Anda di halaman 1dari 62

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Setiap makhluk hidup, termasuk manusia, sejak awal sejarahnya telah
menunjukkan

secara

menyakinkan

adanya

kesadaran

ruang

(space

counciousness), apakah itu ruang sebagai tempat hidup keluarganya ataupun


ruang sebagai tempat mencari makan dan perburuan. Kesadaran tersebut selalu
terkait langsung atau tidak langsung pada kepentingan keamanan bagi diri dan
keluarganya dari gangguan dan rongrongan pihak lain. Hal ini juga terlihat
dengan jelas pada kelompok binatang yang selalu menugasi anggota keluarga
yang tergolong kuat untuk menjaga wilayah perburuannya. Dalam perkembangan
selanjutnya ketika kelompok manusia memasyarakat menjadi clan, suku atau
bangsa maka kesadaran ruang meningkat menjadi hubungan emosional antara
ruang hidup tersebut dengan suku, clan atau bangsa yang mendiami ruang
tersebut. Kemudian dari itu, tatkala masyarakat bangsa menegara maka kesadaran
ruang mewujud menjadi kesadaran akan kedaulatan, yang dibatasi oleh batas
negara (boundary), dengan seperangkat hukum dan aparat penjamin keamanan
dan kedaulatan.
Berbagai clan, suku atau bangsa dapat bersepakat untuk menegara dalam
satu negara bangsa (nation-state). Kesepakatan demikian perlu didukung oleh
satu commitment bersama diantara mereka yang bersepakat tidak hanya untuk

mendirikan satu negara bangsa yang plural saja akan tetapi juga untuk menjaga
kelangsungannya. Commitment tersebut, antara lain, meliputi pandangan tentang
diri dan lingkungannya yang berarti juga mengenai ruang negara serta tentang jati
diri bangsa dan negaranya. Keteguhan setiap warga atau kelompok warganegara
atau setiap anggota suku bangsa terhadap commitment yang telah dibuat oleh para
pendiri negara akan sangat menentukan kelangsungan hidup negara bangsa yang
bersangkutan. Keteguhan pada commitment tersebut amat vital bagi eksistensi
negara yang berciri majemuk dan heterogen seperti Indonesia, dimana ciri
heterogenitas itu ditandai oleh adanya kaitan emosional dan historis antara suku
bangsa dengan tanah adat atau tanah tempat tinggal nenek moyangnya. Pada
masyarakat bangsa yang plural dan heterogen seperti itu sangat mudah muncul isu
dan sentimen kedaerahan, separatisme dan sejenisnya, apabila tidak ada
pemimpin dengan kepemimpinan yang kuat dan sanggup melaksanakan secara
konsekuen dan berlanjut upaya nation and character building. Sebaliknya pada
masyarakat bangsa berciri majemuk akan tetapi homogen, seperti di Amerika
Serikat, tidak ada kaitan historis dan emosional antara anggota masyarakat bangsa
dengan wilayah tempat tinggal mereka seperti halnya di Indonesia sistem
melting pot bisa diterapkan. Sungguhpun demikian mereka tetap melaksanakan
nation and character building disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa generasi
baru selalu muncul silih berganti, dan tiap generasi diharapkan meneruskan
commitment dari para pendiri negara.
Apapun juga rumusan atau isi dari commitment yang ada dapatlah
dipastikan akan terdiri dari dua golongan/hal yaitu untuk menjaga integritas

negara, termasuk didalamnya masalah kedaulatan, serta menjaga jatidiri


bangsanya, apapun juga yang diartikan dengan jatidiri oleh masyarkat
bangsanya. Walaupun setiap bangsa memiliki ciri yang unik bagi jatidirinya, akan
tetapi unsur kesatuan bangsa selalu berada didalamnya untuk menghindarkan
bangsa yang bersangkutan dari terpecah belah. Dapatlah dipahami apabila di
dalam upaya nation and character building penghayatan atas pentingnya
memelihara/mengamankan integritas negara serta jatidiri bangsa merupakan
bagian yang paling utama.

Dari sudut inilah Wawasan Nusantara, yang

mengandung message tentang berbagai kesatuan, dapat dimengerti serta perlu


diwujudkan mengingat bahwa ia merupakan rumusan verbal yang amat ringkas
dari commitment para pendiri negara.
Selain ciri masyarakat bangsa yang majemuk dan heterogen, serta
ketidaktaatan pada commitment para pendiri negara dapat menjadi penyebab disintegrasi bangsa dan negara, demikian juga bentuk geografi negara juga dapat
memberikan kontribusi terjadinya insentif untuk dis-integrasi. Hal ini disebabkan
pada bentuk morfologi geografi tertentu bisa menyebabkan satu kelompok
masyarakat menjadi amat terpencil, dan keterpencilannya itulah menimbulkan
yang membuka peluang munculnya insentif untuk memisahkan diri dari
negaranya, seperti misalnya, suku Kurdi, suku Meo, suku Karen yang
kesemuanya tinggal di daerah pengunungan yang amat sulit dijangkau. Dalam
kaitan dengan itu, bentuk negara kepulauan juga berpotensi yang sama. Disini
sekali lagi kita dihadapkan dengan kenyataan bahwa pemahaman yang mendalam

atas kesatuan ruang negara berkaitan erat dengan faktor keamanan dan bahkan
eksistensi negara.
Rasa keterpencilan sebagian masyarakat bangsa dari yang lain atau rasa
tidak diperhatikan oleh pemerintah pusat atau pemerintah daerah pada umumnya
disebabkan oleh ketiadaan sistem sirkulasi yang memadai dan sesuai dengan
kondisi alam setempat. Tanpa adanya sistem sirkulasi yang memadai maka
interaksi dengan anggota masyarakat lainnya atau interaksi dengan petugas dan
pejabat pemerintah sangat langka terjadi.

Keadaan semacam ini terjadi

disepanjang perbatasan Kalimantan dengan Sabah dan Sarawak. Disepanjang


perbatasan tersebut masyarakat Dayak lebih mudah berinteraksi dengan anggota
masyarakat diseberang perbatasan sehingga terjalinlah rasa kedekatan terhadap
mereka dibandingkan dengan saudara-saudaranya di wilayah R.I. Apabila hal
semacam ini tidak segera diatasi maka lama kelamaan masyarakat Dayak
warganegara R.I akan lebih berpaling secara psikologis, sosiologis dan bahkan
mungkin juga politis kepada seberang perbatasan negara. Bila hal ini terjadi
maka seakan-akan batas negara (boundary) bergeser ke dalam wilayah R.I., dan
terjadilah batas imajiner yang berupa batas pengaruh asing terhadap wilayah R.I.
Batas imajiner tersebut dinamakan frontier.
Bila frontier tidak segera diatasi maka ia dapat menjadi masalah politik
antar negara manakala masyarakat setempat ingin bergabung dengan negara
tetangga.
Frontier terjadi oleh berbagai sebab atau dorongan, misalnya saja
dorongan politik, ekonomi, atau sosial budaya. Oleh karena itu kesadaran akan

kemungkinan terjadinya frontier harus selalu dihidupkan, terutama bagi negara


kita yang memiliki konfigurasi geografis yang sangat menantang.
Kesadaran tersebut antara lain akan dapat diwujudkan melalui program
angkutan udara dan laut perintis, program relokasi suku terasing, program
pengembangan kawasan pertumbuhan ekonomi dengan negara tetangga dan
sebagainya. Kesemua program tersebut pada intinya menciptakan kesejahteraan,
jaminan

rasa

aman,

dan

menghilangkan

rasa

ketersampingan

atau

terimajinalisasikan baik secara politik dan sosiologis.


Pada akhirnya pembinaan tata kehidupan nasional memerlukan kesadaran
akan ruang, yang untuk sementara ini hingga tahun 2000, hal itu belum terasa di
Indonesia.
Setiap

bangsa

dalam

rangka

mempertahankan

kehidupannya,

eksistensinya dan untuk mewujudkan cita- cita serta tujuan nasionalnya yang
salah satunya untuk meningkatkan pembangunan ekonomi Indonesia perlu
memiliki pemahaman tentang geopolitik dan dalam implementasikannya
diperlukan suatu strategi yang bersifat nasional, dan hal inilah yang disebut
sebagai Geostrategi. Mapping global strategy ke depan sangat diperlukan bagi
setiap bangsa, dan bagi bangsa Indonesia wawasan Nusantara merupakan suatu
konsep nasional dan ilmu Geopolitik mengenai persatuan dan kesatuan dalam
berbagai bidang kehidupan, sebagai perekat bangsa Indonesia dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Geostrategi ?
2. Apa pengertian Ketahanan Nasional?
3. Apa pengertian Pembangunan Ekonomi ?
4. Apa upaya- upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan Pembangunan
Ekonomi Indonesia?
5. Bagaimana peranan Geostrategi dalam meningkatkan pembangunan ekonomi
Indonesia ?

C. Tujuan Makalah
Makalah ini disusun untuk mengetahui dan mendeskripsikan :
1. Untuk mengetahui Geostrategi dan berbagai ruang lingkup kajiannya.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara meningkatkan Pembangunan Ekonomi
Indonesia.
3. Untuk mengetahui

peranan

Geostrategi

dan

hubungannya

dalam

meningkatkan pembangunan ekonomi Indonesia.


4. Makalah ini bertujuan agar dimengerti dan

dimanfaatkan

dalam

penyelenggaraan kehidupan nasional suatu bangsa.

D. Kegunaan Makalah
Penulis mengungkapkan permasalahan dalam makalah ini di harapkan
dapat memberikan manfaat.
1. Bagi penulis

a. Sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep keilmuan tentang


masalah yang dibahas.
b. Sebagai motivasi untuk memiliki kesadaran akan pemahaman mengenai
konsef Geostrategi Indonesia.
2. Bagi pembaca
a. Makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan.
b. Sebagai motivasi untuk lebih kreatif dalam upaya meningkatkan
Pembangunan Ekonomi Indonesia dengan Geostrategi.
E. Prosedur Makalah
Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah
pengumpulan data secara studi pustaka dengan cara membaca buku-buku dan
sumber penting lainnya.

BAB II
GEOSTRATEGI DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN EKONOMI
INDONESIA

A. Geostrategi
1. Pengertian Geostrategi
Geostrategi merupakan strategi dalam memanfaatkan kondisi geografi negara
untuk menentukan tujuan , kebijakan. Geostrategi merupakan pemanfaatan lingkungan

untuk mencapai tujuan politik. Geostrategi juga merupakan metode mewujudkan cita-cita
proklamasi.
Geostrategi juga untuk mewujudkan, mempertahankan integrasi bangsa dalam
masyarakat majemuk dan heterogen. Geostrategi Indonesia adalah merupakan strategi
dalam

memanfaatkan

konstelasi

geografi

negara

Indonesia

untuk

menetukan

kebijakan,tujuan dan sarana-sarana untuk mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia


Geostrategi menurut bahasa berasal dari kata geo dan strategi. Geografi merujuk
pada ruang hidup nasional wadah atau tempat hidupnya bangsa dan Negara Indonesia.
Strategi diartikan sebagai ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk
melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam keadaan perang maupun damai. Strategi
biasanya menjangkau masa depan, sehingga pada umumnya strategi disusun secara
bertahap dengan memperhitungkan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dengan
demikian Geostrategi adalah perumusan strategi nasional dengan memperhitungkan
kondisi dan konstelasi geografi sebagai faktor utamanya. Disamping itu dalam
merumuskan strategi perlu pula memperhatikan kondisi sosial, budaya, penduduk,
sumber daya alam, lingkungan regional maupun internasional. Geostrategi Indonesia
merupakan strategi dalam memanfaatkan konstelasi geografi Negara Indonesia untuk
menentukan kebijakan, tujuan sarana-sarana untuk mencapai tujuan nasional Indonesia.
Geostrategi Indonesia memberikan arahan tentang bagaimana merancang strategi
pembangunan guna mewujudkan masa depan yang lebih baik, aman dan sejahtera.
Geostrategi diartikan sebagai metode atau aturan- aturan untuk mewujudkan citacita dan tujauan melalui proses pembangunan yang memberikan arahan tentang
bagaimana membuat strategi pembangunan dan keputusan yang terukur dan terimajinasi

guna mewujudkan masa depan yang lebih baik, lebih aman, dan bermartabat. Sir Balford
Mackinder (1861- 1974) guru besar Geostrategi Universitas London teori yang
dikembangkannya

tentang

geostrategi

continental,

merupakan

teori

yang

dikembangkan atau digunakan oleh Negara-negara maju maupun Negara-negara


berkembang (SuraDinata, 2005:10)
Bagi bangsa Indonesia Geostrategi diartikan sebagai metode untuk mewudkan
cita-cita Proklamasi, sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945, melalui
proses pembangunan nasional. Karena tujuan itulah maka hal itu sebagai pegangan
bahkan doktrin pembangunan dan hal ini lazim disebut sebagai suatu ketahanan nasional
Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan setelah alinea III tentang pernyataan
Proklamasi,..Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraann umum mencerdaskan kehidupan
bangsa.. Pernyataan dalam pembukaan UUD 1945 tersebut sebagai landasan
fundamental Geostrategi Indonesia. Hal ini sejalan dengan kedudukan pembukaan UUD
1945 dalam Negara Indonesia merupakan sesuatu dasar fundamental Negara, atau dalam
ilmu hokum disebut sebagai staatsfundamentalnorm, atau pokok kaidah Negara yang
fundamental, yang merupakan sumber hokum dasar Negara.
Berdasarkan pengertian tersebut maka berkembangnya Geostrategi Indonesia
sangat terkait erat dengan hakikat terbentuknya bangsa Indonesia yang terbentuk dari
berbagai etnis, suku, ras, golongan, agama, bahkan terletak dalam territorial yang
terpisahkan oleh pulau- pulau dan lautan. Selain itu hal tersebut terwujud karena danya
proses sejarah, nasib serta tujuan untuk mencapai martabat kehidupan yang lebih baik.

Dengan kata lain perkataan menurut Notonagoro terbentuknya bangsa Indonesia


merupakan proses persatuan Monopluralis. Oleh karena itu prinsip- prinsip
nasionalisme Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Kesatuan sejarah, yaitu bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang dalam suatu
proses sejarah, sejak zaman pra-sejarah, sriwijaya, majapahit, sumpah pemuda
28 oktober 1928 dan sampai proklamasi 17 agustus 1945, dan kemudian
membentuk bangsa dan Negara Indonesia
b. Kesatuan nasib, yaitu segenap unsure bangsa berada dalam suatu proses sejarah
yang sama dan mengalami nasib yang sama, yaitu dalam penderitaan
penjajahan dan kebahagiaan bersama.
c. Kesatuan kebudayaan, yaitu beraneka ragam kebudayaan tumbuh dan
berkembang dan secra bersama- sama membentuk puncak- puncak
kebudayaan Indonesia.
d. Kesatuan wilayah, yaitu segenap unsure bangsa Indonesia berdiam di segenap
wilayah territorial yang dalam wujud berbagai pulau, dengan lautannya,
namun merupakan satu kesatuan wilayah tumpah darah Negara dan bangsa
Indonesia.
e. Kesatuan asas kerohanian, yaitu adanya kesatuan ide, tujuan, cita- cita dan
nilai kerohanian yang secara keseluruhan tersimpul dalam dasar filosofis
Negara Indonesia Pancasila ( Notonagoro, 1975:106).
Berbeda dengan prinsip- prinsip Geostrategi yang dikembangkan oleh Rudolf
Kjelle, Karl Haushoffer, Frederich Ratzel yang mengembangkan Geostrategi demi
kepentingan militer, bagi bangsa Indonesia Geostrategi dikembangkan demi tujuan dan

bangsa Negara Indonesia yang bersifat mulia, yaitu kesejahteraan dalam kehidupan
bersama.
Oleh karena itu Geostrategi Indonesia sebagai suatu cara atau metode dalam
memanfaatkan segenap konstelasi Geografi Negara Indonesia dalam menentukan
kebijakan, arahan serta sarana- sarana dalam mencapai tujuan seluruh bangsa dengan
berdasar asas kemanusiaan dan keadilan social. Dapat pula dikatakan bahwa Geostrategi
Indonesia adalah memanfaatkan segenap kondisi geografi Indonesia untuk tujuan politik
dan hal itu secara rinci dikembangkan dalam pembangunan nasional ( Kihat Suradinata,
2005:33; armawi, 2005:1).
Berdasarkan pengertian tersebut di atas, maka Geostrategi Indonesia diperlukan
dan dikembangkan untuk mewujudkan dan mempertahankan integritas bangsa dan
wilayah tumpah darah negara Indonesia, maka Geostrategi Indonesia dirumuskan dalam
bentuk ketahanan nasional.
1. 1. Penjelasan Istilah
a. Geostrategi : suatu strategi dalam memanfaatkan kondisi lingkungan untuk
mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional;
b. Sistem kehidupan nasional adalah himpunan berbagai kelemba-gaan hidup
bangsa sebagai sistem (ipoleksosbudhankam) seba-gai subsistem yang
dilengkapi dengan norma, nilai dan aturan;
c. Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis suatu bangsa berisi keuletan,
ketangguhan yang mengandung kemampuan mengem-bangkan kekuatan
nasional dalam menghadapi ancaman baik datang dari luar maupun dari
dalam.

d. Cita-cita nasional kondisi yang lebih cerah dimasa depan sesuai dengan
keinginan luhur yang terkandung dalam falsafah bangsa.
e. Kepentingan nasional dari aspek keamanan dan kesejahteraan
Kepentingan nasional adalah kepentingan bangsa dan negara untuk mewujudkan
stabilitas nasional bidang politik, sosial budaya dan pertahanan keamanan.
Pembangunan nasional adalah semua kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh
negara atau pemerintah yang bertujuan un-tuk mengadakan pembangunan fisik, sikap
mental dan moderni-sasi pemikiran bagi seluruh bangsa dan rakyat Indonesia.
a. keamanan adalah suatu kondisi yang dirasakan oleh masyarakat, mengenai
ketenteraman,

ketertiban,

keselamatan

dan

kemampu-an

untuk

mengadakan pertahanan.
b. Kesejahteraan adalah suatu kondisi yang didapat oleh masyarakat dimana
terdapat rasa kecukupan, kecerdasan, kesehatan, ketaq-waan dan
kemudahan untuk mendapatkan fasilitas pelayanan.
2. Konsepsi Geostrategi
a. Suatu strategi memanfaatkan kondisi geografi Negara dalam menentukan
kebijakan, tujuan, sarana untuk mencapai tujnas (pemanfaatan kondisi
lingkungan dalam mewujudkan tujuan politik).
b. Geostrategi Indonesia diartikan pula sebagai metode untuk mewujudkan
cita-cita proklamasi sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan
dan UUD 1945.

c. Ini diperlukan untuk mewujudkan dan mempertahankan integrasi bangsa


dalam masyarakst majemuk dan heterogen berdasarkan Pembukaan dan
UUD 1945.
d. Geostrategi Indonesia dirumuskan dalam wujud Ketahanan Nasional.
Geostrategi Indonesia tiada lain adalah ketahanan nasional.
e. Ketahanan Nasional merupakan kondisi dinamik suatu bangsa yang berisi
keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional, di dalam menghadapi dan mengatasi
segala AGHT baik yang datang dari luar maupun dari dalam yang
langsung maupun tidak langsung membahayakan integritas, identitas,
kelangsungan hidup bangsa dan Negara serta perjuangan mengejar tujuan
nasional.
f. Tannas diperlukan bukan hanya konsepsi politik saja melainkan sebagai
kebutuhan dalam menunjang keberhasilan tugas pokok pemerintah, seperti
Law and order, Welfare and prosperity, Defence and security, Juridical
justice and social justice, freedom of the people.
g. Menggunakan kerangka pikir Pancasila yang komprehensif-integral,
dalam IPTEK dikenal dengan pemikiran kesisteman. Sedangkan sub
sistemnya berupa aspek kekuatan alamiah dan aspek kekuatan sosial.
h. Dalam pengaturan dan penyelenggaraan negara (kehidupan nasional)
masalah keamanan dan kesejahteraan ibarat sebagai sebuah koin. Satu sisi
merupakan gambaran kesejahteraan, sisi yang lain adalah gambaran
keamanan.

i. Ketahanan Nasional merupakan integrasi dari ketahanan masing-masing


aspek kehidupan sosial. Ketahanan Nasional sebagai Geostrategi
Indonesia sebagai Ketahanan Nasional merupakan kondisi dinamis yang
harus diwujudkan oleh suatu negara dan harus dibina secara dini, terusmenerus, dan sinergis dengan aspek-aspek kehidupan bangsa yang lain.
Tentu saja ketahanan Negara tidak semata-mata tugas Negara sebagai
institusi apalagi pemerintah. Ketahanan.

Geostrategi Indonesia diwujudkan melalui konsep Ketahanan Nasional yang


bertumbuh pada perwujudan kesatuan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan
pertahanan keamanan. Dengan mengacu pada kondisi geografi bercirikan maritim, maka
diperlukan strategi besar (grand strategy) maritim sejalan dengan doktrin pertahanan
defensif aktif dan fakta bahwa bagian terluar wilayah yang harus dipertahankan adalah
laut. Implementasi dari strategi maritim adalah mewujudkan kekuatan maritim (maritim
power) yang dapat menjamin kedaulatan dan integritas wilayah dari berbagai ancaman.
Selain itu beberapa konsep mengenai Geostrategi yaitu:
a. Suatu strategi memanfaatkan kondisi geografi Negara dalam menentukan
kebijakan, tujuan, sarana utk mencapai tuj-nas (pemanfaatan kondisi
lingkungan dalam mewujudkan tujuan politik).
b. Geostrategi Indonesia diartikan pula sebagai metode untuk mewujudkan
cita-cita proklamasi sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan
dan UUD 1945.

c. Ini diperlukan utk mewujudkan dan mempertahankan integrasi bangsa


dalam masyarakst majemuk dan heterogen berdasarkan Pemb dan UUD
1945.
d.

Geostrategi Indonesia dirumuskan dalam wujud Ketahanan Nasional.

e. Geostrategi Indonesia tiada lain adalah ketahanan nasional.


f.

Ketahanan Nasional mrpk kondisi dinamik suatu bangsa yang berisi


keuletan

dan

ketangguhan

yang

mengandung

kemampuan

mengembangkan kekuatan nasional, di dalam menghadapi dan mengatasi


segala ATHG baik yang datang dari luar maupun dari dalam, yang
langsungg maupun tidak langsug membahayakan integritas, identitas,
kelangsungan hidup bangsa dan Negara serta perjuangan mengejar tujuan
nasional.
g. Tannas diperlukan bukan hanya konsepsi politik saja melainkan sebagai
kebutuhan dalam menunjang keberhasilan tugas pokok pemerintah, seperti
Law and order, Welfare and prosperity, Defence and security, Juridical
justice and social justice, freedom of the people. Konsepsi dasar Ketahan
Nasional Model Astagatra merupakan perangkat hubungan bidang
kehidupan manusia dan budaya yang berlangsung diatas bumi degan
memanfaatkan segala kekayaan alam. Terdiri 8 aspek kehidupan
nasional. :
1). Tiga aspek (tri gatra) kehidupan alamiah, yaitu :
a). Gatra letak dan kedudukan geografi
b). Gatra keadaan dan kekayaan alam

c). Gatra keadaan dan kemampuan penduduk


2). Lima aspek (panca gatra) kehidupan sosial, yaitu :
a). Gatra ideologi
b). Gatra Politik
c). Gatra ekonomi
d). Gatra social budaya
e). Gatra pertahanan dan keamanan.
Terdapat hubungan korelatif dan interdependency diantara ke-8 gatra
secara komprehensif dan integral.

Sebagai satu kesatuan negara kepulauan, secara konseptual, Geostrategi Indonesia


diwujudkan melalui konsep Ketahanan Nasional yang bertumbuh pada perwujudan
kesatuan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Dengan
mengacu pada kondisi geografi bercirikan maritim, maka diperlukan strategi besar (grand
strategy) maritim sejalan dengan doktrin pertahanan defensif aktif dan fakta bahwa
bagian terluar wilayah yang harus dipertahankan adalah laut. Implementasi dari strategi
maritim adalah mewujudkan kekuatan maritim (maritime power) yang dapat menjamin
kedaulatan dan integritas wilayah dari berbagai ancaman. Terdapat hubungan geopolitik
dan Geostrategi dalam astra gatra.
Komponen strategi astra gatra.
TRI GATRA (tangible) bersifat kehidupan alamiah

a. Letak geografi Negara.

b. Keadaan dan kekayaan alam (flora, fauna, dan mineral baik yang di
atmosfer, muka maupun perut bumi) dikelola denga dasar 3 asas: asas
maksimal, lestari, dan daya saing.

c. Keadaan dan kemampuan penduduk (jumlah, komposisi, dan distribusi)


Pancagatra. (itanggible) kehidupan sosial
IDEOLOGI Value system
POLITIK Penetapan alokasi nilai di sektor pemerintahan dan
kehidupan pololitik masyarakat. sistem politik harus mampu memenuhi
lima fungsi utama:
Usaha mempertahankan pola, struktur, proses politik
Pengaturan & penyelesaian pertentangan / konflik
Penyesuaian dengan perubahan dalam masyarakat
Pencapaian tujuan
Usaha integrasi
EKONOMI (SDA, Tenaga kerja, Modal, Teknologi)
SOSBUD (Tradisi, Pendidikan, Kepemimpinan nasional, Kepribadian
nasional )
a. Doktrin
b. Wawasan Nasional
c. Sistem pertahanan keamanan
d. Geografi
e. Manusia
f. Integrasi angkatan bersenjata dan rakyat

g.

Material

h. Ilmu pengetahuan dan teknologi


i.

Kepemimpinan

j. Pengaruh luar negeri.

3. Perkembangan Konsep Geostrategi Indonesia


Pada awalnya perkembangan Geostrategi Indonesia digagas oleh Sekolah Staf dan
Komando Angkatan Darat (SSKAD) Bandung pada tahun 1962. isi konsepnya yaitu
pentingnya pengkajian terhadap perkembangan lingkungan strategi di kawasan Indonesia
yang ditandai dengan meluasnya pengaruh komunis. Sehingga pada saat itu, Geostrategi
Indonesia dimaknai sebagai strategi untuk mempertahankan, mengembangkan dan
membangun kemampuan territorial dan kemampuan gerilyawan untuk menghadapi
ancaman komunis di Indocina.
Pada tahun 1965-an Lembaga Ketahanan Nasional mengembangkan konsep
Geostrategi Indonesia yaitu untuk mengembangkan keuletan dan daya tahan, kekuatan
nasional untuk menghadapi dan menangkal ancaman, tantangan, hambatan serta
gangguan yang bersifat internal maupun eksternal.
Sejak tahun 1972, Lembaga Ketahanan Nasional terus melakukan pengkajian
tentang Geostrategi Indonesia yang lebih sesuai dengan konstelasi Indonesia sehingga
Geostrategi Indonesia dibatasi sebagai metode untuk mengembangkan potensi ketahanan

nasional dengan pendekatan kemanan dan kesejahteraan guna menjaga identitas


kelangsungan serta integrasi nasional agar tujuan nasional dapat tercapai.
Terhitung mulai tahun 1974, Geostrategi Indonesia ditegaskan wujudnya dalam
bentuk rumusan ketahanan nasional sebagai kondisi, metode dan doktrin dalam
pembangunan nasional.
4. Ketahanan Nasional
Negara Indonesia sebagai suatu Negara memiliki letak geografis yang sangat
strategis di Asia Tenggara. Oleh karena itu di kawasan Asia Tenggara, Indonesia memiliki
posisi yang sangat penting, sehingga tidak menutup kemungkinan di era global dewasa
ini menjadi perhatian banyak Negara di dunia, berdasarkan peranan dan posisi Negara
Indonesia, maka tidak menutup kemungkinan akan merupakan ajang perebutan
kepentingan kekuatan transnasional. Oleh karena itu sebagai suatu Negara, Indonesia
harus memperhatikan dan mengembangkan ketahanan nasional.
a.

Pengertian Ketahanan Nasional


Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang terdiri atas

ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan


nasional dalam menghadapi segala macam dan bentuk ancaman, tantangan,
hambatan dan gangguan baik yang datang dari dalam maupun luar, secara langsung
maupun yang tidak langsung yang mengancam dan membahayakan integritas,
identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan dalam
mewujudkan tujuan perjuangan nasional.

Ketahanan nasional sebagai istilah sebenarnya belum lama dikenal. Istilah


ketahanan nasional mulai dikenal dan dipergunakan pada permulaan tahun 1960-an.
Istilah ketahanan nasional untuk pertama kali dikemukakan oleh Presiden Pertama
Republik Indonesia Soekarno. Kemudian pada tahun 1962 mulai diupayakan secara
khusus untuk mengembangkan gagasan ketahanan nasional di sekolah staf dan komando
Angkatan Darat Bandung (Armawi, 2005:2).
Pengertian Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa, yang
berisi keuletan dan ketangguhan, yang mengandung kemampuan mengembangkan
kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman, gangguan,
hambatan, dan tantangan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam negeri, yang
langsung maupun tidak langsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan
hidup bangsa dan Negara serta perjuangan dalam mengejar tujuan nasional Indonesia
(Suradinata, 2005:47)
b. Pengertian konsepsi ketahanan nasional
Konsepsi ketahanan nasional adalah keseimbangan dan keserasian dalam
kehidupan sosial melingkupi seluruh aspek kehidupan secara utuh menyeluruh
berlandaskan falsafah bangsa, ideologi negara, konstitusi dan wawasan nasional
dengan metode astagatra. Konsepsi ketahanan nasional ini merupakan saran unutuk
mewujudkan ketahanan nasional.
Secara konseptual, ketahanan nasional suatu bangsa dilatarbelakangi oleh:

Kekuatan apa yang ada pada suatu bangsa dan Negara sehingga ia
mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Kekuatan apa yang harus dimiliki oleh suatu bangsa dan Negara
sehingga ia selalu mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya,
meskipun mengalami berbagai gangguan, hambatan dan ancaman baik
dari dalam maupun dari luar.
Ketahanan atau kemampuan bangsa untuk tetap jaya, mangandung
makana keteraturan (regular) dan stabilitas, yang di dalamnya
terkandung potensi untuk terjadinya perubahan (the stability idea of
changes) (Usman, 2003:5).
Konsepsi dasar Ketahanan Nasional Astragatra, model ini merupakan perangkat
hubungan bidang kehidupan manusia dan budaya yang memanfaatkan kekayaan
alam. Astragatra terdiri dari:
Trigatra, yaitu :
Gatra letak dan kedudukan geografi
Gatra keadaan kekayaan alam (Pengelolaan SDA : asas maksimal, asas
lestari, asas daya saing )
Gatra keadaan dan kemampuan penduduk
Pancagatra yaitu:
Gatra ideology
Gatra Politik
Gatra Ekonomi (faktor mempengaruhi ketahanan ekonomi sumber
kekayaan alam, tenaga kerja, modal, teknologi)

Gatra Sosial budaya (Faktor yang mempengaruhi ketahanan sosial,


tradisi, pendidikan, kepemimpinan nasional, keperibadian nasional)
Gatra Pertahanan dan Keamanan (Faktor yang mem pengaruhi: doktrin,
wawasan nasional, sistem hankam, geografi, Manusia, integrasi
angkatan bersenjata dengan rakyat, material maksudnya sinkronisasi
industri pertahanan dengan industri sipil, IPTEK, kepemimpinan,
pengaruh luar negeri)

Berdasarkan konsep pengertiannya maka yang dimaksud dengan Ketahanan


adalah suatu kekuatan yang membuat suatu bangsa dan Negara dapat bertahan, kuat
menghadapi ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan. Konsekuensinya suatu
ketahanan harus disertai dengan keuletan, yaitu suatu usaha secara terus- menerus secra
giat dan berkemauan keras menggunakan segala kemampuan dan kecakapan untuk
mencapai tujuan dan cita- cita nasional. Identitas merupakan ciri khas suatu Negara
dilihat sebagai suatu totalitas, yaitu sutau Negara yang dibatasi wilayah, penduduk,
sejarah, pemerintahan, dan tujuan nasionalnya, serta peranan yang dimainkan di dunia
internasional. Adapun pengertian lain yang berkaitan dengan integritas adalah kesatuan
yang menyeluruh dalam kehidupan bangsa, baik social maupun alamiah, potensial
ataupun tidak potensial.
Konsepsi Ketahanan Nasional dapat pula dipandang sebgai sutau pilihan atau
alternative dan konsepsi tentang kekuatan nasional (national power), yang biasanya
dianut oleh Negara- Negara besar di dunia. Konsepsi tentang kekuatan nasional bertumpu
pada kekuatan, terutama bertumpu pada kekuatan fisik militer dengan politik

kekuasaannya (power politics), sedangkan ketahanan nasional tidak semata- mata


mengutamakan kekuatan fisik, melainkan memanfaatkan daya dan kekuatan lainnya pada
suatu bangsa. Ketahanan nasional pada hakikatnya merupakan suatu konsepsi dalam
pengaturan dan penyalenggaraan kesejahteraan dan kemakmuran serta pertahanan dan
keamanan di dalam kehidupan nasional. Untuk dapat mencapai tujuan nasional suatu
bangsa harus mempunyai kekuatan, kemampuan, daya tahan dan keuletan.
Pengertian tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan:

Tantangan adalah suatu hal/upaya yang bersifat/bertujuan menggugah


kemampuan.
Ancaman adalah suatu hal/upaya yang bersifat/bertujuan mengubah dan
merombak kebijaksanaan yang dilandaskan secara konsepsional.

Hambatan adalah suatau hal yang bersifat melemahkan atau


menghalangi secara tidak konsepsional yangberasal dari dalam.

Gangguan adalah hambatan yang berasal dari luar.

c. Ciri-ciri Ketahanan Nasional

Merupakan kondisi sebagai prasyarat utama bagi negara berkembang

Difokuskan

untuk

mempertahankan

kelangsungan

hidup

dan

mengembangkan kehidupan.

Tidak hanya untuk pertahanan, tetapi juga untuk menghadapi dan


mengatasi tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan, baik yang
datang dari luar maupun dari dalam, baik secara langsung maupun tidak.

Didasarkan pada metode astagrata; seluruh aspek kehidupan nasional


tercermin dalam sistematika astagarata yang terdiri atas 3 aspek alamiah
(trigatra) dan lima aspek sosial (pancagatra).

Berpedoman pada wawasan nasional. Wawasan nusantara merupakan cara


pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Wawasan nusantara juga
merupakan

sumber

utama

dan

landasan

yang

kuat

dalam

menyelenggarakan kehidupan nasional sehingga wawasan nusantara dapat


disebut sebagai wawasan nasional dan merupakan landasan ketahanan
nasional.
d. Hakikat Ketahanan Nasional
Kemampuan

dan

ketangguhan

suatu

bangsa

untuk

dapat

menjamin

kelangsungan hidupnya menuju kejayaan bangsa dan negara. Ketahanan nasional


mengandung makna keutuhan semua potensi yang terdapat dalam wilayah nasional,
baik fisik maupun sosial , sehingga kelemahan dari satu aspek akan mempengaruhi
yang lain . Ketahanan nasional merupakan interaksi positif dari semua gatra
kehidupan nasional yang terkandung dalam astagatra.
e. Sifat-sifat Ketahanan Nasional

Manunggal artinya antara trigatra dan panca gatra, tidak campur aduk
melainkan serasi, seimbang dan harmonis.

Integratif artinya mengandung pengertian segenap aspek kehidupan


kebangsaan dalam hubungannya dengan lingkungan sosialnya, lingkungan
alam dan suasana ke dalam saling mengadakan penyesuaian yang selaras
dan serasi.

Mawas ke dalam artinya Ketahanan Nasional terutama diarahkan kepada


diri bangsa dan Negara itu sendiri, untuk mewujudkan hakikat dan sifat
nasional.

Kewibawaan artinya Ketahanan Nasional sebagai hasil pandangan yang


bersifat integrative mewujudkan suatu kewibawaan nasional serta
memiliki deterrent effect, yang harus diperhitungkan pihak lain, dan
menjaga harkat dan martabat bangsa dan negara sebagai daya pencegah
dan penangkalan.

Berubah menurut waktu yaitu ketahanan nasional pada hakikatnya tidak


bersifat tetap, melainkan sangat dinamis. Katahanan nasional dapat
meningkat atau bahkan dapat juga menurun dan hal itu tergantung pada
situasi dan kondisi.

Tidak membenarkan adanya adu kekuasaan atau adu kekuatan.

Percaya pada diri sendiri. (self Confidence).

Tidak tergantung pada pihak lain (self Relience) yaitu ketahanan


nasional dikembangkan atas dasar kemampuan diri sendiri.

f. Asas- asas Ketahanan Nasional

1. Kesejahteraan dan keamanan

2. Komprehensif Integral (Menyeluruh Terpadu)


3. Mawas kedalam dan keluar
4. Kekeluargaan

g. Ketahanan Nasional sebagai Kondisi


Ditinjau dari segi sifatnya maka sebenarnya konsepsi ketahanan nasional tersebut
bersifat objektif dan umum, oleh karena itu secra teoretis dapat diterapkan di Negara
manapun juga dalam hubungan dengan penerapan konsepsi tersebut factor situasi dan
kondisi Negara sangat menentukan. Oleh karena itu meskipun secara konsepsional
sama, namun karena situasi dan kondisi Negara berbeda- beda, maka wujud
ketahanan nasionalpun akan berbeda- beda pula.
Kondisi Ketahanan Nasional Indonesia, adalah kondisi dinamis bangsa dan
Negara Indonesia. Sesuai dengan konsepsi Ketahanan Nasional, maka kondisi
tersebut mengandung suatu kemampuan untk menyusun kekuatan yang dimiliki oleh
bangsa Indonesia. Kekuatan ini diperlukan untuk mengatasi dan menanggulangi
berbagai bentuk ancaman yang ditujukan terhadap bangsa Indonesia.
Dalam

hubungannya

dengan

Ketahanan

nasional

Indonesia

dengan

memperhatikan berbagai bahaya yang mengancam serta situasi dan kondisi dalam
Negara Indonesia, maka ditentukan strategi untuk mempertahankan kelangsungan
hidup Negara Indonesia. Bagi bangsa Indonesia bahaya yang mengancam dapat
berupa suversi dan infiltrasi terhadap semua bidang kehidupan masyarakat, serta
adanya kelemahan- kelemahan yang inheren dengan suatu masyarakat majemuk yang

sedang

membangun,

maka

strategi

yang

dipilih

adalah

strategi

untuk

mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan Negara Indonesia, maka cara yang
dipilih adalah dengan mematapkan ketahanan nasional. Strategi ini detentukan
berdasar pengalaman sendiri, yang kemudian dioalah dan disistematisir hingga
menjadi doktrin. Demikianlah maka ketahanan suatu bangsa adalah merupakan suatu
persoalan universal, sedang cara dan strategi yang ditentukan berbeda- beda. Terdapat
berbagai istilah misalnya strategy of interdependence, strategy of limited war,
sedangkan bagi bangsa Indonesia dikembangkan konsepsi strategi ketahanan nasional
(Suradinata, 2005:50).

5. Pengaruh Aspek Ketahanan Nasional terhadap Kehidupan Berbangsa dan


Bernegara
Ketahanan nasional merupakan gambaran dari kondisi sistem (tata)
kehidupan nasional dalam berbagai aspek pada saat tertentu. Tiap-tiap aspek
relatif berubah menurut waktu, ruang dan lingkungan terutama pada aspek-aspek
dinamis sehingga interaksinya menciptakan kondisi umum yang sulit dipantau
karena sangan komplek.
Konsepsi ketahanan nasional akan menyangkut hubungan antar aspek
yang mendukung kehidupan, yaitu:
1. Aspek alamiah (Statis)
a. Geografi
b. Kependudukan

c. Sumber kekayaan alam


2. Aspek sosial (Dinamis)
a. Ideologi
b.

Politik

c. Ekonomi
d.

Sosial budaya

e. Ketahanan Keamanan

6. Pengaruh Aspek Ideologi

Ideologi berasal dari kata idea yang berarti ilmu. Kata idea berasal
dari bahasa Yunani eidos yang berarti bentuk. Di samping itu ada kata idein
yang berarti melihat. Maka secara harafiah, ideology berarti ilmu tentang
pengertian- pengertian dasar. Dalam pengertian sehari- hari, kata idea disamakan
artinya dengan cita- cita yang bersifat tetap yang harus dicapai, sehingga cita- cita
yang bersifat tetap itu sekaligus merupakan suatu dasar, pandangan, faham.
Ideologi adalah Suatu sistem nilai yang merupakan kebulatan ajaran yang
memberikan motivasi.
Dalam Ideologi terkandung konsep dasar tentang kehidupan yang dicitacitakan oleh bangsa. Keampuhan ideologi tergantung pada rangkaian nilai yang

dikandungnya yang dapat memenuhi serta menjamin segala aspirasi hidup dan
kehidupan manusia. Suatu ideologi bersumber dari suatu aliran pikiran/falsafah
dan merupakan pelaksanaan dari sistem falsafah itu sendiri.
a. Ideologi Dunia
I.

Liberalisme(Individualisme)
Negara adalah masyarakat hukum (legal society) yang disusun atas

kontrak semua orang (individu) dalam masyarakat (kontraksosial). Liberalisme


bertitik tolak dari hak asasi yang melekat pada manusia sejak lahir dan tidak dapat
diganggu gugat oleh siapapun termasuk penguasa terkecuali atas persetujuan dari
yang bersangkutan. Paham liberalisme mempunyai nilai-nilai dasar (intrinsik)
yaitu kebebasan kepentingan pribadi yang menuntut kebebasan individu secara
mutlak. Tokoh: Thomas Hobbes, John Locke, J.J. Rousseau, Herbert Spencer,
Harold J. Laski.
Paham Liberalisme berkembang dari akar- akar rasionalisme yaitu paham
yang mendasarkan pada rasio sebagi sumber kebenaran tertinggi, materialisme
yang meletakan materi sebagai nilai tertinggi, empirisme yang emndasarkan atas
kebenaran fakta empiris ( yang dapat ditangkap indra manusia ), serta
individualisme yang meletakkan nilai dan kebebasan individu sebagai nilai
tertinggi sebagai dalam segala aspek kehidupan.
Dalam kaitannya dengan ketahanan, ideology haruslah dipahami dan
terlebih lagi demokrasi dalam suatu Negara sebenarnya tidak hanya menyangkut
masalah politik saja melainkan juga demokrasi, ekonomi, social, budaya, ilmu
pengetahuan bahkan kehidupan keagamaan atau kehidupan religius (kaelan,

2001). Atas dasar itulah maka sifat , karakter bangsa sering menimbulkan gejolak
dalam penerapan demokrasi.
Pengaruh yang cukup kuat dari ideology Liberal terhadap ketahanan
ideology bangsa Indonesia adalah konsepnya mengenai hakikat masyarakat sipil
atau civil society yang seakan- akan berbeda da terpisah dari Negara. Hal
sebenarnya berkaitan erat dengan hakikat konsef Negara sebagai organisasi
kemasyarakatan dalam mewujudkan suatu cita- cita bersama. Dalam masalah ini
terdapat dua sudut pandang berbeda yang sering digunakan dala memahami
pengertian dan eksistensi masyarakat sipil.
Pertama, perspektif yang

melihat

posisi Negara sebagai yang

mengungguli masyarakat sipil. Perspektif ini sering digunakan sebagai dasar pijak
untuk menjelaskan keadaan politik dalam suatu Negara yang menerapkan system
otoritarianisme.
Kedua, perspektif yang melihat adanya otonomi dari masyarakat di luar
Negara dan yang harus diperjuangkan dalam rangka mengimbangi kekuasaan
Negara..
Selain kedua perspektif tersebut terdapat pula pandangan yang bersifat
eklektis yaitu yang memadukan dua pandangan berbeda tersebut, yaitu
sebenarnya terdapat hubungan yang bersifat fungsional antara Negara dengan
masyarakat sipil. Perspektif ini melihat masyarakat sipil terpeah akibat
kepentingan- kepentingan yang berbeda, yaitu antara sector pribadi dan umum,
antara individu damn masyarakat dan antara kesadaran dan kenyataan. Sementara
Negara dianggap bertugas untuk memberikan pengawasan dan pengaturan social

yang secara kongkrit bekerja, misalnya elakukan pemungutan pajak, pelaksanaan


hukum, peraturan, birokrasi, diplomasi, system keamanandan perang. Dalam
pengertian ini masyarakat dan Negara disatukan oleh hukum dan hak
(Kuntowijoyo, 1997).

II. Komunisme(ClassTheory)

Negara adalah susunan golongan (kelas) untuk menindas kelas


lain. Golongan borjuis menindas golongan proletar (buruh), oleh
karena itu kaum buruh dianjurkan mengadakan revolusi politik
untuk merebut kekuasaan negara dari kaum kapitalis & borjuis,
dalam

upaya

merebut

kekuasaan

mempertahankannya,

komunisme,akan:

Menciptakan situasi konflik untuk mengadu golongan-golongan


tertentu serta menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.

Atheis, agama adalah racun bagi kehidupan masyarakat.

Mengkomuniskan dunia, masyarakat tanpa nasionalisme.

Menginginkan masyarakat tanpa kelas, hidup aman, tanpa


pertentangan, perombakan masyarakat dengan revolusi.

III. PahamAgama
Negara membina kehidupan keagamaan umat dan bersifat spiritual
religius. Bersumber pada falsafah keagamaan dalam kitab suci agama. Negara
melaksanakan hukum agama dalam kehidupan dunia.

b. Ideologi Pancasila
Merupakan tatanan nilai yang digali (kristalisasi) dari nilai-nilai dasar
budaya bangsa Indonesia. Kelima sila merupakan kesatuan yang bulat dan utuh
sehingga pemahaman dan pengamalannya harus mencakup semua nilai yang
terkandung didalamnya.
Ketahanan ideologi diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan ideologi
bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala
tantangan,

ancaman,

hambatan

serta

gangguan

yang

dari

luar/dalam,

langsung/tidak langsung dalam rangka menjamin kelangsungan kehidupan


ideologi bangsa dan negara Indonesia.
Untuk

mewujudkannya

diperlukan

kondisi

mental

bangsa

yang

berlandaskan keyakinan akan kebenaran ideologi Pancasila sebagai ideologi


bangsa dan negara serta pengamalannya yang konsisten dan berlanjut.
Untuk memperkuat ketahanan ideologi perlu langkah pembinaan sebagai berikut:

Pengamalan Pancasila secara obyektif dan subyektif.

Pancasila

sebagai

ideologi

terbuka

perlu

direlevansikan

dan

diaktualisasikan agar mampu membimbing dan mengarahkan kehidupan


masyarakat, bangsa, dan negara.

Bhineka Tunggal Ika dan Wasantara terus dikembangkan dan ditanamkan


dalam masyarakat yang majemuk sebagai upaya untuk menjaga persatuan
bangsa dan kesatuan wilayah.

Contoh para pemimpin penyelenggara negara dan pemimpin tokoh


masyarakat merupakan hal yang sangat mendasar.

Pembangunan seimbang antara fisik material dan mental spiritual untuk


menghindari tumbuhnya materialisme dan sekularisme

Pendidikan moral Pancasila ditanamkan pada anak didik dengan cara


mengintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain.

7. Ketahanan Nasional Bidang Ideologi


Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang memiliki tingkat
keanekaragaman yang tinggi. Sebagaimanan diketahui bersama bahwa bangsa
Indonesia terdiri atas berbagai macam suku bangsa, yang dengan sendirinya
memiliki beraneka ragam budaya masing- masing. Selain itu bangsa Indonesia
juga tersusun atas golongan, agama dan adapt istiadat yang beraneka ragam.
Keadaan demikian ini memiliki dua kemungkinan:
Pertama, Keanekaragaman itu dapat menimbulkan potensi perpecahan,
jikalau unsure- unsure bangsa tidak memiliki wawasan kebersamaan sebgaimana
terkandung dalam ideology pancasila. Oleh karena itu jikalau unsure- unsure

bangsa memiliki wawasan yang sempit maka bukannya tidak mungkin, akan
terjadi perpecahan bangsa atau disintegrasi bangsa. Hal ini Nampak pada kondisi
bangsa pada era reformasi dwasa ini yang sala memahami kebebasan serta
otonomi daerah.
Kedua, keanekaragaman itu justru merupakan suatu khasanah budaya
bangsa yang dapat dikembangkan serta menguntungkan dalam pelbagai
kepentingan, misalnya bidang pariwisata, serta dapat menumbuhkan kebanggaan
nasional serta memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.
Dengan latar belakang keadaan tersebut, terlebih keadaan wilayah yang
terdiri atas berbagai gugusan pulau dan kepulauan besar maupun kecil, maka
diperlukan secara mutlak sarana penangkal ideologis untuk mempersatukan
persepsi, mempersatukan bangsa yaitu pancasila.

a. Konsep Pengertian Ketahanan Ideologi


Sejalan dengan prinsip- prinsip diatas, ketahanan nasional bidang ideology
adalah merupakn suatu kondisi dinamis suatu bangsa berisi keuletan dan
ketangguhan yang mengndung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan
ideology di dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan baik dari luar
Indonesia maupun yang dating dari dalam Negara Indonesia sendiri.
Ideologi adalah suatu perangkat prinsip pengarahan (guiding principles)
yang dijadikan dasar serta memberikan arah dan tujuan untuk dicapai dalam
melangsungkan dan mengembangkan hidup dan kehidupan nasional suatu bangsa
dan Negara. Ideologi memiliki sifat futuristic, artinya mampu memberikan suatu

gambaran masa depan yang ideal ( Sastra Pratedja, 1995:143). Dengan kata lain
perkataan ideology merupakan suatu konsep yang mendalam mengenai kehidupan
yang dicita- citakan.
Selain itu fungsi dasar ideology juga membentuk identitas suatu kelompok
atau bangsa. Ideology juga memiliki kecenderungan untuk menentukan
karakteristik kelompok manusia.

b. Strategi Pembinaan Ketahanan Ideologi

Dalam proses kehidupan berbangsa dan bernegara upaya untuk


meningkatkan ketahanan nasional bidang ideology dipengaruhi oleh system nilai,
artinya kemanfaatan ideology sangtaq bergatung kepada serangkaian nilai yang
terkandung di dalamnya yang dapat memenuhi dan menjamin segala aspirasi
dalam kehidupan masyarakat baik secara pribadi, makhluk social, maupun
sebagai warga Negara sesuai dengan kodrat manusia sebagai makhluk Tuhan
Yang Maha Esa. Pada dasarnya setiap bangsa itu mengembangkan ideologinya
sesuai dengan filsafat hidup atau pandangan hidupnya yaitu suatu system nilai
yang sesuai dengan kepribadian bangsa itu sendiri. Ideologi bagi suatu Negara
merupakan system nilai yang mencakup segenap nilai hidup dan kehidupan

bangsa serta Negara baik bersifat interelasi maupun interdepedensi. Memiliki


suatu ideology yang sempurna dan cocok belum menjamin ketahanan nasional
bangsa tersebut di bidang ideologi.
Secara rinci dalam rangka strategi pembinaan ideology adalah sebagai
berikut:
a. Secara prinsip aktualisasi secara konkrit ideology Negara
Indonesia harus diwujudkan baik dalam bidang kenegaraan
maupun pada setiap warga Negara dalam bermasyarakat.
b. Aktualisasi fungsi ideology sebagai perekat pemersatu bangsa
harus senantiasa ditanamkan kepada semua warga Negara terutama
dalam perwujudan konkrit dalam masyarakat , berbangsa dan
bernegara.
c. Dalam proses reformasi dewasa ini aktualisasi ideology bangsa dan
Negara harus dikembangkan kea rah keterbukaan dan kedinamisan
ideology yang senantiasa mampu mengantisipasi perkembangan
zaman, iptek, peradaban, serta dinamika masyarakat untuk
mencapai cita- cita reformasi.
d. Senantiasa menanamkan dan memantapkan persatuan dan kesatuan
bangsa yang bersumber pada asas kerohanian ideology Pancasila
yang mengakui keanekaragaman.
e. Kalangan elit Negara baik eksekutif, legislative maupun yudikatif
harus mencurahkan kepada cita- cita untuk memperbaiki nasib

pembangunan nasional yang tertuang dalam program- program


pembangunan Negara.
f. Mengembangkan, menanamkan kesadaran bermasyarakat dan
bernegara pada generasi penerus bangsa.
g. Menumbuhkan sikap positif terhadap warga Negara untuk
memiliki kesadaran bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
dengan meningkatkan motivasi dalam pembangunan nasional demi
kesejahteraan seluruh bangsa (Parmono, 1995).

8. Pengaruh aspek politik


a. Aspek Politik Dalam Negeri

Sistem pemerintah berdasarkan hukum, tidak berdasarkan kekuasaan yang


besifat absolut, kedaulatan di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya
oleh MPR sebagai penjelmaan seluruh rakyat

Mekanisme politik memungkinkan adanya perbedaan pendapat, namun


perbedaan pendapat tidak menyangkut nilai dasar sehingga tidak
berseberangan yang dapat menjurus kepada konflik fisik

Kepemimpinan nasional mampu mengakomodasi aspirasi yang hidup


dalam masyarakat dengan tetap berpedoman pada Pancasila, UUD 1945,
dan wawasan nusantara

Komunikasi politik bertimbal balik antara pemerintah dengan masyarakat


dan anatarkelompok atau golongan dalam masyarakat terjalin dengan baik
untuk mencapau tujuan nasional dan kepentingan nasional.

b. Aspek Politik Luar Negeri

Hubungan Luar negeri ditujukan untuk meningkatkan kerjasama


Internasional di berbagai bidang atas dasar sikap saling menguntungkan,
meningkatkan citra positif Indonesia di luar negeri dan memantapkan
persatuan serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Politik luar negeri terus dikembangkan menurut prioritas dalam rangka,


meningkatkan persahabatan dan kerjasama antar Negara berkembang
dengan Negara maju sesuai dengan kemampuan demi kepentingan
nasional.

Citra positif Indonesia terus ditingkatkan dan diperluas antara lain melalui
promosi, peningkatan diplomasi, lobi internasional, pertukaran pemuda,
pelajar, dan mahasiswa serta kegiatan olahraga.

Perkembangan, perubahan dan gejolak dunia terus diikuti dan dikaji


dengan seksama agar dampak negative yang mungkin mempengaruhi
stabilitas nasional dan menghambat kelancaran pembangunan dan
pencapaian tujuan nasional dapat diperkirakan secara dini.

Langkah bersama Negara berkembang dengan industri maju untuk


memperkecil

ketimpangan

dan

mengurangi

ketidakadilan

perlu

ditingkatkan melalui perjanjian perdagangan internasional serta kerjasama


lembaga- lembaga keuangan Internasional.

Perjuangan mewujudkan suatu tatanan dunia baru dan ketertiban dunia


berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social melalui
penggalangan solidaritas.

Peningkatan kualitas SDM perlu dilaksanakan dengan pembenahan system


pendidikan.

9. Pengaruh Aspek Sosial budaya


Sosial adalah Pergaulan hidup manusia dalam bermasyarakat yang
mengandung nilai-nilai kebersamaan, senasib, sepenanggungan, solidaritas yang
merupakan unsur pemersatu.
Budaya adalah Sistem nilai yang merupakan hasil hubungan manusia
dengan cipta rasa dan karsa yang menumbuhkan gagasan-gagasan utama serta
merupakan kekuatan pendukung penggerak kehidupan.
Menurut Koentjaraningrat produk kebudayaan dibedakan atas tiga macam:

Sistem nilai, gagasan- gagasan atau system pemikiran yang bersifat


abstrak yang hanya mampu difahami, dimengerti dan dipikirkan.

Benda- benda budaya

Kehidupan social

Kebudayaan diciptakan oleh faktor organobiologis manusia, lingkungan


alam, lingkungan psikologis, dan lingkungan sejarah.
Dalam setiap kebudayaan daerah terdapat nilai budaya yang tidak dapat
dipengaruhi oleh budaya asing (local genuis). Local genuis itulah pangkal segala
kemampuan budaya daerah untuk menetralisir pengaruh negatif budaya asing.
Kebuadayaan nasional merupakan hasil (resultante) interaksi dari budayabudaya suku bangsa (daerah) atau budaya asing (luar) yang kemudian diterima
sebagai nilai bersama seluruh bangsa. Interaksi budaya harus berjalan secara
wajar dan alamiah tanpa unsur paksaan dan dominasi budaya terhadap budaya
lainnya.
Kebudayaan nasional merupakan identitas dan menjadi kebanggaan
Indonesia. Identitas bangsa Indonesia adalah manusia dan masyarakat yang
memiliki sifat-sifat dasar:

Religius

Kekeluargaan

Hidup seba selaras

Kerakyatan
Wujud ketahanan sosial budaya tercermin dalam kondisi kehidupan sosial

budaya bangsa yang dijiwai kepribadian nasional, yang mengandung kemampuan


membentuk dan mengembangkan kehidupan sosial budaya manusia dan
masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha esa,
bersatu, cinta tanah air, berkualitas, maju dan sejahtera dalam kehidupan yang

serba selaras, serasi dan seimbang serta kemampuan menangkal penetrasi budaya
asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan nasional.
a. Ketahanan Pada Aspek Sosial Budaya
Ketahanan Aspek social budaya adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa
yang berisi keuletan, ketangguhan dari kemampuan suatu bangsa untuk
mengembangkan kekuatan nasional.
Berdasarkan batasan pengertian tersebut maka dapat dipahami bahwa
ketahanan pada aspek social budaya merupakan salah satu pilar yang penting
untuk menangga kelangsungan hidup bangsa dan Negara Indonesia. Hal itu
dipertegas secara yuridis dalam UUD 1945 pasal 32 bahwa :
Kebudayaan nasional itu adalah kebudayaan yang timbul sebagai buah
usaha budi daya rakyat indonesia seluruhnya. Kebudayaan lama dan asli
yang terdapat sebagai puncak- puncak kebudayaan di daerah- daerah
seluruh Indonesia. Terhitung sebgai bangsa. Usaha kebudayaan harus
menuju kea rah kemajuan, adab, budaya, dan persatuan dengan tidak
menolak bahan- bahan dari kebudayaan asing yang dapat
diperkembangkan atau memperkaya kebudayaan bangasa sendiri, serta
mempertinggi derajad kemanusiaan Indonesia.

10. Pengaruh Aspek Hankam


Pertahanan Keamanan Indonesia diartikan sebagai Kesemestaan daya
upaya seluruh rakyat Indonesia sebagai satu sistem ketahanan keamanan negara
dalam mempertahankan dan mengamankan negara demi kelangsungan hidup dan
kehidupan bangsa dan negara RI.

Pertahanan

keamanan

negara

RI

dilaksanakan

dengan

menyusun,

mengerahkan, menggerakkan seluruh potensi nasional termasuk kekuatan


masyarakat diseluruh bidang kehidupan nasional secara terintegrasi dan
terkoordinasi.
Penyelenggaraan ketahanan dan keamanan secara nasional merupakan salah
satu fungi utama dari pemerintahan dan negara RI dengan TNI dan Polri sebagai
intinya, guna menciptakan keamanan bangsa dan negara dalam rangka
mewujudkan ketahanan nasional Indonesia.
Wujud ketahanan keamanan tercermin dalam kondisi daya tangkal bangsa
yang dilandasi kesadaran bela negara seluruh rakyat yang mengandung
kemampuan memelihara stabilitas pertahanan keamanan negara (Hankamneg)
yang dinamis, mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya serta kemampuan
mempertahankan kedaulatan negara dan menangkal segala bentuk ancaman.

Postur kekuatan pertahanan keamanan mencakup:

Struktur kekuatan

Tingkat kemampuan

Gelar kekuatan

Untuk membangun postur kekuatan pertahanan keamanan melalui empat


pendekatan:

Ancaman

Misi

Kewilayahan

Politik
Pertahanan diarahkan untuk menghadapi ancaman dari luar dan menjadi

tanggung jawab TNI. Keamanan diarahkan untuk menghadapi ancaman dari


dalam negeri dan menjadi tanggung jawab Polri.
TNI dapat dilibatkan untuk ikut menangani masalah keamanan apabila
diminta atau Polri sudah tidak mampu lagi karena eskalasi ancaman yang
meningkat ke keadaan darurat.
Secara geografis ancaman dari luar akan menggunakan wilayah laut dan
udara untuk memasuki wilayah Indonesia (initial point). Oleh karena itu
pembangunan postur kekuatan pertahanan keamanan masa depan perlu diarahkan
kepada pembangunan kekuatan pertahanan keamanan secara proporsional dan
seimbang antara unsur-unsur utama.
Kekuatan Pertahanan = AD, AL, AU. Dan unsur utama Keamanan = Polri.
Gejolak

dalam

negeri

harus

diwaspadai

karena

tidak

menutup

kemungkinan mengundang campur tangan asing (link up) dengan alasan-alasan:

Menegakkan HAM

Demokrasi

Penegakan hukum

Lingkungan hidup
Mengingat keterbatasan yang ada, untuk mewujudkan postur kekuatan

pertahanan keamanan kita mengacu pada negara-negara lain yang membangun


kekuatan pertahanan keamanan melalui pendekatan misi yaitu = untuk melindungi
diri sendiri dan tidak untuk kepentingan invasi (standing armed forces):

Perlawanan bersenjata = TNI, Polri, Ratih (rakyat terlatih) sebagai fungsi


perlawanan rakyat.

Perlawanan tidak bersenjata = Ratih sebagai fungsi dari TIBUM, KAMRA,


LINMAS

Komponen pendukung = Sumber daya nasional sarana dan prasarana serta


perlindungan masyarakat terhadap bencana perang.

Ketahanan pada Aspek Pertahanan Keamanan

Mewujudkan

kesiapsiagaan

dan

upaya

bela

negara

melalui

penyelenggaraan SISKAMNAS.

Indonesia adalah bangsa cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan
dan kedaulatan.

Pembangunan

pertahanan

keamanan

ditujukan

untuk

menjamin

perdamaian dan stabilitas keamanan.

Potensi nasional dan hasil-hasil pembangunan harus dilindungi.

Mampu membuat perlengkapan dan peralatan pertahanan keamanan.

Pembangunan

dan

penggunaan

kekuatan

pertahanan

keamanan

diselenggarakan oleh manusia-manusia yang berbudi luhur, arif, bijaksana,


menghormati HAM, menghayati nilai perang dan damai.

TNI sebagai tentara rakyat, tentara pejuang berpedoman pada Sapta


Marga.

Polri sebagai kekuatan inti KAMTIBMAS berpedoman pada Tri Brata dan
Catur Prasetya.

11. Pengaruh Aspek Ekonomi


Perekonomian:
a.

Aspek kehidupan nasional yang berkaitan dengan pemenuhan


kebutuhan bagi masyarakat meliputi: produksi, distribusi, dan
konsumsi barang-barang jasa

b.

Usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat secara


individu maupun kelompok, serta cara-cara yang dilakukan dalam
kehidupan bermasyarakat untuk memenuhi kebutuhan.

Sistem perekonomian yang diterapkan oleh suatu negara akan memberi


corak terhadap kehidupan perekonomian negara yang bersangkutan. Sistem
perekonomian liberal dengan orientasi pasar secara murni akan sangat peka
terhadap pengaruh-pengaruh dari luar, sebaliknya sistem perekonomian sosialis
dengan sifat perencanaan dan pengendalian oleh pemerintah kurang peka terhadap
pengaruh-pengaruh dari luar.
Perekonomian Indonesia = Pasal 33 UUD 45
Sistem perekonomian sebagai usaha bersama berarti setiap warga negara
mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam menjalankan roda
perekonomian

dengan

tujuan

untuk

mensejahterakan

bangsa.

Dalam

perekonomian Indonesia tidak dikenal monopoli dan monopsoni baik oleh


pemerintah/swasta. Secara makro sistem perekonomian Indonesia dapat disebut
sebagai sistem perekonomian kerakyatan.
Wujud

ketahanan

ekonomi

tercermin

dalam

kondisi

kehidupan

perekonomian bangsa yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas


ekonomi yang sehat dan dinamis serta kemampuan menciptakan kemandirian
ekonomi nasional dengan daya saing tinggi dan mewujudkan kemampuan rakyat.
Untuk mencapai tingkat ketahanan ekonomi perlu pertahanan terhadap
berbagai hal yang menunjang, antara lain:
a)

Sistem ekonomi Indonesia harus mewujudkan kemakmuran dan


kesejahteraan yang adil dan merata.

Ekonomi Kerakyatan Menghindari:

Struktur ekonomi dimantapkan secara seimbang antara sektor


pertanian, perindustrian dan jasa.

Sistem free fight liberalism: Menguntungkan pelaku ekonomi yang


kuat.

Sistem Etastisme: Mematikan potensi unit-unit ekonomi diluar sektor


negara.

Monopoli: Merugikan masyarakat dan bertentangan dengan cita-cita


keadilan sosial.

b)

Struktur ekonomi dimantapkan secara seimbang antara sektor pertanian,


perindustrian dan jasa.

c)

Pembangunan ekonomi dilaksanakan sebagai usaha bersama dibawah


pengawasan anggota masyarakat memotivasi dan mendorong peran serta
masyarakat secara aktif.

d)

Pemerataan pembangunan.

e)

Kemampuan bersaing.

B.

Pembangunan Ekonomi
Pembangunan di Indonesia dilakukan di segala bidang baik ekonomi,

budaya dan pertahanan serta keamanan. Pembangunan ekonomi merupakan


tanggung jawab pemerintah dan peran serta dari seluruh lapisan masyarakat.
Selama beberapa tahun sebelum Orde Baru, keadaan ekonomi telah mengalami
kemerosotan terus menerus. Apabila antara tahun 1955-1960 laju inflasi rata-rata
adalah 25% setahun maka dalam periode 1960-1965 harga-harga meningkat
dengan laju rata-rata adalah 226% setiap tahunnya. Pada tahun 1966 laju inflasi
mencapai puncaknya yaitu 650% setahun. Inflasi yang menghebat ini diikuti pula
dengan kemerosotan di segala bidang. Dikarenakan masalah-masalah tersebutlah
maka pemerintah Orde Baru mengeluarkan TAP MPR No XXIII/MPR/66 tentang
pembaharuan landasan di bidang ekonomi dan pembangunan dalam program
jangka pendek. Kebijaksanaan ini bertujuan untuk menanggulangi inflasi,

meniadakan campur tangan pasar dan penundaan pembayaran utang luar negeri.
Dengan melaksanakan pembangunan jangka pendek yang diarahkan pada
pengendalian inflasi, usaha rehabilitasi sarana ekonomi, peningkatan kegiatan
ekonomi dan pencakupan kebutuhan hidup rakyat. Tugas utama pemerintah Orde
Baru adalah menghentikan proses kemerosotan ekonomi dan membina landasan
yang sehat bagi pertumbuhan ekonomi yang wajar dan mantap. Oleh karena itu
pemerintah melaksanakan pembangunan jangka panjang yang dimulai tanggal 1
April 1969-31Maret 1974 yang disebut dengan pelita pertama. Pelaksanaan pelita
pertama lebih menitik beratkan kepada pembangunan ekonomi melalui sektor
pertanian karena pada tahun 1966 Indonesia masih mengimpor beras. Serta
sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di pedesaaan dan bermata pencaharian
sebagai petani. Dengan pembangunan lebih dititikberatkan kepada sektor
pertanian ini diharapkan Indonesia mampu memenuhi kebutuhan rakyat sehingga
mensejahterakan rakyat. Pembangunan melalui pertanian ini ditunjang dengan
berbagai program dari pemerintah seperti Revolusi Hijau dan didukung
usahausaha tani. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah
pembangunan ekonomi Indonesia pelita pertama melalui pertanian. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pembangunan ekonomi Indonesia
pelita pertama melalui pertanian. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode penelitian deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui teknik
kepustakaan dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik
analisis data kualitatif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan
produksi pertanian pemerintah mengupayakan Revolusi Hijau melalui usaha-

usaha tani dengan menerapkan program-program dalam pertanian seperti


intensifikasi pertanian yaitu dengan cara penggunaan pupuk, bibit unggul.
Ekstensifikasi

pertanian

yaitu

dengan

cara

perluasan

lahan

pertanian.

Diversifikasi pertanian yaitu penganekaragaman jenis tanaman. Serta rehabilitasi


pertanian yaitu memperbaiki infrastruktur yang ada dalam pertanian. Semua
upaya-upaya yang dilakukan melalui usaha-usaha tani bertujuan untuk
meningkatkan produktivitas tanaman pangan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas, meningkatkan produksi hasil pertanian serta untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Indonesia. Dengan adanya pembangunan pertanian
pertumbuhan ekonomi dapat dinaikkan dari rata-rata 3% menjadi 6,7% pertahun.
1. Pengertian Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan
pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan
disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara.
Para ahli memiliki definisi-definisi yang berbeda mengenai pembangunan
ekonomi. Pertama merupakan definisi-definisi mazhab eknomi yang dominant dan
koenvensional. Definisi-definisi tersebut memusatkan diri kepada jawaban atas
pertanyaan bagaimana sambil menganggap pertanyaan siapa sebagai pertanyaan
yang berbeda di luar cita- cita penyelidikannya yang murni, dan menetapkan
pertanyaan apa sebagai diketahui. Definisi- definisi yang kedua berhubungan
dengan kelompok maupun ahli- ahli non-ekonomi. Mereka pada umumnya sepakat
mengenai sesuatu yang amat penting yang dikemukakan radikal terhadap pertanyaan
siapa yang mengenyam keuntungan yang diperoleh dari perubahan social, akan

tetapi pada saat yang sama mempertanyakan keabsahan masyarakat industri NegaraNegara kaya sebagai tujuan perubahan social mungkin atau diinginkan.
Definisi- definisi di bawah ini mewakili mazhab tersebut:
1.

Nestor E. Terleckyj

1)

mengatakan bahwa

Pertumbuhan Ekonomi itu adalah kenaikan terus menerus selama periode


yang berarti, dalam jumlah barang- barang materi dan jasa- jasa yang
diproduksi dalam suatu kehidupan ekonomi. Menurut sejarah, selama
periode yang memungkinkan untuk mengadakan observasi kuantitatif,
Pertumbuhan jumlah barang absolute, dan jasa yang diproduksi lazimnya
dikaitkan dalam kesejahteraan materi rata- rata dalam kuantitas yang
diproduksi perorang, dan dengan pertumbuhan penduduk. Karena alas an
itu maka definisi- definisi pertumbuhan ekonomi mencakup konsep
kenaikan kesejahteraan ekonomi. Karena itu, menurut Simon kuznets,
Pertumbuhan ekonomi modern. Mencerminkan kemampuan terus
menerus untuk menyediakan bagi penduduk yang bertambah kenaikan
jumlah komoditi dan jasa perkapita.

Salah satu definisi pembangunan:


Perubahan menuju pola-pola masyarakat yang memungkinkan realisasi
yang lebih baik dari nilai-nilai kemanusiaan, yang memungkinkan suatu
masyarakat mempunyai kontrol yang lebih besar terhadap lingkungannya
dan terhadap tujuan politiknya, dan yang memungkinkan warganya
memperoleh kontrol yang lebih terhadap diri mereka sendiri (Inayatullah,
1967).

Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi


(economic growth); pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi,
dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan
ekonomi.
Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan
kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan
pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi
apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut. Adanya pertumbuhan
ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Perbedaan antara keduanya adalah pertumbuhan ekonomi keberhasilannya
lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan
tingkat output produksi yang dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi lebih
bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat
perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input pada berbagai
sektor perekonomian seperti dalam lembaga, pengetahuan, dan teknik.

a. Kemajuan Konsep Pembangunan:

Rencana

Marshall

(Marshall

Plan)

Dalam ucapannya di Universitas Harvard, ia berpidato dengan


gagasan pemerintah AS untuk membantu membangun negaranegara di Eropa yang hancur akibat Perang Dunia II. Tujuan

gagasan bantuan adalah turut membangkitkan ekonomi mereka.


Dengan gagasan ini, kemudian dikenal dengan sebutan Marshal
Plan atau yang sangat terkenal sebagai suatu program berencana
untuk membantu pembangunan ekonomi negara lain.
Pendapat dan analisis para ahli Barat, pembangunan seperti sekarang,
bermula dan dipengaruhi oleh program pemerintah Amerika Serikat yang
dicetuskan presiden Harry S. Truman dalam pidato pelantikannya 20 Januari 1949
yang dikenal sebagai Poin IV. Riwayat itu menyebabkan Lerner (1977) bahkan
menyebut pembangunan sebagai suatu ideologi internasional yang bermula dari
suatu komunikasi: yakni pidato Presiden Truman kepada Kongres AS tersebut.
Poin IV dianggap merupakan awal dari paradigma pembangunan: yaitu bantuan
negara yang lebih kaya kepada negara yang miskin.
b. Pembangunan sebagai Pertumbuhan
Prioritas masalah utama, dalam pandangan para ahli ekonomi adalah
perbedaan yang mencolok dalam tingkat pendapatan masyarakat di negara-negara
maju dengan negara-negara miskin, Inilah sebabnya timbul perhatian para
perencana pembangunan waktu itu terpusat keinginan meningkatkan pendapatan
perkapita bagi negara-negara baru. Hal tersebut diasumsikan, jika pendapatan
perkapita berhasil ditingkatkan, maka masyarakat ataupun bangsa yang
bersangkutan dengan sendirinya berhasil pindah dari tahap lessdeveloped ke tahap
developed.

Berdasarkan asumsi ini, gambaran anak panah pembangunan meliputi


unsur-unsur berikut ini:
Produksi --> Pendapatan perkapita --> Tabungan --> Investasi
Rostow mengemukakan tahap-tahap pertumbuhan yang dilalui negara
modern, hingga mencapai keadaan yang sekarang, yaitu:

Masyarakat Tradisional

Prakondisi tinggal landas

Tinggal landas (take off)

Masa menjelang kedewasaan

Abad konsumsi massa yang tinggi

c. Pembangunan sebagai Poses Modernisasi


Pendapat Rogers dan Svenning (1969), modernisasi pada tingkat
individual berkaitan dengan pembangunan pada tingkat masyarakat. Modernisasi
merupakan proses perubahan individualdari gaya hidup tradisional ke suatu cara
hidup yang lebih kompleks, secara teknologis lebih maju dan berubah cepat.

d. Konsep Pembangunan
Pembangunan meniru model Barat, sebenarnya belum tentu cocok bagi
konsep untuk negara-negara berkembang. Yang mencolok dirasakan adalah

terciptanya keadaan ketergantungan negara-negara berkembang kepada negara


maju, terutama dalam bidangekonomi.
2. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pembangunan Ekonomi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi, namun pada hakikatnya faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan
menjadi dua, yaitu faktor ekonomi dan faktor nonekonomi.
Faktor ekonomi yang mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi
diantaranya adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal,
dan keahlian atau kewirausahaan.
Sumber daya alam, yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti
kesuburan tanah, keadaan iklim/cuaca, hasil hutan, tambang, dan hasil laut, sangat
mempengaruhi pertumbuhan industri suatu negara, terutama dalam hal
penyediaan bahan baku produksi. Sementara itu, keahlian dan kewirausahaan
dibutuhkan untuk mengolah bahan mentah dari alam, menjadi sesuatu yang
memiliki nilai lebih tinggi (disebut juga sebagai proses produksi).
Sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan pembangunan
nasional melalui jumlah dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang besar
merupakan pasar potensial untuk memasarkan hasil-hasil produksi, sementara
kualitas penduduk menentukan seberapa besar produktivitas yang ada.

Sementara itu, sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah


bahan mentah tersebut. Pembentukan modal dan investasi ditujukan untuk
menggali dan mengolah kekayaan. Sumber daya modal berupa barang-barang
modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi
karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.
Faktor nonekonomi mencakup kondisi sosial kultur yang ada di
masyarakat, keadaan politik, dan sistem yang berkembang dan berlaku.

C. Peranan Geostrategi Dalam Pembangunan Ekonomi


1. Meningkatkan Pembangunan Ekonomi dengan Geostrategi
Geostrategi merupakan strategi dalam memanfaatkan kondisi geografi
negara untuk menentukan tujuan , kebijakan. Geostrategi merupakan pemanfaatan
lingkungan untuk mencapai tujuan politik.
Geostrategi juga merupakan metode mewujudkan cita-cita proklamasi
Geostrategi juga untuk mewujudkan, mempertahankan integrasi bangsa dalam
masyarakat majemuk dan heterogen. Geostrategi Indonesia adalah merupakan
strategi dalam memanfaatkan konstelasi geografi negara Indonesia untuk
menetukan kebijakan,tujuan dan sarana-sarana untuk mencapai tujuan nasional

bangsa Indonesia. Kaitannya dengan upaya peningkatan Pembangunan Ekonomi


adalah dengan Menitikberatkan perhatian pada aspek ketahanan bidang ekonomi
salah satunya dengan berpegang teguh pada system perekonomian yang sesuai
dengan ideology Negara sehingga hal tersebut menjadi suatu bentuk atau ciri yang
mencerminkan dari kepribadian bangsa Indonesia.
Sistem perekonomian yang diterapkan oleh suatu negara akan memberi
corak terhadap kehidupan perekonomian negara yang bersangkutan. Sedangkan
Pembangunan ekonomi itu sendiri adalah suatu proses kenaikan pendapatan total
dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan
penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi
suatu negara.
Geostrategi adalah perumusan strategi nasional dengan memperhitungkan
kondisi dan konstelasi geografi sebagai faktor utamanya. Disamping itu dalam
merumuskan strategi perlu pula memperhatikan kondisi sosial, budaya, penduduk,
sumber daya alam, lingkungan regional maupun internasional. Geostrategi
Indonesia merupakan strategi dalam memanfaatkan konstelasi geografi Negara
Indonesia untuk menentukan kebijakan, tujuan sarana-sarana untuk mencapai
tujuan nasional Indonesia. Geostrategi Indonesia memberikan arahan tentang
bagaimana merancang strategi pembangunan guna mewujudkan masa depan yang
lebih baik, aman dan sejahtera.
Cara untuk meningkatkan Pembangunan Ekonomi itu sendiri yaitu :
1. Pemerintah harus menaruh perhatian ekstra terhadap pengusaha local
agar bisa kompetitif di pasar Internasional

2. Sebisa mungkin diadakan seminar atau penyuluhan bagi pengusahapengusaha kecil atau menengah agar pemahaman yang luas tentang
dunia usaha.
3. Pemerintah harus memberi kredit dengan syarat- syarat yang mudah
bagi pengusaha.
4. Pemerintah bersama- sama dengan masyarakat untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan IPTEK agar
mampu bersaing dalam menghadapi Persaingan Global.
5. Di samping peran pemerintah yang vital para pengusaha harus
memiliki kreativitas yang tinggi supaya mereka mampu bersaing di
pasar Internasional.
6. Tingkatkan keamanan di Indonesia khususnya di tempat pariwisata
agar wisatawan asing maupun domestic mendapatkan rasa aman
sehingga hal tersebut akan meningkatkan citra Negara Indonesia di
mata dunia dan meningkatkan devisa Negara tentunya.
7. Mampu mempertahankan ciri khas bangsa atau budaya agar
kepribadian bangsa Indonesia tidak mudah terpengaruh dan tidak
diklaim oleh Negara- Negara lain, karena hal tersebut merupakan
Kekayaan budaya bangsa Indonesia.
8. Pendidikan di Indonesia harus ditingkatkan agar bangsa Indonesia
dapat bersaing atau pelajar dari Negara lain ingin mengikuti
pendidikan di Indonesia karena melihat kualitas pendidikan di
Indonesia yang berkualitas.

BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Sesuai makalah yang dibahas dari uraian di atas, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1.

Geostrategi merupakan strategi dalam memanfaatkan kondisi


geografi negara untuk menentukan tujuan , kebijakan. Untuk
mewujudkan cita- cita proklamasi.

2.

Ketahanan nasional dipengaruhi oleh berbagai macam aspek seperti


aspek ideologi, sosbud, dan hankam.

3.

Pembangunan nasional adalah semua kegiatan atau aktivitas yang


dilakukan oleh negara atau pemerintah yang bertujuan untuk
mengadakan pembangunan fisik, sikap mental dan moderni-sasi
pemikiran bagi seluruh bangsa dan rakyat Indonesia.

4.

Geostrategi Indonesia diwujudkan melalui konsep Ketahanan


Nasional yang bertumbuh pada perwujudan kesatuan ideologi,
politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan.

5.

Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan


total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya
pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental
dalam struktur ekonomi suatu negara.

6.

Geostrategi memiliki peranan yang penting dalam meningkatkan


pembangunan ekonomi dengan bentik ketahanan bnasional pada
berbagai bidang

7.

Konsepsi Ketahanan Nasional dapat pula dipandang sebgai sutau


pilihan atau alternative dan konsepsi tentang kekuatan nasional
(national power), yang biasanya dianut oleh Negara- Negara besar
di dunia.

8.

Sistem perekonomian yang diterapkan oleh suatu negara akan


memberi corak terhadap kehidupan perekonomian negara yang
bersangkutan.

9.

Dengan Geostrategi Peningkatan Pembangunan Ekonomi adalah


dengan membentuk suatu ketahanan dalam berbagai bidang
khususnya aspek ideologi agar kepribadian atau jati diri bangsa
tidak mudah terpengaruh.

10.

Geostrategi

dalam

hubungannya

dengan

meningkatkan

pembangunan ekonomi adalah mewujudkan cita- cita dan tujuan


nasional.

B. Saran
Peranan Geostrategi dalam pembangunan ekonomi merupakan suatu cara
yang dapat membentuk suatu ketahanan nasional hal tersebut merupakan
perwujudan dari cita- cita nasional diharapkan Bangsa Indonesia khususnya
generasi Bangsa dapat bersaing dalam upaya meningkatkan Pembangunan
Ekonomi di era globalisasi dewasa ini.

DAFTAR PUSTAKA

Bannock, Graham, R. E. Baxter dan Evan Davis. 2004. A Dictionary of


Economics. Inggris: Penguin Books Ltd
http://apadefinisinya.blogspot.com/.../geopolitik-dan-geostrategiindonesia.html//
http:// id.wikipedia.org/wiki/Pembangunan_ekonomi//
http://muhlashala.wordpress.com/mata-kuliah-kewarganegaraan//
http://one.indoskripsi.com/click/1094//
http://setneg.go.id/index2.php?option=com_content&do_pdf//
Komarudin. (1985)Pengantar Untuk Memahami Pembangunan.Bandung;
Angkasa.

M.S, Kaelan dan Zubaedi, Achmad.(2007) Pendidikan Kewarganegaraan.


Yogyakarta. Paradigma.
Prayitno, Hadi.(1986). Ekonomika Pembangunan. Yogyakarta; BPFE.
Sadono, Sukarno, (1981). Ekonomi Pembangunan. Medan; Borta Gorat.

Anda mungkin juga menyukai