Anda di halaman 1dari 5

RMK MANAJEMEN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN POKOK,


ANALISIS INDEKS DAN COMMON SIZE

OLEH :
HAPPY APSARI KUSUMAYANI
1306305083
14

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2016
1. LAPORAN KEUANGAN POKOK

Pada umumnya laporan keuangan yang disusun oleh suatu perusahaan meliputi:
neraca, perhitungan rugi laba, laporan perubahan posisi keuangan dan catatan atas laporan
keuangan. Neraca adalah suatu ikhtisar yang menggambarkan posisi harta, utang dan modal
sendiri suatu perusahaan pada saat tertentu. Perhitungan rugi laba adalah ikhtisar yang
memuat rincian pendapatan dan biaya dalam rangka perhitungan laba atau rugi untuk suatu
periode tertentu. Untuk dapat menggambarkan secara jelas sifat dan perkembangan yang
dialami perusahaan dari waktu ke waktu sangat dianjurkan agar perusahaan menyusun
laporan komparatif setidaknya untuk dua tahun terakhir. Apabila neraca disusun secara
sistematis, mak akan memberikan gambaran mengenai posisi keuangan perusahaan pada saat
tertentu.
Pos-pos neraca dapat dibagi kedalam tiga bagian, yaitu:
1. Pos-pos aktiva (assets items)
2. Pos-pos utang (liabilities)
3. Modal sendiri ( share holder equity)
Passiva pada neraca menunjukkan sumber-sumber dana, dan aktiva neraca
menunjukkan alokasi dananya. Jadi membahas Manajemen Keuangan berarti juga
mempelajari Manajemen Aktiva dan Passiva (Asset & Liabilities Management).
Komponen neraca dapat digolongkan sebagai berikut:

Aktiva
- Aktiva Lancar
- Investasi
-

(Penyertaan)
Aktiva Tetap
Aktiva Lain-lain

Kewajiban
Kewajiban Lancar
Kewajiban Jangka
Panjang

Kewajiban

Lain-

lain
Modal
Modal saham
Aigo Saham
Laba yang ditahan

Penyajian komponen-komponen neraca lazimnya sebagai berikut:


-

Aktiva, diklasifikasikan menurut urutan likuiditas


Kewajiban, diklasifikasikan menurut urutan jatuh tempo
Modal, diklasifikasikan berdasarkan sifat kekekalannya.
Perhitungan rugi laba harus disusun sedemikian rupa agar dapat memberikan

gambaran mengenai hasil usaha perusahaan dalam periode tertentu. Cara penyajian rugi laba
adalah sebagai berikut:
1. Harus memuat secara rinci unsure-unsur pendapatan dan beban
2. Seyogyanya disusun dalam bentuk urutan kebawah
3. Harus dipisah antara hasil dari bidang usaha lain secara pos luar biasa.
Secara umum, komponen-komponen rugi laba terdiri dari:

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Penjualan
Harga Pokok Penjualan
Laba bruto
Beban usaha
Pendapatan dan bahan Lain-lain
Laba sebelum pajak penghasilan
Pajak penghasilan
Laba bersih

2. ANALISIS INDEKS DAN COMMON SIZE


1) Analisis Indeks
Analisis indeks/trend adalah salah satu metode analisis laporan keuangan untuk
mengetahui kecenderungan atau tendensi keadaan keuangan suatu perusahaan apakah
naik, turun atau tetap. Kecenderungan posisi keuangan tersebut dapat diketahui dari
laporan keuangan yang disusun untuk tiga periode atau lebih. Untuk melihat trend
tersebut digunakan angka indeks 100. Oleh karena itu teknik analisisnya disebut degan
analisis indeks. Angka indeks 100 adalah untuk tahun dasar. Tahun dasar tidak selamanya
tahun awal, melainkan tahun yang dianggap representative.
Cara penyusunan laporan dengan indeks :
a. Menentukan tahun dasar.
b. Menentukan angka indeks pada periode tahun yang dianalisis.
c. Pos-pos dari periode laporan yang dianalisis dibandingkan dengan pos-pos yang sama
dalam laporan keuangan tahun dasar.
d. Dalam menghitung rasio trend/kecenderungan pada umumnya tidak semua pos-pos
neraca dan laporan laba rugi dari beberapa periode tersebut dihitung, karena tujuan
utama dari perhitungan rasio adalah membut perbandingan anntara pos-pos yang
mempunyai hubungan informasi dengan pos-pos lainnya.
Trend dari suatu pos neraca atau rugi laba hanyalah merupakan data, dan belum
menjadi informasi. Ia akan menjadi informasi kalau dikaitkan dengan pos-pos lainnya.
Misalnya, kecenderungan naiknya penjualan selama beberapa periode dikaitkan dengan
aktiva yang beroperasi/produktif dalam periode yang sama akan diperoleh informasi
besarnya tingkat perputaran aktiva (operating asset turnover) merupakan perbandingan
antara jumlah penjualan terhadap jumlah aktiva yang beroperasi. Rasio ini
menggambarkan ukuran tentang sampai berapa jauh aktiva ini telah dipergunakan di
dalam kegiatan perusahaan, atau menunjukkan berapa kali aktiva produktif berputar
dalam suatu periode. Suatu trend angka rasio dari tingkat perputaran aktiva yang

cenderung naik menggambarkan bahwa perusahaan semakin efisien dalam menggunakan


aktiva, begitu sebaliknya. Di lain pihak untuk menginterpretasikan tingkat pemanfaatan
aktiva ini, juga harus berhati-hati karena rasio ini hanya mengukur :
a. Hubungan antara penjualan bersih dengan aktiva yang digunakan

dan tidak

memerikan informasi mengenai laba yang diperoleh.


b. Penjualan adalah untuk satu periode, sedangkan jumlah aktiva produktif adalah
akumulasi kekayaan perusahaan selama beberapa periode, dan mungkin adanya
ekspansi yang tidak segera dapat dihasilkan tambahan penjualan sehingga rasio pada
tahun pertama nampak rendah.
c. Tingkat penjualan mungkin dipengaruhi oleh berbagai factor diluar kemampuan
perusahaan atau yang lazim disebut uncontrollable factors.
2) Analisis Analisis Persentase per Komponen (Common Size)
Analisis Persentase per komponen (Common Size) adalah laporan keuangan
dalam bentuk persentase masing-masing pos neraca terhadap jumlahnya, dan masingmasing pos rugi laba terhadap jumlah penjualan. Jadi analisis persentase per komponen
(Common Size) adalah metode analisis laporan keuangan yang disusun secara vertikal
untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing pos aktiva terhadap total
aktiva, pos-pos passive terhadap total passivanya, serta pos-pos rugi laba terhadap total
penjualan netonya.
Analisis ini merubah angka-angka yang ada dalam neraca dan laporan laba rugi
menjadi presentase berdasarkan dasar tertentu. Untuk angka-angka yang ada dalam
neraca, common basenya adalah total aktiva. Dengan kata lain total aktiva dipergunakan
sebagai 100%. Untuk angka dalam laporan laba rugi, penjualan neto dipergunakan
sebagai 100%. Penyajian dalam common size akan mempermudah pembaca laporan
keuangan memerhatikan perubahan-perubahan yang terjadi dalam neraca.
Persentase investasi adalah beberapa persen investasi yang tertanam pada
masing-masing aktiva tersebut, yang dihitung dengan cara membandingkan antara
masing-masing aktiva terhadap jumlah aktiva. Perbandingan pos-pos aktiva terhadap total
aktiva juga merupakan distribusi investasi yang tertanam pada masing-masing aktiva.
Pada sisi passive neraca, dapat menggabarkan mengenai struktur permodalan perusahaan,
dengan cara menghitug persentase jumlah hutang terhadap jumlah passiva dan jumlah
modal sendiri dengan jumlah passiva.
Analisis dan interpretasi common size:
1. Aspek Likuiditas
Likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek
dengan aktiva lancer yang dimilikinya. Semakin dominan pos-pos aktiva lancar yang

tingkat likuiditasnya rendah seperti persediaan, menunjukkan bahwa likuiditas


perusahaan kurang baik begitu juga sebaliknya.
2. Aspek solvabilitas
Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan membayar seluruh kewajiban
(jangka pendek dan jangka panjang) dengan modal sendiri yang dimilikinya. Semakin
besar peranan dana pinjaman berarti margin of safety bagi para kreditur semakin
menurun.
3. Tingkat Efisiensi
Tingkat efisiensi biaya, umumnya dikaitkan antara biaya dengan pendapatan,
berdasarkan angka-angka persentase di laporan laba rugi yang kemudian
diperbandingkan pada masing-masing periode.
4. Rentabilitas
Rentabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba. Apabila
persentase laba bersih sesudah pajak menurun, yang terjadi akibat kenaikan biaya
operasi yang cukup besar maka dapat disimpulkan rentabilitas perusahaan semakin
menurun
DAFTAR PUSTAKA
Wiagustini, Ni Luh Putu. 2014. Manajemen Keuangan. Denpasar: Udayana University Press

Anda mungkin juga menyukai