Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1
Gambar 2. Inkompetensi leher Rahim
Etiologi (7,8)
- Perdarahan subchorionic
- Koitus
- Anomali fetus
- Anomali uterus
- Trauma maternal
2
- Substansi berbahaya termasuk rokok.
Gejala
1. Air ketuban mengalir ke luar, uterus lebih kecil serta konsistensinya lebih
keras.
2. Biasanya diikuti dengan persalinan.
3. Cairan yang keluar dari jalan lahir disebut hydrorrhea amniotica. Untuk
mengetahui apakah cairan yang keluar betul air ketuban atau bukan, dapat
ditentukan dengan tes lakmus atau nitrazin, atau dapat juga dengan
pemeriksaan USG.
Pemeriksaan penunjang
Komplikasi KPD
3
korioamnionitis (radang pada korion dan amnion). Selain itu kejadian prolaps atau
keluarnya tali pusar dapat terjadi pada KPD.
Penanganan
Pencegahan
4
Beberapa pencegahan dapat dilakukan namun belum ada yang terbukti
cukup efektif. Mengurangi aktivitas atau istirahat pada akhir triwulan kedua atau
awal triwulan ketiga dapat dianjurkan.Selain itu perlu diperhatikan pencegahan
terhadap infeksi selain pada ibu, juga pada suaminya.
Ibu Anak
Kontra indikasi seksio sesarea: pada umumnya seksio sesarea tidak dilakukan
pada janin mati, syok, anemi berat, sebelum diatasi, kelainan kongenital berat (monster).
Keunggulan :
5
- bahaya peritonitis tidak besar.
- parut pada uterus umumnya kuat, sehingga bahaya ruptura uteri di kemudian hari
tidak besar karena dalam masa nifas segmen bawah uterus tidak seberapa banyak
mengalami kontraksi seperti korpus uteri, sehingga luka dapat sembuh lebih
sempurna.
Pada seksio sesarea klasik insisi dibuat pada korpus uteri. Pembedahan ini yang
agak lebih mudah dilakukan, hanya diselenggarakan apabila ada halangan untuk
melakukan seksio sesarea transperitonealis profunda ( misalnya melekat-eratnya uterus
pada dinding perut karena seksio sesarea yang sudah-sudah; insisi di segmen bawah
uterus mengandung bahaya perdarahan banyak berhubungan dengan letaknya plasenta
pada plasenta previa), atau apabila bermaksud untuk melakukan histerektomi setelah
janin dilahirkan.
-4 kali lebih besar bahaya ruptura uteri pada kehamilan yang akan datang.
6
BAB II
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
No. CM : 23.66.25
1. ANAMNESIS
7
Riwayat penyakit sekarang
Muntah (-), bengkak(-), penglihatan kabur (-), sakit kepala (-), poliuria (-), BAB
tidak teratur (-), keluar darah (+), kejang (-). Waktu hamil tidak merokok.
Pemeriksaan antenatal
3 kali oleh bidan di Posyandu Likupang.
Riwayat Haid
Riwayat Keluarga
PEMERIKSAAN FISIK
Status Praesens:
KU : cukup Kesadaran : CM
BB : 42 Kg TB : 148 cm
8
Makula hiperpigmentasi
Eritem minimal
Batas jelas
Ukuran numular
Skuama negatif
Mata : an (-), ict (-) bulat isokor Ө 3mm Telinga : sekret (-), NT (-)
Jantung: BJ I-II (N), Gallop (-), Murmur (-) Paru :sp.vesikuler , wh (-/-)
Rh(-/-)
Status Obstetric
Pemeriksaan Luar
TFU : 29 cm
Pemeriksaan Dalam
9
Eff 90%, pembukaan 2-3cm, ketuban (-), mekonium, PP kepala Hodge I-II, SS
melintang foetor (+).
Pemeriksaan Panggul
Pintu Bawah Panggul : spina ischiadika tidak menonjol, arkus pubis >900
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Malaria : (-)
KESIMPULAN SEMENTARA
G1P0A0, 20 tahun, MRS tanggal 11 – 03 – 2010 jam 20.08 wita dirujuk dari
puskesmas Likupang dengan diagnosis G1P0A0 20 tahun hamil 40 minggu, janin
intra uterin tunggal hidup, letak kepala dengan KPD 14 jam + mekonium. Tanda-
tanda inpartu (+) pelepasan air dari jalan lahir sejak satu hari yang lalu pelepasan
lendir campur darah (+) RPD disangkal. BAB / BAK biasa. HPHT 01 Juni 2009
TTP 08 Maret 2010. PAN 3kali di posyandu, riwayat gemeli (-) kawin 1 kali
selama 9 bulan.
Status praesens :
10
KU : cukup Kesadaran : CM
Status obstetric :
PD : Eff: 90% pembukaan 2-3 cm, ketuban (-), mekonium, PD kepala HI-II,
DIAGNOSIS
SIKAP
- Resusitasi intrauterin
- Antibiotika injeksi
- Seksio sesarea
- Konseling
11
- Konsul kulit dan kelamin
11/3/2010
Jam 20.00
Periksa Dalam : Eff : 90%, Pembukaan 2-3 cm, Ketuban (-), Mekonium, PP
kepala H I-II, SS melintang, Fetor (+).
Diagnosa
Sikap :
- Resusitasi intrauterin
- Antibiotika injeksi
- Konseling
- Lapor konsulen
Observasi
12
HIS : Interval 7 ’ - 8’, Lama 19” – 20”, Frekuensi BJJ 15 – 16 - 15
Jam 23.22 : Lahir bayi ♂, BBL 3100 gram, PBL 49 cm, AS 3-5-7 dengan
13
Jam 00.30 : Operasi selesai.
Perdarahan : ± 700cc
Diuresis : ± 300cc
Laporan Operasi
15
BAB III
PEMBAHASAN
1. DASAR DIAGNOSIS
Berdasarkan HPHT ibu yaitu tanggal 01 juni 2009, maka taksiran tanggal
persalinan dapat ditentukan yaitu dengan menggunakan Rumus Naeggle (H+7, B-
3, T+1). Maka hasil TTP yang didapat adalah 08 maret 2010. Ibu sudah inpartu
yang diketahui dengan adanya nyeri perut ingin melahirkan yang teratur,
pelepasan lendir campur darah (+), dan berdasarkan PD pembukaan 2-3 cm.
Pasien didiagnosa dengan infeksi intrapartum berdasarkan pemeriksaan fisik yaitu
suhu 38ºC dan nadi 108x/menit, pada pemeriksaan dalam ditemukan foetor (+),
dan pada pemeriksaan penunjang didapatkan kadar leukosit 33600/mm3. Untuk
diagnosis gawat janin ditegakkan dengan bunyi jantung janin > 160 x/menit dan
irreguler.
16
2. PENANGANAN KASUS
Setelah didiagnosa gawat janin, penderita diresusitasi intra uterin dan diberi
antibiotika injeksi, sebagai usaha pencegahan terhadap adanya infeksi.
Pasien dirawat selama 5 hari sampai keadaan pasien baik dan dapat melakukan
aktifitas serta luka operasi terawat baik. Sebelum pulang pasien dikonseling
KB untuk menunda kehamilan kemudian pasien setuju dilakukan KB suntik 3
bulan.
3. PROGNOSIS
17
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Penanganan pada kasus ini sudah cukup baik, namun masih ada tenggang
waktu selama 3 jam dar i pasien masuk sampai dilakukan tindakan operasi.
Saran :
Sebaiknya pada semua ibu hamil, dilakukan ANC dengan baik agar risiko-
risiko yang dapat terjadi sehubungan dengan kehamilannya dapat diketahui
secara dini sehingga dapat dicegah.
Semua ibu hamil bekas seksio sesarea harus dilakukan ANC di RS dan
melahirkan di RS yang memilikki fasilitas kamar operasi.
18
19
DAFTAR PUSTAKA
2. http://www.klikdokter.com/illness/detail/134
5. http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/26/askep-sectio-caesaria/
6. http://intelhealth.com/IH/ihTH/WSIHW000/3460/3460.html
20