Leaching
Pada proses ini di lakukan proses eksraksi biji emas dengan larutan NaCN dan
di tambahkan dengan kapur hidrat untuk menjaga pH dan di lakukan proses
aerasi dengan menambahkan O2 untuk mengoksidasi logam emas.
Reaksi :
2Au + 4CN- + O2 + 2H2O
2 [Au (CN)2]- + H2O2 + 2OH2Au + 4CN- + H2O2
2 [Au (CN)2]- + 2OH4Au + 8CN- + O2 + 2H2O
4 Au (CN)2- + 4OHAg + 2CN-
[ Ag(CN)2]- + e -
c. Precipitation
Pada proses ini dilakukan dengan menambahkan Zinc powder untuk mengikat
logam emas dan perak menjadi endapan, kemudian hasil precipitate di Calcine di
dalam oven.
d. Smelting
Pada proses ini di lakuakan peleburan logam emas dan perak dari hasil calcine
untuk mendapatkan logam emas/perak batangan ( bullion ).
Pada tahap ini di ;akukan penbambangan biji dengan kadar antara 1.8 % - 2.1 %.
Dan kadar di ambil pada 2 daerah yaitu East Block dan West Block.
b. Crushing screening
Pada proses ini di lakukan pemisahan biji dengan ukuran -6 inch dan +6 inch.
Kemudian di lakukan crushing untuk ore dengan ukuran yg lebih besar.
c. Drying
Pada proses ini digunakan rotary dryer untuk mengurangi kadar air dari biji laterit
antara 30-33% menjadi 20%. Hal ini agar bijih tidak terlalu basah ataupun kering
yang mengakibatkan debu, sehingga mengakibatkan banyaknya nikel yang
terbuang.
d. Reduksi dan Sulfidasi
Pada tahap ini di gunakan Rotary Kiln, proses reduksi bertujuan membentuk Ni
dan Fe bebas yang terpisah dari persenyawaannya. Kemudian dilakukan proses
sulfidasi untuk mengikat logam bebas menjadi logam sulfide.
Pada tahap ini juga terjadi beberapa tahap proses :
1. Pengeringan lanjut dan kalsinasi untuk menghilangkan kandungan air bebas
dan kandungan air Kristal.
2. Proses Reduksi
Proses resuksi di lakukan dengan gas pereduksi yang terdiri dari Co, H 2, dan C
yang di peroleh dari pembakaran tidak sempurna Oil lance dengan udara.
Reaksi :
NiO
+ C
Ni
+ CO
NiO
+ CO
Ni
+ CO2
NiO
+ H2
Ni
+ H2O
CoO + C
Co
+ CO
CoO + H2
Co
+ H2O
Fe2O3 + 3C
2Fe + 3CO
Fe2O3 + 3CO
2Fe + 3CO2
3Fe2O3 + H2
2Fe3O4 + H2O
Dalam reaksi reduksi besi, sebelum tereduksi menjadi logam besi, terjadi
pula rekasi antara, yaitu Fe2O3 dan FeO. Reaksinya adalah sebagai
berikut:
3Fe2O3 + H2
2Fe3O4 + H2O
Fe3O4 + H2
3FeO
+ H2O
FeO + H2O
Fe
+ H2O
Terbentuknya Ni dan Fe dari senyawanya hanya terjadi sebagian
sedangkan sisanya terjadi di dapur listrik ( Furnace ). Oleh sebab itu
harus tersedia karbon yang cukup untuk menyempurnakan reaksi reduksi
di dalam dapur listrik.
3. Proses Sulfidasi
Produk kiln yang disebut calsine mengandung logam-logam bebas. Karena
logam yang terbentuk tidak stabil dan mudah teroksidasi dengan udara luar
maka untuk menghindari hal tersebut calsine dicampur dengan sulfur cair
sebelum masuk dalam surge bin calsine.
Reaksi:
3Ni + S2
Ni3S2
2Ni3S + S2
6NiS
2Fe + S2
2FeS
2FeS + S2
2FeS2
e. Smelting
Pada proses ini adalah proses lanjutan dari proses reduksi dan sulfidasi dengan
menggunkaan electric furnace.
Di dalam furnace ini terjadi reaksi reduksi lanjutan dengan karbon batubara (46%
C) dan peleburan kalsin menjadi Ni sulfida dan slag.
Reaksi :
NiO + C
Ni
+ CO
Ni
+ S
NiS
+ Fe
NiO + FeS
NiS
+ FeO
Fe3O4 + C
3FeO + CO
FeO + C
Fe
+ CO
Fe
+ NiO
FeO + Ni
CoO + CO
Co
+ CO
Co
+ FeS
CoS + Fe
Senyawa yang berupa logam-logam tereduksi, nikel sulfida dan besi sulfida akan
membentuk matte sedangkan oksida-oksida lain akan bereaksi dengan SiO2
membentuk slag.
Reaksi:
FeO + SiO2
FeO.SiO2
Fe3O4 + SiO2
Fe3O4.SiO2
NiO + SiO2
NiO.SiO2
CoO + SiO2
CoO.SiO2
f. Converting
Pada tahap ini dilakuakan untuk menaikkan kadar nikel dari 27% menjadi > 75%.
Terdapat beberapa tahap dalam proses ini yaitu :
1. Charging
Dilakukan penambahan silica flux untuk mengikat scrap dan slag.
2. Blowing
Dilakukan dengan memasukkan udara melalui lubang udara dengan
menggunakan puncher, sehingga reaksi oksidasi besi oleh udara dapat di
tingkatkan. Pada proses oksidasi terjadi berdasarkan tingkat derajat afinitas
yaitu Fe, Co, dan Ni, sehingga Fe dan Co teroksidasi lebih dulu di bandingkan
dengan Ni.
Rekasi :
2FeS + 3O2
2FeO + 2SO2
2FeO + SiO2
2FeO.SiO2
NiS + O2
Ni
+ SO2
NiS
+ 2NiO
3Ni
+ SO2
g. Granulasi
Nikel dan Fe ( slag ) di pisahkan berdasarkan berat jenis hingga kandungan Nikel
> 78%. Kemudian di lakukan proses granulasi dengan menuangkan matte cair
pada semburan air bertekanan tinggi, sehingga terbentuk butiran-butiran yang
halus.
h. Pengeringan dan pengepakan
Pada tahap ini di lakkukan proses pengeringan dan pengepakan dengan kantong
yang berisi 3 ton nikel matte.
yang dihasilkan oleh material. Hasil keluaran dari proses ini adalah cassiterite
dengan kadar 60% Sn.
Air Table
Feed yang bersifat middling setelah melewati HTS akan diolah di air table.
Alat ini bekerja seperti alat shaking table dimana terjadi pemisahan mineral
berdasarkan berat jenisnya dengan menggunakan getaran dan tekanan udara.
Rotary Screening
Tailing akhir yang memiliki kadar Sn 2-4% Sn pada settling pond akan
kembali diolah, tailing pertama akan dimasukkan ke dalam rotary screening.
.
c. Peleburan Timah
Proses peleburan merupakan proses melebur bijih timah menjadi logam Timah.
Untuk mendapatkan logam timah dengan kualitas yang lebih tinggi, maka harus
dilakukan proses pemurnian terlebih dahulu dengan menggunakan suatu alat
pemurnian yang disebut crystallizer.
Reaksi reduksi :
SnO2 + CO
SnO + CO2
SnO + CO2
Sn + CO2
Dari reaksi tersebut masih terdapat SnO 2 yang tidak terseduksi oleh C yang lalu
akan bereaksi dengan Sn dan SiO2 untuk menghasilkan terak (slag) stannous
silicate.
Reaksi yang
SnO2 + Sn + 2SiO2
2 SnOSiO2
Untuk menghasilkan Sn, terak ini dapat direduksi oleh C, reaksinya:
2SnOSiO2 + 2 C
2 Sn + 2 SiO2 + 2 CO2
d. Pemurnian
Pemurnian pada Timah di lakukan sebagaimana berikut:
Pyrorefining
Pyrorefining bertujuan untuk mendapatkan produk dengan kandungan Sn
99,93% dan produk dengan kandungan 99,85 %. Proses ini dilakukan dengan
menambahkan bahan / aditif yang akan berfungsi sebagai pengikat impurities
didalam timah. Tahapan proses ini meliputi
- Pemurnian pengotor Fe
Timah cair pada suhu 500oC ditambahkan serbuk gergaji diaduk 30 menit,
Fe akan diendapkan sebagai FeSn-oksida.
- Pemurnian Pengotor As
Timah cair pada suhu 500oC ditambahkan scrap aluminium diaduk 30
menit dihembuskan udara 30 menit, As akan diendapkan sebagai AsAl.
- Pemurnian pengotor Cu, Ni
Timah cair pada suhu 500oC ditambahkan belerang diaduk 30 menit
dihembuskan udara 30 menit.
Reaksi : Cu(Sn) + S(S) CuS(S)
Proses Pelelehan
Pada suhu 800oC wet dross(campuran timah dengan oksida logam
pengotor) dilelehkan dalam flame oven sehingga timah bebas akan leleh
dan terpisah dengan dry dross.
dicetak untuk dibuat ingot dengan berat 50 lb (22,7 kg). Cetakan terletak diatas
conveyor mesin pencetak ingot yang dilengkapi dengan pendingin tidak langsung.
Reference :
1. Angga Febriyansyah, 2011 Perbandingan Recovery Emas Menggunakan
Sianidasi dan Klorinasi Pda Deposit Bijih Emas PT. Nusa Halmahera Minerals
Kimia UNPAD Bandung
2. Kukuh Tri Atmanto, 2012 Laporan KP di PT. Timah Indonesia Fakultas Teknik
Universitas Sriwijaya
3. Rafdi, AM, Fevi Elviani Rezi, 2013 Laporan KP PT. Vale Indonesia Teknik
Kimia UMI Makassar