Anda di halaman 1dari 18

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

MODUL: DIARE

DIARE AKUT

TINGKAT KEMAMPUAN SKDI 2006: 4

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK


2011

Ilmu Kesehatan Anak FK UNISBA

190

MODUL DIARE
Tujuan Pembelajaran Umum
Mahasiswa diharapkan dapat
menjelaskan definisi diare dan
diare akut, insidens,
epidemiologi, etiologi,
patofisiologi, diagnosis
banding, menegakkan
diagnosis berdasarkan
penilaian penderita,
penatalaksanaan, serta
komplikasi penderita diare
akut

Tujuan Pembelajaran Khusus


Mahasiswa diharapkan dapat :
Menjelaskan definisi diare dan diare
akut pada anak.
Menerangkan insidens diare akut di
Indonesia dan di negara lain.
Menjelaskan etiologi diare akut pada
anak.
Menjelaskan patofisiologi diare
invasif, osmotik, sekretorik.
Menjelaskan tentang transport aktif
cairan dalam saluran cerna.
Menjelaskan tentang diare akut
termasuk anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan laboratorium.
Menganalisa diagnosis banding dari
diare akut.
Mendiagnosis suatu diare akut
Menganalisa komplikasi diare akut,
termasuk dehidrasi, gangguan
elektrolit, gangguan asam basa, syok
hipovolemik, hipoglikemia.

Metoda
BST
CRS

Sarana dan Prasarana


Nara sumber :
Tito Gunantara, dr., Sp.A, M. Kes
Sumber Pustaka :
1. Kosek M, Bern C, Guerrant RL. The global
burden of diarrhoeal disease, as estimated from
studied published between 1992 and 2000. Bull
WHO 2003;81(3):197-204.
2. Pusat data dan informasi kesehatan, DepkesKesos. Profil Kesehatan Indonesia 2000.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2000,
hlm.92.
3. World Health Organization. Global strategy for
infant and young child feeding. Fifty-fourth.
World Health Assembly Proivisional Agenda
Item 13.1, 9 April; 2001.
4. Gracey M, Burke V. Gastrointtestinal
infections: mechanism diarrhea pathogenesis,
and
clinical
features.
Pediatrics
gastroenterology and hepatology. Edisi ke-3.
Boston: Blackwell scientific pub; 1993. hlm.

Ilmu Kesehatan Anak FK UNISBA

191

Menganalisa dehidrasi dan derajatnya


Menggambarkan gejala klinis dari
gangguan elektrolit.
Menerangkan keseluruhan mengenai
feses.
Mendiskusikan tentang
penatalaksanaan diare akut, termasuk :
Rehidrasi: Rencana A, B dan C
Dietnya
Obat-obatan: indikasi dari antibiotik,
sebaiknya dihindari penggunaan
antidiare pada diare akut
Penyuluhan

Mendiskusikan prognosis dari diare


akut
Mendiskusikan pencegahan dari diare
akut.

241-75.
5. Wyllie R, Hyams JS. Diarrhea. Dalam:
pediatrics
Gastroentestinal
Disease:
pthophysiology,
diagnosis
management.
Philadelphia: WB Saunders; 1993. hlm. 187987.
6.
Walker WA., Durie PR, Hamilton JR, WalterSmith
JA,
Watkins
JB.
Pediatric
gastrointestinal disease, Volume One. B.C.
Decker Inc; 1991. hlm.527-556
7. Buku Ajar Diare, UKK Gastrohepatologi,
2009
Ruangan :
Rawat Inap
Poliklinik
Unit Gawat Darurat

Ilmu Kesehatan Anak FK UNISBA

192

PANDUAN PRESEPTOR
DIARE AKUT PADA ANAK
Pendahuluan
Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat, terutama di negara sedang
berkembang termasuk Indonesia. Angka kesakitan (morbiditas) angka kematian
(mortalitas) masih cukup tinggi. Data global menunjukan bahwa morbiditas diare
pada periode 1992-2000 tidak menunjukan penurunan yang berarti dibandingkan
dengan perirode tahun 1954-1979 dan 1980-1989, namun demikian telah terjadi
penurunan angka kematian akibat diare di kawasan ini. Estimasi mortalitas akibat
diare adalah 4,9/1000/tahun, sedangkan angka untuk periode 1954-1979 dan
1980-1989 masing-masing sebesar 13,6 dan 5,6/1000/tahun. Dengan merujuk
angka kematian sebesar 4,9/1000/tahun, berarti ada 2,5 juta anak balita meninggal
karena diare setiap tahun dan kematian diare ini merupakan 21% dari seluruh
penyebab kematian pada anak balita. (1)
Di Indonesia, kematian akibat diare sekitar 150.000 200.000 kasus per
tahun. Penyakit ini menempati urutan tertinggi dalam jumlah perawatan anak di
rumah sakit (10-20%) di Indonesia. berdasarkan data survey rumah tangga,
kematian yang disebabkan oleh diare diperkirakan telah menurun 40% pada
atahun 1972 menjadi 24,9% tahun 1980, 15,5% tahun 1986, 11% pada tahun 1992
dari semua penyebab kematian pada anak. Survei terakhir (1996) melaporkan
7,4% dari semua penyebab kematian pada balita disebabkan oleh diare.(2)
Definisi
Diare adalah buang air besar yang tidak normal dima terjadi perubahan
konsistensi tinja dengan frekuensi yang lebih dari 3 kali dalam 24 jam atau tanpa
darah. Diare akut adalah diare yang terjadi dalam waktu tidak lebih dari 14 hari. (3)
Etiologi
Sebelum dekade 70-an, hanya 20% penyebab diare akut yang bisa diketahui. Saat
ini denagn bertambah majunya ilmu kedokteran, telah lebih dari 90% penyebab
diare akut yang telah diidentifikasi.(4)

Ilmu Kesehatan Anak FK UNISBA

193

Adapun penyebab diare akut tersebut adalah: (4-9)


I. Infeksi
1.

Virus
Beberapa jenis virus yang dapat menyebabkan diare aku, antara alain
Rotavirus, Norwalk virus dan Adenovirus.
Rotavirus adalah penyebab utama diare pada anak usia di bawah 5 tahun,
terutama usia di bawah 2 tahun. Rotavirus pertama kali di temukan oleh
Bishop di Australia pada biopsi duodenum penderita diare dengan
mneggunakan mikroskop elektron. Ternyata kemudian, Rotavirus di
temukan di seluruh dunia sebagai penyebab diare akut yang paling sering.
Di Indonesia, pada beberapa penelitian di kota-kota besar Jakarta, Bandung,
dan Yogyakarta angka kejadian yang disebabkan virus dan Adenovirus
sering menyebabkan diare akut pada anak besar dan dewasa.

2. Bakteri
Beberapa bakteri yang menyebabkan diare akut pada anak:
a. E. coli spp.
b. Shigella spp.
c. Campylobacter spp.
d. Yersinia spp.
e. Salmonella spp; dan
f.Vibrio spp.
E. coli
Ada 5 subtipe E. coli yang menimbulkan diare akut. E. coli merupakan penyebab
kedua diare akut setelah Rotavirus dengan frekuensi 20-30%, adapun subtipe E.
coli tersebut adalah:
Enteropatogenic E. coli (EPEC)
Enterotoxigenic E. coli (ETEC)
Enteroinvasive E. coli (EIEC) dapat menimbulkan diare berdarah
(dysentriform diarrhea)
Enteroheamorrhagic E. coli (EHEC)
Enteroadhaeren E. coli (EAEC)

Ilmu Kesehatan Anak FK UNISBA

194

Shigella
Di negara sedang berkembang, diperkirakan insidens Shigella sekitar 10% dari
penyebab diare akut, tapi di Indonesia hanya 1-2% saja. Adapun spesies yang
sering menyebabkan diare akut, adalah:

Shigella flexneri

Shigella sonnei

Shigella dysentriae, dan

Shigella boydii
Shigella spp menimbulkan diare berdarah
Campylobacter yeyuni

Diare akut oleh Campylobacter pertama kali dilaporkan pada tahun 1972, akan
tetapi isolasi kumannya baru dapat dilakukan oleh Skirrow pada tahun 1977. Di
negara berkembang insidensinya berkisar antara 5-14%. Di RS Cipto, Suharyono
menemukan 5% penyebab diare akut pada tahun 1881, emudian di Bandung oleh
Myrna, dkk. 8.39%. Campylobacter juga menyebabkan diare berdarah.
Salmonella
Di klinik Salmonella yang menyebabkan diare akut disebut sebagai non typhodial
Salmonellosis, dan paling sering disebabkan oleh Salmonella paratyphi. Lima
persen golongan Salmonella ini menimbulkan diare berdarah.
Yersinia
Merupakan bakteri penyebab diare akut berdarah atau dysentriform, di Indonesia
belum diketahui frekwensinya karena belum ada penelitian mengenai hal ini
berhubung susahnya media untuk perbenihnya.
Vibrio
Vibrio sering menimbulkan kejadian luar biasa diare akut. Ada 2 tipe, yaitu tipe EI
Tor dan Klasik dengan dua subtipe Ogawa dan Inaba. Insidenya berkisar 1-2%
dari diare akut.

Ilmu Kesehatan Anak FK UNISBA

195

3. Parasit

Entamoeba Histolytica, insidennya rendah sekali, kurang


dari 1%

Giardia Lamblia biasanya menyerang anak usia 1-5


tahun, terutama pada anak dengan KKP

Crytosporidium, di negara berkembang frekwensinya


anatar 4-11%. Di Indonesia angkanya masih belum diketahui. Sering
terjadi pada penderita AIDS

II.

Malabsorpsi

Biasanya terjadi karena malabsorpsi karbohidrat, jarang sekali diare akut yang
terjadi karena malabsorpsi lemak, protein(4-9)
III. Alergi
misalnya alergi terhadap susu sapi atau Cows milk protein sensitive enteropathy
(CMPSE) atau alergi karena makanan lain. (4-9)
IV.

Keracunan makanan

Diare yang terjadi karena keracunan makan terjadi karena : (7-9)

Makanan tersebut mengandung zat kimia beracun.

Makanan mengandung

mikroorganisme

yang

mengeluarkan

toksin,

misalnya: Clostridium spp. dan Staphylococcus spp.


V.

Imunodefiensi

Misalnya pada penderita Aquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS)


VI.

Lain-lain

Misalnya oleh karena defek anatomis, seperti malrotasi, hirschsprungs disease dan
short bowel syndrome. (4-6)

Ilmu Kesehatan Anak FK UNISBA

196

Patomekanisme
1.

Diare Sekretorik

2.

Diare Invasif

3.

Diare osmotik

1.

Diare Sekretorik

Diare skretorik adalah diare yang terjadi akibatnya aktifnya enzim Adenylat
siklase. Enzim ini akan mengubah ATP menjadi cyclic AMP. Akumulasi cAMP
akan menyebabkan sekresi aktif air, ion CI, Na, K dan HCO3 ke dalam lumen
usus.

Adenylcyclase

ini

diaktifkan

atau

dirangsang

oleh

toksin

dari

mkroorganisme sebagai berikut:


Vibrio
ETEC
Shigella
Clostridium
Salmonella, dan
Campylobacter
Akan tetapi, toksin yang paling kuat aktifasinya mengaktifkan Adenylcyclase
adalah toksin dari vibrio.(4,5,6)
2.

Diare Invasif

Diare invasif adalah diare yang terjadi akibat invasi mikroorganisme ke dalam
mukosa usus sehingga menimbulkan kerusakan pada mukosa usus tersebut. Diare
invasif disebabkan oleh ;
Rotavirus (diarenya tidak berdarah)
Bakteri : Shigella
Salmonella
Campylobacter

diare berdarah

EIEC
Yersina
- Parasit : Amoeba

Ilmu Kesehatan Anak FK UNISBA

197

Khususnya pada Shigella, setelah kuman melewati barier asam lambung,


kuman masuk ke dalam usus halus dan berkembang biak sambil mengeluarkan
enterotoksin ini akan merangsang enzim Adenylsiklase merubah ATP menjadi
cAMP sehingga terjadi diare sekretorik (tidak berdarah). Bakteri ini dengan
adanya peristaltik usus sampai di colon. Di colon, bakteri ini akan melakukan
invasi, membentuk mikro-mikro ulkus yang disertai dengan sebukan sel-sel
radang PMN dan menimbulkan gejala diare yang berlendir dan berdarah.
Pada Rotavirus, setelah masuk ke dalam traktus digestivus, berkembang
biak dan masuk ke dalam apikal usus halus, kemudian bagian apikal dari villi
tersebut akan rusak dan diganti dengan bagian kripta yag belum matang (immatur,
berbentuk kuboid atau gepeng). Karena sel ini masih immatur, sel ini tidak dapat
berfungsi normal sehingga menimbulkan diare dan tidak bisa menghasilkan enzim
laktase atau disakaridase, panas yang tidak begitu tinggi, batuk pilek,dan muntahmuntah.(4,5,6)
3.

Diare Osmotik

Diare Osmotik adalah diare yang terjadi karena tingginya tekanan osmotik di
lumen usus sehingga menarik cairan dari intraseluler ke dalam lumen, sehingga
menimbulkan watery diarhhea. Paling sering di sebabkan oleh malabsorpsi
karbohidrat.(4,5,6)
Manifestasi Klinis :
Manifestasi klinis penderita diare biasanya berupa kekurangan cairan atau
dehidrasi. Pertama penderita harus dinilai derajat dan kemudian masalah lain yang
biasanya berhubungan dengan diare. Biasanya kedua langkah ini diselesaikan
sebelum pengobatan diberikan. Namun begitu, bila anak mengalami dehidrasi
berat, membuat dan melaksanakan pemeriksaan lengkap harus ditunda sehingga
tidak terlambat diberikan. (10,12)

Untuk menentukan derajat dahidrasi maka dapat dilihat berdasarkan tabel 1.

Ilmu Kesehatan Anak FK UNISBA

198

Tabel 26. Penilaian Derajat Dehidrasi (7,8,9)


Penilaian
1.Lihat : keadaan
umum

Baik, sadar

*Gelisah, rewel

Normal

Cekung

Ada
Basah
Minum biasa
Tidak

Tidak ada
Kering
*Haus, ingin
minum banyak

Kembali cepat

*Kembali lambat

Tanpa dehidrasi

Dehidrasi ringan
sedang

Mata
Air mata
Mulut dan
Lidah
Rasa Haus
2.Periksa: turgor
kulit
3.Hasil Pemeriksaan

C
*Lesu, lunlai atau
tidak sadar
Sangat cekung dan
kering
Tidak ada
Sangat kering
*Malas minum atau
tidak bisa minum
*Kembali sangat
lambat
Dehidrasi berat

Bila ada 1
tanda* ditambah
1 atau lebih
tanda lain

Penatalaksanaan
1. Rehidrasi
A. Rencana terapi A---- mengobati diare di rumah
Tiga cara dasar terapi di rumah adalah sebagiai berikut
Beri anak cairan lebih banyak dari biasanya, untuk mencegah
dehidrasi
Beri anak makanan yang cukup bergizi, untuk mencegah kekurangan
gizi
Bawa anak ke sarana kesehatan bila diarenya tidak membaik atau ada
tanda-tanda dehidrasi atau timbul gejala lain yang serius.(7-10,12)

Ilmu Kesehatan Anak FK UNISBA

199

Tabel 27. Jumlah Oralit yang Diberikan Sehabis Buang Air Besar
Umur
<12 bulan
1-4 tahun
>5 tahun
Dewasa

Jumlah Oralit yang

Jumlah oralit yang disediakan

diberikan tiap BAB


50-100 cc
100-200 cc
200-300 cc
300-400 cc

di rumah
400 cc /hr (2 bungkus)
600-800 cc/hr, 3-4 bungkus
800-1000 cc/hr, 4-5 bungkus
1200-2800 cc

B. Rencana Terapi B
Pemberian oralit diberikan dalam 3 jam pertama: oralit yang diberikan dengan
mengalikan berat badan penderita (kg) dengan 75ml. Bila berat badan anak tidak
diketahui dan atau untuk memudahkan di lapangan, berikan oralit paling sedikit
sesuai tabel tabel 3 di bawah : (7-10,12)
Tabel 28. Pemberian Oralit Berdasarkan Umur pada Terapi B
Umur
Jumlah oralit

< 1 thn
300 cc

1-5 thn
600cc

>5 thn
1200 cc

Dewasa
2400 cc

C. Rencana Terapi C
Pada recana terapi C diberikan cairan intravena berdasarkan usia yang terlihat
pada tabel 4.
Tabel 29. Pemberian Cairan Intravena pada Terapi C
Umur
Bayi < 12 bulan
Anak > 1 tahun

Pemberian I 30 ml/kg dalam


1 jam*
1
/2 jam *

Kemudian 70 ml/kg dalam


5 jam
1
2 /2 jam *

Ulangi bila nadi masih lemah atau tidak teraba

Nilai kembali penderita tiap1-2 jam. Bila rehidrasi belum tercapai percepat
tetesan IV

Juga berikan oralit (5 ml/kg/jam) bila penderita bisa minum; biasanya


setelah 3-4 jam (bayi) atau 3 jam (anak)

Setelah 6 jam (bayi) atau 3 jam (anak) nilai kembali penderita


menggunakan bagan penilaian, kemudian pilihlah rencana yang sesuai
(A,B,atau C) untuk melanjutkan pengobatan. (7-10,12)

Ilmu Kesehatan Anak FK UNISBA

200

2. Pemberian makan
Tidak dipuasakan
ASI atau makanan diteruskan
Makanan porsi kecil, sering dan rendah serat
Pada diare osmotik, yang menggunakan susu formula maka susunya
diganti dengan susu yang rendah atau bebas laktosa. (4-10,12)
3. Medikamentosa
Banyak macam obat-obatan dan kombinasi obat dijual untuk pengobatan diare
akut.

Obat-obat

antidiare

yang

meliputi:

antimotilitas

misalnya

(loperamid,diphenoxxylate, kodein, opium; absorbent (misal norit, kaolin,


attapulgit, smectie ). Tidak satupun obat-obatan ini terbukti mempunyai efek yang
nyata untuk diare dan beberapa malahan mempunyai efek yang membahayakan
(seperti ileus paralitik dan bakteri tumbuh lebih banyak). (4,5,6)

Antibiotika digunakan secara selektif pada kasus:


1. Diare berdarah, sebagai obat pilihan pertama adalah kotrimoksasol dengan
dosis 50mg/kgbb/hari dibagi 2 dosis, selama 5 hari.
2. Kolera, dengan menggunakan tetrasiklin, dosis 50mg/kgbb/hari dibagi3-4
dosis, selama 3 hari
3. Amuba/giardia,

dengan

menggunakan

mentronidazole,

dosis

30-

50mg/kgbb/hari dibagi 3 dosis, selama 5-7 hari. (7-10,12)


4. Pemberian Preparat Zinc
WHO merekomendasikan suplementasi zinc pada diare akut selama 10-14 hari
dengan dosis 10 mg untuk usia di bawah 6 bulan dan 20 mg perhari untuk anak
usia di atas 6 bulan. Zinc mempunyai peran terhadap integritas barier epitel,
perbaikan jaringan dan fungsi sistem imun. Berbagai efikasi pemberian zinc telah
terbukti dalam mencegah infeksi saluran cerna, menurunkan angka kejadian diare,
mengurangi durasi dan kekambuhan diare, serta mengurangi penggunaan
antibiotika.

Ilmu Kesehatan Anak FK UNISBA

201

5. Probiotik
Akhir-akhir ini lebih berkembang penelitian tentang penggunaan probiotik dalam
penatalaksanaan diare, terutama pada anak. Dengan memanipulasi keberadaan
mikrobiota probiotik dalam usus dan memelihara ekosistem tersebut.

(11,13,14)

Probiotik: bakteri hidup yang diberikan sebagai suplemen makan yang


mempunyai pengaruh menguntungkan terhadap kesehatan, baik pada manusia dan
binatang dengan memperbaiki keseimbangan mikroflora intestinal.(11,13,14,15)
Jenis-jenis probiotik
1. Lactobasili: L acidophilus, L casei, Ldelbrucki subsp bulgaris, Lbrevis, L
celobious, Lcurvatus, L fermentum, L plantarum.
2. Kokus gram positif: lactococus lactis subsp Cremoris, Streptococcus Salvarius
subsp. Thermophylus, Enterococus faecium, S diaacetylactis, S intermedius.
3. Bifidobakteria: B bifidum, B adolescentis, B animalis, Binfatis, B longum, B
thermophylum. (11,13,14,15)
Lactobacillus GG adalah suatu strain bakteri probiotik yang resisten
terhadap asam lambung dan asam empedu, digunakan untuk pencegahan diare
pada pada anak dengan resiko tinggi di negara berkembangan, secara signifikan
dapat menurunkan insiden diare pada bayi yang minum susu botol, tetapi tidak
banyak pengaruhnya pada kelompok yang minum ASI . (11,13,14,15)
Mekanisme kerja probiotik pada diare antara lain :
1.

Menurunkan pH usu melalui stimulasi bakteri penghasil laktat


sehingga

menciptakan

suasana

yang

tidak

menguntungkan

untuk

pertumbuhan bakteri patogen


2.

Efek antagonis langsung terhadap bakteri patogen

3.

Kompetisi perlekatan pada reseptor bakteri patogen oleh bakteri


probiotik

4.

Memperbaiki fungsi imun dan stimulasi sel imunomodulator


dengan cara meningkatkan produksi antibodi dan memobilitasi makrofag,
limfosit dan sel imun lain.

5.

Kompetisi nutrien dan faktor pertumbuhan

6.

Meningkatkan produksi musin mukosa usus sehingga meningkatkan respon


imun alami. (13,14,15)

Ilmu Kesehatan Anak FK UNISBA

202

Pencegahan

Pemberian ASI

Perbaikan makanan pedamping ASI

Penggunaan air bersih untuk kebersihan dan untuk minum

Cuci tangan

Pengunaan jamban

Pembuangan tinja bayi yang aman

Imunisasi campak (4-10,12)

Sumber Pustaka
1. Kosek M, Bern C, Guerrant RL. The global burden of diarrhoeal disease, as
estimated from studied published between 1992 and 2000. Bull WHO
2003;81(3):197-204.
2. Pusat

data dan informasi Kesehatan, Depkes-Kesos. Profil Kesehatan

Indonesia 200. Jakarta: Departemen Kesehatan RI;2000, hal.92.


3. World Health Organization. Global strategy for infant and young child
feeding. Fifty-fourth World Health Assembly Proivisional Agenda Item 13.1, 9
April; 2001.
4. Gracey M, Burke V. Gastrointtestinal infections: mechanism diarrhea
pathogenesis, and clinical features. Dalam Pediatrics gastroenterology and
hepatology 3rd edition. Boston: Blackwell scientific pub, 1993, hal. 241-75.
5. Wyllie R, Hyams JS. Diarrhea. Dalam: pediatrics Gastroentestinal Disease:
pthophysiology, diagnosis management. Philadelphia: WB Saunders, 1993,
hal. 187-987.
6. Spiro MH. General Consideration. Dalam: Clinical Gastroenterology. New
York: Mc. Graw Hill, Inc., 1993, hal. 343-65.
7. Bhattarcaya SK. Therapeutic methods for diarrhea in childern. World J
Gastroentero, 2000;6(4): 497 -500.
8. Elliot EJ, Dalby-payne JR. Acute infectious diarhhoea and dehydration in
childern. MJA 2004; 181: 565-70.

Ilmu Kesehatan Anak FK UNISBA

203

9. Cowley C, Graham D. Managementof childhood gastroenteritis. NEJP 2005;


32: 110-6
10. Sandhu BK. Pratical guidelines for the management of gastroenteritis in
childern. J Ped Gastroenterol Nutr 2001; 33:S36-9
11. Szajewska H, Kotowska M, Mrukowicz JZ, Armanska M, and Mikolajczyk W.
Efficacy of Lactobacillus GG in pervention of nosocomial diarrhea infants. J
pediatr 2001;138:361-5.
12. Buku ajar diare. Pendidikan Medik Pemberantas Diare. Departemen
Kesehatan RI, 1999.
13. Goodman

S.

The

evidance

for

probiotics.

Tersedia

di

http://www.positivehealth.com (diakses 20-08-2005)


14. English J, Dean W. Lactobacillus GG: New breakthroughprobiotic clinically
proven to support gastrointestinal health. Tersedia di

http://wwwvrp.com

(diakses 10-08-2005)
15. Erickson KL, Hubbard NE. Probiotic immunomodulation in health and
disease. J Nutr 130:4032S-409S,2000.

Ilmu Kesehatan Anak FK UNISBA

204

PENUNTUN BELAJAR DIARE


No

Prosedur

Pertemuan ke2
3
4

A. ANAMNESIS
Introduksi
1

Ucapkan salam, sapa orangtua/ wali pasien,


ucapkan salam dan ciptakan suasana yang akrab
serta kekeluargaan

Perkenalkan diri bahwa anda seorang dokter yang


akan membantu menangani perawatan anaknya

Jelaskan kepada orangtua pasien bahwa anda akan


mengajukan beberapa pertanyaan tentang penyakit
anaknya, selanjutnya akan mengajukan beberapa
pertanyaan tentang penyakit anaknya,
Catat beberapa data pasien :
Nama anak
Jenis kelamin
Tanggal lahir/umur
Alamat/no tlp
Tanyakan apakah ibu datang ke rumah sakit atas
rekomendasi /rujukan dari dokter lain, dan apa
alasan dirujuknya

Keluhan utama
6
7
8
9

10

11

Tanyakan tentang alasan penderita datang berobat


ke rumah sakit
Tanyakan tentang sudah
berapa lama anak
mencret
Tanyakan bagaimana konsistensi BAB, dan apakah
ada darah/lendir
Tanyakan tentang perjalanan penyakit
Tanyakan apakah ada gejala
Panas
Mual
Muntah
Batuk pilek
Riwayat kelainan pencernaan yang lain
Buang air kecil
Tanyakan tentang tanda-tanda dehidrasi

Ilmu Kesehatan Anak FK UNISBA

205

Rewel, haus
Lemah
Letargi
Gambarkan kesimpulan dari hasil anamnesis dan
tanyakan kondisi pasien dalam kesimpulan tersebut
12
Beritahukan orangtua pasien tentang kesimpulan
yang dibuat dan rencana selanjutnya bila ada
B. PEMERIKSAAN FISIS
Persiapan
1
Sampaikan maaf bahwa anda membuka baju anak
untuk pemeriksaan
2
Cek kembali alat pemeriksaan (stestoskop, jam
tangan berskala detik,termometer)
3
Cucilah tangan anda memakai sabun kemudian
keringkan dengan lap bersih atau tissue
Pemeriksaan
4
Penampilan umum:
Letargi, tidak sadar, lemah
5
Pemeriksaan tanda vital:
Tensi, nadi dan kualitasnya, respitasi, suhu
6
Kepala:
UUB datar/cekung
7
Mata Kelopak mata
Tidak cekung, cekung, sangat cekung
8
Air mata:
Ada/tidak
9
Mukosa mulut dan lidah:
Basah/kering/sangat kering
10
Rasa haus:
Biasa (tidak haus), haus sekali, tidak mau
minum
11
Turgor
Kembali cepat/lambat/sangat lambat
12
Pemeriksaan extremitas acral, capillary refill
time
C. PENEGAKAN DIAGNOSIS
1
Menegakan diagnosis berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik
2
Menentukan derajat dehidrasi, apakah :
- Tanpa dehidrasi
- Dehidrasi ringan sedang
- Dehidrasi berat
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Ilmu Kesehatan Anak FK UNISBA

206

Menjelaskan pada orang tua bahwa harus


dilakukan
pemeriksaan
penunjang
untuk
mengetahui sebab diare serta kemungkinan
komplikasinya
2
Melakukan usulan pemeriksaan penunjang dapat
berupa pemeriksaan :
- Urin rutin
- Darah rutin
- Elektrolit
E. TATALAKSANA
1
Menentukan rencana terapi sesuai dengan derajat
dehidrasi, berupa:
- Rencana terapi A
- Rencana terapi B
- Rencana terapi C
Pemberian tablet zinc
Pemberian antibiotic jika perlu
Merekomendasikan pemberian makanan/ susu
disesuaikan dengan usia anak
ORS sesuai rekomendasi WHO
2
Pemberian suplementasi elektrolit dalam bentuk
larutan infuse atau peroral bila terjadi defisiensi
elektrolit
E. PENCEGAHAN
1
Melakukan penyuluhan mengenai sanitasi dan
penjagaan kebersihan diri dan lingkungan
2
Memasak air minum hingga mendidih
3
Merebus botol susu setiap kali akan dipakai

Ilmu Kesehatan Anak FK UNISBA

207

Anda mungkin juga menyukai