Anda di halaman 1dari 14

E-LEARNING

Paper Kelompok

Kelompok 9/06PNM :

Yohanes Rusli 1100045901


Jeffri Junaidi 1100046160
Devie Octaviany 1100046274
Jonny 1100046330
Sugiarto 1100042452
Jeff Scorgon 1100042105

Binus University
Jurusan Sistem Informasi
Semester Genap Tahun 2009/2010

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengetahuan dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Pengetahuan yang didapat oleh seseorang takkan pernah
ada bila tanpa melalui proses pembelajaran. Sedangkan hakekat daripada
pembelajaran itu sendiri adalah untuk memperoleh pengetahuan, entah apakah
pelaku pembelajar itu menyadari aspek akibat dari tindakannya tersebut ataupun
tanpa disadari oleh pelaku pembelajar tersebut.

E-Learning atau electronic learning kini semakin merupakan salah satu


cara untuk mengatasi masalah pendidikan, baik di negara-negara maju maupun di
negara yang sedang berkembang. Banyak orang menggunakan istilah yang berbeda
beda dengan E-Learning, namun pada prinsipnya E-Learning adalah pembelajaran
yang menggunakan jasa elektronika sebagai alat bantunya. E-Learning memang
merupakan suatu teknologi pembelajaran yang yang relatif baru di Indonesia. Untuk
menyederhanakan istilah, maka electronic learning disingkat menjadi E-Learning.
Kata ini terdiri dari dua bagian, yaitu ‘e’ yang merupakan singkatan dari
‘electronica’ dan ‘learning’ yang berarti ‘pembelajaran’. Jadi E-Learning berarti
pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika.

Jadi dalam pelaksanaannya E-Learning Penggunakan jasa audio, video


atau perangkat komputer atau kombinasi dari ketiganya.E-Learning telah menjadi
suatu strategi dan solusi bagi organisasi-organisasi sukses di dunia dalam rangka
me-manage dan meng-update pengetahuan dan pembelajaran bagi para anggotanya.

Atas dasar tersebut, maka saya mencoba membahas aspek penting dari E-
Learning tersebut dari sudut tinjauan sebagai suatu strategi dan solusi manajemen
pengetahuan dan pembelajaran berbasis teknologi informasi yang cukup menarik
dibedah dan ditelaah sebagai suatu alternatif daripada pelatihan dan pembelajaran
konvensional yang telah dikenal masyarakat umum secara luas.

1.2 Ruang Lingkup


Berikut ini adalah ruang lingkup dari paper yang kami buat antara lain
sebagai berikut ini:
1. Definisi E-Learning.
2. Keuntungan dan kekurangan Menggunakan e-Learning.
3. Variasi Aplikasi e-Learning Dari Masa ke Masa.
4. Fitur-fitur E-Learning.
5. Karakter E-Learning.
6. Penerapan e-Learning Di INDONESIA.
1.3 Tujuan dan Manfaat
Berikut ini adalah tujuan penulisan dari paper yang kami buat antara lain
sebagai berikut ini:
1.Mahasiswa dapat mendapatkan informasi mengenai kelebihan dari e-
Learning.
2.Mahasiswa dapat mengerti dan menyadari arti pentingnya penggunaan e-
Learning.
3.Mahasiswa bisa memaksimalkan Pembelajaran di e-Learning tersebut dengan
baik.
4.Fitur-fitur di e-Learning dapat dikembangkan lagi di masa yang akan datang.

Berikut ini adalah manfaat penulisan dari paper yang kami buat antara lain
sebagai berikut ini:
1.Dapat memanfaatkan segala kelebihan dari e-Learning.
2.Owner dapat mengurangi masalah-masalah dalam minat pembelajaran
menggunakan e-Learning.
3.E-Learning dapat berkembang lagi untuk ke depannya.

1.4 Metodologi Penulisan


Metode penulisan paper kami menggunakan studi kepustakaan yaitu
kegiatan yang dilakukan untuk mempelajari landasan teori yang digunakan, melalui
beberapa pustaka baik buku referensi maupun internet.

1.5 Sistematika Penulisan


Penulisan paper ini terdiri dari 5 bab. Isi pokok bahasan dari setiap
bab adalah sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN
Berisikan penjelasan mengenai latar belakang yang dijadikan sebagai dasar
pemilihan judul, ruang lingkup, tujuan dan manfaat, metodologi, serta sistematika
penulisan paper kami ini.

BAB 2 LANDASAN TEORI


Berisikan uraian landasan teori-teori yang digunakan dalam penulisan paper
kami ini.

BAB 3 PEMBAHASAN
Berisikan uraian pembahasan mengenai e-paper, sejarah perkembangan,
keunggulan dan kekurangan e-newspaper, serta hal-hal lainnya yang berhubungan
dengan e-newspaper.
BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN
Berisikan penutupan dari penulisan paper kami ini yang terdiri dari kesimpulan
mengenai hasil uraian pembahasan dari bab-bab sebelumnya serta saran-saran
saran-saran perbaikan untuk paper yang kami buat ini.
BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Elektronik

Elektronika adalah ilmu yang mempelajari alat listrik arus lemah yang dioperasikan
dengan cara mengontrol aliran elektron atau partikel bermuatan listrik dalam suatu alat
seperti komputer, peralatan elektronik, termokopel, semikonduktor, dan lain
sebagainya. Ilmu yang mempelajari alat-alat seperti ini merupakan cabang dari
ilmu fisika, sementara bentuk desain dan pembuatan sirkuit elektroniknya adalah bagian
dari teknik elektro, teknik komputer, dan ilmu/teknik elektronika dan instrumentasi.

Alat-alat yang menggunakan dasar kerja elektronika ini biasanya disebut sebagai
peralatan elektronik (electronic devices). Contoh peralatan/ piranti elektronik ini: Tabung
Sinar Katoda (Cathode Ray Tube,CRT), radio, TV, perekam kaset, perekam kaset video
(VCR), perekam VCD, perekam DVD, kamera video,kamera digital, komputer
pribadi desk-top, komputer Laptop, PDA (komputer saku), robot, smart card, dll.

2.2 Learning (belajar)

Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi
perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.

Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan


respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan
perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang
berupa stimulus dan output yang berupa respon.

2.3 Pengertian e-learning

E-learning adalah cara baru dalam proses belajar mengajar. E-learning


merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi. Dengan e-learning, peserta ajar (learner atau murid) tidak
perlu duduk dengan manis di ruang kelas untuk menyimak setiap ucapan dari
seorang guru secara langsung. E-learning juga dapat mempersingkat jadwal target waktu
pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh
sebuah program studi atau program pendidikan.
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 E-Learning
3.1.1. Definisi E-Learning
Istilah e-Learning mengandung pengertian yang sangat luas, sehingga
banyak pakar yang menguraikan tentang definisi e-Learning dari berbagai sudut
pandang. Salah satu definisi yang cukup dapat diterima banyak pihak misalnya
dari Darin E. Hartley [Hartley, 2001] yang menyatakan:

e-Learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan


tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media
internet,Intranet atau media jaringan komputer lain.

LearnFrame.Com dalam Glossary of e-Learning Terms [Glossary, 2001]


menyatakan suatu definisi yang lebih luas bahwa:

e-Learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi


elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media Internet,
jaringan komputer,maupun komputer standalone.

Ada beberapa pengertian berkaitan dengan e-Learning sebagai berikut :

• Pembelajaran jarak jauh.

E-Learning memungkinkan pembelajar untuk menimba ilmu tanpa


harus secara fisik menghadiri kelas. Pembelajar bisa berada di
Semarang, sementara “instruktur” dan pelajaran yang diikuti berada di
tempat lain, di kota lain bahkan di negara lain. Interaksi bisa dijalankan
secara on-line dan real-time ataupun secara off-line atau archieved.
Pembelajar belajar dari komputer di kantor ataupun di rumah dengan
memanfaatkan koneksi jaringan lokal ataupun jaringan Internet ataupun
menggunakan media CD/DVD yang telah disiapkan. Materi belajar
dikelola oleh sebuah pusat penyedia materi di kampus/universitas, atau
perusahaan penyedia content tertentu. Pembelajar bisa mengatur sendiri
waktu belajar, dan tempat dari mana ia mengakses pelajaran.

• Pembelajaran dengan perangkat komputer

E-Learning disampaikan dengan memanfaatkan perangkat komputer.


Pada umumnya perangkat dilengkapi perangkat multimedia, dengan cd
drive dan koneksi Internet ataupun Intranet lokal. Dengan memiliki
komputer yang terkoneksi dengan intranet ataupun Internet, pembelajar
dapat berpartisipasi dalam e-Learning. Jumlah pembelajar yang bisa
ikut berpartisipasi tidak dibatasi dengan kapasitas kelas. Materi
pelajaran dapat diketengahkan dengan kualitas yang lebih standar
dibandingkan kelas konvensional yang tergantung pada kondisi dari
pengajar.

• Pembelajaran formal vs. informal

E-Learning bisa mencakup pembelajaran secara formal maupun


informal. E-Learning secara formal, misalnya adalah pembelajaran
dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan
disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait
(pengelola e-Learning dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini
biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan
pada karyawannya, atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh
universitas dan perusahaan-perusahaan (biasanya perusahan konsultan)
yang memang bergerak di bidang penyediaan jasa e-Learning untuk
umum. E-Learning bisa juga dilakukan secara informal dengan
interaksi yang lebih sederhana, misalnya melalui sarana mailing list, e-
newsletter atau website pribadi, organisasi dan perusahaan yang ingin
mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan
tertentu pada masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya).

• Pembelajaran yang ditunjang oleh para ahli di bidang masing-


masing.

Walaupun sepertinya e-Learning diberikan hanya melalui perangkat


komputer, e-Learning ternyata disiapkan, ditunjang, dikelola oleh tim
yang terdiri dari para ahli di bidang masing-masing, yaitu:
1. Subject Matter Expert (SME) atau nara sumber dari
pelatihan yang disampaikan
2. Instructional Designer (ID), bertugas untuk secara
sistematis mendesain materi dari SME menjadi materi e-Learning
dengan memasukkan unsur metode pengajaran agar materi menjadi
lebih interaktif, lebih mudah dan lebih menarik untuk dipelajari
3. Graphic Designer (GD), mengubah materi text
menjadi bentuk grafis dengan gambar, warna, dan layout yang
enak dipandang, efektif dan menarik untuk dipelajari
4. Ahli bidang Learning Management System (LMS).
Mengelola sistem di website yang mengatur lalu lintas interaksi
antara instruktur dengan siswa, antarsiswa dengan siswa lainnya.
3.1.2. Keuntungan dan kekurangan Menggunakan e-Learning
Keuntungan menggunakan e-Learning diantaranya adalah sebagai berikut:

• Menghemat waktu proses belajar mengajar

• Mengurangi biaya perjalanan

• Menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur, peralatan,


buku-buku)

• Menjangkau wilayah geografis yang lebih luas

• Melatih pembelajar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan

Kemudian kekurangan menggunnakan e-Learning adalah sebagai berikut:

• Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri.

• Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses


belajar dan mengajar.

• Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya


mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial.

• Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada


pendidikan.

• Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran


konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang
menggunakan ICT.

• Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.

• Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet.

• Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki ketrampilan internet.

• Kurangnya penguasaan bahasa komputer.


3.1.3. Aplikasi e-Learning Dari Masa ke Masa
Uraian singkat tentang perkembangan e-Learning dari masa ke masa
adalah seperti di bawah [Cross, 2002]:

• 1990: CBT (Computer Based Training)

Era dimana mulai bermunculan aplikasi e-Learning yang berjalan


dalam PC standalone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi
berupa materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (video dan
audio) dalam format MOV, MPEG-1 atau AVI. Perusahaan perangkat
lunak Macromedia mengeluarkan tool pengembangan bernama
Authorware, sedangkan Asymetrix (sekarang bernama Click2learn)
juga mengembangkan perangkat lunak bernama Toolbook.

• 1994: Paket-Paket CBT

Seiring dengan mulai diterimanya CBT oleh masyarakat, sejak tahun


1994 muncul CBT dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan
diproduksi secara massal.

• 1997: LMS (Learning Management System)

Seiring dengan perkembangan teknologi internet di dunia, masyarakat


dunia mulai terkoneksi dengan Internet. Kebutuhan akan informasi
yang cepat diperoleh menjadi mutlak, dan jarak serta lokasi bukanlah
halangan lagi. Disinilah muncul sebutan Learning Management
System atau biasa disingkat dengan LMS. Perkembangan LMS yang
semakin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah
interoperability antar LMS yang ada dengan suatu standard.
Standard yang muncul misalnya adalah standard yang dikeluarkan oleh
AICC (Airline Industry CBT Committee), IMS, IEEE LOM,
ARIADNE, dsb.

• 1999: Aplikasi e-Learning Bebasis Web

Perkembangan LMS menuju ke aplikasi e-Learning berbasis Web


secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi
belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs
portal yang pada saat ini boleh dikata menjadi barometer situs-situs
informasi, majalah, dan surat kabar dunia. Isi juga semakin kaya
dengan berpaduan multimedia, video streaming, serta penampilan
interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standard,
berukuran kecil dan stabil.
3.1.4. Fitur-fitur E-Learning
Sebagai pedoman fitur-fitur yang biasanya disediakan dalam sistem e-
learning adalah seperti dibawah. Contoh di bawah belum tentu melingkupi seluruh
kebutuhan pengguna. Demikian juga belum tentu sebuah sistem e-Learning harus
memasukkan semua fitur-fitur di bawah.
Kembangkan sistem berdasarkan kepada kebutuhan pengguna yang
sebenarnya (user needs).

1. Informasi tentang unit-unit terkait dalam proses belajar mengajar


• Tujuan dan sasaran
• Silabus
• Metode pengajaran
• Jadwal kuliah
• Tugas
• Jadwal Ujian
• Daftar referensi atau bahan bacaan
• Profil dan kontak pengajar

2. Kemudahan akses ke sumber referensi


• Diktat dan catatan kuliah
• Bahan presentasi
• Contoh ujian yang lalu
• FAQ (frequently asked questions)
• Sumber-sumber referensi untuk pengerjaan tugas
• Situs-situs bermanfaaat
• Artikel-artikel dalam jurnal online

3. Komunikasi dalam kelas


• Forum diskusi online
• Mailing list diskusi
• Papan pengumuman yang menyediakan informasi (perubahan jadwal
kuliah, informasi tugas dan deadline-nya)

4. Sarana untuk melakukan kerja kelompok


• Sarana untuk sharing file dan direktori dalam kelompok
• Sarana diskusi untuk mengerjakan tugas daam kelompok

5. Sistem ujian online dan pengumpulan feedback


3.1.5. KARAKTERISTIK E-Learning
Karakteristik e-learning, antara lain adalah :

• Memanfaatkan jasa teknologi elektronik; di mana guru dan siswa,


siswa dan sesama siswa atau guru dan sesama guru dapat
berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal- hal
yang protokoler.

• Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer


networks).

• Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials)


disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa
kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya.

• Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan


belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan
dapat dilihat setiap saat di komputer.

3.1.6. PENERAPAN E-LEARNING DI INDONESIA


Di Era Globalisasi ini Internet merupakan media yang sangat cepat dalam
perkembangannya. Semua Informasi tersedia di Internet dan dapat diakses oleh
siapa saja dengan mudah, fleksibel ,cepat dan akurat. Hal inilah yang melandasi
adanya ide untuk memanfaatkan Internet sebagai media pembelajaran dalam
rangka memajukan pendidikan di Indonesia.

Istilah E–Learning merupakan gabungan dari dua kata yaitu E yang


merupakan singkatan dari Electronic (Elektronik) dan Learning (Belajar). Jadi E–
Learning adalah Belajar dengan menggunakan bantuan alat Elektronik. Lebih
jelasnya E-Learning adalah suatu proses belajar mengajar antara pengajar dengan
muridnya tanpa harus bertatap muka satu sama lain. Hal itu dikarenakan bantuan
alat elektronik (tepatnya PC) yang terkoneksi dengan Internet sehingga siswa dapat
belajar di manapun dan kapanpun tanpa harus datang ke kampus atau ke sekolah.

Saat ini penerapan E-Learning di Indonesia kurang bagus. Hal itu karena
besarnya biaya yang dibutuhkan dalam pengaplikasian E-Learning. Tidak semua
perguruan tinggi menggunakan E-Learning dalam proses pembelajarannnya.
Hanya perguruan tinggi yang besar saja (mampu dalam hal keuangan) yang
mengaplikasikan E-Learning dalam penyampaian bahan ajarnya, itupun tidak
semua perguruan tinggi mengaplikasikannya.

Beberapa perguruan tinggi di Indonesia yang mengaplikasikan E-Learning


diantaranya adalah UNP (Universitas Negeri Padang), UGM (Universitas Gadjah
Mada) dan ITB (Institut Teknologi Bogor). Dari ketiga perguruan tinggi diatas
telah diketahui bahwa ketiga perguruan tinggi tersebut memiliki dana yang cukup
untuk membangun jaringan E-Learning sehingga bisa mengaplikasikan E-Learning
dalam proses pembelajarannya.

Antusias pelajar / mahasiswa terhadap penerapan E-Learning dalam proses


pembelajaran merupakan kendala tersendiri dalam pengembangan aplikasi E-
Learning di Indonesia. Hal itu juga dilandasi oleh beberapa faktor, diantaranya
banyak pelajar yang tidak mau tahu dengan perkenbangan Internet saai ini,
mahalnya biaya penggunaan Internet bagi ukuran kantong pelajar, dan masih
banyak faktor lain yang melandasinya.

Penerapan E-Learning di Indonesia akan berjalan dengan baik jika faktor


yang menghambatnya dapat teratasi. Dari pihak universitas harus berusaha
bagaimana caranya dapat membangun jaringan E-Learning dan menarik minat
mahasiswa untuk menggunakannya dengan cara menyediakan fasilitas untuk
penggunaan E-Learning. Dari pihak mahasiswa sendiri harus lebih berfikir lagi
untuk tidak menggunakan E-Learning karena hal itu akan sangat merugikan diri
sendiri.
BAB 4
PENUTUP

4.1 Simpulan
Setelah menganalisis paper ini, maka penulis menarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
• E-learning suatu inovasi baru dalam dunia pendidikan, walaupun
tanpa tatap muka pun kita dapat belajar.
• E-learning sangat membantu para Pelajar dalam meningkatkan
pengetahuan mereka menjadi lebih mudah.
• E-learning dapat mengurangi kebutuhan dan pengeluaran biaya
cetak pada kertas.
• E-learning tidak terbatas pada geografis tetapi E-learning
menembus ruang dan waktu.

4.2 Saran
Setelah menganalisis paper ini, maka penulis mengajukan beberapa saran
sebagai berikut:
• Agar E-learning lebih sering lagi di gunakan dalam dunia Pendidikan.
• Aplikasi E-learning juga harus senantisa dikembangkan agar nantinya dapat
lebih lagi memenuhi kebutuhan user.
Sumber
1. http://suray.wordpress.com/2007/05/10/e-learning-latar-belakang-1/
2. http://www.asep-hs.web.ugm.ac.id
3. http://elearning.gunadarma.ac.id/index.php?
option=com_content&task=view&id=13&Itemid=39
4. http://www.pdambandarmasih.com/forumpdam/index.php?topic=13.0
5. http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=Manfaat%20Elearning
%20/%20E-Learning%20-%20%20%20Pembelajaran%20Online%20via
%20Internet%20atau%20Intranet%20Services&&nomorurut_artikel=123
6. http://elearning.gunadarma.ac.id/index.php?
option=com_content&task=view&id=13&Itemid=39
7. http://ilmukomputer.org/category/elearning-dan-eeducation/
8. http://ilmukomputer.org/2008/11/25/strategi-baru-pengelolaan-elearning-
gratis/
9. http://ilmukomputer.org/2008/07/01/memahami-lebih-lanjut-tentang-e-
learning/

Anda mungkin juga menyukai