Anda di halaman 1dari 8

REFARAT

Kepada Yth: dr. Effendi Salim, Sp. A


Dibacakan: Selasa, 25 oktober 2014

DEFISIENSI VITAMIN B2

OLEH:
NUZHAH
09 777 009

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ALKHAIRAAT
RSU ANUTAPURA PALU

BAB I
PENDAHULUAN
Vitamin adalah kelompok nutrien organik yang dibutuhkan
dalam jumlah kecil untuk berbagai fungsi biokimia dan umumnya
tidak dapat disintesis oleh tubuh sehingga harus dipasok oleh
makanan. 1
Vitamin larut air terdiri dari vitamin B dan Vitamin C,
keduanya terutama berfungsi sebagai kofaktor enzim. Defisiensi
salah satu vitamin B kompleks jarang dijumpai karena diet yang
kurang umumnya berkaitan dengan keadaan defisiensi multipel.
Vitamin B2 (riboflavin) adalah mikronutrien yang mudah di
serap, bersifar larut dalam air dan memiliki peran kunci dalam
menjaga kesehatan. sangat penting dalam berbagai proses yang
terjadi didalam

sel, terutama yang menghasilkan energi dan

metabolisme asam amino. Sumber makanan yang banyak


mengandung vitamin B2 adalah produk-produk olahan susu,
daging, ikan dan unggas.
Vitamin ini juga banyak berperan dalam pembentukan sel
darah merah, antibodi dalam tubuh, dan dalam metabolisme
pelepasan energi dari karbohidrat. Kekurangan riboflavin dapat
menyebabkan gangguan fungsi adrenal, dan menyebabkan berbagai
madcam penyakit seperti anemia, syndrom kelelahan kronis serta
katarak.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Riboflavin atau vitamin B2 adalah mikronutrien yang mudah
diserap, bersifat larut dalam air dan memiliki peran kunci dalam
menjaga kesehatan pada manusia dan hewan.Riboflavin Ini adalah
komponen utama dari FAD kofaktor dan FMN,sehingga dibutuhkan
oleh semua flavoproteins. Dengan demikian, vitamin B2 diperlukan
untuk berbagai proses selular. Seperti vitamin B lainnya,
memainkan peran penting dalam metabolisme energi, dan
diperlukan untuk metabolisme lemak, badan keton, karbohidrat, dan
protein. Vitamin ini juga banyak berperan dalam pembentukkan sel
darah merah, antibodi dalam tubuh, dan dalam metabolisme
pelepasan

energi

dari

karbohidrat.

Nama riboflavin berasal dari ribosa, kembali tulang asam


ribonukleat (RNA) yang terkait dengan asam deoksiribonukleat,
seperti yang ditemukan dalam DNA (dasar transkripsi genetik), dan
flavin (yang berarti kuning)
2.2 Struktur kimia Riboflavin
Struktur riboflavin terdiri atas cincin isoaloksazin dengan
rantai samping ribitil flavin adenin difosfat(FAD) dibentuk bila
FMN pada rantai sampingnya dikaitkan dengan adenin monofosfat.
Enzim-enzim flavoprotein yang mengandung FMN dan FAD terikat

pada bermacam apoenzim dan terlibat dalam reaksi oksidasireduksi berbagai jalur metabolisme yang berpengaruh terhadap
respirasi sel. Dalam bentuk murni, ribiflavin alkali kristal kuning.
Riboflavin larut air, tahan panas, oksidasi dan asam, tetapi tidak
tahan alkali dan cahaya terutama sinar ultraviolet.

Gambar 1. Struktur Kimia Riboflavin


2.3 Metabolisme Vitamin B2
Riboflavin di bebaskan dari ikatan-ikatan protein sebagai FAD
dan FMN di dalam lambung yang bersuasana asam. FAD dan FMN
kemudian di dalam usus halus dihidrolisis oleh enzim-enzim
pirosfosfatase dan fosfatase menjadi riboflavin bebas. Riboflavin di
absorpsi dibagian atas usus halus secara aktif oleh proses yang
membutuhkan natrium untuk kemudian mengalami fosforilasi
hingga menjadi FMN di dalam mukosa usus.
Riboflavin dan FMN dalam aliran darah sebagian besar terikat
pada albumin dan sebagian kecil pada imonoglobulin G. Riboflavin
dan metabolitnya terutama disimpan didalam hati, jantung dan
ginjal. Simpanan riboflavin terutama dalam bentuk FAD yang
4

mewakili 70-90% vitamin tersebut. Konsentrasinya lima kali FMN


dan lima puluh kali riboflavin. Sebanyak 200 g riboflavin dan
metabolitnya dikeluarkan melalui urin tiap hari. Jumlahnya
bergantung pada konsumsi dan kebutuhan jaringan. Simpanan
riboflavin dalam tubuh tidak seberapa, oleh karena itu harus tiap
hari dipeorleh dari makanan dalam jumlah cukup.

2.4 Kebutuhan Vitamin B2


Kebutuhan riboflavin di anjurkan sebagai berikut:
Bayi lahir - 6 bulan

: 0,3 mg

Bayi 7 - 12 bulan

: 0,4 mg

Anak-anak 1 - 3 tahun

: 0,5 mg (RDA)

Anak 4 - 8 tahun

: 0,6 mg (RDA)

Anak 9 - 13 tahun

: 0,9 mg (RDA)

Anak laki-laki 14 - 18 tahun

: 1,3 mg (RDA)

Gadis 14 - 18 tahun

: 1 mg (RDA)

2.5 Defisiensi Vitamin B2


Kekurangan vitamin B2 atau riboflavin dapat menyebabkan
berbagai penyakit antara lain :
a) Cheliosis
Cheliosis berawal dengan pucat pada sudut bibir disertai
penipisan dan perlunakan (maserasi) epitelium. Fisura
superfisial sering tertutup dengan kerak kuning terjadi pada

sudut mulut dan meluas ke radial ke dalam jaringan kulit


sekitar 1-2cm.

Gambar 2. Cheliosis
b) Glositis
Lidah menjadi halus, hilangnya struktur papil lidah.
c) Imunitas berkurang
Vitamin B2 membantu mengubah karbohidrat menjadi
glukosa sehingga terdapat energi yang dibutuhkan tubuh
untuk kegiatan sehari-hari. Kekurangan energi dalam tubuh
dapat menyebabkan daya tahan tubuh menjadi berkurang,
sehingga tubuh akan menjadi tidak bertenaga/lemas.
d) Dermatitis
dermatitis dapat terjadi karena defisiensi vitamin B2 hal ini
terjadi karena Vitamin B2 juga membantu menghasilkan sel
darah merah. Sehingga sel darah merah/eritrosit yang
dibentuk dengan vitamin B2 tidak tercukupi jumlahnya.
Salah satu fungsi eritrosit yaitu sebagai alat tranportasi atau
membawa vitamin, antara lain vitamin C yang berfungsi
membuat kolagen pada kulit untuk menjaga kesehatan
kulit.
e) Gangguan pada mata
Pada keratitis, pasien sering timbul rasa sakit yang berat
oleh karena kornea bergesekan dengan palpebra, kornea
berfungsi sebagai media refraksi sinar yang merupakan
6

pembiasan sinar yang masuk ke mata, maka lesi


padakornea umumnya akan mengaburkan penglihatan
apabila lesi terletak sentral dari kornea. Penderita juga
mengeluhkan perasaan adanya benda asing, keluar airmata
yang berlebihan, penurunan tajam penglihatan, radang pada
kelopak mata (bengkak), mata merah, dan sensitif terhadap
cahaya (fotofobi).
f) Bayi lahir sumbing dan gangguan pertumbuhan
Bayi lahir sumbing dan gangguan pertumbuhan juga dapat
terjadi akibat kekurangan vitamin B2. Kurangnya sang ibu
dalam konsumsi makanan bergizi menyebabkan sang anak
mengalami kecacatan sejak lahir. Banyak ibu yang
mengandalkan suplemen vitamin karena merasa malas atau
tidak ada nafsu makan untuk makanan bergizi seperti
sayuran dan buah. Sehingga konsumsi vitamin yang
dibutuhkan tidak tercukupi. Kalaupun tercukupi karena
menggunakan vitamin suplemen mengakibatkan dampak
buruk pada anak juga yaitu kecatatan akibat kelebihan
vitamin pada tubuhnya. Seimbangkan dengan asupan gizi
yang sehat. Suplemen dianjurkan tapi tidak untuk konsumsi
jangka panjang. Sehingga anak bisa terhindar dari lahir
cacat bibir sumbing.

Gambar 3. Kelainan Kongenital akibat def. Vit B2


7

2.6 Terapi
Sebenarnya

vitamin

B2

atau

Riboflavin

dapat

mudah

didapatkan dimakanan sehari-hari seperti sayur-sayuran, biji-bijian


serta susu.
Dosis riboflavin untuk pengobatan defisiensi adalah sebagai
berikut:
Usia <3 tahun: tidak didirikan
Usia 3-12 tahun: 3-10 mg PO dibagi setiap hari .

DAFTAR PUSTAKA
1. Lakshmi, A. V. Riboflavin metabolism--relevance to human nutrition.
Indian J Med Res 2010;108:182-190.
2. Anonim. Vitamin B2 (Riboflavin).

(http://www.medlineplus.com).

Diakses pada tanggal 18 oktober 2014


3. Skalka HW, Prchal JT. Cataracts and riboflavin deficiency. Am J Clin Nutr
1981;34:861-3.

Anda mungkin juga menyukai