Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MEMAHAMI BAHASA INDONESIA KEILMUAN SECARA KONSEP


DAN PENERAPAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah bahasa Indonesia


Dosen Pengampuh : Agustine Nurhayati, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh:
Nur Arifaizal Basri

(14-500-0011)

Alif Sofia Widianti

(14-500-0033)

Vivi Nur Rahminta

(14-500-0057)

Famela Pradita Fauzi

(14-500-0037)

Leonardo Sandiego P.

(14-500-0050)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA
2015

BAB I
PEMBAHASAN

A. Definisi Bahasa Indonesia Keilmuan


Di dalam penggunaan bahasa dalam bidang ilmu pengetahuan mempunyai
sifat pemakaian yang sangat khas, spesifik, sehingga dapat dibilang bahwa bahasa
dalam bidang ilmu pengetahuan mempunyai ragam bahasa tersendiri yang bisa
dikatakan berbeda dengan ragam-ragam bahasa yang lain. Sifat-sifat tersebut ada
yang umum sebagai bahasa ilmiah di keilmuan, dan ada yang bersifat khusus
berhubungan dengan pemakaian kosakata, istilah, serta bentuk-bentuk gramatika.
Keilmuan sifat bahasa ragam ilmiah yang bersifat umum berhubungan dengan
fungsi bahasa sebagai alat untuk menyampaikan informasi ilmiah pada peristiwa
komunikasi yang terjadi antara penulis dan pembaca. Informasi yang disampaikan
tentu dengan bahasa yang jelas, benar, efektif, sesuai, bebas dari sifat samarsamar, dan tidak bersifat ambigu. Hal ini penting sekali diperhatikan oleh penulis
agar informasi ilmiah yang didapat dapat disampaikan dan dipahami secara jelas,
objektif, dan logis, sehingga dapat tercapai kesamaan pemahaman, persepsi, dan
pandangan terhadap konsep-konsep keilmuan yang dimaksud oleh penulis dan
pembaca.
Seperti halnya bahasa lain pada umumnya, bahasa Indonesia dalam penulisan
karya tulis ilmiah juga mempunyai karakteristik. Karakteristik bahasa Indonesia
dalam konsep ini dibagi menjadi beberapa macam, bahasa Indonesia keilmuan
meliputi :
1. Bentukan Kata
Bentukan kata yang harus digunakan adalah kata standar yang tunduk pada
kaidah tata bahasa Indonesia yang berlaku. Menurut Arifin (2010: 33)
menjelaskan bahwa ada dua cara pembentukan kata yaitu dari dalam dan dari luar
bahasa indonesia. Dari dalam bahasa indonesia berbentuk kosakata baru dengan
dasar kata yang sudah ada, sedangkan dari luar berbentuk kata baru melalui unsur
serapan.

Bahasa indonesia yang terbentuk kata baru, misalnya


Tata

Daya

Tutup

Tata buku

Daya tahan

Tutup tahun

Tata bahasa

Daya pukul

Tutup buku

Tata rias

Daya tarik

Tutup usia

Dari luar bahasa terbentuk kata-kata melalui pungutan kata, misalnya


Bank

Wisata

Kredit

Santai

Valuta

Nyeri

Televisi

Candak kulak

Kata pungut atau serapan adalah kata yang diambil dari kata-kata asing. Hal
ini disebabkan oleh kebutuhan kita terhadap nama dan penamaan benda atau
situasi tertentu yang belum dimiliki bahasa indonesia.
Menurut Arifin (2010: 34) kata pungut itu ada yang dipungut tanpa diubah
tetapi ada juga yang diubah. Kata-kata pungut yang sudah disesuaikan dengan
bahasa indonesia disebut bentuk serapan.
2. Bentukan kalimat
Penulisan kalimat sangat penting untuk memperhatikan keefektifan kalimat
tersebut. Keefektifan kalimat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi penulis dan
pembaca. Dari sisi penulis, kalimat dapat dikatakan efektif jika mampu membawa
gagasan yang ingin disampaikan penulis secara tepat dan akurat. Dan dari sisi
pembaca, kalimat dikatakan efektif jika tafsiran pesan yang dibaca sama dengan
apa yang dimaksudkan dengan penulis.
Menurut Arifin (2010: 66) kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud
lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud tulisan
tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan
tanda titik , tanda tanya, dan tanda seru. Jika dilihat dari dalam bahasa indonesia
ada dua macam, yaitu
a. kalimat-kalimat yang berpredikat kata kerja.

b. Kalimat-kalimat yang berpredikat bukan kata kerja.

3. Diksi Keilmuan
Setiap kata memiliki makna tertentu untuk membuat gagasan yang ada dalam
benak seseorang. Bahkan makna kata bisa saja diubah saat digunakan dalam
kalimat yang berbeda.
Menurut Sri Pamungkas (2012:71) Diksi keilmuan adalah pilihan kata yang
dipergunakan dalam sebuah karya ilmiah hendaknya memenuhi kaidah bahasa
indonesia yang disempurnakan. Teknis penyajian yang dimaksud adalah
bagaimana seorang penulis memilih kata yang tepat memiliki makna denotasi,
tidak membuat ambigu makna dan pola logis.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diksi berarti "pilihan kata yang tepat
dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga
diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan). Dari pernyataan itu dapat
disimpulkan, bahwa diksi adalah pemilihan kata dan atau gaya ekspresi seseorang,
artinya setiap orang memiliki pemilihan kata, cara dan gaya dalam menyapaikan
kata yang mereka ucapkan, tentu saja hal ini dapat mempengaruhi tata bahasa
orang tersebut, termasuk saat seseorang membuat tulisan pada blog.
4. Paragraf Keilmuan
Paragraf dalam penulisan karya ilmiah memiliki ciri hampir sama dengan
paragraf

pada

umumnya,

Yang

membedakan

adalah

keketatan

dalam

pengembangan gagasan dan penyusunan kalimatnya. Gagasan dalam paragraf


keilmuan dituntut pengembangannya secara utuh, dan lengkap. Paragraf keilmuan
terbagi menjadi beberapa macam yaitu, Deskripsi, eksposisi, argumentasi, narasi,
persuasi.
a. Deskripsi adalah Karangan yang berisi gambaran mengenai suatu hal atau
keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan
hal tersebut. Karangan deskripsi memiliki ciri-ciri seperti: Menggambarkan
atau melukiskan sesuatu. Penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya

dengan melibatkan kesan indera. Membuat pembaca atau pendengar


merasakan sendiri atau mengalami sendiri.

Pola pengembangan paragraf deskripsi:


1. Paragraf Deskripsi Spasial, paragraf ini menggambarkan objek kusus
ruangan, benda atau tempat.
2. Paragraf Deskripsi Subjektif, paragraf ini menggambarkan objek seperti
tafsiran atau kesan perasaan penulis.
3. Paragraf Deskripsi Objektif, paragraf ini menggambarkan objek dengan apa
adanya atau sebenarnya.
b. Eksposisi adalah paragraf yang bertujuan untuk memaparkan, menjelaskan,
menyampaikan informasi, mengajarkan, dan menerangkan sesuatu tanpa
disertai ajakan atau desakan agar pembaca menerima atau mengikutinya.
Ciri-ciri paragraf eksposisi:
1. Memaparkan definisi (pengertian).
2. Memaparkan langkah-langkah, metode, atau cara melaksanakan suatu
kegiatan.
Menurut Aceng (2005:31) ciri-ciri karangan eksposisi antara lain:
1. Penjelasan bersifat informatif.
2. Pembahasan masalahnya bersifat objektif.
3. Penjelasannya disertakan dengan bukti-bukti yang konkret.
4. Pembahasanya bersifat logis atau sesuai dengan penalaran.
c. Argumentasi adalah jenis paragraf yang mengungkapkan ide, gagasan, atau
pendapat penulis dengan disertai bukti dan fakta (benar-benar terjadi).
Menurut Widyamartaya (1992:9-10), Argumentasi bertujuan menyampaikan
gagasan berupa data, bukti hasil penalaran, dan sebagainya dengan maksud untuk
meyakinkan pembaca tentang kebenaran pendirian atau kesimpulan pengarang
atau untuk memperoleh kesepakatan pembaca tentang maksud pengarang. Tema
yang tepat untuk paragraf Argumentasi : Disiplin kunci sukses belajar..

Tujuannya adalah agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat
tersebut adalah benar dan terbukti.

Ciri-ciri karangan argumentasi:


Memerlukan fakta untuk pembuktian berupa gambar atau grafik, dan lainlain. Menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman, dan penelitian. Penutup
berisi kesimpulan.
d. Narasi adalah dibangun oleh sebuah alur cerita. Alur ini tidak akan menarik jika
tidak ada konflik. Selain alur cerita, konfiks dan susunan kronologis. Menurut
Keraf (2000:136), ciri karangan narasi yaitu: Menonjolkan unsur perbuatan
atau tindakan. Dirangkai dalam urutan waktu.
Ciri-ciri narasi lebih lengkap lagi diungkapkan oleh Atar Semi (2003: 31) sebagai
berikut:
1. Berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman penulis.
2. Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar-benar
terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya.
3. Berdasarkan konfiks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidak menarik.
4. Memiliki nilai estetika.
5. Menekankan susunan secara kronologis
e. Persuasi adalah suatu bentuk karangan yang bertujuan membujuk pembaca agar
mau berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan penulisnya. Agar tujuannya dapat
tercapai, penulis harus mampu mengemukakan pembuktian dengan data dan
fakta yang ada dalam kehidupan nyata yang di alami manusia.
f. Ciri Kewacanaan
Dalam hal ini kesatuan kalimat sangat perlu diperhatikan kesatuan kalimat.
Untuk menjadikan suatu paragraf memiliki makna maka harus disusun kalimat
yang salingberkaitan satu sama lain.

B. Ciri-ciri Ragam Bahasa Keilmuan

Pada saat kita berbahasa, baik lisan maupun tulis, kita selalu memperhatikan
faktor-faktor yang menentukan bentuk-bentuk bahasa yang kita gunakan. Pada
saat menulis, misalnya kita selalu memperhatikan siapa pembaca tulisan kita , apa
yang kita tulis, apa tujuan tulisan itu, dan di media apa kita menulis. Hal yang
perlu

mendapat

perhatian

tersebut

merupakan

faktor

penentu

dalam

berkomunikasi. Faktor-faktor penentu berkomunikasi meliputi : partisipan, topik,


latar, tujuan, dan saluran (lisan atau tulis). Bahasa Indonesia Ilmiah adalah
ragam Bahasa Indonesia yang digunakan untuk kegiatan ilmiah oleh kelompok
masyarakat terpelajar.
Kegiatan ilmiah biasanya bersifat resmi. Ragam Bahasa Indonesia yang
digunakan dalam kegiatan ini adalah ragam Bahasa Indonesia baku. Bahasa
Indonesia ilmiah adalah ragam Bahasa Indonesia baku yang digunakan untuk
kegiatan ilmiah oleh kelompok masyarakat terpelajar.
Meski sama-sama baku, tetapi ada perbedaan dalam penggunaan Bahasa
Indonesia baku untuk kegiatan kenegaraan dan untuk kegiatan ilmiah. Dalam
kegiatan ilmiah, penggunaan Bahasa Indonesia yang baku harus sesuai dengan
sifat keilmuan yang meliputi: benar, logis cermat dan sistematis.
Menurut Alek (2011: 166) menjelaskan bahwa karangan ilmiah adalah karya
tulis yang memaparkan pendapat, gagasan, tanggapan, atau hasil penelitian yang
berhubungan dengan kegiatan keilmuan.
Menurut Alek (2011: 169) pada dasarnya metode ilmiah menggunakan dua
pendekatan yaitu:
1. Pendekatan rasional yaitu berupaya merumuskan kebenaran berdasrkan
kajian data yang diperoleh dari berbagai rujukan.
2. Pendekatan empiris yaitu berupaya merumuskan kebenaran berdasrkan
fakta yang diperoleh dari lapangan atau hasil percobaan dari laboratorium.
Dari pemaparan diatas dapat dikatakan bahwa ilmu itu merupakan
pengetahuan yang sistematis dan diperoleh melalui pendekatan rasional dan
empiris. Pada hakikatnya karya tulis merupakan dokumen tentang segala temuan
manusia yang diperoleh dengan metode ilmiah dan disajikan dengan bahasa yang

khas serta ditulis menurut konfensi tertentu. Bahasa khas ilmiah adalah bahasa
yang ringkas atau hemat, jelas, cermat, baku, lugas, denotatif, dan runtun.
Menurut Nazar (2004:9) ciri ragam Bahasa Indonesia Ilmiah adalah sebagai
berikut:
1. Kaidah bahasa Indonesia yang digunakan harus benar sesuai dengan kaidah
pada Bahasa Indonesia baku, baik kaidah tata ejaan maupun tata bahasa
(pembentukan kata, frasa, klausa, kalimat, dan paragraf).
2. Ide yang diungkapkan harus benar, sesuai dengan fakta yang dapat diterima
akal sehat (logis).
3. Ide yang diungkapkan harus tepat dan hanya mengandung satu makna. Hal
ini tergantung pada ketepatan memilih kata dan penyusunan struktur kalimat.
Jadi, kalimat yang digunakan efektif.
4. Kata yang dipilih harus bernilai denotatif yaitu makna yang sebenarnya.
5. Ide diungkapkan dalam kalimat harus padat dan benar. Oleh sebab itu,
penggunaan kata dalam kalimat seperlunya, tetapi pemilihannya tepat.
6. Pengungkapan ide dalam kalimat ataupun alinea harus lugas yaitu langsung
menuju pada sasaran.
7. Unsur ide dalam kalimat ataupun alinea diungkapkan secara runtun dan
sistematis.
8. Ide yang diungkapkan dalam kalimat harus jelas sehingga tidak menimbulkan
salah tafsir.
Bahasa Indonesia keilmuan memiliki ciri-ciri yang digunakan untuk kegiatan
Penggunaan Bahasa Ragam Ilmiah sebagai berikut:
a. Objektif adalah kata-kata yang digunakan harus netral atau tidak memihak dan
berorientasi pada gagasan atau objeknya.
Perhatikan kata yang dicetak miring pada kalimat berikut!
1. Kita tentu sering mendengar istilah tentang ilmu jiwa.
2. Barangkali yang mula-mula terpikir oleh kita bahwa ilmu jiwa tentu
membahas masalah ilmu jiwa.
Bandingkan dengan kalimat di bawah ini!
1. Istilah ilmu jiwa sering terdengar atau didengar akhir-akhir ini.

2. Barangkali yang mula-mula terpikirkan ialah bahwa ilmu jiwa tentunya


membahas masalah kejiwaan.
Berdasarkan contoh tersebut ternyata bahwa dalam penggunaan Bahasa
Indonesia keilmuan yang ditekankan adalah keobjektifan. Kata-kata yang
digunakan netral atau tidak memihak dan berorientasi pada gagasan atau
objeknya. Penggunaan kata yang bersifat subjektif, ekstrem atau mutlak, dan
emosional dihindari.
b. Ringkas dan Jelas adalah komunikasi keilmuan yang lugas dan langsung pada
inti informasi. Komunikasi keilmuan harus langsung pada inti informasi
dengan cara menggunakan unsur bahasa.
Perhatikan kata yang dicetak miring pada kalimat berikut!
Tidak diragukan lagi bahwa keterangan seperti itu masih samar dan tidak
memberikan penjelasan apa-apa tentang topik itu karena tidak lebih dari
mengulang kata-katanya saja.
Bandingkan dengan kalimat di bawah ini!
Tidak diragukan lagi bahwa keterangan seperti itu masih samar.
Kata masih samar berarti tidak memberikan penjelasan. Oleh karena itu,
penggunaan kelompok kata yang bercetak miring mubazir atau boros. Komunikasi
keilmuan harus langsung pada inti informasi dengan cara menggunakan unsur
bahasa, misalnya kata atau istilah yang memang diperlukan untuk memaparkan
informasi keilmuan.
c. Cendekia adalah kecermatan dalam pemilihan kata. Penulis harus mampu
memilih kata dengan cermat sehingga pernyataannya terbentuk dengan tepat,
cermat, logis, dan abstrak.
Perhatikan kata yang dicetak miring pada kalimat berikut!
Suatu perencanaan apabila diikuti oleh pengendalian yang teratur dapat menghasilkan penghematan-penghematan di dalam perusahaan yang sekaligus akan
memperkuat kemampuan perusahaan dan memberi saran-sarankepada manajemen.
Bandingkan dengan kalimat di bawah ini!

Suatu perencanaan dan pengendalian yang teratur dapat menghasilkan berbagai


penghematan, memperkuat daya saing perusahaan, dan memberikan masukan
kepada sistem menajemen atau saran-saran rekomendasi kepada pihak manajer
atau pengelola.
Kalimat pertama menyatakan 3 gagasan, yaitu perencanaan yang diikuti
pengendalian dapat menghasilkan penghematan, memperkuat kemampuan, dan
memberikan saran kepada manajemen. Yang membingungkan pemahaman ialah
benarkah perencanaan yang diikuti pengendalian dapat memberikan saran-saran
kepada manajemen? Terdapat kerancuan pemahaman antara manajemen, sistem
manajemen, dan manajer atau dengan kata lain pengelolaan, sistem pengelolaan,
dan pengelola. Saran-saran atau rekomendasi seharusnya ditujukan kepada
personal atau orang, sedangkan masukan atau in-put ditujukan pada lembaga atau
sistem.
Pada kalimat kedua, penulis lebih cermat dalam memilih kata. Kecermatan
atau ketelitian dalam memilih kata, frasa, kalimat dan sebagainya merupakan
cirri kecendekiaan. Dengan

kecendekiaan,

penulis

dapat

membentuk

pernyataannya dengan tepat, cermat, logis, dan abstrak.


d. Formal adalah bahasa Indonesia yang digunakan untuk kegiatan keilmuan harus
bersifat formal. Perhatikan kata yang dicetak miring pada kalimat berikut!
Dalam penelitian ini akan mencoba melihat sejauh mana hal-hal yang
dikemukakan di atas berkembang dalam lingkungan perusahaan secara efektif.
Kalimat di atas fungsi subjek dan keterangan tidak jelas. Jika penelitian ini
berfungsi subjek maka tidak perlu diberi pengantar kata depan dalam dan
sejenisnya. Jika kata dalam penelitian ini berfungsi sebagai keterangan diikuti
bentuk verba pasif di- .untuk memenuhi ciri formal, kalimat tersebut perlu diubah
sebagai berikut.
1. penelitian ini akan mencoba (fungsi subjek), atau
2. dalam penelitian ini akan dicoba (fungsi keterangan).
e. Konsisten atau Taat Asas adalah penggunaan unsur bahasa dalam karya
keilmuan digunakan secara konsisten. Unsur kebahasaan yang dimaksud adalah
kosa kata atau istilah, bentukan kata, dan penggunaan singkatan. Dalam karya

10

keilmuan jika sebuah istilah atau kata digunakan maka selanjutnya istilah atau
kata tersebut digunakan secara konsisten.
Perhatikan kata yang dicetak miring pada kalimat berikut!
1. Mula-mula

yang

dilakukan

peneliti

adalah menghimpun data

lapangan,mengolahnya, dan memberikan penafsiran.


2. Kumpulan data lapangan, hasil analisis, dan interpretasi adalah bagian
yang sangat penting dalam penelitian keilmuan.
Kata menghimpun,

mengolah,

penafsiran, menjadi kumpulan,

analisis, dan interpretasi kalimat yang digunakan secara tidak konsisten.


Bandingkan dengan kalimat di bawah ini!
1. Mula-mula

yang

dilakukan

peneliti

adalah mengumpulkan data

lapangan, menganalisisnya, dan memberikan interpretasi.


2. Kumpulan data lapangan, hasil analisis, dan interpretasi adalah bagian
yang sangat penting dalam penelitian keilmuan.
Kalimat

di

atas

penggunaan

kata mengumpulkan,

menganalisis,

dan

interpretasi menjadi kumpulan, analisis, dan interpretasi kalimat yang digunakan


dengan konsisten.

C. Jenis Karangan Ilmiah


Menurut (Chaer, 2011: 185-187) Karangan Ilmiah dapat dibedakan menjadi
karangan ilmiah karya tulis , makalah, skripsi, tesis, disertasi, dan laporan hasil
penelitian.
1. Karya tulis adalah karangan ilmiah yang lazim diberika kepada siswa sekolah
menengah mengenai salah satu aspek satu mata pelajaran. Didalamnya
terdapat komponen masalaha, tujan penulisan, pembahasan, dan kesimpulan,
biasanya halamannya kurang lebih 10 halaman
2. Makalah adalah karangan ilmiah yang ditulis untuk disajikan dalam satu
seminar. Tebalnya biasanya 15-20 halaman dan diketik spasi 1,5 pada kertas
ukuran A4, termasuk abstrak dan daftar pustaka. Makalah disusun
berdasarkan hasil penelitian lapangan maupun penelitian pustaka.

11

3. Skripsi adalah karangan ilmiah berupa tugas akhir pada pendidikan strata satu
(S1). Masalah yang diajukan berkenaan dengan salah satu aspek yang
menjadi subtansi bidang keilmuan yang ditekuni.
4. Tesis adalah karangan ilmiah sebagai tugas akhir dalam pendidikan Strata
dua. Isinya merupakan pendalaman dari salah satu aspek atau segi program
segi yang diikuti.
5. Disertasi adalah karangan ilmiah sebgai tugas akhir dalam pendidikan Strata
3 isinya merupakan tinjauan filosofis terhadap satu aspek atau segi dari
bidang ilmu yang diteliti.
6. Laporan hasil penelitian adalah laporan yang dibuat setelah suatu penelitian
dilakukan. Laporan ini juga berisi komponen masalah, metode penelitian,
objek penelitian, intrumen penelitian, hasil yang dicapai.
Penggunaan unsur bahasa dalam karya keilmuan digunakan secara konsisten.
Unsur kebahasaan yang dimaksud adalah kosakata atau istilah, bentukan kata, dan
penggunaan singkatan. Hal itu berbeda dengan diksi dalam karya non keilmuan
yang lebih menekankan pada kevariasian penggunaan kata. Dalam karya keilmuan
jika sebuah istilah atau kata digunakan maka selanjutnya istilah atau kata tersebut
digunakan secara konsisten.

12

DAFTAR PUSTAKA

Aceng. Hasani. 2005. Ikhwal Menulis. Serang: Universitas Sultan Ageng


Tirtayasa Press.
Alek. Achmad. 2011. Bahasa Indonesia untuk perguran tinggi. Jakarta: Kencana
prenada media group.
Arifin, Zaenal. Tasai, Amran. 2010. Cermat Berbahasa Indonesia Untuk
Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo.
Chaer. Abdul. 2011. Ragam Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka cipta.
Keraf. Goriys. 2004. Diksi dan gaya bahasa. Jakarta: Gramedia.
Nazar, Noerzisri. 2004. Bahasa Indonesia dalam Karangan Ilmiah. Bandung:
Huma-niora
Pamungkas. Sri. 2012. Bahasa Indonesia Dalam Berbagai Perspektif.
Yogyakarta: Andi Offset.
Semi, M. Atar. 2003. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya.
Widyamartaya,

A.

1992. Seni

Menuangkan

Gagasan.

Cetakan

Kedua.

Yogyakarta: Karnisius.
Sutra, Rulhas. 2011. keberadaan ragam bahasa ilmiah. [Online]. Tersedia:
http://www.scribd.com/doc/76621857/Keberadaan-Bahasa-IndonesiaIlmiah-PDF#scribd. Diakses pada tanggal 07 Oktober 2015 pukul 11.20
WIB.

13

Tarmizitahe.

2015.

pengertian

bahasa

indonesia.

[Online].

tersedia:

rhttp://dokumen.tips/documents/pengertian-bahasa-indonesia-ilmiah.html.
Diakses pada tanggal 07 Oktober 2015 pukul 11.23 WIB.

14

Anda mungkin juga menyukai