 1
tanda* ditambah
1 atau lebih
tanda lain
Penatalaksanaan
1. Rehidrasi
A. Rencana terapi A---- mengobati diare di rumah
Tiga cara dasar terapi di rumah adalah sebagiai berikut
Beri anak cairan lebih banyak dari biasanya, untuk mencegah
dehidrasi
Beri anak makanan yang cukup bergizi, untuk mencegah kekurangan
gizi
Bawa anak ke sarana kesehatan bila diarenya tidak membaik atau ada
tanda-tanda dehidrasi atau timbul gejala lain yang serius.(7-10,12)
199
Tabel 27. Jumlah Oralit yang Diberikan Sehabis Buang Air Besar
Umur
<12 bulan
1-4 tahun
>5 tahun
Dewasa
di rumah
400 cc /hr (2 bungkus)
600-800 cc/hr, 3-4 bungkus
800-1000 cc/hr, 4-5 bungkus
1200-2800 cc
B. Rencana Terapi B
Pemberian oralit diberikan dalam 3 jam pertama: oralit yang diberikan dengan
mengalikan berat badan penderita (kg) dengan 75ml. Bila berat badan anak tidak
diketahui dan atau untuk memudahkan di lapangan, berikan oralit paling sedikit
sesuai tabel tabel 3 di bawah : (7-10,12)
Tabel 28. Pemberian Oralit Berdasarkan Umur pada Terapi B
Umur
Jumlah oralit
< 1 thn
300 cc
1-5 thn
600cc
>5 thn
1200 cc
Dewasa
2400 cc
C. Rencana Terapi C
Pada recana terapi C diberikan cairan intravena berdasarkan usia yang terlihat
pada tabel 4.
Tabel 29. Pemberian Cairan Intravena pada Terapi C
Umur
Bayi < 12 bulan
Anak > 1 tahun
Nilai kembali penderita tiap1-2 jam. Bila rehidrasi belum tercapai percepat
tetesan IV
200
2. Pemberian makan
Tidak dipuasakan
ASI atau makanan diteruskan
Makanan porsi kecil, sering dan rendah serat
Pada diare osmotik, yang menggunakan susu formula maka susunya
diganti dengan susu yang rendah atau bebas laktosa. (4-10,12)
3. Medikamentosa
Banyak macam obat-obatan dan kombinasi obat dijual untuk pengobatan diare
akut.
Obat-obat
antidiare
yang
meliputi:
antimotilitas
misalnya
dengan
menggunakan
mentronidazole,
dosis
30-
201
5. Probiotik
Akhir-akhir ini lebih berkembang penelitian tentang penggunaan probiotik dalam
penatalaksanaan diare, terutama pada anak. Dengan memanipulasi keberadaan
mikrobiota probiotik dalam usus dan memelihara ekosistem tersebut.
(11,13,14)
menciptakan
suasana
yang
tidak
menguntungkan
untuk
3.
4.
5.
6.
202
Pencegahan
Pemberian ASI
Cuci tangan
Pengunaan jamban
Sumber Pustaka
1. Kosek M, Bern C, Guerrant RL. The global burden of diarrhoeal disease, as
estimated from studied published between 1992 and 2000. Bull WHO
2003;81(3):197-204.
2. Pusat
203
S.
The
evidance
for
probiotics.
Tersedia
di
http://wwwvrp.com
(diakses 10-08-2005)
15. Erickson KL, Hubbard NE. Probiotic immunomodulation in health and
disease. J Nutr 130:4032S-409S,2000.
204
Prosedur
Pertemuan ke2
3
4
A. ANAMNESIS
Introduksi
1
Keluhan utama
6
7
8
9
10
11
205
Rewel, haus
Lemah
Letargi
Gambarkan kesimpulan dari hasil anamnesis dan
tanyakan kondisi pasien dalam kesimpulan tersebut
12
Beritahukan orangtua pasien tentang kesimpulan
yang dibuat dan rencana selanjutnya bila ada
B. PEMERIKSAAN FISIS
Persiapan
1
Sampaikan maaf bahwa anda membuka baju anak
untuk pemeriksaan
2
Cek kembali alat pemeriksaan (stestoskop, jam
tangan berskala detik,termometer)
3
Cucilah tangan anda memakai sabun kemudian
keringkan dengan lap bersih atau tissue
Pemeriksaan
4
Penampilan umum:
Letargi, tidak sadar, lemah
5
Pemeriksaan tanda vital:
Tensi, nadi dan kualitasnya, respitasi, suhu
6
Kepala:
UUB datar/cekung
7
Mata Kelopak mata
Tidak cekung, cekung, sangat cekung
8
Air mata:
Ada/tidak
9
Mukosa mulut dan lidah:
Basah/kering/sangat kering
10
Rasa haus:
Biasa (tidak haus), haus sekali, tidak mau
minum
11
Turgor
Kembali cepat/lambat/sangat lambat
12
Pemeriksaan extremitas acral, capillary refill
time
C. PENEGAKAN DIAGNOSIS
1
Menegakan diagnosis berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik
2
Menentukan derajat dehidrasi, apakah :
- Tanpa dehidrasi
- Dehidrasi ringan sedang
- Dehidrasi berat
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
206
207