(LP)
ASKEP
VESIKOLITHIASIS
RUANG JATISARI
TATAT PERMANA
[Type the author name]
11/24/2009
VESIKOLITIASIS
A. Pengertian
B. Etiologi
1. Hiperkalsiuria
2. Hipositraturia
3. Hiperurikosuria
Peningkatan kadar asam urat dalam air kemih yang dapat memacu
pembentukan batu kalsium karena masukan diet purin yang berlebih.
Disebabkan karena volume air kemih sedikit, batu kalsium idiopatik (tidak
dijumpai predisposisi metabolik).
Batu asam urat banyak disebabkan karena pH air kemih rendah, dan
hiperurikosuria (primer dan sekunder).
9. Batu Struvit
1. 75 % kalsium.
C. Pathofisiologi
Kelainan bawaan atau cidera, keadan patologis yang disebabkan karena
infeksi, pembentukan batu disaluran kemih dan tumor, keadan tersebut
sering menyebabkan bendungan. Hambatan yang menyebabkan
sumbatan aliran kemih baik itu yang disebabkan karena infeksi, trauma
dan tumor serta kelainan metabolisme dapat menyebabkan penyempitan
atau struktur uretra sehingga terjadi bendungan dan statis urin. Jika sudah
terjadi bendungan dan statis urin lama kelamaan kalsium akan
mengendap menjadi besar sehingga membentuk batu (Sjamsuhidajat dan
Wim de Jong, 2001:997).
1. Teori Supersaturasi
Tingkat kejenuhan komponen-komponen pembentuk batu ginjal
mendukung terjadinya kristalisasi. Kristal yang banyak menetap
menyebabkan terjadinya agregasi kristal dan kemudian menjadi batu.
2. Teori Matriks
Pada individu normal kalsium dan fosfor hadir dalam jumlah yang
melampaui daya kelarutan, sehingga membutuhkan zat penghambat
pengendapan. fosfat mukopolisakarida dan fosfat merupakan penghambat
pembentukan kristal. Bila terjadi kekurangan zat ini maka akan mudah
terjadi pengendapan.
4. Teori Epistaxy
5. Teori Kombinasi
D. Manifestasi Klinis
1. Hematuri.
3. Demam.
5. Mual.
6. Muntah.
7. Nyeri abdomen.
8. Disuria.
9. Menggigil.
Pemeriksaan Penunjang
1. Urine
2. Darah
a. Foto BNO/IVP untuk melihat posisi batu, besar batu, apakah terjadi
bendungan atau tidak.
b. Pada gangguan fungsi ginjal maka IVP tidak dapat dilakukan, pada
keadaan ini dapat dilakukan retrogad pielografi atau dilanjutkan
dengan antegrad pielografi tidak memberikan informasi yang
memadai.
5. Riwayat Keluarga
E. Komplikasi
a. Sistem Pernafasan
Atelektasis bida terjadi jika ekspansi paru yang tidak adekuat karena
pengaruh analgetik, anestesi, dan posisi yang dimobilisasi yang
menyebabkan ekspansi tidak maksimal. Penumpukan sekret dapat
menyebabkan pnemunia, hipoksia terjadi karena tekanan oleh agens
analgetik dan anestesi serta bisa terjadi emboli pulmonal.
b. Sistem Sirkulasi
c. Sistem Gastrointestinal
d. Sistem Genitourinaria
e. Sistem Integumen
f. Sistem Saraf
F. Pengobatan
1. Mengatasi Simtom
Ajarkan dengan tirah baring dan cari penyebab utama dari vesikolitiasis,
berikan spasme analgetik atau inhibitor sintesis prostaglandin, bila terjadi
koliks ginjal dan tidak di kontra indikasikan pasang kateter.
2. Pengambilan Batu
b. Vesikolithotomi.
c. Pengangkatan Batu
3. Ureteroskopi
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
2) Identitas penanggung
F. Pemeriksaan fisik
• TTV
G. Diagnosa Keperawatan
I. Rencana Keperawatan
Intervensi :
1)Kaji suhu tubuh pasien setiap 4 jam dan lapor jika suhu diatas 38,50 C
Rasional : Tanda vital menandakan adanya perubahan di dalam tubuh
2)Catat karakteristik urine
Rasional : Untuk mengetahui/mengidentifikasi indikasi kemajuan atau
penyimpangan dari hasil yang diharapkan.
3)Anjurkan pasien untuk minum 2 – 3 liter jika tidak ada kontra indikasi
Rasional : Untuk mencegah stasis urine
Intervensi :
1)Ukur dan catat urine setiap kali berkemih
Rasional : Untuk mengetahui adanya perubahan warna dan untuk
mengetahui input/out put 2)Anjurkan untuk berkemih setiap 2 – 3 jam
Rasional : Untuk mencegah terjadinya penumpukan urine dalam vesika
urinaria.
3)Palpasi kandung kemih tiap 4 jam
Rasional : Untuk mengetahui adanya distensi kandung kemih.
4)Bantu klien ke kamar kecil, memakai pispot/urinal
Rasional : Untuk memudahkan klien di dalam berkemih.
5)Bantu klien mendapatkan posisi berkemih yang nyaman
Rasional : Supaya klien tidak sukar untuk berkemih.
Intervensi :
1)Kaji tingkat kecemasan
Rasional : Untuk mengetahui berat ringannya kecemasan klien
2)Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya
Rasional : Agar klien mempunyai semangat dan mau empati terhadap
perawatan dan pengobatan
3)Beri support pada klien
Rasional : untuk memberikan dukungan agar pasien menjadi lebih yakin
terhadap program pengobatan
4)Beri dorongan spiritual
Rasional : Agar klien kembali menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan
YME.Beri support pada klien
5)Beri penjelasan tentang penyakitnya
Rasional : Agar klien mengerti sepenuhnya tentang penyakit yang
dialaminya.
Intervensi
Intervensi
DAFTAR PUSTAKA