Candidiasis Oral
Kandidiasis oral merupakan suatu penyakit jaringan rongga mulut yang berup lesi
merah dan lesi putih yang disebabkan oleh jamur jenis andda sp.
Patogenesis Kandidiasis Oral
Kandida
merupakan
3) Hiperplastik kronis
Infeksi Candida kronis dapat menimbulkan perubahan hiperplastik dari epitel
yang secar klinis berupa bercak-bercak putih.
Penatalaksanaan. Terapi antijamur jangka panjang (sampai 3 bulan) harus
diberikan dalam bentuk polyene secara topical. Akhir-akhir ini telah
ditemukan bahan antijamur sistemik yang dapat menghasilkan kesembuhan
klinis dalam 2-3 minggu. Setiap defisiensi zat besi serta penyakit yang
mendasarinya harus disembuhkan.
4) Atrofik kronis
Ini merupakan jenis kandidiasis yang paling sering dijumpai dan menyerang
seperempat sampai dua pertiga penderita yang memakai gigi palsu.
Penatalaksanaan. Pengobatan dilakukan dengan bahn polyene antijamur secar
topical, diberikan tiap 6 jam selama 4 minggu. Pada kasus ini kebersihan geligi tiruan
merupakan hal yang penting. Oleh karena itu penderita dianjurkan untuk merendam
gigi palsunya dalam larutan hipoklorit semalaman untuk menghindari setiap
kemungkinan pertumbuhan jamur.
Diagnosa Banding
Beberapa diagnosa banding dari kandidiasis pseudomembran akut adalah sbb:
a. Leukoplakia
Leukoplkia adalah lesi putih berbintik atau berupa plak, kaku, melekat pada
mukosa tidak dapat di kerok. Predileksi : buccal mucosa, tongue, floor of the
mouth, gingiva, and lower lip. Leukoplakia merupakan lesi prekanker, dapat
berkembang menjadi keganasan, disebabkan karena mengkonsumsi tembakau,
alkohol, gesekan lokal kronis, candida albican, HPV. Pemeriksaan lab dengan
histopatological examination.
b. Hairy Leukoplakia
Hairy leukoplakia adalah lesi yang sering dijumpai pada HIV, dan kadang juga
pada orang dengan keadaan imunokompresif. Peyebabnya adalah epstein-barr
virus. Klinisnya berwarna putih asimptomatik, tidak dapat dikerok, ditemukan
bilateral atau unilateral pada lidah dan dapat menyebar hingga dorsum dan
ventral. Karakteristiknya permukaan lesi yang bergelombang dengan orientasi
vertikal, namun lembut dan datar. Bukan merupakan lesi prakanker.
Pemeriksaan lab : histological examination, in situ hybridization, poly-merase
chain reaction (PCR) and electron microscopy.
c. Lichen planus
Lichen planus adalah penyakit umum relatif keradangan kronis pada oral
mukosa dan kulit. Penyebab belum diketahui, kemungkinan autoimun Sel-T.
10
pada
rongga
mulut
umumnya
ditanggulangi
dengan
11
Dari beberapa golongan antijamur tersebut diatas, yang efektif untuk kasus
kasus pada rongga mulut, sering digunakan antara lain amfotericine B, nystatin,
miconazole, clotrimazole, ketokonazole, itrakonazole dan flukonazole (Lewis, 1998).
a. Amfoterisin B
Amfoterisin B dihasilkan oleh Streptomyces nodusum, mekanisme kerja obat
ini yaitu dengan cara merusak membran sel jamur. Efek samping terhadap
ginjal seringkali menimbulkan nefrositik. Sediaan berupa lozenges (10 ml )
dapat digunakan sebanyak 4 kali /hari (Lewis, 1998).
b. Nystatin
Nystatin dihasilkan oleh streptomyces noursei,mekanisme kerja obat ini
dengan cara merusak membran sel yaitu terjadi perubahan permeabilitas
membran sel. Sediaan berupa suspensi oral 100.000 U / 5ml dan bentuk cream
100.000 U/g, digunakan untuk kasus denture stomatitis (Lewis, 1998).
c. Miconazole
Miconazole mekanisme kerjanya dengan cara menghambat enzim cytochrome
P 450 sel jamur, lanosterol 14 demethylase sehingga terjadi kerusakan sintesa
ergosterol dan selanjutnya terjadi ketidak normalan membrane sel. Sediaan
dalam bentuk gel oral (20 mg/ml), digunakan 4 kali /hari setengah sendok
makan, ditaruh diatas lidah kemudian dikumurkan dahulu sebelum ditelan
(Lewis, 1998).
d. Clotrimazole
Clotrimazole mekanisme kerja sama dengan miconazole, bentuk sediaannya
berupa troche 10 mg, sehari 3 4 kali (Lewis, 1998).
e. Ketokonazole (ktz)
Ketokonazole adalah antijamur broad spectrum. Mekanisme kerjanya dengan
cara menghambat cytochrome P450 sel jamur, sehingga terjadi perubahan
permeabilitas membran sel, Obat ini dimetabolisme di hepar.Efek sampingnya
berupa mual / muntah, sakit kepala,parestesia dan rontok. Sediaan dalam
bentuk tablet 200mg Dosis satu kali /hari dikonsumsi pada waktu makan
(Lewis, 1998).
f. Itrakonazole
Itrakonazole
efektif
untuk
pengobatan
kandidiasis
penderita
12
Fluconazole
Itraconazole
Pemeriksaan Obyektif
Secara umum pemeriksaan ini meliputi :
a. Perubahan warna, apakah mukosa
Format
Suspensi oral 100 mg/ml
Salep 3%
Tablet 100 mg
Krem 100 000 unit/gram
Salep 100 000 unit/gram
Pastiles 100 000 unit/gram
Suspensi oral 100 000 unit/gram
Kapsul 50 mg dan 150 mg
Kapsul 100 mg
mulut
berwarna
abnormal,
13
14
15
pada lesi yang berdiri sendiri, dan spesimen harus cukup besar (lebih dari 1 x 0,5 cm)
untuk keperluan pemeriksaan histopatologi. Cara ini dilakukan bila operator yakin
bahwa lesi tersebut jinak. Ada risiko terlepasnya sel ganas bila diagnosis kerja berupa
lesi jinak ternyata salah.
2. Biopsi insisi
Cara ini memiliki risiko berupa terlepasnya sel ganas. Biopsi insisi tidak
dilakukan pada lesi pigmentasi ataupun vaskular, karena melanoma sangat metastatik
dan lesi vaskular akan menimbulkan perdarahan berlebihan. Di dalam status pasien
sebaiknya dicatat letak lesi, ukurannya dan bentuknya.
Pada biopsi insisi ini hanya sebagian kecil dari lesi yang diambil beserta jaringan
sehat di dekatnya. Pengambilan lesi dapat dilakukan dengan menggunakan scalpel,
menggunakan alat punch (punchbiopsy), menggunakan jarum suntik (needle biopsy),
dan biopsi aspirasi.
Pemeriksaan sitologi (oral cytological smear)
Pemeriksaan sitologi adalah suatu pemeriksaan mikroskopik pada sel-sel yang
dilepaskan atau dikerok di permukaan lesi. Cara ini merupakan pemeriksaan
tambahan untuk biopsi, bukan pengganti biopsi. Pemeriksaan ini dilakukan bila
biopsi tidak dapat dilaksanakan, pasien menolak biopsi, ada lesi multipel yang harus
diperiksa. Permukaan lesi tidak perlu dikeringkan, kecuali untuk melepaskan jaringan
nekrotik. Permukaan lesi dibiarkan agar tetap basah, lalu dikerok dengan tepi plastic
instrument yang steril atau spatel lidah yang basah. Kerokan dilakukan beberapa kali
dalam arah yang sama. Slide spesimen yang sudah diberi label disiapkan, hasil
kerokan diletakkan di atas slide, kemudian disebarkan ke samping menggunakan slide
lain. Spesimen difiksasi dengan formalin (formol saline) 10% dalam botol tertutup
(Birnbaum dan Dunne, 2000).
1.3.3.4 Pemeriksaan Mikrobiologi
16
Dua jenis pemeriksan mikrobiologi yang sering dilakukan untuk lesi jaringan
lunak mulut adalah: oral mycological smear dan oral bacteriological smear, yaitu
(Marwani, 2009):
a. Oral Mycological Smear
Oral mycological smear dilakukan untuk membuktikan adanya infeksi jamur pada
lesi yang ditemukan. Pemeriksaan ini diawali dengan melakukan swab pada mukosa
mulut yang dicurigai, dengan menggunakan cotton swab. Kemudian dengan cotton
swab dan spesimen yang didapat, dilakukan streaking pada permukaan media
Sabouraud Dextrose Agar (SDA) dalam cawan petri. Ada beberapa spesies Candida
yang dapat ditemukan pada manusia, yaitu Candida albicans, Candidastellatoidea,
Candida tropicalis, Candida pseudotropicalis, Candida krusei, Candida parapsilosis,
Candida guilliermondii.
b. Oral Bacteriological Smear
Bahan yang akan diperiksa diambil dari permukaan gigi, kemudian dioleskan di
atas slide spesimen. Kemudian difiksasi di atas nyala api spiritus. Berikutnya dituangi
dengan pewarna carbol fuchsin, dibiarkan 10 menit. Lalu dituangi dengan pewarna
methylene blue, biarkan 10 menit.