Anda di halaman 1dari 57

FILSAFAT SHALAT

MENGHAYATI MAKNA SHALAT


MENUJU SHALAT KHUSYU
Prof. Dr. Moh. Sholeh, Drs., M.Pd.,PNI.

I. ACUAN
NORMATIF
1. Tujuan Essensial Shalat



Sesungguhnya Aku inilah Allah. Tidak ada Tuhan yang
haq selain Aku, maka sembahlah Aku, dan tegakkanlah
shalat untuk mengingat-Ku. (Q.S. 20:14).

2. Buahnya Shalat




Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu kitab (al-Quran); Dan
tegakkanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan yang keji
lagi mungkar. Sedang INGAT ALLAH ADALAH SEGALA-GALANYA. Dan
Allah itu Maha Mengetahui segalaapa yang kamu perbuat. (Q.S. 29: 45).

Sungguh beruntung orang-orang yang beriman yang mereka itu khusyu


dalam shalat mereka. (Q.S. 23:1-2).



Shalat itu adalah sendi utama agama, maka barang siapa yang
konsisten menegakkannya tentulah ia telah menegakkan agama. Dan
barang siapa merusaknya, tentulah ia telah menghancurkan agama
(tersebut). (H.R. al-Baihaqi).

II.
HAKEKAT
SHALAT
1.
2.
3.

Miraj al-mukmin
Pendakian spiritual menuju Allah
Audiensi langsung denga Allah

Ingat
ALLAH

Manusia
Hamba

ALLAH

Lupa
ALLAH

Buah
Ingat
ALLAH
Buah
Lupa
ALLAH

A
D
O
S
A

N
E
R
A
K
A

Hasil Ingat Kepada Allah


1.

Ingat rahmat, kekuasaan, dan adzab-Nya, serta pahala, dosa.

2.

Taat perintah-Nya, dan menjauhi larangan-Nya.

3.

Mohon Ridho-Nya dan selamat dari adhab-Nya

4.

Sadar dan lebih kenal (makrifat) terhadap jati dirinya yang dhaif.

5.

Jauh dari yang keji dan mungkar

6.

Luas dan konprehensif wawasan dan cara pandangnya

7.

Berkah hidupnya dan lain sebagainya.

Akibat Lupa Allah

.


Dan tegakkanlah shalat, sesungguhnya shalat
itu mencegah perbuatan yang keji lagi mungkar.
(Q.S. 29: 45).

Lupa Diri
.
Dan Barang siapa berpaling dari ingat kepada-Ku (juga alQuran), pastilah akan mendapat kehidupan yang penuh
dengan kemelut. (Q.S. 20:124).


Maka celakalah (neraka wail-lah) bagi orang-orang yang
(sekedar) shalat, yang mereka itu lalai akan shalatnya.
(Q.S. 107:4-5).

Buah lupa Allah


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Lupa rahmat, kekuasaan, dan adhab-Nya.


Lupa jati dirinya (Q.S. 59: 19).
Picik cara pandangnya.
Melanggar perintah dan larangan-Nya.
Buas, keji, dan brutal perilakunya.
Rumit, penuh kemelut dan tidak berkah hidupnya
(Q.S. 20:124).
Celaka dan di neraka Wail tempatnya (Q.S. 107:4-5).

III.
MAKNA
SHALAT
1.

2.
3.

4.

GERAKAN

Berdiri
tegak
menghadap
kiblat
=
menghadapkan jiwa raga kepada satu Dzat Yang
Maha Esa dan Maha Segalanya.
Mengangkat tangan saat takbir = lambang
penyerahan diri secara total kepada Allah SWT.
Ruku = lambang hormat dan mengagungkan
Dzat Yang Maha Kuasa serta mengingatkan
kelemahan dan ketidakberdayaan diri kita.
Sujud = lambang ketundukan dan kepasrahan
secara total kepada AllahSWT. Karenanya
diharamkan sujud kecuali kepada-Nya.

5.Pengulangan sujud dua kali = Sujud pertama


mengingatkan asal-usul manusia yang diciptakan dari
tanah, dan sujud kedua mengingatkan akhir perjalanan
hidup manusia (cepat atau lambat) pasti kembali ke
dalam tanah.


Dari tanah kamu sekalian Kami ciptakan, ke dalam tanah
Kami kembalikan, dan dari dalam tanah pula Kami keluarkan
lagi kamu sekalian. (Q.S. 20:55).

Semua manusia pasti akan mati dan kembali kepada-Nya

6.Berulang-ulang sujud = melambangkan penampilan


100% berbeda dengan syetan yang menolak sujud
meskipun hanya 1 kali.

Sesungguhnya seorang hamba itu sujud di hadapan


Tuhannya syetan akan segera menyingkir sambil
menangis. (al-Hadits).

7.Menoleh ke kanan dan ke kiri dengan ucapan


salam = lambang ikrar di hadapan Allah setelah
beraudiensi dengan-Nya, bahwa kemanapun pergi
harus senantiasa menebar salam (kedamaian),
rahmat (kasih sayang), dan barakah (tambahan
kebaikan) untuk siapapun dan bahkan untuk apapun,
sesuai dengan misi Rasulullah saw.

Dan Kami utus engkau hanya semata-mata untuk menebar


rahmat untuk alam semesta. (Q.S. 921:107).

IV.
ESENSI
SHALAT

BACAAN

1. Esensi Takbiratul Ikhram


a.

Ikrar yang tulus bahwa hanya Allah yang Maha


Agung/Besar. Apapun selain Dia semuanya kecil dan
harus dibuat kecil.

b. Meninggalkan untuk beberapa saat segala bentuk


kesibukan dunia, hanya untuk beraudiensi dengan Allah
Yang Maha Besar.
c. Mulai memasuki haram Allah, yakni kawasan ekslusif di
hadapan Allah langsung tanpa perantara. Karenanya
mulai saat ini, tidak boleh ada ucapan selain tuntunan
ucapan shalat, bahkan dalam salah satu riwayat Hadits,
lebih baik menunggu 40 tahun dari pada memotong
lewat di hadapan orang yang shalat (al-Hadits). Padahal
dalam ibadah haji dan umrah setelah niat ihram pun
masih boleh berbicara lain.

2. Esensi Doa Iftitah/Pembuka Shalat


a.

Mengagungkan dan memuji Allah serta bertasbih


(menyucikan-Nya dari segala sifat kekurangan).

b. Berikrar menghadapkan jiwa, raga, pikiran dan


perasaan dengan sungguh-sungguh dan tulus
kepada Allah pencipta langit dan bumi secara
konsisten, pasrah dan pantang menyekutukan-Nya.
c.

Berikrar bahwa shalat, ibadah, hidup dan mati hanya


karena Allah dan untuk mencari ridho Allah, Tuhan
alam semesta, serta hanya mengikuti tuntunan-Nya.

d.

Berikrar bahwa tidak ada sekutu bagi-Nya, hanya


untuk itu diperintah, dan kita ini adalah hamba-Nya
yang pasrah dan berserah diri.

Di rumah-Mu inilah aku bersujud

Doa Iftitah/Pembuka Shalat

Allah Maha Besar (dari yang besar), segala puji bagi Allah
semata; pujian yang jumlahnya tidak terhingga banyaknya.
Maha Suci Allah pada tiap pagi dan petang.Sesungguhnya
aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang telah
menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada
agama yang hanif, dan aku bukan termasuk orang-orang yang
mempersekutukan Tuhan. Sesungguhnya shalatku, ibadahku,
hidupku dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan semesta alam.
Tiada sekutu baginya; dan demikian itulah yang diperintahkan
kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama
menyerahkan diri (kepada Allah).

Atau




Ya Allah, jauhkanlah antara diriku dan kesalahanku seperti
Engkau menjauhkan antara Timur dan Barat. Ya Allah,
bersihkanlah diriku dari kesalahan-kesalahan, sebagaimana
Engkau membersihkan kain putih dari kotoran. Ya Allah,
basuhlah kesalahanku dengan air, salju dan embun
(maksudnya agar tenang dan tentram dalam hati).

3. Esensi Membaca al-Fatihah


a.

Miniatur al-Quran dan doa yang lengkap yang mencakup


akidah, syariah dan akhlak.

b.

Mengajarkan bagaimana memuji-Nya, mengesakan-Nya


sebagai satu-satunya Tuhan Yang Haq, Pencipta dan
Pemelihara alam semesta, Maha Pemurah dan Maha
Pengasih, Raja dan Penguasa hari pembalasan (kiamat).

c.

Berikrar untuk hanya menyembah Allah semata dan hanya


kepada-Nya memohon pertolongan.

d.

Mohon dibimbing kejalan kebahagiaan yang haqiqi,


jalannya para Nabi, para shiddiqin, para syuhada dan para
shalihin.

e.

Mohon dijauhkan dari jalan kesesatan dan penuh murka,


yaitu jalannya orang-orang yang sesat.

4. Esensi Membaca Ayat atau Surat al-Quran


a.

Ayat al-Quran ungkapan paling haq, penuh


hikmah, paling sempurna, karenanya menjadi
media paling pas untuk mendekatkan diri
kepada Allah dalam menghadap-Nya.

b.

Ayat al-Quran hakekatnya surat cinta kasih


Allah kepada hamba-Nya.

c. Menghadirkan Allah SWT. dalam jiwa seorang


hamba yang tengah bermunajat dengan-Nya
dalam rukun Islam yang paling utama.

5. Esensi Bertasbih dan Beristighfar dalam Ruku dan Sujud

a. Mensucikan Allah Yang Maha Agung,


Tinggi lagi Maha Penentu.
b.

Menyadarkan
diri
akan
ketidakberdayaan hamba.

kehinaan

Maha

dan

c. Mohon ampunan dari segala kesalahan dan dosa.

Bertasbih dan Beristighfar dalam Ruku


Maha Suci Tuhanku yang Maha Agung, dan
segala puji bagi-Nya.

Atau


Maha Suci Engkau, wahai Tuhanku. Segala puji
bagi-Mu, wahai Tuhan, ampunilah aku.

Bertasbih dan Beristighfar dalam Sujud


Maha Suci Tuhanku yang Maha Tinggi, dan segala
puji bagi-Nya.

Atau


Maha Suci Engkau, wahai Tuhan, Tuhan kami, dan
dengan memuji-Mu, wahai Tuhan, ampunilah aku.

6. Esensi Bacaan Itidal


a.

Ikrar bahwa Allah Maha Mendengar akan segala


pujian Hamba-Nya, serta doa dan munajatnya.

b.

Menyeru Allah dan memuji-Nya sebanyakbanyaknya.

Bacaan Itidal


Ya Tuhan kami, segala puji bagi-Mu.

Atau

Ya Allah, Tuhan kami, bagi-Mu segala puji, sepenuh
langit dan bumi, dan sepenuh apa saja yang Engkau
kehendaki.

7. Esensi Bacaan Duduk di antara Dua Sujud


a.

Mohon ampunan dan rahmat-Nya.

b.

Mohon dicukupkan dan mohon kemurahan-Nya.

c.

Mohon derajat yang tertinggi.

d.

Mohon diberi rizki.

e.

Mohon petunjuk-Nya.

f.

Mohon kesehatan dan ampunan

Bacaan Duduk di antara Dua Sujud



Ya Tuhanku, ampunilah aku, kasihanilah aku,
lindungilah aku, angkatlah derajatku, berilah
aku petunjuk, jadikanlah aku sehat, dan berilah
aku rizki.

8. Esensi Bacaan Tahiyyat (Awal dan Akhir)

a. Pengakuan bahwa kehormatan yang


penuh berkah dan kesejahteraan yang
sempurna hanya milik Allah SWT.
b. Menghadirkan Nabi untuk menyampaikan
doa keselamatan, rahmat dan barokah
untuk beliau.
c. Menghadirkan umat dan semua hamba
Allah yang shaleh agar mendapatkan
keselamatan.

Bacaan Tahiyyat (Awal dan Akhir)






Segala penghormatan yang berkah dan
kebaktian yang baik itu adalah bagi Allah.
Selamat sejahtera kiranya terlimpah padamu,
wahai Nabi Muhammad, begitu pula rahmat
serta berkah-Nya. Selamat sejahtera semoga
terlimpah pada kami dan pada hamba-hamba
Allah yang shaleh.

9. Esensi Bacaan Tasyahhud


a.

Menegaskan kembali aqidah tauhid,


kesaksian akan kekuasaan Allah SWT.

yakni

b.

Memohon
kesejahteraan
untuk
Nabi
Muhammad SAW. dan seluruh keluarganya
sebagaimana telah diberikan kepada para Nabi
terdahulu.

c.

Pengakuan akan kesatuan misi para nabi dan


rasul.

Bacaan Tasyahhud








Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah, dan
aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.
Ya Allah, berilah kesejahteraan kepada Nabi Muhammad
dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah memberi
kesejahteraan kepada Nabi Ibrahim. Dan berilah barakah
kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, sebagaimana
Engkau telah memberi barakah kepada Nabi Ibrahim di
seluruh alam. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi
Maha Agung.

10. Ucapan Salam ke Kiri dan ke Kanan


Mengingatkan kembali akan misi pembawa
rahmat dan barakah di manapun dan kapan pun


Semoga keselamatan dan kasih sayang Allah
terlimpahkan atas kalian semua.

V.
KHUSYU
SHALAT

DALAM

1.

Situasi di mana seluruh pikiran perasaan ucapan


dan perbuatan menjadi terkonsentrasi kepada Allah
semata dengan penuh rasa rendah diri.

2.

Untuk mencapainya, dituntut menegakkan banyak


hal. Maka logis kalau perintah shalat bukan
SHALLU, akan tetapi AQIMU AL-SHALAT =
tegakkanlah shalat

VI. MANFAAT
SHALAT
a.

Ketenangan dan ketentraman hati



Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram. (Q.S.
13: 28).

b.

Dibimbing oleh Allah SWT. dalam mengambil keputusan


yang benar atas berbagai pilihan.

dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah (kuasa) membatasi anatara
manusia dengan hatinya. (Q.S.8:24).


Dan Allah yang (kuasa) menyempitkan dan (kuasa) pula untuk
melapangkan (rezeki) dan kepada-Nyalah kamu kembali. (Q.S. 2:245).

c.

Mencegah perbuatan yang keji dan mungkar (Q.S. 29:


45).

d.

Manfaat fisik gerakan shalat (.........)

MUKJIZAT
GERAKAN SHOLAT
205
Resep

PENCEGAHAN &
PENYEMBUHAN
PENYAKIT
dengan

GERAKAN SHOLAT

oleh

Drs. Madyo Wratsongko,


MM

Tulisan ini dari hasil pemikiran, pengamatan, pengalaman, dan penerapan selama tiga
tahun, diperoleh hasil yang dapat digunakan untuk merawat tubuh kita atau saudara
kita lainnya dengan menggunakan metoda implementasi gerakan sholat dan berwudlu

Prakata
Puluhan tahun nara sumber menderita berbagai macam penyakit, nyaris
sepuluh tahun terakhir tergantung obat antibiotik/ narkoba. Berapa puluh
juta telah habis untuk berobat. Gaji besar, gelar tinggi, jabatan lumayan,
dan pakai dasi, tapi badan terasa sengsara, nyaris putus asa. Mungkin
karena pengalamannya dan selalu berusaha dengan kesabaran yang
tinggi, dibukakan jalan keluar yang membalik 180 derajat gaya hidupnya.
Puji syukur kehadirat Allah, Tuhan yang Esa, yang membuka mata hati dan
pikirannya untuk mempelajari, mengembangkan, dan implementasi teknik
gerakan shalat dan berwudhu sehingga dapat terbebas dari obat
antibiotika, paracetamol, asetaminophen, kafein, nikotin, gelatin, salicil,
penicillin, amoksicilin, braxidin, simetidin, pancreoplat, alcohol, expectoran,
bronchodilator, interferon/ wellferon, bebas aritmia, bebas cholesterol,
bebas asam urat, bebas crystal oxalat, tidak perlu obat kuat, tidak takut
angin dan hujan, tidak pegel linu habis bangun tidur.
Ternyata, janji Allah itu adalah tepat, asal kita kembangkan, dirikan,
implementasikan shalat dalam kehidupan sehari-hari, silaturahmi antar
manusia, tidak menyombongkan diri, sabar, selalu membersihkan dan
menahan diri, bersedekah yang halal lagi baik, ikhlas dalam mengamalkan
ilmu yang dititipkan kepada kita.

Ergonomic Gym/Senam Ergonomis


Senam Ergonomis adalah salah satu metode yang praktis dan efektif dalam
memelihara kecerdasan dan kesehatan tubuh,
Senam ergonomic : gerakan yang sesuai dengan kaidah-kaidah penciptaan
tubuh. dapat langsung membuka, dan mengaktifkan seluruh sistem-sistem
tubuh (system kardiovaskuler, kemih, reproduksi).
Gerakan dalam senam ergonomis hanya terdiri dari 7 gerakan dasar, yaitu
lapang dada, tunduk syukur, duduk perkasa, duduk pembakaran dan
berbaring pasrah.
Masing-masing gerakan mengandung manfaat yang luar biasa dalam
pencegahan penyakit dan kesehatan.
Senam ergonomic dikenal dengan slogan duduk, tekuk-tekuk, gosok-gosok,
sehat. Dan, sebagai Multipe Inteligence.
Jadi, dengan mengombinasikan gerakan-gerakan senam ergonomis dan
melakukannya dengan rutin dan sesuai petunjuk, diharapkan akan
memperoleh manfaat yang luar biasa, akan meperoleh nikmat sehat.
Semoga.

Gerakan ke-1 Putaran Energi Inti :

Duduk Simpuh dengan punggung kaki sebagai alas (Duduk


Pembakaran), dua lengan lurus ke depan, lalu pergelangan tangan
diputar, mulai dari depan dada sampai atas kepala sebanyak 60 putaran
(saat tangan berada di atas kepala, wajah menengadah melihat putaran
tangan); kemudian putaran pergelangan tangan ke arah luar sebanyak 60
putaran. Saat putaran berakhir, menghirup napas (dada mengambangnapas dada) dan ditahan. Dua lengan digerakkan ke belakang melewati
dua pinggang hingga dua lengan lurus dengan telapak tangan
menghadap ke atas. Badan membungkuk ke depan, wajah ditengadahkan
sampai terasa darah (getaran energi) berjalan dari punggung ke wajah
(wajah tampak kemerahan). Jika sudah maksimal, maka napas
dihembuskan perlahan (rileks) tidak menghentak (mendadak).

Manfaat:
- Posisi Duduk Pembakaran menyebabkan stimulasi tombol-tombol
kesehatan ditungkai: pencernaan, reproduksi, pembuangan ginjal, dan
sistem kekebalan di liver.
- Memutar pergelangan tangan ke arah dalam dan luar dapat menstimulasi
tombol kesehatan di pergelangan tangan, lengan bawah, siku, dan (sedikit)
di bahu.
- Membungkukkan badan dengan dua lengan lurus ke belakang akan
menyebabkan kontraksi otot, ligament, dan regangan ruas tulang belakang
beserta serabut-serabut saraf meningkatkan tekanan dalam saluran saraf
tulang belakang yang diteruskan ke otak. Sehingga mengoptimalkan suplai
darah dan oksigenasi otak, serta optimalisasi fungsi organ paru, jantung,
ginjal, lambung, usus, dan liver (efek stimulasi pleksus brakialis).

Gerakan ke-2 Menyeimbangkan Otak Kanan-Kiri:

Posisi duduk simpuh dengan lima jari kaki ditekuk pada ujung jarinya
(sebagai tumpuan) atau Duduk Pembakaran. Napas rileks. Pergelangan
tangan diputar ke dalam (ke arah pinggang) lalu putar ke luar. Tangan
sejajar dengan mata, telapak tangan menghadap ke atas, dimulai tangan
kanan 5 kali lalu kiri 5 kali. Lakukan putaran sebaliknya, sampai ke posisi
awal. Bayangkan membuat angka "8" (seperti Tari Piring). Setelah masingmasing 5 kali, lakukan bersama-sama kanan dan kiri sebanyak 10 kali.

Manfaat:
- Otak kanan manusia berperan dalam konstruksi, hitungan, menentukan
arah/posisi ruang; dan otak kiri berperan dalam artistik, keindahan, emosi,
dan harmonisasi.
- Menyeimbangkan otak kanan dan kiri meningkatkan kemampuan analisis
terhadap banyak hal dan fungsi memori secara cepat dan untuk jangka
lama.

Gerakan ke-3 Lapang Dada:

Berdiri Tegak, dua lengan diputar ke belakang semaksimal mungkin,


rasakan keluar dan masuk napas dengan rileks. Saat dua lengan di atas
kepala jari kaki jinjit.

Manfaat:
- Putaran lengan pada bahu menyebabkan stimulus regangan/tarikan pada
cabang besar saraf di bahu (pleksus brakialis), mengoptimalkan fungsinya
dalam menyarafi organ paru, jantung, liver, ginjal, lambung, dan usus;
sehingga metabolisme optimal.
- Dua kaki dijinjit menyebabkan stimulus sensor-sensor saraf yang
merupakan refleksi fungsi organ dalam.

Gerakan ke-4 Tunduk Syukur:

Dari posisi berdiri tegak dengan menarik napas dalam secara rileks lalu tahan
napas sambil membungkukkan badan ke depan (napas dada) semampunya.
Tangan berpegangan pada pergelangan kaki sampai punggung terasa
tertarik/teregang. Wajah menengadah sampai terasa tegang/panas. Saat
melepaskan napas, lakukan secara rileks dan perlahan.

Manfaat:
- Menarik napas dalam dengan menahannya di dada merupakan tehnik

menghimpun oksigen dalam jumlah maksimal, sebagai bahan bakar


metabolisme tubuh.
- Membungkukkan badan ke depan dengan dua tangan berpegangan pada
pergelangan kaki, akan menyebabkan posisi tulang belakang (tempat
juluran saraf tulang belakang berada) relatif dalam posisi segmental
anatomis-fungsional (segmen dada-punggung) yang lurus; menyebabkan
relaksasi dan membantu mengoptimalkan fungsi serabut saraf segmen
tersebut. Di samping itu, dapat menguatkan struktur anatomis-fungsional
otot, ligamen, dan tulang belakang.
- Dalam posisi Tunduk Syukur (membungkuk) ini, segmen ekor-pungung
membentuk sudut sedemikian rupa yang menyebabkan tarikan pada
serabut saraf yang menuju ke tungkai, meyebabkan stimulus yang
meningkatkan (eksitasi) fungsi dan membantu menghindari risiko jepitan
saraf.
- Menengadahkan wajah menyebabkan tulang belakang (termasuk saraf
tulang belakang di dalamnya) membentuk sudut yang lebih tajam dari
posisi normal, menyebabkan peningkatan kerja (eksitasi) serabut saraf
segmen ini, berperan dalam meningkatkan, mempertahankan suplai darah,
dan oksigenasi otak secara optimal.

Gerakan ke-5 Duduk Perkasa:

Menarik napas dalam (napas dada) lalu tahan sambil membungkukkan


badan ke depan dan dua tangan bertumpu pada paha, wajah menengadah
sampai terasa tegang/panas. Saat membungkuk, pantat jangan sampai
menungging.

Manfaat:
- Duduk Perkasa dengan lima jari kaki ditekuk-menekan alas/ lantai
merupakan stimulator bagi fungsi vital sistem organ tubuh: ibu jari terkait
dengan fungsi energi tubuh; jari telunjuk terkait dengan fungsi pikiran, jari
tengah terkait dengan fungsi pernapasan, jari manis terkait dengan fungsi
metabolisme dan detoksifikasi material dalam tubuh, serta jari kelingking
terkait dengan fungsi liver (hati) dan sistem kekebalan tubuh.
- Menarik napas dalam lalu ditahan sambil membungkukkan badan ke
depan dengan dua tangan bertumpu pada paha, memberikan efek
peningkatan tekanan dalam rongga dada yang diteruskan ke saluran saraf
tulang belakang, dilanjutkan ke atas (otak), meningkatkan sirkulasi dan
oksigenasi otak; yang pada akhirnya mengoptimalkan fungsi otak sebagai
'pusat komando' kerja sistem anatomisfungsional tubuh.
- Punggung tangan yang bertumpu pada paha akan menekan dinding perut
sejajar dengan organ ginjal yang ada di dalamnya, membantu
mengoptimal-kan fungsi ginjal.

Gerakan ke-6 Sujud Syukur:

Posisi Duduk Perkasa dengan dua tangan menggenggam pergelangan


kaki, menarik napas dalam (napas dada), badan membungkuk ke depan
sampai punggung terasa tertarik/ teregang, wajah menengadah sampai
terasa tegang/panas. Saat membungkuk, pantat jangan sampai
menungging. Saat melepaskan napas, lakukan secara rileks dan perlahan.

Manfaat:
- Dengan menampung udara pernapasan seoptimal mungkin kemudian
menahannya, akan meningkatkan tekanan di dalam saluran saraf tulang
belakang tempat saraf tulang belakang berada, dan akan berdampak pada
meningkatnya suplai darah dan oksigenasi otak.
- Dengan menengadahkan kepala, terjadi fleksi pada ruas tulang leher
termasuk serabut saraf simpatis yang berada di sana.
- Dua tangan menggenggam pergelangan kaki adalah untuk membantu kita
dalam memosisikan ruas tulang leher dalam keadaan fleksi dan
melebarkan ruang antar ruas tulang tersebut, di mana terdapat jaringan
ikat lunak sebagai absorber (shock breaker). Posisi ini memberikan efek
relaksasi pada serabut saraf simpatis tersebut, yang di antaranya
memberikan persarafan pada pembuluh darah ke otak hingga terjadi pula
relaksasi dinding pembuluh darah ini.

Gerakan ke-7 Berbaring Pasrah:

Posisi kaki Duduk Pembakaran dilanjutkan Berbaring Pasrah. Punggung


menyentuh lantai/alas, dua lengan lurus di atas kepala, napas rileks dan
dirasakan (napas dada), perut mengecil.

Manfaat:
- Relaksasi saraf tulang belakang, karena struktur tulang belakang 'relatif'
mendekati posisi melurus di mana lekukan-lekukan anatomis segmental
tulang belakang (diikuti saraf tulang belakang) menyebabkan regangan/
tarikan pada serabut saraf tulang belakang berkurang, sehingga
memberikan kesempatan rileks dan bisa mengatur kembali fungsi optimal
organ dalam yang dipersarafi.
- Efek relaksasi saraf tulang belakang ini juga diteruskan ke pusat (otak)
sebagai sinyal tentang kondisi anatomisfungsional saat itu, kemudian
pusat memberikan respon dalam bentuk 'pengaturan kembali' kerja sistem
dalam tubuh, dan terjadilah proses Self Healing (penyembuhan diri
sendiri).
- Efek optimalisasi fungsi sistem tubuh juga berlangsung akibat stimulasi
tombol-tombol kesehatan saat tungkai dalam posisi Duduk Pembakaran,
lengan Lapang Dada, dan napas rileks (lingkaran).

PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN PENYAKIT


1. AIDS (Acquired Imuuno Deficiency
Syndrome)
2. Alergi
3. Campak (Measles)
4. Gondongan (Mumps)
5. Alkoholisme(Mood/ Psikis)
6. Anoreksia Nevosa (Mood/ Psikis)
7. Blefaritis (Penyakit Mata)
8. Glaukoma (Penyakit Mata)
9. Hordeolum (Timbilan/Penyakit Mata)
10. Katarak (Penyakit Mata)
11. Konjungtivitis (Belekan/Penyakit Mata)
12. Miopia (Penyakit Mata/Tajam Penglihatan
Turun)
13. Perdarahan Subkonjungtiva (Penyakit Mata)
14. Skleritis (Penyakit Mata)
15. Abses Paru
16. Asma Bronkiale (Penyaki Paru)
17. Atelektasis Paru (Penyakit Paru)
18. Avian Influenza (Flu Burung)
19. Bronkiektasis (Penyakit Paru)
20. Bronkiolitis (Penyakit Paru)

21. Bronkitis Akut (Penyakit Paru)


22. Kanker Paru
23. Tuberkulosis (TBC)
24. Bulimia (Sindrom Banyak Makan)
25. Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS),
Penyakit Lou Gehrig's (Penyakit Saraf)
26. Ansietas (Gangguan Cemas/Penyakit
Saraf)
27. Autisme
28. Bell's Palsy (Merot/Gangguan Saraf)
29. Carpal Tunnel Syndrome(Jepitan Saraf di
Pergelangan Tangan)
30. Demensia (Pikun)
31. Depresi
32. Gangguan Belajar
33. Hiperaktif
34. Insomnia
35. Iskialgia (Jepitan Saraf Iskiadikus), Sciatica
36. Klaudikasio Intermiten (Gangguan Saraf)
37. Klaudikasio Neurogenik (Gangguan Saraf)
38. Kesemutan (Parestesi)
39. Mabuk Gerakan (Motion Sickness)
40. Migren

41. Neuralgia Trigeminalis (Tic Douloureux)


42. Neuritis Perifer (Neuropati Saraf Tepi)
43. Nyeri Kepala Tipe Tegang
44. Nyeri Pinggang (Low Back Pain)
45. Parkinson
46. Rabies
47. Skoliosis (Gangguan Saraf)
48. Sleep Apnea (Gangguan Saraf)
49. Spasmofili (Gangguan Saraf)
50. Stroke
51. Tortikolis (Kekakuan Leher)
52. Transient Ischemic Attack (Serangan Otak
Sepintas)
53. Vertigo
54. Anemia
55. Demam Berdarah (Dengue Hemorraghic Fever)
56. DIC (Disseminated Intravascular Coagulation)
57. Leukemia Akut
58. Leukemia Kronis
59. Trombositopenia
60. Demam Yang Tak Diketahui Sebabnya
61. Diabetes Insipidus (Gangguan Metabolisme)
62. Diabetes Melitus
63. Kurang Gizi
64. Obesitas (Kegemukan)
65. Ankylosing Spondylitis
(Gangguan pada Sendi atau Jaringan Ikat)

66. Sendi/Jaringan Ikat:Artritis Hipertrofik


(Osteoartritis)
67. Sendi/ Jaringan Ikat: Artritis Infeksiosa
68. Rematik (Artritis Rematoid)
69. Bursitis (Radang Kantung Sendi)
70. Fibrositis/ Fibromiositis (Peradangan Otot)
71. Sendi Bahu Kaku (Frozen Shoulder)
72. Gout (Asam Urat Tinggi)
73. Heel Spur (Taji di Tumit)
74. Kifosis (Gangguan pada Sendi/Jaringan Ikat)
75. Nyeri/Kaku Leher (Torticolis)
76. Osteomielitis (Gangguan Sendi/ Jaringan
Ikat)
77. Osteoporosis (Gangguan Sendi/Jaringan Ikat)
78. Skoliosis (Gangguan Sendi/Jaringan Ikat)
79. Tendinitis (Gangguan Sendi/Jaringan Ikat)
80. Tennis Elbow (Gangguan Sendi/Jaringan Ikat)
81. Amoebiasis (Disentri Amoeba, Diare)
82. Apendisitis (Usus Buntu)
83. Askariasis (Cacing Gelang)
84. Batu Empedu (Gallstone)
85. Cacing Pita
86. Diare Akut
87. Disentri
88. Dispepsia (Kembung)
89. Sakit Maag Akut (Gastritis)
90. Sakit Maag Kronis (Gastritis)

91. Hepatitis
92. Kanker Lambung
93. Kanker Pankreas
94. Kanker Usus Halus
95. Konstipasi (Sembelit)
96. Pankreatitis
97. Proktitis
98. Sindrom Malabsorbsi
99. Tifus (Demam Typhoid)
100. Trikinosis
101. Drug Abuse (Penyalahgunaan Obat)
102. Emfisema (Gangguan Paru)
103. Empiema
104. Fertilitas (kesuburan) Terganggu (Pada Pria)
105. Ejakualasi Dini (Pada Pria)
106. Hipertrofi Prostat/Pembesaran Prostat (Pada Pria)
107. Impotensi (Pada Pria)
108. Kanker Testis (Pada Pria)
109. Testicle Torsion (Testis Terpilin)
110. Undecensus Testiculorum (Testis Tidak Turun),
Kriptorkidisme
111. Abses Payudara (Pada Wanita)
112. Adnexitis/Infeksi Rongga Panggul (Pada Wanita)
113. Amenore Primer (Tidak Haid)
114. Amenore Sekunder (Pada Wanita)
115. Dismenore (Nyeri saat Haid)

116. Disparenia/Nyeri saat Sanggama (Pada


Wanita)
117. Endometriosis (Pada Wanita)
118. Fertilitas (kesuburan) Terganggu (Pada Wanita)
119. Infeksi Nifas
120. Keguguran Spontan (Miscarriage)
121. Keracunan Kehamilan (Toxemia of Pregnancy)
122. Mastitis
123. Menopause (Pada Wanita)
124. Morning Sickness (Pada Wanita)
125. Plasenta Previa (Pada Wanita)
126. Premenstrual Syndrome (Tegang/ Depresi
Menjelang Haid)
127. Prolaps Uterus (Rahim Turun)
128. Sexual Dysfunction /Disfungsi Seksual (Pada
Wanita)
129. Tumor Jinak Ovarium
130. Vulvovaginitis
131. Gagal Ginjal Akut
132. Gagal Ginjal Kronis
133. Infeksi Ginjal (Saluran Kencing) Akut
134. Infeksi Ginjal (Saluran Kencing) Kronis
135. Kista (Polikistik) Ginjal
136. Batu Ginjal
137. Batu Kandung Kemih
138. Hipertiroidisme (Kelenjar Hormon)
139. Hipotiroid (Kelenjar Hormon)
140. Hipokondriasis

141. Hipotermia (Kedinginan)


142. Hipotiroidisme (Kelenjar Hormon)
143. Angina Pektoris
(Gangguan Pada Jantung/Pembuluh Darah)
144. Aterokslerosis
(Gangguan pada Jantung/Pembuluh Darah)
145. Atrial Fibrilasi
(Gangguan pada Jantung/Pembuluh Darah)
146. Thrombophlebitis Superficial (Plebitis),
Peradangan Vena Luar
147. Deep Vein Thrombosis/Trombosis Vena Dalam
(Gangguan pada Jantung/Pembuluh Darah)
148. Endokarditis (Gangguan pada Jantung)
149. Gangguan Irama Jantung
(Denyut Jantung Lambat)
150. Gangguan Irama Jantung
(Denyut Jantung Cepat)
151. Gangren
(Gangguan pada Jantung/Pembuluh Darah)
152. Hemoroid (Wasir, Ambein)
153. Hipertensi
154. Hipotensi
155. Miokarditis
(Gangguan pada Jantung/Pembuluh Darah)
156. Perikarditis
(Gangguan pada Jantung/Pembuluh Darah)
157. Serangan Jantung
158. Jantung Koroner (Sumbatan Jantung)
159. Gangguan Irama Jantung
160. Kelainan Katup Jantung

161. Denyut Jantung Cepat


162. Trombosis-Embolus Arteri
163. Varises (Varicose)
164. Acne (Jerawat)
165. Kulit: Alopecia Aerata
(Rambut Kepala Rontok, Otak)
166. Biang Keringat (Prickly Heat)
167. Bisul
168. Cacing Kremi
169. Dishidrosis (Gangguan pada Kulit)
170. Dermatitis Atopik (Gangguan pada Kulit)
171. Dermatitis Kontak (Gangguan pada Kulit)
172. Dermatitis Herpetiformis (Gangguan pada
Kulit)
173. Dermatitis Seboroika (Ketombe)
174. Eczema (Eksim)
175. Folikulitis Bakteri (Gangguan pada Kulit)
176. Folikulitis Jamur
177. Gatal Musim Dingin (Winter's Itch)
178. Kista Sebasea (Gangguan pada Kulit)
179. Gonore (Gangguan pada Kulit)
180. Kutil (Veruka Vulgaris)
181. Lipoma (Gangguan pada Kulit)
182. Psoriasis (Gangguan pada Kulit)
183. Sifilis
184. Skabies (Gangguan pada Kulit)
185. Skleroderma (Gangguan pada Kulit)

186. Urtikaria (Gatal-gatal)


187. Vitiligo (Gangguan pada Kulit)
188. THT: Barotitis Media (Barotrauma)
189. Batuk Rejan (Pertusis)
190. Common Cold (Influenza)
191. Difteri (Gangguan pada THT)
192. Epistaksis (Mimisan)
193. Faringitis (Radang Tenggorokan) Akut
194. Faringitis (Radang Tenggorokan) Kronis
195. Laringitis (Gangguan pada THT)
196. Mendengkur
197. Sinusitis (Gangguan pada THT)
198. Tonsilitis (Amandel)
199. Abses Gigi
200. Batu Kelenjar Ludah
201. Gingivitis (Radang Gusi)
202. Glositis (Radang Lidah)
203. Infeksi Kelenjar Ludah
204. Kandidiasis Mulut (Thrush)
205. Kanker Kelenjar Ludah

Daftar Pustaka
- Pedoman Sehat Tanpa Obat dengan Sholat & Pijat
Oleh: A.M.Isran, MBA, ph.D
- Ketika Dokter Memaknai Sholat
Oleh: dr. Bahar Azhar, Sp B. Onk
- Mau Kebal Tahajud Saja
Hasil penelitian Prof. Doktor Mohammad Sholeh,
Guru besar IAIN Sunan Ampel Surabaya
- Ergonomi
Oleh Doktor Gempur Santoso, Drs, M.Kes
- Ajaran Olah Gerak dan Olah Nafas yang Tertanam di Sanubari
Oleh: RM Soebandiman Dirjo Atmojo

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai