Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KASUS KEMATIAN

IDENTITAS PASIEN
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Alamat
Pekerjaan
Agama

: Tn. H
: 40 Tahun
: Laki-laki
: Galesong selatan Takalar
: Petani
: Islam

Suku
: Makassar
Status pernikahan : Menikah
ANAMNESIS (HETEROANAMNESIS)
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
KELUHAN UTAMA
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT

: RSWS
: 404687
: 08-10-09 (21.45)
: 11-10-09 (17.30)
: Abdul Rahman
: dr.Dwi Ilfarah

: Demam
:

Dialami sejak 5 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit, secara terusmenerus, tidak disertai menggigil, turun sebentar dengan obat penurun panas
(paracetamol),tidak disertai keringat berlebihan, sakit kepala terasa
berdenyut, tidak ada rasa pusing.
Mata kuning muncul bersamaan demamnya, diikuti dengan kuning seluruh
badan, tidak disertai rasa gatal.
Mual dan muntah, sejak 3 hari yang lalu, frekuensi tiap kali makan dan minum,
tidak menyemprot, isi sisa makanan, minuman, lendir (-), darah (-), tidak ada
nyeri ulu hati . Nafsu makan sejak sakit menurun.
Pasien tidak sesak napas, tidak ada batuk, nyeri dada dan jantung berdebardebar
Nyeri pada persendian dirasakan pada seluruh sendi. Ada nyeri otot terutama
pada paha dan betis. Tidak ada riwayat perdarahan dari hidung dan gusi.
Pasien bekerja sebagai petani.
BAK: berwarna seperti teh pekat, sedikit-sedikit. Tidak ada rasa sakit bila
berkemih.
BAB: belum hari ini, terakhir 2 hari yang lalu, berwarna coklat kehitaman,
konsistensi lunak. Riwayat BAB warna dempul sebelumnya tidak ada.
Riwayat Penyakit Sebelumnya (RPS)
Riawayat bepergian ke daerah endemis malaria tidak ada.
Riwayat penderita demam berdarah di sekitar rumah tidak ada.
Riwayat minum alkohol (minuman tradisional ballo) sejak usia muda, berhenti
sejak 1 tahun yang lalu.
Riwayat penyakit kuning sebelumnya tidak ada
Riwayat tekanan darah tinggi dan kencing manis tidak ada.
Riwayat di rawat di RS Takalar selama 1 hari, dan dirujuk dengan hepatitis.

RIWAYAT KELUARGA
Kakek
Nenek
Ayah
Ibu

RS
No. RM
Tgl MRS
Tgl Meninggal
dr.Ruangan
Chief

:
:Tidak diketahui.
:Tidak diketahui
:Meninggal tahun 2002, karena kecelakaan lalu
lintas, tidak ada riwayat HT(-), DM (-).
:Meninggal tahun 2005, karena penyakit kandungan,

Saudara Kandung
Anak

tidak ada riwayat DM (-), HT (-).


: 5 orang, semua masih hidup.
: 3 orang, semua masih hidup, dengan usia 10 tahun,
7 tahun dan 4 tahun.

RIWAYAT PRIBADI
Riwayat Alergi
Tidak ada alergi obat dan makanan.
Riwayat Imunisasi
Tidak diketahui oleh pasien, Tampak scar BCG pada lengan kanan.
Hobi
: tidak ada.
Olahraga
: sekali-kali bermain bola.
Kebiasaan makan
: 3 kali sehari dengan porsi yang cukup.
Merokok
: sejak usia muda, biasanya 10-20 batang/hari, dan
berhenti sejak 1 tahun terakhir.
Alkohol
: Ballo sejak usia 15 tahun dan berhenti sejak 1
tahun terakhir, jumlah tidak menentu.
Obat-obatan
: tidak ada.
DESKRIPSI UMUM
Kesan
: sakit berat
Gizi
: cukup

Tinggi badan
: 165 cm
Berat badan
: 60 kg

IMT
: 22,04 kg/m2
Tanda vital
:
Kesadaran
: sadar
Tekanan darah
: 110 / 70 mmHg
Nadi
: 120 x/i, kuat angkat, reguler, ekual.
Pernapasan
: 20 x/i, thorako-abdominal
Suhu
: 39,5 oC (axilla)
Kulit
: Sawomatang, Ikterus (+), petekie (-), eritema palmaris (-)
Kepala
: Meso-cephal
Leher
: Massa tumor tidak ada,nyeri tekan tidak ada, DVS R-2CmH2O.
Telinga
: Otoroe (-), fungsi pendengaran baik.
Hidung
: Rhinoroe (-), fungsi penciuman baik
Rongga Mulut
: Stomatitis (-), Lidah kotor (-)
Tenggorokan
: Faring tidak hiperemis, T1-T1 Tenang
Mata
: Konjungtiva tidak anemis, sklera ikterus, injeksio konjuntiva(+)
Thoraks :
I
: Simetris kiri = kanan, spider naevi (-)
P
: Sela iga kiri = kanan, Vokal fremitus kiri = kanan
P
: Sonor, batas paru hepar ICS VI kanan depan
A
: Bunyi napas : Vesikuler
Bunyi tambahan
: Ronki (-/-), wheesing (-/-)
Jantung :
I
: Ictus cordis tidak tampak
P
: Ictus cordis tidak teraba
P
: Pekak
Batas atas
: ICS II

Batas kanan : linea parasternalis dextra


Batas kiri
: linea midclavicularis sinistra.
A
: Bunyi jantung I/II murni reguler, bising (-)
Abdomen :
I
: Datar, ikut gerak napas.
A
: Peristaltik (+) kesan normal
P
: Massa tumor (-), Nyeri tekan (-), Hepar teraba 1 jari BAC, permukaan
rata, tepi tumpul, konsistensi lunak, lien tidak teraba
P
: Timpani
Extremitas : edema dorsum pedis (+/+) minimal, nyeri gastroknemius (+/+),Rumpel
Leede (-), eritema palmaris (-).

Rectal Toucher :
Mukosa licin, sphincter mencekik, ampulla berisis feses.
Sarung tangan : Feces (+), warna kuning, darah (-), lendir (-)
Neurologis
: Kaku kuduk (-), refleks fisiologis (+), refleks patologis (-)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM / PENUNJANG
Darah rutin :
Hb
Leukosit
Eritrosit
Trombosit
Hematokrit

:
:
:
:
:

12,3 gr/dl
12.200 /L
3,92 x 106 / L
22.000 / L
30,9 %

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

119 mg/dl
137 mg/dl
3,9 mg/dl
21,36
32 u/L
26 u/L
20,3 mg/dl (1,1 mg/dl)
16,1 mg/dl (0,3 mg/dl)
80 ( 270 )
4,6 mg/dl
2,2 mg/dl
2,4 mg/dl
(-)
(-)
(+)

Kimia darah
GDS
Ureum
Kreatinin
TKK
SGOT
SGPT
Bilirubin total
Bilirubin direk
Alkali fosfatase
Protein total
Albumin
Globulin
HBsAg
Anti HCV
IgM Leptospira

EKG :
Sinus Takikardi (HR : 120 x/i)
FOTO THORAX
Cor dan pulmo dalam batas normal

NO
1

DAFTAR MASALAH DAN PENGKAJIAN


PENGKAJIAN
RENC. DIAGNOSTIK
DIAGNOSA SEMENTARA / DIAGNOSIS
BANDING
Masalah 1 :
Weils disease
Didasarkan pada :
Febris sejak 5 hari yang lalu,
Ikterus
Nausea & vomiting
Mialgia terutama gastroknemius
Oliguria
Riwayat pekerjaan sebagai petani.
Injeksio konjungtiva
Hepatomegali
Nyeri tekan M.Gastroknemius
Leukositosis
Trombositopenia
Azotemia
Hiperbilirubinemia
IgM leptospira (+).
Masalah 2 :
Suspek AKI (Acute Kidney Injury)
Didasarkan pada :
Oligouri
Mual
Peningkatan ureum/kreatinin

CPK
Urinalisa
Elektrolit darah
USG Abdomen
Konsul sub. Divisi
infeksi tropis
- Konsul sub. Divisi
- Ginjal-hipertensi

Elektrolit
Urine lengkap
Ureum/kreatinin
(kontrol)
USG Abdomen
Konsul sub.divisi
Ginjal Hipertensi

Masalah 3 :
Kesadaran menurun
GDS
Dipikirkan pada pasien ini :
Elektrolit
sebagai perjalanan penyakit dari
weils disease atau
bisa
juga
akibat
imbalance
elektrolit
dalam
hal
ini
hiponatremia (97 mmol/L)
Masalah 4 :
PT,aPTT,D-dimer,
Suspek DIC
Fibrinogen
Didasarkan pada :
DR (kontrol)
Hematemesis-melena
Konsul GEH
Trombositopenia
Konsul hematologi
aPTT yang memanjang.

RENC. TERAPI
- Tirah Baring
- IVFD NaCl 0,9% : D5%
- Penicilin Prokain 3 juta
IU/12 jam /IM
- Metamizol 1 amp/8 jam/
IV (b/p)
- Metoklopramide 1 amp /
12 jam /IV (b/p)
- Pasang kateter
- Balans cairan

Balans cairan

- Koreksi elektrolit dengan


NaCl 3%
- Oksigen 3-4 lpm

Pasang NGT
Injeksi PPI
Transfusi TC
Transfusi FFP

DIAGNOSIS SEMENTARA :
Weils disease

PENATALAKSANAAN AWAL :

IVFD NaCl 0,9% : D5% = 1:1 28 tetes/menit


Injeksi metamizol 1 amp/ 8 jam /IV (B/P)
Injeksi Penicilin Prokain 3 juta IU/12 jam/IM
Injeksi Metoklopramide 1 amp/12 jam /IV (B/P)
Pasang katerer
Balans cairan

RENCANA PEMERIKSAAN
Urinalisa
CPK
Elektrolit
Foto thorax PA
USG Abdomen
Konsul sub.divisi Infeksi tropis
Konsul sub.divisi Ginjal Hipertensi
FOLLOW UP
TANGGAL

FOLLOW UP SUBJEKTIF/OBJEKTIF

ASSESMENT
DIAGNOSIS,DD :

RENCANA
DIAGNOSTIK

Weils disease
Imbalance
Elektrolit
Hematemesismelena ec. ?

DR
(kontrol)
PT, aPTT,
D-dimer,
Fibrinogen

RENCANA TERAPI

Jawaban Sub.Divisi Infeksi Tropis


Weils Disease
Advis Terapi :
Penicilin prokain 3 Juta IU/12
jam/IM

09-10-09
TD : 120/80
N : 110 x/i
RR : 22 x/i
S : 38,2 C

Jawaban Sub.divisi Ginjal


Hipertensi :
AKI (Akute Kidney Injury) ec. Weils
Disease.
Advis Terapi :
Rehidrasi
Balance cairan
Atasi Penyakit dasar
Hemodialisis tetap
dipertimbangkan bila keluarga
setuju.
Kontrol ulang ureum,
kreatinin.
Periksa elektrolit,CPK
(Pasien masih menolak untuk
hemodialisis)
Subjektif :
Demam (+), muntah darah warna
hitam 100 cc, nyeri perut (-),
gelisah (+),
BAB warna hitam, encer.

Stop Intake Oral


Pasang NGT
O2 3-4 liter/I
IVFD NaCl 0,9 % : D5%
= 2:1 28 tpm

10.00

14.00

16.00

Objektif :
KU : SB / GC / Somnolen
Anemis (-), Ikterus (+), Injeksio
Konjuntiva (+)
vesikuler, Rh (-/-),Wh (-/-)
BJ I/II, murni reguler, bising (-)
Abdomen : peristaltik (+) kesan
normal, Hepatomegali 1 jari BAC,
rata,
Extremitas : edema (+)
Rectal Toucher :
Mukosa licin, sphincter mencekik,
ampulla berisi feces,
Sarung tangan : feces (+) warna
hitam, lendir (-)
Hasil Lab :
Urinalisa :
Warna : kuning tua,
Protein : +2
Glukosa : Bilirubin : Blood : +3
Sedimen leukosit : 3-5
Sedimen eritrosit : 20-25
Elektrolit :
Na+ : 97
K+ : 3,6
Cl- : 71
Kimia Darah
GDS : 110
CPK : 143 (<190)
PT : 15,2 detik (N = 10-16 detik)
APTT: 43,8 detik(N=22,7-34,1detik)
USG Abdomen
- Gambaran hepatitis akut
- PNC Bilateral
Jawaban Sub Divisi GEH :
Gastropathy disertai encefalopati
grade 4
Advis Terapi :
Comafusin 1-2 botol/hari
Klisma Tinggi
Injeksi PPI/12 jam
Metronidazole 0,5 gram/12
jam/ IV (selama 5 hari)
Vit. K 1 amp/IM
Hasil Darah rutin (kontrol)
Hb : 11,5 gr/dl
Leukosit : 18.200/L
Trombosit : 23.000 /L
Hematokrit : 29,3%

Konsul Sub
divisi GEH
Konsul
Hematologi

Koreksi Na dengan
NaCl 3% 16 tts/i
(selama 6 hari)
Injeksi penicilin
prokain 3 juta IU/12
jam/IM
Injeksi metamizol 1
amp/ 8 jam/IV
Injeksi pantoprazole
40 mg/12 jam/IV

Apusan Darah Tepi

Jawaban Sub.divisi
Hematoonkologi Medik

DIC belum dapat disingkirkan


Advis Terapi :
Transfusi TC 6 Unit
Transfusi FFP 4 Unit
10-10-09
08.00
TD : 130/80
N : 110 x/i
RR : 24 x/i
S : 39,2 C

I
: 2200
O : 300
IWL : 1300
NGT: 200
B :+400

11-10-09
Pukul 10.00
TD : 90/60
N : 120 x/i
RR : 32 x/i
S : 39,4 C
I
: 2300
O : 300
IWL : 1300
NGT: 100
B :+600

11-10-09
Jam 14.00
TD : 90/60
N : 108x/i
P : 32 x/i
S : 39,5 C

Perawatan hari II (RPK Bawah)


Subjektif :
Kesadaran menurun (+), Demam
(+), muntah darah warna hitam,
sesak napas (+).
BAB : belum hari ini
Objektif :
KU : SB / GC / Somnolen
Anemis (-), Ikterus (+), Injeksio
Konjuntiva (+)
Vesikuler, Rh (-/-),Wh (-/-)
BJ I/II, murni reguler, bising (-)
Abdomen : peristaltik (+) kesan
normal, Hepatomegali 1 jari bac,
rata. lien tidak teraba.
Extremitas : edema (+)
Assesment
Weils disease
Imbalance Elektrolit
Suspek DIC
Perawatan hari III (RPK Bawah)
Subjektif :
Kesadaran menurun (+), Demam
(+), sesak napas (+), muntah darah
(+) warna hitam
Objektif :
KU : SB / GC / Somnolen
Anemis (-), Ikterus (+), Injeksio
Konjuntiva (+)
Vesikuler, Rh (-/-),Wh (-/-)
BJ I/II, murni reguler, bising (-)
Peristaltik (+) kesan normal,
Hepatomegali 1 jari bac, rata. lien
tidak teraba.
Extremitas : edema (+)
Assesment
Weils disease
Imbalance Elektrolit
Suspek DIC
Hasil Kimia Darah :
Ureum : 363 mg/dl
Kreatinin : 6,0 mg/dl

Rencana :
Kontrol
Ureum/kreat
inin

O2 3-4 liter/I
IVFD NaCl 0,9 % : D5%
= 2:1 28 tts/i
Koreksi Na dengan
NaCl 3% 16 tts/i
(hari ke-2)
Comafusin 1-2
botol/hari
Injeksi penicilin
prokain 3 juta IU/12
jam/IM
Injeksi metamizol 1
amp/ 8 jam/IV
Injeksi pantoprazole
40 mg/12 jam/IV
Injeksi Metronidazole
0,5 gr/12 jam /IV
Injeksi Vit.K 1 amp/IM
Transfusi Trombosit
hanya 2 kantong
O2 3-4 liter/I
IVFD NaCl 0,9 % : D5%
= 2:1 28 tts/i
Koreksi Na dengan
NaCl 3% 16 tts/i
(hari ke-3)
Comafusin 1-2
botol/hari
Injeksi penicilin
prokain 3 juta IU/12
jam/IM
Injeksi metamizol 1
amp/ 8 jam/IV
Injeksi pantoprazole
40 mg/12 jam/IV
Injeksi Metronidazole
0,5 gr/12 jam /IV
Injeksi Vit.K 1 amp/IM

Usul : Hemodialisis
(keluarga menolak)

11-10-09
Jam 16.00

11-10-09
Jam 16.30
11-10-09
Jam 17.00
11-10-09
Jam 17.30

Tekanan darah : 80/50


Nadi : 120 x/i
Napas : 32 x/i
Suhu : 38,5 C

Guyur NaCl0,9% 300 cc


Follow up/jam

Tekanan darah : 70/40


Nadi : 124 x/i
Napas : 32 x/i
Suhu : 38,4 C
Tekanan darah : 60/palpasi
Nadi : 124 x/i
Napas : 32 x/i
Suhu : 39,2 C
Tekanan darah : tidak terukur
Nadi : tidak teraba
Pupil midriasis maksimal
(Pasien dinyatakan Meninggal)

Dopamin 5 g/kgBB/i

Dopamin 10 g/kgBB/i

RESUME
Seorang lelaki, 40 tahun, masuk rumah sakit dengan keluhan febris yang
dialami sejak 5 hari yang lalu, kontinyu, tidak disertai menggigil dan berkeringat
banyak, cefalgia, ikterus tidak disertai rasa gatal. Nausea dan vomitus sejak 3 hari
yang lalu, isi sisa makanan, minuman. Arthralgia dan mialgia terutama
gastroknemius. BAK warna seperti teh pekat, sedikit-sedikit, tidak disuria. Riwayat
pekerjaan sebagai petani.
Pada pemerikaan fisis, didapatkan, sakit berat / gizi cukup / sadar.
Tanda vital tekanan darah 110 / 70 mmHg, Nadi 120 x/i, pernapasan 20 x/i, suhu
39,5 oC. Pada pemeriksaan kepala, didapatkan sklera ikterus,injeksi konjungtiva,
Pada abdomen didapatkan hepar teraba 1 jari bac, rata, kenyal,tepi tumpul, dan
extremitas didapatkan nyeri gastroknaemius.
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 12,3 gr/dl, leukosit
12.200 /L, trombosit 22.000/L. GDS 119 mg/dl, ureum 137 mg/dl,kreatinin 3,9
mg/dl, bilirubin total 20,3 mg/dl, bilirubin direk 16,1 mg/dl, protein total 4,6
gr/dl, Albumin 2,2 gr/dl, leptodipstik positi,HBsAg (-), dan Anti HCV (-), elektrolit
darah didapatkan hiponatremia. APTT memanjang, USG Abdomen kesan gambaran
hepatitis akut dan PNC Bilateral. EKG sinus takikardi (HR 120 x/i). Jawaban konsul
infeksi tropis weils disease. Jawaban konsul ginjal-hipertensi AKI ec. Weils
disease. Pada perjalanan penyakitnya pasien mengalami hematemesis-melena
yang kami konsulkan ke sub.divisi Gastroenterohepatologi, dengan jawaban
gastropathy dengan ensefalopati grade 4. Dan jawaban konsul hemato-onkologi
medik DIC belum dapat disingkirkan.
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis dan penunjang, maka
diagnosis pasien ini adalah Weils disease + Imbalance elektrolit + suspek DIC.
Adapun penyebab kematian pada pasien ini dicurigai karena multiple organ failure
yang diperberat dengan adanya sepsis.

DISKUSI
Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan utama febris yang dialami
sejak 5 hari yang lalu. Beberapa keadaan yang dipikirkan adalah common cold,
ISPA, bronkitis, pneumonia, demam berdarah, malaria, leptospirosis. Pada pasien
ini diagnosis diarahkan ke leptospirosis karena dari hasil anamnesis didapatkan
febris kontinyu selama 5 hari, nause dan vomiting sejak 3 hari yang lalu, arthralgia,
mialgia terutama gastroknemius, ikterus, riwayat pekerjaan sebagai petani. Pada
pemeriksaan fisis, didapatkan injeksio konjungtiva, sklera ikterus, hepatomegali,
nyeri tekan gastrocnaemius. Dari hasil laboratorium didapatkan Hb 12,3 gr/dl,
Leukositosis (12.200 gr/dl), Trombositopenia (22.000/L), hiperbilirubinemia
(bilirubin total 20,3 gr/dl, bilirubin direk 16,1 gr/d),ureum 137 mg/dl, kreatinin
3,9 mg/dl. HBsAg (-), Anti HCV (-), IgM Leptospira (+). Leptospirosis pada pasien ini
dalam perjalananya menjadi leptospirosis berat atau yang disebut weils disease
yang ditandai dengan ikterus, perdarahan, azotemia, gangguan kesadaran, demam
kontinyu.
Leptospirosis adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh
mikroorganisme leptospira interogans tanpa memandang bentuk spesifik
serotipenya. Gambaran klinis penyakit ini adalah demam, menggigil, sakit kepala,
meningismus, anoreksia, mialgia, conjungtival suffusion, mual,muntah, nyeri
abdomen, ikterus, hepatomegali, ruam kulit, dan fotofobia. Keluhan demam,
mual, muntah, nyeri epigastrium, artralgia dan mialgia ( influenza like-syndrome )
yang dirasakan oleh pasien disebabkan oleh infeksi yang disebabkan oleh
leptopspira. Manusia dapat terinfeksi melalui kontak dengan air, tanah atau lumpur
yang telah terkontaminasi oleh urine binatang yang telah terinfeksi leptopspira.
Infeksi tersebut terjadi jika terjadi luka/erosi pada kulit ataupun mukosa. Air yang
tergenang atau mengalir lambat yang terkontaminasi urin binatang yang terinfeksi,
memainkan peranan dalam penularan penyakit ini. Pada pasien ini pekerjaaanya
adalah petani yang merupakan kelompok yang beresiko tinggi untuk terinfeksi
leptospira.
Pada pasien ini didapatkan oligouri yakni 300 cc dalam 24 jam,
peningkatan kreatinin (kreatinin 3,9 mg/dl), sehingga didiagnosis sebagai AKI. AKI
adalah suatu sindrom klinik akibat adanya gangguan fungsi ginjal yang terjadi
secara mendadak (dalam beberapa jam sampai beberapa hari) yang menyebabkan
retensi sisa metabolisme nitrogen (ureum-kreatinin) dan non nitrogen, dengan atau
tanpa disertai oliguri. Diagnosis AKI berdasarkan pemeriksaan laboratorium
ditegakkan bila terjadi peningkatan secara mendadak kreatinin serum 0,5 mg%
pada pasien dengan kadar kreatinin awal < 2,5 mg% atau peningkatan > 20% bila
kreatinin awal > 2,5 mg%. interstitial nefritis dengan infiltrasi sel mononuclear
merupakan bentuk lesi pada leptospirosis yang dapat terjadi tanpa gangguan fungsi
ginjal. Gagal ginjal terjadi akibat tubular nekrosis akut. Adanya peranan
nefrotoksin, reaksi imunoligis, iskemia ginjal, hemolisis dan invasi langsung
mikroorganisme juga berperan dalam menimbulkan kerusakan ginjal. Gangguan

fungsi ginjal pada pasien ini dapat dilihat dengan kadar ureum yang tinggi dan
adannya gangguan keseimbangan elektrolit (hiponatremia) serta proteinuria.
Dalam perjalanannya, leptospira melepaskan toksin yang menyebabkan
kerusakan pada lapisan endotel kapiler yang dapat terjadi di ginjal, hepar,
jantung, otot rangka, mata, pembuluh darah, dan susunan saraf pusat yang akan
bermanifestasi sesuai dengan kerusakan organ yang terjadi. Kelainan spesifik pada
organ :

Hati : hati menunjukkan nekrosis sentrilobuler fokal dengan infiltrasi sel


limfosit fokal dan proliferasi sel kupfer dengan kolestasis yang diikuti dengan
disfungsi sel sel hepar. Disfungsi ini menyebabkan tejadi gangguan fungsi hepar.
Pada pasien ini terlihat adanya ikterus dengan kadar bilirubin total 20,3 mg %
dan Bilirubin direk : 16,1 mg%. Hasil ini menunjukkan peningkatan produksi
bilirubin dan gangguan pada proses konjugasi dan eksresi.selain itu didapatkan
hipoalbuminemia (kadar albumin 2,2 mg/dl) hal ini disebabkan terganggunya
proses sintesis albumin di hepar.
Otot rangka : pada otot rangka, terjadi perubahan perubahan berupa local
nekrotis, vakuolisasi, dan kehilangan strata.nyeri otot yang terjadi pada
leptospira disebabkan invasi langsung leptospira. Pada pasien ini didaptkan
keluhan nyeri di seluruh badan terutama pada kaki dalam hal ini di musculus
gastroknemius.
Mata : injeksio kunjungtiva yang terjadi dihubungkan dengan invasi langsung
leptospira di mucus membrane konjungtiva. Pada pasien ini didapatkan adanya
injektio konjungtiva.
Pembuluh darah : terjadi perubahan pada pembuluh darah akibat terjadinya
vaskulitis yang akan menimbulkan perdarahan. Banyak penderita leptospirosis
dalam perjalanan penyakitnya dapat berkembang menjadi DIC (Disseminated
Intravasculer Coagulopathy). Kerusakan vaskuler yang terjadi dapat
menyebabkan kebocoran vaskuler, hipovolemia dan syok. Pada pasien ini dalam
perjalanan penyakitnya terjadi hematemesis-melena, trombositopenia dan
aPTT yang memanjang. Saat itu dikonsulkan ke sub.divisi GEH dan Hematoonkologi medik. Jawaban dari sub.divisi GEH adalah gastropaty disertai
ensefalopaty grade 4 yang advis terapinya pemberian PPI, antibiotik
metronidazole serta vitamin K. Dan jawaban dari sub.divisi Hemato-onkologi
medik adalah suspek DIC dengan advis transfusi trombosit konsentrat dan fresh
frozen plasma (FFP), akan tetatapi pasien hanya diberi transfusi trombosit
konsentrat 500 cc karena alasan ekonomi.

Pada pasien ini juga terjadi gangguan keseimbangan elektrolit,


(hiponatremia) kemungkinan diakibatkan oleh muntah muntah yang dialami
pasien sehingga elektrolit banyak yang keluar. Hiponatremia adalah penurunan
kadar natrium serum menjadi kurang dari 135 mmol/liter. Gejala neurologk dari
hiponatremia biasanya tidak muncul sampai kadar natrium serum antara 120 125
meq/l. Hiponatremia dengan penurunan volume cairan ekstraseluler memberikan
gejala irritabel, pusing, hipertensi postural, kulit lembab dan dingin, tremor,
kejang. Hiponatremia dengan normal atau peningkatan volume ekstraseluler
memberikan gejala sakit kepala, lesu, apati, bingung, kelemahan, edema,
peningkatan berat badan, peningkatan tekanan darah, kram otot, konvulsi, stupor,
koma.

10

Penanganan dilakukan berdasarkan ada tidaknya gejala dari


hiponatremia. Hiponatremia simptomatik umumnya bersifat akut (antara 24 48
jam). Gejala yang timbul umumnya bersifat kejang, perubahan status mental,
koma dan kematian. Terapi pada keadaan ini adalah pemberian natrium hipertonik.
Hiponatremia asimptomatik berlangsung lebih lambat, disebut juga hiponatremia
kronik. Gejala yang timbul biasanya bersifat ringan seperti lemas, mengantuk.
Pada pasien ini kadar natrium adalah 97 mmol/l dan dikoreksi dengan pemberian
NaCl 3% sesuai dengan rumus koreksi.
Pengobatan pada leptospirosis meliputi pengobatan supportif dengan
observasi ketat untuk mendeteksi dan mengatasi keadaan dehidrasi, hipotensi,
perdarahan dan gagal ginjal. Pemberian antibiotik harus dimulai secepat
mungkin.Untuk kasus leptospirosis berat, pemberian intravena penicillin G,
amoksicilin, ampisillin, atau eritromisin dapat diberikan. Keseimbangan cairan,
elektrolit dan asam basa diatur. Jika terjadi uremia berat sebaiknya dilakukan
dialysis. Pada pasien ini telah dilakukan pemberian penicillin prokain 3 juta IU/12
jam/IM. Hemodialisis tidak dilakukan karena keluarga pasien tidak setuju untuk
hemodialisa. Prognosis jika tidak ada ikterus, penyakit jarang fatal. Pada kasus
dengan ikterus, angka kematian 5% pada umur 30 tahun, dan pada usia lanjut
mencapai 30-40%. Tergantung pada keadaan umum, umur, virulensi leptospira dan
status kekebalan.
Penyebab kematian pada pasien ini kemungkinan karena terjadinya
multiple organ failure yang diperberat dengan adanya sepsis.

11

DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Silbrtnagl, S. Jaundice (ikterus). Dalam : Teks dan atlas berwarna patofisiologi


Edisi I. Jakarta : EGC, 2006: 168
Setiawan, P.B. Sindrom Hepatorenal, Dalam : Sudoyo AW et al. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam jilid III. Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam FK-UI, 2006 : 452-4
Inglis, T.J.J. 2003. Leptospirosis in Microbiology and Infection : A Clinical Core Text
for Integrated Curricula with Self-Assesment. Spain : Churchill Livingstone. 2003 :
P224-25 .
Zein Umar. Leptospirosis.Dalam: Sudoyo AW et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
jilid III. Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, 2006: 1823-6.
Markum, H.M.S. Gagal Ginjal Akut. Dalam: Sudoyo AW et al. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam jilid III. Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam FK-UI, 2006: 574-8.
Slaven, Ellen M., et al. Leptospirosis in Infectious Diseases : Emergency
Department Diagnosis and Management 1st edition. USA : Mc Graw-Hill. 2007 :
P399-401
Speelman P.,Leptospirosis. In Harrisons Principels of internal Medicine. Volume I.
Braunwald, AS Fauci, DL Kasper, et.al (eds) 16 th edition.MC Graw Hill.New York
2005;988-91

12

Anda mungkin juga menyukai