Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Sumber: www.dikmenum.go.id
A. Pengertian Keselarasan
Keselarasan berasal dari kata selaras, yang berarti: Searah, Seiring, Seirama,
atau Sejalan. Dengan kata lain keselarasan adalah situasi yang menggambarkan harus saling
menumbuhkan ketentraman sesama.
Marilah kita lihat sejenak apa yang dilakukan Ayah, Ibu dan Anda di rumah, pada saat kedua
orang tua Anda menegur kakak atau adik Anda. Mungkin Anda sendiri yang ditegurnya,
misalnya orang tua Anda mengatakan “Nak janganlah kamu membantah perintah/nasehat
Ayah dan Ibumu” nanti kamu bisa celaka ataupun durhaka. Cobalah buka pintu ataupun
jendela rumah Anda, lihatlah tetangga sebelah mungkin ada suara yang samar terdengar
“Wahai Akri misalnya tetangga Anda anaknya bernama Akri, Janganlah kamu suka menghina
orang lain, walaupun orang lain itu agamanya tidak sama dengan kita”. Lalu kita lihat lebih
jauh lagi, mengapa Polisi itu mengatur kendaraan yang sedang lewat di jalan raya? Dari
beberapa contoh sederhana tadi, apa yang bisa Anda simpulkan?
Cobalah Anda pahami prinsip tata cara Pengamalan Sila Pertama Pancasila berikut ini:
1. Bangsa Indonesia percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing-masing menurut kemanusiaan yang adil dan
beradab.
2. Hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dan
penganutpenganut kepercayaan yang berbeda-beda.
3. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya.
4. Tidak memaksakan sesuatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.
Dalam batang tubuh UUD 1945 (Ps 29 UUD 1945) tersirat mengenai pengaturan dan
ketentuan kehidupan agama bagi penduduk Indonesia, Negara menjamin kemerdekaan
kepada penduduk untuk memeluk agama yang diyakininya. Kebebasan memeluk agama
adalah salah satu hak yang paling asasi diantara hak-hak asasi manusia, sebab kebebasan
agama itu langsung bersumberkan kepada martabat manusia sebagai mahluk Tuhan.
Manusia selain merupakan mahluk ciptaan Tuhan juga merupakan mahluk sosial, yang
berarti bahwa manusia memerlukan pergaulan dengan manusia lainnya. Setiap manusia
perlu bersosialisasi dengan anggota masyarakat lainnya. Bangsa Indonesia yang beraneka
agama, menjalankan ibadahnya masing-masing dimana pemeluk melaksanakan ajaranNya
sesuai dengan norma agamanya. Agar tidak terjadi pertentangan antara pemeluk agama
yang berbeda, maka hendaknya dikembangkan sikap toleransi beragama, yaitu sikap hormat
menghormati sesama pemeluk agama yang berbeda, sikap menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai ajaran agama masing-masing, dan tidak boleh memaksakan
suatu agama kepada orang lain. Tolenransi beragama tidak berarti bahwa ajaran agama
yang satu bercampur aduk dengan ajaran agama lainnya.
C. Pelaksanaan Ibadah Agama dan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Sebelum Anda membaca materi berikut ini cobalah Anda lihat di sekitar Anda dan
renungkan sejenak! Mengapa teman Anda, tetangga sebelah rumah atau mungkin Ayah
dan Ibu Anda sendiri berbeda suku atau bangsa, adat istiadat, bahasa serta agama?
Tetapi mereka tetap merasa satu sebagai bangsa Indonesia.
Apalagi kalau kita lihat salah satu contoh tentang perikehidupan beragama di Indonesia,
walupun ada yang berbeda agama dan kepercayaan, mereka tetap bekerjasama saling
membantu, tolong menolong tanpa melihat adanya perbedaan.
Ada beberapa faktor yang memberikan pengaruh adanya kehidupan yang selaras, serasi dan
seimbang antara pemeluk agama diantaranya:
a. Latar belakang sejarah dan kehidupan masyarakat Indonesia dapat kita lihat
dimana sejak dahulu keanekaragaman ada pada bangsa Indonesia. Hal ini terjadi karena
masyarakat Indonesia tinggal dipulau yang berbeda, masing-masing memiliki ciri sendiri.
Oleh karena itu bangsa kita menjadi bangsa yang majemuk, walaupun berasal dari nenek
moyang yang sama, dan sejak zaman dahulu bangsa Indonesia mempunyai keyakinan
percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Didasari unsur-unsur kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa maka dengan
mudah dan damai bangsa kita menerima agama dari luar. Perhatikan gambar di bawah ini:
Macam-macam agama seperti pada gambar di atas mudah diterima oleh bangsa Indonesia,
karena:
1. Bangsa Indonesia sudah sejak dahulu kala mempunyai kepercayaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
2. Bangsa Indonesia memiliki sikap yang ramah ,toleran dan terbuka terhadap bangsa
lain yang membawa ajaran agamanya.
3. Ajaran agama itu semuanya mengajarkan manusia untuk berbuat baik, kasih sayang,
persaudaraan dan perdamaian sesama manusia.
Nenek moyang kita akhirnya memeluk salah satu agama sesuai dengan keyakinan masing-
masing, hal ini berlangsung terus menerus secara turun temurun sampai sekarang.
1. Pancasila, dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan didasari oleh sila-sila lainnya.
2. Pembukaan UUD 1945: pada alenea ke tiga: Atas berkat rahmat Allah yang Maha
Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan yang luhur.... Alenea ke empat:
Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada
Ketuhanan Yang Maha Esa .... Pasal 29 ayat (1) UUD 1945: Negara berdasar atas
Ketuhanan Yang Maha Esa.
3. Ketetapan MPR No IV/MPR/1999 tentang GBHN. Garis-garis Besar Haluan Negara
(GBHN). Dalam ketetapan tersebut dicantumkan bahwa salah satu arah kebijakan
bidang agama adalah meningkatkan dan memantapkan kerukunan hidup antar umat
beragama sehingga tercipta suasana kehidupan yang harmonis dan saling
menghormati dalam semangat kemajemukan melalui dialog antar umat beragama
dan pelaksanaan pendidikan agama secara deskriptif yang tidak dogmatis untuk
tingkat perguruan tinggi.
Dari beberapa uraian di atas kita dapat menyimpulkan pelaksanaan Ibadah Agama dan
Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa antara lain:
1. Negara kita adalah negara yang berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Negara memberikan jaminan kebebasan kepada warga negara untuk memeluk salah
satu agama atau kepercayaan sesuai dengan keyakinan masing-masing.
3. Kita tidak boleh memaksakan seseorang untuk memeluk agama kita atau memaksa
seseorang pindah dari satu agama ke agama yang lain.
4. Dalam hal ibadah negara memberikan jaminan seluas-luasnya kepada semua umat
beragama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa untuk
melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing.
5. Setiap warga negara Indonesia harus percaya dan beriman kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
Kemudian pengertian Ibadah adalah perbuatan menghambakan diri kepada Tuhan Yang
Maha Esa yang didasari kekuatan mengerjakan perintahnya dan menjauhi larangannya.
Agama adalah ajaran, terutama didasarkan antara hubungan manusia dengan Tuhan
Yang Maha Esa, dengan sesama dan dengan alam sekitarnya berdasarkan suatu kitab
suci.
Jadi pengertian Ibadah tidak hanya melakukan kewajiban kepada Tuhan, tetapi juga
kepada sesama manusia dan alam sekitarnya.
Setiap agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa mengajarkan kepada
pemeluk dan penganutnya, tentang perintah perintah dan larangan larangan Tuihan,
bagaimana harus bersikap dan bertindak dalam hubungannya dengan Tuhan maupun
dalam hubungannya dengan sesama manusia dan alam sekitarnya.
6. Fungsi Agama
Agama mempunyai fungsi yang penting antara lain:
Agama sebagai sumber inspirasi. Bagi bangsa indonesia, agama dapat menjadi
sumber inspirasi dalam berbudaya baik yang berupa fisik maupun non fisik.
Sumber Moral. Agama di Indonesia dapat memberikan dorongan batin maupun moral
atau akhlak yang baik bagi manusia. Pembangunan berjalan dengan baik karena
dilakukan dengan semangat ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Sumber Motovasi dan Inovasi. Agama dapat memberikan semangat dalam bekerja
dan lebih kreatif serta produktif. Pada gilirannya dapat pula mendorong tumbuhnya
pembaharuan dan penyempurnaan.
Sumber penyatuan dalam melaksanakan pembangunan Nasional. Agama dapat
mengintegrasikan/menyatukan dan menyerasikan segenap aktifitas manusia baik
individual maupun sebagai anggota masyarakat. Dengan adanya kesamaan dalam
katakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa maupun kebersamaan sebagai mahluk
sosial, timbul rasa persatuan sebagai makhluk sosial dengan demikian rasa persatuan
sebagai bangsa Indonesia akan terjadi dengan sendirinya.
Sudah mengertikah Anda, materi yang Anda baca tadi yakni tentang prinsip tata cara dan
pelaksanaan ibadah? Apa pendapat Anda? Bila sudah memahami kalimat kalimat yang Anda
baca, cobalah Anda renungkan sejenak. Kita seharusnya menyadari betul bahwa negara kita
mempunyai prinsip untuk mengatur rakyatnya, demikian juga seharusnya prinsip itu dimulai
dari setiap individu bagaimana seharusnya individu itu berbuat sesuai dengan norma norma
yang berlaku di masyarakat. Baik, selanjutnya saya harap Anda lebih teliti lagi membaca
tentang pelaksanaan perintah agama dan laranganNya.
Setiap Agama mengajarkan kepada umatnya tentang perintah dan larangan! Mengapa kita
wajib menjalankan perintah Tuhan menurut agama dan kepercayaan kita masingmasing?
Tentu saja Anda sudah mengerti. Kita sebagai bangsa Indonesia yang sudah yakin dan
percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa itu berarti kita harus selalu berusaha menjalankan
perintahNya dan menjauhi laranganNya. Kepercayaan dan keyakinan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa hendaknya diikuti oleh ketakwaan terhadapNya, yaitu dengan melaksanakan apa
yang diperintahkan dan menjauhi laranganNya.
Keyakinan itu diantaranya adalah sebagai berikut: -Kita harus selalu menyembah Tuhan,
karena Tuhanlah yang telah menciptakan kita beserta seluruh alam semesta. -Dan Juga
Tuhanlah yang memelihara alam semesta. -Kita meyakini Tuhan Yang Maha Esa karena
Tuhanlah yang telah mengkaruniakan seluruh nikmat kepada setiap makhlukNya. -Kita
meyakini bahwa alam semesta beserta isinya diatur oleh Tuhan yang Maha Esa. Pada
kalimat di atas ada pertanyaan apakah selama ini Anda melaksanakan segala perintah Tuhan
dan menjauhi laranganNya?
1. Perintah secara Vertikal, menurut agama Islam hal seperti ini disebut Hablum
Minallah yaitu hubungan secara langsung dengan Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan
untuk agama Kristen misalnya kebaktian.
2. Perintah secara Horizontal, disebut juga dengan Hablum Minanas hubungan dengan
mahluk Tuhan terutama manusia dan alam sekitarnya, menjaga lingkungan hidup/
pelestarian alam dan lain sebagainya.
Sedangkan perintah Tuhan untuk menjauhi laranganNya anatara lain sebagai berikut:
IPTEK merupakan kebutuhan pokok pembangunan, akan tetapi kita harus dapat memilih dan
memanfaatkan ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk mencapai tujuan
pembangunan tanpa menimbulkan efek samping. Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai
makhluk yang tertinggi derajat dan martabatnya, karena manusia dibekali akal pikiran dan
paling sempurna diantara makhluk lainnya. Dengan akal pikirannya manusia dapat
berkehendak, dapat memenuhi kebutuhannya, dan mampu mengatasi berbagai masalah
dalam kehidupannya. Di samping itu, manusia mempunyai sifat ingin tahu dan memiliki rasa
puas yang bersifat sementara. Apa saja yang sudah diketahuinya, ingin dikembangkan atau
ditingkatkan lagi, yang membuat manusia cenderung terus berkembang, terus
mengembangkan akal dan kemampuannya.
Perubahan cara hidup masyarakat diikuti pula perubahan pengetahuan atau yang kini
kenal dengan istilah Teknologi. Dengan perkataan lain, ilmu pengetahuan dan Teknologi
berkembang seirama dengan perkembangan manusia.Pembangunan yang dilaksanakan di
Indonesia tidak hanya mengejar kemajuan lahiriah saja, melainkan terciptanya keselarasan,
keserasian, dan keseimbangan antara lahiriah dan batiniah. Kemudahan yang diperoleh dari
peningkatan penguasaan Ilmu pengetahuan dan Teknologi cenderung mengarah pada
kemajuan lahiriah. Oleh karena itu, penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi harus
diimbangi dengan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Nilai nilai agama
akan memberikan petunjuk dan arah dalam pengembangan dan pemanfaatan IPTEK, sedang
IPTEK akan memberikan dukungan kepada manusia dalam usaha meningkatkan
kesejahteraan hidupnya.
Contoh seseorang yang mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi tanpa dilandasi
nilai nilai agama, dimungkinkan usahanya itu hanya untuk memenuhi nafsunya saja, bahkan
untuk menghancurkan manusia lain. Benar apabila dikatakan Ilmu Pengetahuan tanpa
agama menjadi buta. Oleh karena itu perlu diingat bahwa dalam pengembangan,
pemanfaatan,dan penguasaan IPTEK hendaknya diperhatikan nilai nilai agama, sehingga
keberhasilan dalam pemanfaatan, pengembangan dan penguasaan IPTEK akan membawa
peningkatan kesejahteraan umat manusia, bukan merugikan atau menyengsarakan.
Penggunaan IPTEK diharapkan dapat menunjang proses pengembangan agama. Agama
apapun menganjurkan agar umatnya dapat hidup maju, tidak bodoh dan terbelakang, segala
anugerah yang dikaruniakan oleh Tuhan kepada kita harus dapat kita olah dan kita
manfaatkan.
Agar sesuatu dapat bermanfaat kita harus mengembangkan IPTEK, Pemanfaatan IPTEK
mengakibatkan pelaksanaan nilai nilai agama dapat berjalan dengan baik. Kemajuan di
bidang informasi dalam penyebaran nilai nilai agama mengakibatkan kehidupan beragama
dapat berjalan dengan baik dan lancar. Dengan demikian benarlah pendapat yang
mengatakan bahwa agama tanpa Ilmu Pengetahuan akan lumpuh. Keselarasan pemanfataan
IPTEK dengan nilai nilai agama harus diperhatikan dalam setiap aspek pembangunan
Nasional. Kita harus selalu waspada terhadap pengembangan dan pemanfataan IPTEK,
karena hal tersebut di samping mempunyai dampak positif, juga mempunyai dampak negatif
yang dapat merugikan manusia, misalnya kemajuan IPTEK di bidang kedokteran, yaitu
dengan ditemukannya alat kontrasepsi. Hal itu dapat disalahgunakan oleh orang-orang
tertentu untuk berbuat zina.