Anda di halaman 1dari 2

Nama

: Ayu Addani

NIM

: C24150078

Departemen

: Manajemen Sumberdaya Perairan

Pengaruh El Nino dan La Nina Terhadap Sumberdaya Perikanan

Latar Belakang
Indonesia memiliki luas lautan yang mencapai 4 juta km2, dipengaruhi oleh
berbagai fenomena-fenomena alam diantaranya iklim, perbedaan pasang surut,
gelombang, dan suhu. Semua ini adalah mempunyai pengaruh yang cukup besar
terhadap sumberdaya perikanan. Perubahan iklim dipengaruhi langsung atau tidak
langsung oleh aktivitas manusia yang merubah komposisi atmosfer yang akan
memperbesar keragaman iklim, salah satu akibat dari penyimpangan iklim itu adalah
terjadinya fenomena El Nino dan La Nina. El Nino dapat diartikan sebagai fenomena
alam yang menyebabkan memanasnya suhu permukaan laut. Sedangkan La Nina
adalah mendinginnya suhu permukaan laut. Fenomena El Nino dan La Nina ini juga
mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap sumberdaya kelautan dan
perikanan, dengan adanya pengaruh El Nino dan La Nina maka perlu diketahui
dampak-dampak apa saja yang terjadi pada sumberdaya kelautan dan perikanan.
Pembahasan
2.1

Pengertian El Nino dan La Nina

El Nino adalah gejala gangguan iklim yang diakibatkan oleh naiknya suhu
permukaan laut Samudera Pasifik sekitar khatulistiwa bagian tengah dan
timur. Sedangkan, La Nina adalah gejala gangguan iklim yang diakibatkan suhu
permukaan laut Samudera Pasifik dibandingkan dengan daerah sekitarnya. El Nino
dan La Nina adalah merupakan dinamika atmosfer dan laut yang mempengaruhi cuaca
di sekitar laut Pasifik. El Nino merupakan salah satu bentuk penyimpangan iklim di
Samudera Pasifik yang ditandai dengan kenaikan suhu permukaan laut di daerah
katulistiwa bagian tengah dan timur.
Sebagai indikator untuk memantau kejadian El Nino, biasanya digunakan data
pengukuran suhu permukaan laut pada bujur 170BB 120BB dan lintang 5LS
5LU, dimana anomali positif mengindikasikan terjadinya El Nino. Dan fenomena La
Nina ditandai dengan menurunnya suhu permukaan laut pada bujur 170BB 120BB
dan pada lintang 5LS 5LU dimana anomali negatif, sehingga sering juga disebut
sebagai fase dingin. Kedua fenomena di perairan pasifik ini memberikan dampak yang
signifikan bagi kehidupan manusia.
2.2

Faktor Penyebab Terjadinya El Nino dan La Nina

2.2.1

Anomali suhu yang mencolok di perairan samudera pasifik.

2.2.2

Melemahnya angin passat (trade winds) di selatan pasifik yang menyebabkan


pergerakan angin jauh dari normal.

2.2.3

Kenaikan daya tampung lapisan atmosfer yang disebabkan oleh pemanasan dari
perairan panas dibawahnya. Hal ini terjadi di perairan peru pada saat musim panas.

2.2.4

Adanya perbedaan arus laut di perairan samudera pasifik.


2.3

Pengaruh El Nino dan La Nina

2.3.1

Saat terjadi El Nino di satu sisi dapat mengakibatkan meningkatnya suhu dan salinitas
air laut yang dapat membahayakan padang lamun (sea grass) dan terumbu karang
(coral reef) sebagai habitat dari berbagai jenis ikan. Padang lamun dan terumbu
karang memiliki fungsi sebagai tempat pemijahan (spawning ground), pengasuhan
(nursery ground) dan tempat mencari makan (feeding ground) bagi ikan-ikan. Padang
lamun dan terumbu karang bila terkena sinar matahari berlebihan pertumbuhannya
akan terganggu, rusak dan mati. Pada saat El Nino, terjadi peningkatan pemutihan
(bleaching) pada karang yang menyebabkan berkurangnya atau hilangnya ikan-ikan
yang biasa hidup bergantung pada terumbu karang, begitu juga dengan padang lamun.
Karena suhu yang semakin panas dan berkurangnya habitat, maka ikan-ikan akan
melakukan migrasi ke tempat yang lebih dingin. El Nino juga mengakibatkan
penurunan populasi ikan di Laut Pasifik, khususnya jenis pelagis seperti ikan sardine
(Sardinops sagax), anchoveta (Engaulis ringens), ikan mackerel (Tranchurus
murphyi dan Scomber japonicuperuanus) berkurang karena sedikitnya makanan yang
tersedia. Hal ini semua dapat mengakibatkan berkurangnya hasil perikanan tangkap.

2.3.2

Di sisi lain upwelling juga dapat menaikkan biomassa plankton, yaitu seperti yang
terjadi di wilayah Barat Sumatera dan Selatan Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara terdapat
peningkatan jumlah klorofil, plankton dan massa air yang mengandung banyak
nutrien yang sangat bermanfaat bagi ikan. Pada saat inilah terdapat banyak ikan yang
dapat menguntungkan dalam sektor perikanan tangkap.

2.3.3

Naiknya tekanan udara di pasifik tengah dan timur saat El Nino, menyebabkan
pembentukan awan yang intensif. Hal ini yang menjadikan curah hujan yang tinggi di
kawasan pasifik tengah dan timur. Sedangkan sebaliknya, di daerah pasifik barat
terjadi kekeringan yang jauh dari normal.

2.3.4

Turunnya tekanan udara di pasifik tengah dan timur saat La Nina, menjadi hambatan
terbentuknya awan di daerah ini, sehingga mengalami kekeringan. Sedangkan
sebaliknya, di daerah pasifik barat curah hujan sangat tinggi. Hal ini menimbulkan
banjir yang parah di Indonesia.
Kesimpulan
Peristiwa El Nino dan La Nina merupakan fenomena alam yang terjadi di
peairan samudera pasifik. Yang kedua-duanya menyebabkan bencana pada daerah di
sekitar perairan samudera pasifik. Daerah satu mengalami curah hujan yang sangat
tinggi sehingga menyebabkan banjir, sedangkan daerah satunya mengalami
kekeringan yang luar biasa. Peristiwa El Nino dan La Nina tidak dapat dihindari akan
tetapi dapat terdeteksi, sehingga negara-negara yang berada di sekitar samudera
pasifik sebaiknya melakukan persiapan agar dapat mengolah sumberdaya perikanan
dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai