Anda di halaman 1dari 6

PERBANDINGAN ANTARA PENGENDALIAN PREFLASH COLUMN

DAN PIPESTILL MENGGUNAKAN MODEL PREDICTIVE CONTROL


(MPC) DAN PENGENDALI KONVENSIONAL
Indra Lesmana*) dan Renanto Handogo
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Sukolilo, Surabaya 60111
*)
email : indra.lesmana09@mhs.chem-eng.its.ac.id
Abstract
Preflash and Pipestill Column are two main units of petroleum processing industry which are
interconnected each other. Recently the main unit used by this industry is Crude Oil Refinery Unit. As
the time goes by therefore the use of preflash and pipestill column became more popular because of
its ability to reduce energy cost. The operation guidelines for these unit is always aim to safety and
certain product flowrate and quality. In this work assumptions are made where, process variables
always change as the process goes. Model Predictive Control was used because of it had better
response compared to the conventional controller. The steady state and dynamic simulation was
conducted using Aspen DynamicTM, and MatlabTM.+15% flowrate disturbance and +25% oil-1 mass
fraction disturbance were applied to the process. The dynamic performance of the controllers was
compared between MPC and conventional controller using Integral of The Absolute Value of The
Error (IAE). The result showed the dynamic performance of MPC controller were more superior than
that of conventional controller.
Keywords : conventional controller, disturbance, model predictive control, preflash, pipestill
Abstrak
Preflash Column dan Pipestill adalah dua unit utama dari industri kilang minyak bumi yang saling
terkait satu dengan yang lainnya. Pada mulanya unit utama yang digunakan oleh industri kilang
minyak adalah (Crude Oil Refinery Unit) beserta furnace-nya. Seiring dengan berkembangnya
teknologi maka penggunaan unit preflash column untuk memisahkan light naptha terlebih dahulu
sebelum masuk ke pipestill menjadi populer karena konfigurasi seperti ini dapat menghemat banyak
energi. Pedoman pengoperasian unit operasi dari proses kimia berdasarkan selalu bertujuan pada
keamanan proses, tercapainya kapasitas produksi, dan tercapainya spesifikasi produk yang
diinginkan. Dengan berjalannya proses, variabel-variabel proses akan selalu berubah terhadap
waktu sehingga diperlukan pemantauan yang merupakan tugas dari alat pengendali untuk mencapai
tujuan di atas. Dalam penelitian ini diambil sistem pengendali Model Predictive Control (MPC) yang
diperkirakan memiliki respon yang lebih baik dalam mengendalikan Preflash Column dan Pipestill.
Simulasi steady state dan dinamik dijalankan dengan menggunakan program Aspen DynamicTM dan
MatlabTM Pada simulasi dinamik untuk mengamati performa pengendalian diberikan gangguan laju
alir sebesar +15% dan gangguan komposisi sebesar +25% fraksi massa oil-1. Performa pengendali
konvensional dan MPC dibandingan dengan menggunakan parameter Integral of The Absolute Value
of The Error (IAE). Hasil penelitian menunjukkan bahwa MPC memiliki performa yang lebih baik.
Kata kunci : gangguan; model predictive control; pengendali konvensional; pipestill; preflash
Pendahuluan
Setelah krisis energi yang terjadi tahun 1970-an pendesainan ulang dari sebuah proses untuk meningkatkan
recovery energi dan menurunkan biaya menjadi sangat menarik. Sebuah kasus yang tipikal adalah pada oil
refinery plant dimana penggunaan energinya besar sehingga cukup menjanjikan untuk dijadikan sebagai objek
penghematan energi. Pemasangan Preflash column sebelum Pipestill dapat menurunkan konsumsi energi pada
plant ini.(Errico et al.2009).
Preflash Column dan Pipestill adalah dua unit utama dari industri kilang minyak bumi yang saling terkait satu
dengan yang lainnya. Unit ini adalah hasil perancangan ulang dan pengintegrasian panas dari unit sebelumnya

yaitu Crude Destillation Unit (CDU) beserta furnace-nya. Dua unit ini mempunyai peranan besar karena
menangani ribuan komponen minyak bumi dalam kapasitas yang besar pada industri kilang minyak, pertamatama umpan berupa crude oil masuk dan diolah dalam Preflash column, produk atas dari Preflash column ini
adalah light naphta sedangkan produk bawahnya akan masuk ke Pipestill dan diubah menjadi produk atas LPG,
heavy naphtha, kerosene, diesel, atmospheric gasoil dan produk bawah berupa atmospheric residue.
Beberapa usaha untuk energi mengoptimalkan konsumsi dari segi parameter operasi, baik pada proses yang
terdahulu (menggunakan CDU) maupun pada konfigurasi unit yang baru (Preflash Column dan Pipestill) sudah
dilakukan antara lain optimasi CDU menggunakan neural networks (Liau et al, 2004) dan pemodelan kolom
distilasi berdasarkan transport phenomena (Kumar et al, 2001). Selain itu pengaruh dari jenis crude sangat
berperan pada performance dari Pipestill dan efisiensi energi (Stojic et al, 2004).
Peran alat pengendalian untuk menjaga agar Preflash Column dan Pipestill beroperasi pada batasan yang
benar juga telah dikaji oleh Haydary dan Pavlik, 2009. Dari hasil yang didapat, disimpulkan bahwa pengendalian
komposisi produk keluar dari Pipestill dengan menggunakan pengendali konvensional akan menghasilkan
performa yang lebih cepat mencapai steady-state bila menggunakan manipulated variabel suhu plate kedua dari
Pipestill. Hal ini didapat setelah membandingkan kontrol dengan komposisi produk keluar (ASTM D86) sebagai
manipulated variabel.
Ada berbagai macam metode kontrol yang dapat digunakan untuk mengendalikan proses yang rumit mulai
dari metode kontrol yang konvensional menggunakan PID controller sampai kepada metode kontrol advanced,
MPC misalnya. Masing-masing metode pengendalian ini memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing.
Kelemahan metode pengendalian konvensional adalah sulit bila digunakan untuk mengendalikan banyak
variabel dengan interaksi yang signifikan. Sementara kelemahan pengendali advanced adalah ketidak pastian
mencapai kondisi steady-state pada gangguan yang berbeda-beda. Pada penelitian kali ini dicoba metode
pengendalian dengan MPC mengingat metode ini andal untuk proses dengan banyak variabel dan interaksi antar
variabel (Seborg, 2004).
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini model yang disusun adalah kolom Preflash dan Pipestill (Gambar 2.1 dan 2.2)
Penelitian dibagi dalam beberapa tahap :
1. Pemilihan model termodinamika (fluid package).
2. Tahap pemodelan steady state dengan menggunakan program Aspen Plus TM.
3. Validasi model steady state dengan data dari literatur (Luyben, 2006)
4. Tahap sizing dan simulasi dinamik menggunakan program Aspen Dynamic TM.
5. Menambahkan pengendali konvensional pada simulasi dinamik.
6. Melakukan step test pada simulasi dinamik untuk mendapatkan data yang akan digunakan untuk membuat
model MPC di matlab.
7. Memasukkan model pada m file yang akan digunakan untuk mengamati pengendalian menggunakan MPC.
8. Mengamati performa pengendali konvensional dan MPC dengan memberikan gangguan laju alir dan
gangguan komposisi dan melakukan tuning pengendali.
9. Pengujian performa pengendali dengan metoda Integral of The Absolute Value of The Error (IAE).
10. Membandingkan performa MPC dengan pengendali konvensional dan mengambil kesimpulan.

MPC
1 2 3 4

Lights

1 2 3 4

LC
PF Water

FC

Naptha

Kolom Preflash

Crude 1

DT

Crude 2

FC

DT

LC

LC

10

CDU-Feed
:
FC
PF Steam

Gambar 2.1 Struktur Pengendalian Menggunakan MPC pada Kolom Preflash

MPC 5

9 10 11 12 13 14

9 10 11 12 13 14

Pipestill-Water

WLC
BChnaptha95

OLC
DT

Hnaptha
FC Wash

Kolom Pipestill

Steam 1

LC

Steam 2

LC
DT

Pipestill
Feed

Steam 3

19
22

DT

LC
LC

DT

Kerosene

Diesel
:

AGO

Pipestill-Steam

Gambar 2.2 Struktur Pengendalian Menggunakan Pengendali MPC pada Kolom Pipestill

Pasangan pengendali untuk pengendali konvensional dapat dilihat pada Gambar 2.1dan 2.2. Untuk
pengendalian menggunakan MPC dibuat model 14 x 14 dengan melakukan step test pada sistem yang dimaksud
menggunakan software Aspen Dynamic TM untuk semua controlled variables(CV) dan manipulated
variables(MV) namun tidak termasuk CV dan MV untuk pengendali ketinggian cairan.
Hasil dan Pembahasan
Simulasi steady state dibuat dengan menggunakan model termodinamik BK-10 (Braun K-10). Model
termodinamik ini dipilih berdasarkan literatur (Carlson, 1996). Hasil simulasi steady state divalidasi dengan
membandingkan kondisi operasi kolom Preflash dan data TBP (True Boiling Point) produk dari kolom Pipestill
dengan literatur (Luyben, 2006). Sizing alat dilakukan dengan menggunakan fitur tray sizing di Aspen PlusTM
untuk menentukan diameter tray dan mengambil waktu tinggal cairan dalam sebesar 10 menit dan H/D = 2 untuk
menentukan tinggi dan diameter bejana alat. Hasil sizing alat dapat dilihat pada Tabel 3.1 Setelah dilakukan
sizing file dieksport ke Aspen Plus DynamikTM dan dipasang pengendali konvensional dengan parameter yang
tercantum pada Tabel 3.2. Parameter untuk MPC adalah P=110, M=10, N=100, Q = [5 1 100 1 7 1 7 5.5 9 9 1 1
1 1.5], R = [0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 ], dimana Q dan R adalah matrik pembobotan
Perbandingan respon dari berbagai variable proses antara pengendalian menggunakan pengendali
konvensional dan pengendali MPC dengan pemberian gangguan kenaikan laju alir massa umpan total sebesar
+15% dan gangguan komposisi sebesar +25% fraksi massa oil 1 dapat dilihat pada Gambar 3.1 dan Gambar 3.2
Perbandingan parameter IAE untuk pengendali konvensional dan MPC dapat dilihat pada Tabel 3.3 dan Tabel
3.4. Dari hasil yang telah didapatkan MPC memliki performa pengendalian yang lebih bagus bila dibandingkan
dengan pengendali konvensional.
Tabel 3.1 Hasil Sizing
Parameter
Jumlah Tray(buah)
Diameter Kolom(m)
Tinggi Kolom (m)*
Jarak Antar Tray(m)
Tinggi Weir(m)
Diameter Sump Kolom(m)
Tinggi Sump Kolom(m)
Diameter Refluk Drum
Kolom(m)
Tinggi Refluk Drum Kolom(m)

Preflash
10
3,00
5,85
0,61
0,05
4,09
8,17

Pipestill
25
6,15
16,82
0,61
0,05
3,14
6,29

Stripper
1
4
1,42
1,46
0,61
0,05
2,14
4,28

Stripper
2
3
1,37
0,73
0,61
0,05
2,49
4,98

Stripper
3
2
0,98
0,00
0,61
0,05
1,99
3,98

2,65
5,31

3,05
6,09

Tabel 3.2 Parameter Pengendali Konvensional (Luyben, 2006)

Jenis Pengendali

Parameter Pengendali
Dead
i Time(menit)
Kc

Pengendali Suhu Aliran Keluar Furnace

0.6

Pengendali 95 % Boiling Point Aliran Lt. Naptha

0.46

13

Pengendali 95 % Boiling Point Aliran Hv. Naptha

2.1

46

Pengendali 95 % Boiling Point Aliran Diesel

51

Pengendali 5 % Boiling Point Aliran Diesel

1.2

51

Suhu Keluaran Furnace Preflash

Lt. Naptha ASTM D86 95% bp.

502

Suhu Keluaran Furnace Pipestill

470

635
630

465

498

T(K)

T(K)

500

496

620

494
492

625

460

455

100

110 120 130 140 150


Waktu(Menit)
Hv. Naptha ASTM D86 95% bp.

464

615

462

610

615

100

150
200
Waktu(Menit)
Diesel ASTM D86 95% bp.

100

110 120 130 140


Waktu(Menit)
Diesel ASTM D86 5% bp.

150

200
300
400
Waktu(Menit)

500

530

460

T(K)

T(K)

T(K)

525
605

520
458

600

456
100

200
300
400
Waktu(Menit)

595
100

500

200
300
400
Waktu(Menit)

515
100

500

Gambar 3.1 Perbandingan antara respon pengendalian menggunakan pengendali konvensional dan MPC dengan
pemberian gangguan +15% laju alir massa umpan
Lt. Naptha ASTM D86 95% bp.
467

501.8

466

501.6

465

501.4

464

501.2

463

501

462

100

110 120 130 140 150


Waktu(Menit)
Hv. Naptha ASTM D86 95% bp.

466

625

465

620

Suhu Keluaran Furnace Pipestill


632.5

632
T(K)

T(K)

Suhu Keluaran Furnace Preflash


502

631.5

631

100

150
200
Waktu(Menit)
Diesel ASTM D86 95% bp.

100

110 120 130 140


Waktu(Menit)
Diesel ASTM D86 5% bp.

150

200
300
400
Waktu(Menit)

500

536

464

T(K)

T(K)

T(K)

534
532

615
530

463
100

200
300
400
Waktu(Menit)

500

610
100

200
300
400
Waktu(Menit)

500

528
100

Gambar 3.2 Perbandingan antara respon pengendalian menggunakan pengendali konvensional dan MPC dengan
pemberian gangguan +25% fraksi massa OIL-1
Tabel 3.3 Perbandingan IAE untuk pengendali konvensional dan MPC bagian 1
CV1
CV2
CV3
Gangguan
PI
MPC PI
MPC
PI
MPC
Flow +15%
230.010 2.783
252.383 17.261 365.950 1.417
Komposisi OIL1 +25%
10.186 2.317
57.663 17.317
56.217 1.160
Tabel 3.4 Perbandingan IAE untuk pengendali konvensional dan MPC bagian 2
CV4
CV5
CV6
Gangguan
PI
MPC PI
MPC PI
MPC
Flow +15%
1334.517 1.922 2920.861 1.582 1864.168 2.113
Komposisi OIL1 +25%
290.099 1.628 1445.150 0.977 1070.863 2.190

Kesimpulan
Dari hasil yang telah didapatkan bahwa dalam mengendalikan sistem kolom preflash dan pipestill, MPC
memliki performa pengendalian yang lebih bagus bila dibandingkan dengan pengendali konvensional.
Daftar Pustaka
Aspen Plus : Getting Started Modeling Petroleum Processes, Aspen Technology, Inc., Ten Canal Park,
Cambridge, MA 02141-2201, 2006.
Carlson, E. C.(1996), Dont Gamble With Physical Properties for Simulations, Chemical Engineering
Progress, October 1996.
Haydary, J. dan Thomas, P. (2009), Steady-State dan Dynamic Simulation Of Crude Oil Distillation Using
Aspen Plus and Aspen Dynamics, Petroleum & Coal, Vol. 51 (2), hal. 100-109.
Liau, L.C-K, Yang, T.C-K. dan Tsai, M-T. (2004), Expert system of a crude oil distillation unit for process
optimization using neural networks, Expert Systems with Applications, Vol. 26, hal. 247255.
Luyben,W. (2006), Distillation Design and Control Using Aspen tm Simulation, John Wiley & Sons, Inc., New
Jersey.
Errico, M., Tola, G. dan Mascia, M. (2009), Energy saving in a crude distillation unit by a Preflash
implementation, Applied Thermal Engineering, Vol. 29, hal. 16421647.
Stoji, M.M., Nedeljkov, S.Lj., Krsti, D.M. dan Mauhar, S. (2004), Simulation Of Atmospheric Crude Unit
"Badger" Using Aspen Plus, Petroleum & Coal, Vol. 46 (2), hal. 57-62.
Seborg, D.E., Edgar, T.F. dan Mellichamp, D.A. (2004) , Process Dynamics dan Control, John Wiley and Sons,
Inc., New Jersey.
Kumar, V., Sharma, A., Chowdhury, I.R., Ganguly, S. dan Saraf, D.N. (2003), A crude distillation unit model
suitable for online applications, Fuel Processing Technology, Vol. 73, hal. 121.

Anda mungkin juga menyukai