IDENTITAS PASIEN
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Alamat
Pekerjaan
Agama
: Tn. H
: 40 Tahun
: Laki-laki
: Galesong selatan Takalar
: Petani
: Islam
Suku
: Makassar
Status pernikahan : Menikah
ANAMNESIS (HETEROANAMNESIS)
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
KELUHAN UTAMA
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
: RSWS
: 404687
: 08-10-09 (21.45)
: 11-10-09 (17.30)
: Abdul Rahman
: dr.Dwi Ilfarah
: Demam
:
Dialami sejak 5 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit, secara terusmenerus, tidak disertai menggigil, turun sebentar dengan obat penurun panas
(paracetamol),tidak disertai keringat berlebihan, sakit kepala terasa
berdenyut, tidak ada rasa pusing.
Mata kuning muncul bersamaan demamnya, diikuti dengan kuning seluruh
badan, tidak disertai rasa gatal.
Mual dan muntah, sejak 3 hari yang lalu, frekuensi tiap kali makan dan minum,
tidak menyemprot, isi sisa makanan, minuman, lendir (-), darah (-), tidak ada
nyeri ulu hati . Nafsu makan sejak sakit menurun.
Pasien tidak sesak napas, tidak ada batuk, nyeri dada dan jantung berdebardebar
Nyeri pada persendian dirasakan pada seluruh sendi. Ada nyeri otot terutama
pada paha dan betis. Tidak ada riwayat perdarahan dari hidung dan gusi.
Pasien bekerja sebagai petani.
BAK: berwarna seperti teh pekat, sedikit-sedikit. Tidak ada rasa sakit bila
berkemih.
BAB: belum hari ini, terakhir 2 hari yang lalu, berwarna coklat kehitaman,
konsistensi lunak. Riwayat BAB warna dempul sebelumnya tidak ada.
Riwayat Penyakit Sebelumnya (RPS)
Riawayat bepergian ke daerah endemis malaria tidak ada.
Riwayat penderita demam berdarah di sekitar rumah tidak ada.
Riwayat minum alkohol (minuman tradisional ballo) sejak usia muda, berhenti
sejak 1 tahun yang lalu.
Riwayat penyakit kuning sebelumnya tidak ada
Riwayat tekanan darah tinggi dan kencing manis tidak ada.
Riwayat di rawat di RS Takalar selama 1 hari, dan dirujuk dengan hepatitis.
RIWAYAT KELUARGA
Kakek
Nenek
Ayah
Ibu
RS
No. RM
Tgl MRS
Tgl Meninggal
dr.Ruangan
Chief
:
:Tidak diketahui.
:Tidak diketahui
:Meninggal tahun 2002, karena kecelakaan lalu
lintas, tidak ada riwayat HT(-), DM (-).
:Meninggal tahun 2005, karena penyakit kandungan,
Saudara Kandung
Anak
RIWAYAT PRIBADI
Riwayat Alergi
Tidak ada alergi obat dan makanan.
Riwayat Imunisasi
Tidak diketahui oleh pasien, Tampak scar BCG pada lengan kanan.
Hobi
: tidak ada.
Olahraga
: sekali-kali bermain bola.
Kebiasaan makan
: 3 kali sehari dengan porsi yang cukup.
Merokok
: sejak usia muda, biasanya 10-20 batang/hari, dan
berhenti sejak 1 tahun terakhir.
Alkohol
: Ballo sejak usia 15 tahun dan berhenti sejak 1
tahun terakhir, jumlah tidak menentu.
Obat-obatan
: tidak ada.
DESKRIPSI UMUM
Kesan
: sakit berat
Gizi
: cukup
Tinggi badan
: 165 cm
Berat badan
: 60 kg
IMT
: 22,04 kg/m2
Tanda vital
:
Kesadaran
: sadar
Tekanan darah
: 110 / 70 mmHg
Nadi
: 120 x/i, kuat angkat, reguler, ekual.
Pernapasan
: 20 x/i, thorako-abdominal
Suhu
: 39,5 oC (axilla)
Kulit
: Sawomatang, Ikterus (+), petekie (-), eritema palmaris (-)
Kepala
: Meso-cephal
Leher
: Massa tumor tidak ada,nyeri tekan tidak ada, DVS R-2CmH2O.
Telinga
: Otoroe (-), fungsi pendengaran baik.
Hidung
: Rhinoroe (-), fungsi penciuman baik
Rongga Mulut
: Stomatitis (-), Lidah kotor (-)
Tenggorokan
: Faring tidak hiperemis, T1-T1 Tenang
Mata
: Konjungtiva tidak anemis, sklera ikterus, injeksio konjuntiva(+)
Thoraks :
I
: Simetris kiri = kanan, spider naevi (-)
P
: Sela iga kiri = kanan, Vokal fremitus kiri = kanan
P
: Sonor, batas paru hepar ICS VI kanan depan
A
: Bunyi napas : Vesikuler
Bunyi tambahan
: Ronki (-/-), wheesing (-/-)
Jantung :
I
: Ictus cordis tidak tampak
P
: Ictus cordis tidak teraba
P
: Pekak
Batas atas
: ICS II
Rectal Toucher :
Mukosa licin, sphincter mencekik, ampulla berisis feses.
Sarung tangan : Feces (+), warna kuning, darah (-), lendir (-)
Neurologis
: Kaku kuduk (-), refleks fisiologis (+), refleks patologis (-)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM / PENUNJANG
Darah rutin :
Hb
Leukosit
Eritrosit
Trombosit
Hematokrit
:
:
:
:
:
12,3 gr/dl
12.200 /L
3,92 x 106 / L
22.000 / L
30,9 %
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
119 mg/dl
137 mg/dl
3,9 mg/dl
21,36
32 u/L
26 u/L
20,3 mg/dl (1,1 mg/dl)
16,1 mg/dl (0,3 mg/dl)
80 ( 270 )
4,6 mg/dl
2,2 mg/dl
2,4 mg/dl
(-)
(-)
(+)
Kimia darah
GDS
Ureum
Kreatinin
TKK
SGOT
SGPT
Bilirubin total
Bilirubin direk
Alkali fosfatase
Protein total
Albumin
Globulin
HBsAg
Anti HCV
IgM Leptospira
EKG :
Sinus Takikardi (HR : 120 x/i)
FOTO THORAX
Cor dan pulmo dalam batas normal
NO
1
CPK
Urinalisa
Elektrolit darah
USG Abdomen
Konsul sub. Divisi
infeksi tropis
- Konsul sub. Divisi
- Ginjal-hipertensi
Elektrolit
Urine lengkap
Ureum/kreatinin
(kontrol)
USG Abdomen
Konsul sub.divisi
Ginjal Hipertensi
Masalah 3 :
Kesadaran menurun
GDS
Dipikirkan pada pasien ini :
Elektrolit
sebagai perjalanan penyakit dari
weils disease atau
bisa
juga
akibat
imbalance
elektrolit
dalam
hal
ini
hiponatremia (97 mmol/L)
Masalah 4 :
PT,aPTT,D-dimer,
Suspek DIC
Fibrinogen
Didasarkan pada :
DR (kontrol)
Hematemesis-melena
Konsul GEH
Trombositopenia
Konsul hematologi
aPTT yang memanjang.
RENC. TERAPI
- Tirah Baring
- IVFD NaCl 0,9% : D5%
- Penicilin Prokain 3 juta
IU/12 jam /IM
- Metamizol 1 amp/8 jam/
IV (b/p)
- Metoklopramide 1 amp /
12 jam /IV (b/p)
- Pasang kateter
- Balans cairan
Balans cairan
Pasang NGT
Injeksi PPI
Transfusi TC
Transfusi FFP
DIAGNOSIS SEMENTARA :
Weils disease
PENATALAKSANAAN AWAL :
RENCANA PEMERIKSAAN
Urinalisa
CPK
Elektrolit
Foto thorax PA
USG Abdomen
Konsul sub.divisi Infeksi tropis
Konsul sub.divisi Ginjal Hipertensi
FOLLOW UP
TANGGAL
FOLLOW UP SUBJEKTIF/OBJEKTIF
ASSESMENT
DIAGNOSIS,DD :
RENCANA
DIAGNOSTIK
Weils disease
Imbalance
Elektrolit
Hematemesismelena ec. ?
DR
(kontrol)
PT, aPTT,
D-dimer,
Fibrinogen
RENCANA TERAPI
09-10-09
TD : 120/80
N : 110 x/i
RR : 22 x/i
S : 38,2 C
10.00
14.00
16.00
Objektif :
KU : SB / GC / Somnolen
Anemis (-), Ikterus (+), Injeksio
Konjuntiva (+)
vesikuler, Rh (-/-),Wh (-/-)
BJ I/II, murni reguler, bising (-)
Abdomen : peristaltik (+) kesan
normal, Hepatomegali 1 jari BAC,
rata,
Extremitas : edema (+)
Rectal Toucher :
Mukosa licin, sphincter mencekik,
ampulla berisi feces,
Sarung tangan : feces (+) warna
hitam, lendir (-)
Hasil Lab :
Urinalisa :
Warna : kuning tua,
Protein : +2
Glukosa : Bilirubin : Blood : +3
Sedimen leukosit : 3-5
Sedimen eritrosit : 20-25
Elektrolit :
Na+ : 97
K+ : 3,6
Cl- : 71
Kimia Darah
GDS : 110
CPK : 143 (<190)
PT : 15,2 detik (N = 10-16 detik)
APTT: 43,8 detik(N=22,7-34,1detik)
USG Abdomen
- Gambaran hepatitis akut
- PNC Bilateral
Jawaban Sub Divisi GEH :
Gastropathy disertai encefalopati
grade 4
Advis Terapi :
Comafusin 1-2 botol/hari
Klisma Tinggi
Injeksi PPI/12 jam
Metronidazole 0,5 gram/12
jam/ IV (selama 5 hari)
Vit. K 1 amp/IM
Hasil Darah rutin (kontrol)
Hb : 11,5 gr/dl
Leukosit : 18.200/L
Trombosit : 23.000 /L
Hematokrit : 29,3%
Konsul Sub
divisi GEH
Konsul
Hematologi
Koreksi Na dengan
NaCl 3% 16 tts/i
(selama 6 hari)
Injeksi penicilin
prokain 3 juta IU/12
jam/IM
Injeksi metamizol 1
amp/ 8 jam/IV
Injeksi pantoprazole
40 mg/12 jam/IV
Jawaban Sub.divisi
Hematoonkologi Medik
I
: 2200
O : 300
IWL : 1300
NGT: 200
B :+400
11-10-09
Pukul 10.00
TD : 90/60
N : 120 x/i
RR : 32 x/i
S : 39,4 C
I
: 2300
O : 300
IWL : 1300
NGT: 100
B :+600
11-10-09
Jam 14.00
TD : 90/60
N : 108x/i
P : 32 x/i
S : 39,5 C
Rencana :
Kontrol
Ureum/kreat
inin
O2 3-4 liter/I
IVFD NaCl 0,9 % : D5%
= 2:1 28 tts/i
Koreksi Na dengan
NaCl 3% 16 tts/i
(hari ke-2)
Comafusin 1-2
botol/hari
Injeksi penicilin
prokain 3 juta IU/12
jam/IM
Injeksi metamizol 1
amp/ 8 jam/IV
Injeksi pantoprazole
40 mg/12 jam/IV
Injeksi Metronidazole
0,5 gr/12 jam /IV
Injeksi Vit.K 1 amp/IM
Transfusi Trombosit
hanya 2 kantong
O2 3-4 liter/I
IVFD NaCl 0,9 % : D5%
= 2:1 28 tts/i
Koreksi Na dengan
NaCl 3% 16 tts/i
(hari ke-3)
Comafusin 1-2
botol/hari
Injeksi penicilin
prokain 3 juta IU/12
jam/IM
Injeksi metamizol 1
amp/ 8 jam/IV
Injeksi pantoprazole
40 mg/12 jam/IV
Injeksi Metronidazole
0,5 gr/12 jam /IV
Injeksi Vit.K 1 amp/IM
Usul : Hemodialisis
(keluarga menolak)
11-10-09
Jam 16.00
11-10-09
Jam 16.30
11-10-09
Jam 17.00
11-10-09
Jam 17.30
Dopamin 5 g/kgBB/i
Dopamin 10 g/kgBB/i
RESUME
Seorang lelaki, 40 tahun, masuk rumah sakit dengan keluhan febris yang
dialami sejak 5 hari yang lalu, kontinyu, tidak disertai menggigil dan berkeringat
banyak, cefalgia, ikterus tidak disertai rasa gatal. Nausea dan vomitus sejak 3 hari
yang lalu, isi sisa makanan, minuman. Arthralgia dan mialgia terutama
gastroknemius. BAK warna seperti teh pekat, sedikit-sedikit, tidak disuria. Riwayat
pekerjaan sebagai petani.
Pada pemerikaan fisis, didapatkan, sakit berat / gizi cukup / sadar.
Tanda vital tekanan darah 110 / 70 mmHg, Nadi 120 x/i, pernapasan 20 x/i, suhu
39,5 oC. Pada pemeriksaan kepala, didapatkan sklera ikterus,injeksi konjungtiva,
Pada abdomen didapatkan hepar teraba 1 jari bac, rata, kenyal,tepi tumpul, dan
extremitas didapatkan nyeri gastroknaemius.
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 12,3 gr/dl, leukosit
12.200 /L, trombosit 22.000/L. GDS 119 mg/dl, ureum 137 mg/dl,kreatinin 3,9
mg/dl, bilirubin total 20,3 mg/dl, bilirubin direk 16,1 mg/dl, protein total 4,6
gr/dl, Albumin 2,2 gr/dl, leptodipstik positi,HBsAg (-), dan Anti HCV (-), elektrolit
darah didapatkan hiponatremia. APTT memanjang, USG Abdomen kesan gambaran
hepatitis akut dan PNC Bilateral. EKG sinus takikardi (HR 120 x/i). Jawaban konsul
infeksi tropis weils disease. Jawaban konsul ginjal-hipertensi AKI ec. Weils
disease. Pada perjalanan penyakitnya pasien mengalami hematemesis-melena
yang kami konsulkan ke sub.divisi Gastroenterohepatologi, dengan jawaban
gastropathy dengan ensefalopati grade 4. Dan jawaban konsul hemato-onkologi
medik DIC belum dapat disingkirkan.
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis dan penunjang, maka
diagnosis pasien ini adalah Weils disease + Imbalance elektrolit + suspek DIC.
Adapun penyebab kematian pada pasien ini dicurigai karena multiple organ failure
yang diperberat dengan adanya sepsis.
DISKUSI
Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan utama febris yang dialami
sejak 5 hari yang lalu. Beberapa keadaan yang dipikirkan adalah common cold,
ISPA, bronkitis, pneumonia, demam berdarah, malaria, leptospirosis. Pada pasien
ini diagnosis diarahkan ke leptospirosis karena dari hasil anamnesis didapatkan
febris kontinyu selama 5 hari, nause dan vomiting sejak 3 hari yang lalu, arthralgia,
mialgia terutama gastroknemius, ikterus, riwayat pekerjaan sebagai petani. Pada
pemeriksaan fisis, didapatkan injeksio konjungtiva, sklera ikterus, hepatomegali,
nyeri tekan gastrocnaemius. Dari hasil laboratorium didapatkan Hb 12,3 gr/dl,
Leukositosis (12.200 gr/dl), Trombositopenia (22.000/L), hiperbilirubinemia
(bilirubin total 20,3 gr/dl, bilirubin direk 16,1 gr/d),ureum 137 mg/dl, kreatinin
3,9 mg/dl. HBsAg (-), Anti HCV (-), IgM Leptospira (+). Leptospirosis pada pasien ini
dalam perjalananya menjadi leptospirosis berat atau yang disebut weils disease
yang ditandai dengan ikterus, perdarahan, azotemia, gangguan kesadaran, demam
kontinyu.
Leptospirosis adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh
mikroorganisme leptospira interogans tanpa memandang bentuk spesifik
serotipenya. Gambaran klinis penyakit ini adalah demam, menggigil, sakit kepala,
meningismus, anoreksia, mialgia, conjungtival suffusion, mual,muntah, nyeri
abdomen, ikterus, hepatomegali, ruam kulit, dan fotofobia. Keluhan demam,
mual, muntah, nyeri epigastrium, artralgia dan mialgia ( influenza like-syndrome )
yang dirasakan oleh pasien disebabkan oleh infeksi yang disebabkan oleh
leptopspira. Manusia dapat terinfeksi melalui kontak dengan air, tanah atau lumpur
yang telah terkontaminasi oleh urine binatang yang telah terinfeksi leptopspira.
Infeksi tersebut terjadi jika terjadi luka/erosi pada kulit ataupun mukosa. Air yang
tergenang atau mengalir lambat yang terkontaminasi urin binatang yang terinfeksi,
memainkan peranan dalam penularan penyakit ini. Pada pasien ini pekerjaaanya
adalah petani yang merupakan kelompok yang beresiko tinggi untuk terinfeksi
leptospira.
Pada pasien ini didapatkan oligouri yakni 300 cc dalam 24 jam,
peningkatan kreatinin (kreatinin 3,9 mg/dl), sehingga didiagnosis sebagai AKI. AKI
adalah suatu sindrom klinik akibat adanya gangguan fungsi ginjal yang terjadi
secara mendadak (dalam beberapa jam sampai beberapa hari) yang menyebabkan
retensi sisa metabolisme nitrogen (ureum-kreatinin) dan non nitrogen, dengan atau
tanpa disertai oliguri. Diagnosis AKI berdasarkan pemeriksaan laboratorium
ditegakkan bila terjadi peningkatan secara mendadak kreatinin serum 0,5 mg%
pada pasien dengan kadar kreatinin awal < 2,5 mg% atau peningkatan > 20% bila
kreatinin awal > 2,5 mg%. interstitial nefritis dengan infiltrasi sel mononuclear
merupakan bentuk lesi pada leptospirosis yang dapat terjadi tanpa gangguan fungsi
ginjal. Gagal ginjal terjadi akibat tubular nekrosis akut. Adanya peranan
nefrotoksin, reaksi imunoligis, iskemia ginjal, hemolisis dan invasi langsung
mikroorganisme juga berperan dalam menimbulkan kerusakan ginjal. Gangguan
fungsi ginjal pada pasien ini dapat dilihat dengan kadar ureum yang tinggi dan
adannya gangguan keseimbangan elektrolit (hiponatremia) serta proteinuria.
Dalam perjalanannya, leptospira melepaskan toksin yang menyebabkan
kerusakan pada lapisan endotel kapiler yang dapat terjadi di ginjal, hepar,
jantung, otot rangka, mata, pembuluh darah, dan susunan saraf pusat yang akan
bermanifestasi sesuai dengan kerusakan organ yang terjadi. Kelainan spesifik pada
organ :
10
11
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
12