Anda di halaman 1dari 9

METODE PENGAJARAN IPS/ILMU SOSIAL

Menurut Nursid Sumsatmadja (1984 : 95) metode pengajaran adalah suatu cara yang di
dalam fungsinya merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan. lebih lanjut S. Hamid Hasan
mengemukakan pula bahwa metode pengajaran adalah suatu cara yang di gunakan guru untuk
memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa dalam belajar. dari kedua definisi
tersebut dapat di tarik suatu kesimpulan bahwa metode pengajaran PS adalah suatu cara yang
di gunakan oleh guru agar siswa memiliki kesempatan belajar sebanyak-banyaknya dalam
rangka pencapaian tujuan secara efektif.
Sehubungan dengan pemilihan dan penggunaan metode yang ada untuk pengajarkan IPS,
maka perlu lebih dahulu diketahui apa yang menjadi tujuan pengajaran IPS. Edwin Fenton
menyebutkan tiga tujuan pendidikan IPS sebagai berikut :
1) Pemerolehan pengetahuan
2) Pengembangan keterampilan inkuiri
3) Pengembangan sikap-sikap dan nilai-nilai
Ketiga tujuan ini didasarkan pada taksonomi. Tujuan penididikan menurut Benjamin S.
Bloom dan Kawan-kawan mengenai tujuan pendidikan kognitif (cognitif domain) dan
klasifikasi David R. Krathwohl mengenai tujuan pendidikan afektif (affective domain). Dua
tujuan pertama menurut Fenton termasuk kognitif dan yang terakhir termasuk aspek afektif.
Berkaitan dengan tujuan-tujuan pendidikan IPS di atas, maka guru harus memilih metode
yang dapat digunakan agar tujuan-tujuan pendidikan itu tercapai. Metode-metode tersebut
diantaranya sebagai berikut :
1) Metode ceramah adalah metode yang umum dipakai. Di dalam bentuknya yang klasik
guru memberi ceramah (expository), sedangkan siswa duduk mendengar, mencatat, dan
menghapal

2) Metode diskusi, jika metode ceramah belum dinilai cukup efektif, maka setelah guru
selesai berceramah dapat diikuti dengan diskusi antara guru dengan siswa atau antara
siswa dengan siswa lainnya mengenai materi yang dibahas.
3) Metode Tanya Jawab berlangsung dalam interaksi antara guru dan siswa setelah guru
selesai berceramah/membahas materi.
4)

Metode Proyek, pegertian proyek di sini ialah semacam penelitian (inkuiri) yang
dilakukan di luar kelas/sekolah yang dilakukan oleh siswa kemudian hasil akhir dibawa

dan dibicarakan bersama di dalam kelas.


5) Metode Karya Wisata. Siswa dibawa menggunjungi objek-objek pemukiman
transmigrasi, situs sejarah, museum atau tempat wisata yang relevan.
6) Metode bermain peran (tole playing). Termasuk simulasi atau sosio drama.
7) Metode inkuiri/discovery, termasuk metode yang paling canggih yang menuntut faktafakta dan generalisas-generalisasi.
Kedudukan Guru Dalam Pengajaran IPS
Pada proses mengajar dan interaksi edukatif, guru menjadi pelaksana dan
penyelenggaranya. Dalam rangka pengajarn IPS, guru memiliki kedudukan tertentu yang
sesuai dengan peranannya sebagai Guru IPS. Tetapi secara umum, kecakapan dan
kemampuan yang dituntut itu, berlaku pula bagi guru di jenjang-jenjang pendidikan yang
lebih tinggi. Hanya barang kali bobot, pendalaman dan luasnya berbeda-beda sesuai dengan
tingkat dan jenjangnya masing-masing.
Guru memiliki tugas yang beragam yang berimplementasi dalam bentuk pengabdian.
Tugas tersebut meliputi bidang profesi, bidang kemanusiaan dan bidang kemasyarakatan.
Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti
meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup dan kehidupan. Mengajar berarti
meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih
berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.

A; Kemampuan Mengorganisasikan dan Menjabarkan Materi Pelajaran ke dalam

Bentuk yang Mudah Dilaksanakan, Mudah Dikelola, dan Mudah Dimengerti Oleh
Murid

Kriteria kompetensi diatas, merupakan salah satu kunci keberhasilan guru mencapai
tujuan instruksional IPS. Oleh karena itu, kriteria ini perlu dijabarkan lagi lebih lanjut.
I.

Menaruh Minat yang Penuh terhadap IPS


Salah satu kunci yang dapat memperlancar tugas melaksanakan pengajaran secara

wajar, kita harus memiliki minat yang penuh dan sungguh-sungguh. Kita tidak akan berhasil
secara wajar melaksanakan tugas mengajarkan, jika kita sebagai guru tidak menaruh minat
dan perhatian yang sungguh-sungguh terhadapnya. Dengan minat dan perhatian yang besar,
tidak ada hambatan dan tantangan yang tidak dapat kita atasi. Apapun tugas yang harus kita
laksanakan

II.

berkenaan

dengannya,

selalu

akan

kita

dapatkan

jalannya.

Menguasai Hakekat IPS


Menaruh minat yang penuh belum dapat menjadi jaminan yang maksimal terhadap

keberhasilan mencapai tujuan instruksional tersebut. Kita harus menguasai benar hakekat,
ruang lingkup, konsep, dan prinsip tersebut. Guru IPS harus meguasai dan meyakini
sepenuhnya menjadi bidang setudi yang harus diajarkan.
III.

Berjiwa Wiraswasta
Untuk mampu mengoranisasikan dan menjabarkan materi pelajaran IPS kedalam

bentuk-bentuk yang praktis operasional, guru tidak boleh memiliki sikap mental menunggu,
melainkan harus penuh dengan gagasan dan inovatif terhadap tugas yang menjadi bagian dari
profesinya. Dengan kemampuan yang ada pada dirinya, guru harus menjadikan tugas tersebut
sebagai tantangan yang dapat meningkatkan kemampuanyang ada pada dirinya.

B; Kemampuan Melibatkan Murid Secara Aktif dan Langsung Dalam Mempelajari

IPS
Kompetensi guru yang terakhir ini merupakan pencerminan kecakapan-kecakapan yang
telah dikemukakan diatas. Kemampuan melibatkan murid secara aktif ini menuntut
kemampuan guru sebagai pemimpin, sebagai stimulator, sebagai motivator, dan sebagai
seorang Wiraswasta pada bidang pendidikan.
1; Murid Peserta Pengajaran IPS

Pada pengajaran IPS, murid bukan hanya menjadi sasaran yang harus menerima
materi yang diajarkan melainkan mereka harus diperlakukan sebagai subyek yang
menjalani proses belajar secara aktif.
2;

Kondisi Dan Perkembangan Mental Murid


Kemampuan mental anak didik sesuai dengan tingkat umur dan pengalamannya.
Kemampuan mental tadi pada umumnya berkembang mulai dari tingkat umur atau
tingkat pendidikan yang rendah menuju ke arah kematangan pada tingkat umur atau
tingkat pendidikan yang tinggi. Anak didik tidak boleh dikorbankan dan diperkosa oleh
ambisi guru yang bermaksud memberikan materi seluas dan sedalam mungkin.
Kemampuan dan perkembangan mental anak didik harus dijadikan salah satu ukuran
menentukan bobot materi dan metode penyajian yang paling serasi.

3; Dasar Kesadaran Mental Murid

Anak didik yang menjadi subyek dan obyek pengajaran memiliki dasar kesadaran
mental yang harus ditumbuhkan dan dikembangkan. Minat anak didik menjadi modal
yang sangat berharga pada pengajaran IPS. Jika guru telah dapat menumbuhkan dan
mengembangkan minat murid-murid terhadap pengajaran yang diajarkan kepada mereka,
telah terbukalah jalan untuk menanamkan isi pelajaran tersebut kepada mereka. Tetapi bila

pada kesempatan pertama guru sudah tidak berhasil menarik perhatian para muridnya,
jangan diharapkan bahwa proses pengajaran selanjutnyaakan mencapai hasil yang
maksimal. Minat anak didik pada pengajaran IPS jangan dianggap remeh, bahkan harus
dijadikan sumber daya yang sangat berharga. Penyajian materi dan proses
penyampaiannya harus tetap dipertahankan menarik bagi para anak didiknya. Kelucuan
yang menarik yang kadang-kadang meledak di tengah-tengah pelajaran, dapat
menyegarkan suasana proses belajar mengajar.
Dengan dilandasi oleh hal-hal yang menarik dan merangsang keingintahuan, anak
didik didorong untuk membuktikan sendiri apa yang telah dipelajarinya dengan
kenyataan yang ditemuinya sehari-hari. Dorongan untuk menemukan sendiri hal-hal
yang dipelajarinya, menjadi dasar bagi seorang murid utuk menjadi peneliti dan
meningkatkan kemampuannya melanjutkan pelajaran ke tingkat yang lebih tinggi.

4; Potensi Yang Harus Dikembangkan Dari Murid

Potensi anak didik yang harus dikembangkan melalui pengajaran IPS yaitu
mengenai sikap mentalnya, daya rasionalnya, daya emosionalnya, dan keterampilan baik
keterampilan mental psikologisnya maupun fisik biologisnya. Melalui pengajaran yang
terarah dan mantap, sikap dan mental daya rasional, daya emosional, keterampilannya
dibina ke arah kematangan dan kedewasaan.
5; Tehnik, Strategi, dan Metode Pengajaran IPS

Menurut Husein Akhmad dkk(1981;58) seorang guru IPS dalam memilih metode
hendaknya memperhatikan faktor faktor yang mempengaruhinya. Faktor tersebut adalah :
a; Pengajar (guru)

b. Siswa
c. Tujuan yang akan dicapai
d. Materi /bahan
e. Waktu
f. Fasilitas yang tersedia

Kesimpulan :
metode pengajaran adalah suatu cara yang di dalam fungsinya merupakan suatu alat
untuk mencapai tujuan. lebih lanjut S. Hamid Hasan mengemukakan pula bahwa metode
pengajaran adalah suatu cara yang di gunakan guru untuk memberikan kesempatan yang
seluas-luasnya kepada siswa dalam belajar. dari kedua definisi tersebut dapat di tarik suatu
kesimpulan bahwa metode pengajaran IPS adalah suatu cara yang di gunakan oleh guru agar
siswa memiliki kesempatan belajar sebanyak-banyaknya dalam rangka pencapaian tujuan
secara efektif.

Metode Pemnbelajaran pendidikan Konsep IPS


Pada AUD
Mata Kuliah: Metode Pengenalan IPS untuk AUD

Dosen Pembimbing: DR. HJ. Asniwati, S.Pd, M.Pd

OLEH :
KELOMPOK 4
1;
2;
3;
4;
5;
6;

Husnul Khotimah
A1E714247
Sujiati
A1E714257
Erwina Sari
A1E714258
Bardiah
A1E714259
Norhatmawati
A1E714260
Surati
A1E714262

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
S1 PG PAUD KELAS B KONVERSI

BANJARMASIN
2015

Anda mungkin juga menyukai