BUPATI GRESIK,
Menimbang
keselamatan
persyaratan
kemampuan
mendukung
beban
bangunan
bangunan
muatan,
gedung
meliputi
gedung
kemampuan
untuk
bangunan
tentang
Pencegahan
dan
Penanggulangan
Kebakaran;
Mengingat
Nomor
12
Tahun
1950
tentang
Nomor
28
Tahun
2002
Negara
Republik
Republik
4. Undang-Undang
Pemerintahan
tentang
Lembaran
Daerah
32
Tahun
(Lembaran
2004
Negara
tentang
Republik
59,
Tambahan
Lembaran
Negara
Republik
Tahun 2007
tentang
Nomor 24
Negara
Republik
6. Undang-undang
Penataan
Indonesia
Nomor 26
Tahun 2007
Ruang (Lembaran
Tahun 2007
Negara
tentang
Republik
Nomor
12
Tahun
2011
tentang
Republik
Indonesia
Tahun
2011
Nomor 82,
tentang
Bangunan
Gedung
(Lembaran
Negara
Menteri
29/PRT/M/2006
Pekerjaan
Umum
Nomor
Bangunan Gedung;
11. Peraturan
Menteri
24/PRT/M/2007
Pekerjaan
tentang
Umum
Pedoman
Nomor
Teknis
Izin
Menteri
Pekerjaan
Umum
Nomor
Menteri
Pekerjaan
Umum
Nomor
Teknis penyusunan
Menteri
26/PRT/M/2008
Proteksi
Pekerjaan
Umum
Nomor
Kebakaran
Pada
Bangunan
Gedung
dan
Lingkungan;
3
15. Peraturan
Menteri
Pekerjaan
Umum
Nomor
Standar
Kualifikasi
Aparatur
Pemadam
Kebakaran Di Daerah;
17. Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 2 Tahun 2008
tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Gresik
(Lembaran Daerah Kabupaten Gresik Tahun 2008 Nomor
2) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah
Kabupaten
Gresik
Nomor
21
Tahun
2011
tentang
DAN
BUPATI GRESIK
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
: PERATURAN
DAERAH
TENTANG
PENCEGAHAN
DAN
PENANGGULANGAN KEBAKARAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Gresik.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Gresik.
3. Bupati adalah Bupati Kabupaten Gresik.
4
4. Satuan
Kerja
disingkat
Perangkat
SKPD
tanggungjawab
Daerah
adalah
dalam
yang
SKPD
bidang
selanjutnya
yang
memiliki
pencegahan
dan
orang,
atau
perkumpulan,
yang
menurut
yang
diperuntukan
untuk
melayani
diperuntukkan
untuk
mengangkut
Bahan
Berbahaya.
10. Bahan Berbahaya adalah bahan / zat atau campurannya
yang bersifat mudah menyala / terbakar / eksplosif,
korosif
dan
lain-lain
yang
karena
penanganan,
rangka
memadamkan
atau
mengendalikan
kebakaran.
5
Kebakaran
adalah
upaya
melindungi/
bahaya
kebakaran
melalui
penyediaan/
dipasang
pada
bangunan
dan
memerlukan
untuk
mengupayakan
kesiapan
Instansi
atau
pengguna
terhadap
bangunan
kegiatan
gedung
penanggulangan
dan
masyarakat
kebakaran
pada
Penanggulangan
Kebakaran
Lingkungan
estat
Pencegahan
dan
untuk
mengupayakan
Penanggulangan
kesiapan
Kebakaran
pada
lingkungan.
21. Manajemen
Penanggulangan
Kebakara
Gedung
yang
dan
penanggulangan
kebakaran
pada
Lingkungan
yang
bangunan gedung.
22. Sistem
Keselamatan
Kebakaran
Proteksi
terhadap
Total
bahaya
adalah
kebakaran
sistem
yang
perlindungan
mengintergrasikan
Alarm
Kebakaran
adalah
suatu
alat
untuk
dengan
kopling
pengeluaran
berukuran
2,5
(dua
Sprinkler
Otomatis
adalah
suatu
sistem
yang
berfungsi
untuk
mengendalikan
atau
interior
bangunan
terhadap
api
guna
terbakar
atau
tersulut,
sukar/mudahnya
sejauh
mana
tingkat
ketahanan
api
BAB II
8
bangunan
perdagangan
dan
pertokoan,
bangunan
Pasal 3
Persyaratan sistem dan peralatan proteksi kebakaran yang
harus
disediakan/dipasang
pada
bangunan
gedung
Bagian Kedua
Klasifikasi Risiko Bahaya Kebakaran
Pasal 4
(1)
BAB III
PENCEGAHAN KEBAKARAN
Bagian Kesatu
Bangunan Gedung pada umumnya
Pasal 5
(1)
Setiap
bangunan
persyaratan
meliputi
gedung
wajib
teknis keselamatan
memenuhi
bangunan
yang
gedung
dalam
mencegah
dan
Setiap
bangunan
gedung,
kecuali
rumah
tinggal
Tata
cara
perencanaan,
pemasangan
dan
Bagian Kedua
Bangunan Perumahan
Pasal 6
(1) Setiap
pengembang
perumahan
yang
membangun
kawasan
yang
tidak
tertata
dapat
melengkapi
Bagian Ketiga
Bangunan Ruko Tunggal dan Berderet
Pasal 7
(1)
(2)
Dalam hal
sarana
jalan
memungkinkan, maka
tersebut
harus
ke
luar
tersendiri
tidak
dapat
dihubungkan
satu dengan
(4)
jendela
pengamanan bangunan,
maka
berteralis
pemasangan
untuk
teralis
bangunan,
maupun
menghambat
upaya
Bagian Keempat
Bangunan Rumah Sakit
Pasal 8
(1)
Bangunan
Rumah
sakit
kesehatan,
wajib
keselamatan
bangunan
atau
fasilitas
memenuhi
dan
perawatan
persyaratan
penghuni
teknis
dari
bahaya
atau
fasilitas
memperhitungkan
peralatan
perawatan
karakteristik
medis
kesehatan
harus
pasien, kelengkapan
terpasang,
luas
lantai
serta
ketinggian bangunan.
(3)
Untuk
mengefektifkan
upaya
pencegahan
dan
deteksi
pemadam
kebakaran
otomatis (Splinker),
kebakaran,
alarm
pusat
kebakaran,
peralatan
manual (APAR)
maupun
sistem
pengendali
pengendalian
asap
kebakaran, sarana
kebakaran (fire
safety
management)
sakit
harus diperhitungkan
prinsip
bertahan
atau
ramp
untuk
pasien
rawat
jalan
(ambulatory).
(6)
Bagian Kelima
Bangunan Apartement
Pasal 9
(1)
aktif
dan
pendukungnya,
sarana
sistem
atau
proteksi
kelengkapan
pasif,
system
Bagian
dari
bangunan
apartemen
yang
memiliki
(4)
manajemen
Persyaratan
proteksi
Bangunan
proteksi
pasar
aktif
wajib
dan
dilengkapi
sarana
dengan
atau
sistem
kelengkapan
dagangannya
agar
tidak
sistem
kebakaran
khususnya
pengawasan,
manajemen
keselamatan
menyangkut
pemeriksaan
kegiatan
kehandalan peralatan
terpasang;
b. membentuk Satuan Relawan Kebakaran (Satlakar)
Pasar; dan
c. melaksanakan pelatihan kebakaran serta evakuasi
secara rutin.
(4) Tanggung
jawab
untuk
pelaksanaan
Manajemen
Sistem
proteksi
kebakaran
Setiap
bangunan
industri
wajib
dilengkapi
dengan
14
aktif,
sistem
pengendalian
asap
dan
manajemen
keselamatan
kebakaran
Setiap
pemilik/pengelola
bangunan
industri
harus
membantu
pencegahan
dan
dengan
penanggulangan
prasarana,
sarana,
bahaya
dan
kebakaran
kelengkapan
pada
aktif
dan
pasif,
sistem
sarana
jalan
pengendalian
asap
dan penyediaan
ke
luar
yang
aman
kebakaran.
(2)
Setiap
pemilik/pengelola
bangunan
perkantoran
manajemen
keselamatan
kebakaran
Tanggung
jawab
untuk
pencegahan
dan
sebagaimana
dimaksud
melengkapi
sarana
penanggulangan
pada
untuk
kebakaran
kebakaran
keselamatan
dan
penerapan
kebakaran
manajemen
pada
bangunan
perdagangan
ayat (1)
dan
disebut
pada
undangan.
Bagian Kesembilan
Bangunan SPBU, SPBG dan Instalasi Gas
Pasal 13
(1)
pemadam
khusus
baik
manual
maupun
16
Perencanaan
dan
persyaratan
kelengkapan
dilaksanakan
undangan.
Bagian Kesepuluh
Bangunan Pertemuan Umum
Pasal 14
(1)
Bangunan Pertemuan
terhadap
bahaya
Umum
kebakaran
wajib
melalui
dilindungi
pemasangan
potensi bahaya
umum
17
harus
diterapkan
sistem
Manajemen Keselamatan
untuk
perlindungan
kebakaran
sebagaimana
sampai
dengan
terhadap
dimaksud
ayat
pada
(3)
bahaya
ayat
berada
(1)
pada
(5) Perencanaan
dan
dan
sarana
proteksi
kebakaran
pada
bangunan
kendaraan
khusus,
wajib
menyediakan
alat
penyelamatan
kebakaran
(2)
Setiap
saat
terjadi
peralatan
peralatan
umum
pada
lain
kebakaran
dan
maupun
pemeriksaan
pemadam
khusus
secara berkala
harus
dilakukan
umum
sebagaimana dimaksud
dan
kendaraan
dalam
ayat (1)
khusus
dilakukan
Bahan Berbahaya
Pasal 16
(1)
Setiap
pemilik
yang
menyimpan
dan/atau
aktif,
serta
menerapkan
manajemen
keselamatan kebakaran;
c. menginformasikan
daftar
bahan
berbahaya
yang
plakat
penanggulangan
dan
Penyimpanan,
memproduksi
dan
pengangkutan
Bagian Ketigabelas
Pemeriksaan Berkala
Pasal 17
(1)
Untuk
mengetahui
kebakaran
kondisi
pada bangunan
keselamatan
gedung
terhadap
sebagaimana
Hasil
pemeriksaan
berkala
sebagaimana
dimaksud
pengelola
bangunan
gedung
kepada
SKPD
setempat.
(3)
Berdasarkan
laporan
pemilik,
pengguna
dan/atau
(2),
SKPD
dapat
melakukan
pemeriksaan
ke
lapangan.
(4) Selain
ketentuan
sebagaimana
dan
dimaksud
kebakaran
wajib
pengujian berkala
pada
ayat
melakukan
terhadap
alat
BAB IV
MANAJEMAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN GEDUNG
Bagian kesatu
Wilayah Penanggulangan Kebakaran Gedung
Pasal 18
(1) Setiap
pemilik
dan/atau
pengguna
bangunan
Setiap
pemilik
dan/atau
pengguna
bangunan
gedung,
termasuk
pengelolaan
resiko
20
serta
berkala
penyiapan
sistem
proteksi
pengendalian kebakaran.
(3)
Setiap
Pemilik
pengguna
dan/atau
bangunan
pengelola
gedung,
dan/atau
yang
mempunyai
ratus)
orang,
wajib
Gedung.
(4)
Khusus
bangunan
Rumah
Sakit
yang
dan
bangunan
memiliki
lebih
Penanggulangan
mengidentifikasi
Kebakaran,
dan
terutama
mengimplementasikan
Bagian Kedua
Organisasi Penanggulangan Kebakaran Gedung
Pasal 19
(1)
(Fire
Safety
Penyelamatan/Paramedis,
Peran
jawab
Kebakaran
Lantai
ahli
Teknik,
(floorwarden)
Pemegang
dan
21
Keamanan (security).
(2)
Besar
Kecilnya
struktur
organisasi
Penanggulangan
Rincian
Tugas
Pokok
dan
Fungsi
Organisasi
Bagian Ketiga
Tata Laksana Operasional
Pasal 20
(1) Tata
laksana
operasional
dalam
Manajemen
gedung
terhadap
bahaya
kebakaran
Setiap
pemilik/pengelola
mengimplementasikan
Laksana
dan/atau
Operasional
Penanggulangan
klasifikasi
bangunan
Kebakaran,
gedung
harus
melaksanakan
dalam
sesuai
Tata
Manajemen
dengan
tingkat
gedung.
BAB V
MANAJEMEN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAERAH
Bagian Kesatu
Wilayah Manajemen Kebakaran Daerah
22
Pasal 21
(1)
Wilayah
Manajemen
pengelompokan
kebakaran
hunian
yang
dibentuk
memiliki
oleh
kesamaan
yang
ditentukan
secara
alamiah
maupun
buatan.
(2)
(3)
(1)
Waktu
(respons
tanggap
time)
terdiri
atas
waktu
time),
waktu
perjalanan
menuju
lokasi
Waktu
tanggap
(respons
time)
Instansi
Pemadam
dimulai
sejak
kebakaran
diterimanya
dan
penyiapan
pemberitahuan
pasukan
serta
sarana pemadaman;
b. waktu
perjalanan
dari
pos
pemadam
terdekat
gelar
peralatan
dilokasi
sampai
dengan
23
Laksana
Operasional
harus
mencakup
kegiatan
pengelola
bangunan
gedung,
pemilik
dan/atau
yang
menyimpan
dan/atau
memproduksi
bahan
awal
penyelamatan
jiwa,
harta
benda,
petugas
terjadinya
di
Pasal 26
(1)
a. menaksir
besarnya
(Size
kebakaran
up)
untuk
jiwa
dan
harta
benda
(Rescue);
c. pencarian sumber api (Locate);
d. pengendalian penjalaran api (Confine); dan
e. pemadaman api (Extinguish).
(2)
Prosedur
Tetap
Operasi
Penanggulangan
Kebakaran.
Pasal 27
(1)
(2)
yang
diberikan
(incident commander).
Hal-hal yang terjadi di lokasi kebakaran yang disebabkan
karena
tidak
dipatuhinya
petunjuk
dan
perintah
Dalam mencegah
menjalarnya
kebakaran
bangunan
atau
pemilik dan/atau
pekarangan
harus
dari
air
PDAM
yang
sebagian
atau
seluruh
bangunan; dan
25
e. melakukan tindakan
lain
yang
diperlukan
dalam
(1)
bersama
oleh
Institusi Pemadam
Kepala
keputusan
bersama
antar
instansi
dengan
pemadam
kebakaran masing-masing.
(3) Biaya operasi penanggulangan kebakaran di wilayah
perbatasan menjadi beban dan tanggung jawab dari
instansi pemadam kebakaran masing-masing.
Pasal 30
Selain penanggulangan kebakaran sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 23 ayat (1), Satuan Kerja Perangkat Daerah
dapat membantu penyelamatan korban bencana lain yang
terjadi di wilayah perbatasan.
Bagian Keempat
Pemeriksaan Sebab Kebakaran
Pasal 31
(1) SKPD dapat melakukan
pemeriksaan
untuk mengetahui
dimaksud
pada
ayat
(1)
dilakukan
sesuai
Peraturan Perundang-undangan.
Bagian Kelima
Sertifikasi dan Rekomendasi
Pasal 32
Perencanaan, pengawasan, pengkaji teknis, pemeliharaan
dan/atau perawatan di bidang keselamatan kebakaran
hanya dapat dilakukan oleh orang atau badan hukum yang
memiliki sertifikat keahlian keselamatan kebakaran dari
Asosiasi Profesi yang terakreditasi dan harus terdaftar
pada SKPD.
Bagian Keenam
Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran
Pasal 33
(1)
Dalam
upaya
pencegahan
dan
Induk
Sistem
penanggulangan
harus
Proteksi
menyusun
Kebakaran dan
terjadi
pengembangan
dengan
memperhatikan
rencana
Induk
ketentuan
Sistem
Rencana
Proteksi
Sistem
Kebakaran meliputi
Pencegahan Kebakaran
BAB VI
PENANGGULANGAN BENCANA LAIN
Pasal 34
(1)
(2)
benda
dari
pengelola dan/atau
bencana,
penghuni
pemilik
dan/atau
bangunan dan/atau
tindakan
lain
yang
diperlukan
BAB VII
MANAJEMEN PENANGGULANGAN KEBAKARAN LINGKUNGAN
Bagian Kesatu
Wilayah Manajemen Kebakaran Lingkungan
Pasal 35
Lingkungan
sebagaimana
dimaksud
dalam
ayat
(1)
pariwisata,
tingkat
dan
lingkungan
kepadatan
penduduk
Kelurahan
tinggi
serta
Untuk
melakukan
pencegahan
dan
penanggulangan
dan
prasarana
kebakaran.
(5)
memiliki
kompetensi
dalam
pencegahan
dan
penanggulangan kebakaran.
(6)
Lingkungan
dan
pembentukan
Satuan
BAB VIII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 36
SKPD
melakukan
pembinaan
dalam
pencegahan
dan
perencanaan,
pelaksanaan,
dan
penggunaan
bangunan gedung.
(2) Dalam melakukan pengawasan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) SKPD berkoordinasi dengan Instansi terkait
di tingkat pusat dan Organisasi Perangkat Daerah
lainnya.
(3) Apabila dalam melakukan pengawasan sebagaimana
dimaksud
pada
ketidaksesuaian
bangunan
ayat
antara
(2),
SKPD
menemukan
ketentuan persyaratan
khususnya
dalam
hal
kemampuan
menanggulangi
perencanaan
dapat
pejabat
teknis
dan/atau
pemasangan
pemberi
ijin
untuk
kepada Daerah
dijatuhi
sanksi
administratif.
30
BAB IX
SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal 38
Setiap orang atau badan yang melanggar ketentuan Pasal 6
ayat (1), Pasal 7 ayat (1), Pasal 9 ayat (1), Pasal 10 ayat (1),
Pasal
Pasal 14 ayat (1), Pasal 15 ayat (1), Pasal 16 ayat (1), Pasal
17 ayat (1), Pasal 17 ayat (2), Pasal 18 ayat (1), Pasal 18 ayat
(4), dijatuhi sanksi administratif berupa:
a. peringatan tertulis;
b. pembekuan izin;
c. pencabutan izin; dan/atau
d. penutupan
seluruhnya
atau
sebagian
penggunaan
bangunan.
Pasal 39
dihalangi
pelanggaran
penuntutan
hukum
jika
dapat
berdasarkan
disangka
Ketentuan
terjadi
Peraturan
Perundang-undangan.
BAB X
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 40
Semua peraturan pelaksanaan mengenai pencegahan dan
penangulangan kebakaran
yang
sudah
dikeluarkan
oleh
31
Pemerintah
Daerah
Daerah
ini
dinyatakan
tetap
berlaku
sepanjang
tidak
Pasal 41
Bangunan gedung yang sudah ada sebelum Peraturan Daerah
ini ditetapkan dan belum memenuhi persyaratan sistem
proteksi aktif, pemilik dan/atau pengelola bangunan gedung
harus menyesuaikan dengan Peraturan Daerah ini selambat
lambatnya dalam waktu 1 (satu) tahun sejak Peraturan Daerah
ini ditetapkan.
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 42
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
Ditetapkan di Gresik
pada tanggal 8 Mei 2013
BUPATI GRESIK,
Ttd.
32
Diundangkan di Gresik
pada tanggal 8 Mei 2013
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN GRESIK,
ttd.
33