ENDROMETRIOSIS
ENDROMETRIOSIS
KEPERAWATAN MATERNITAS I
ASKEP ENDOMETRIOSIS
Dosen Pengampu : Siti Mulidah, S.Pd. S.Kep.Ns. M.Kes.
Disusun Oleh :
1)
2)
3)
4)
P17420213021
P17420213022
P17420213023
P17420213024
KELAS : II A
SEMESTER IV
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Endometriosis disebabkan oleh jaringan endometrium atau selaput
lendir rahim bagian dalam yang setiap bulan luruh menjadi darah haid.
Darah yang luruh ini seharusnya hanya keluar lewat vagina dan sebagian
kecil darah melalui saluran telur ke dalam rongga abdomen atau rongga
perut. Seharusnya tubuh bisa menyerap darah yang luruh ini, Namun
beberapa hal seperti faktor genetik dan faktor lingkungan menyebabkan
turunnya kemampuan sistem pertahanan tubuh. Sehingga darah tidak
diserap secara maksimal. Endometriosis selama kurang lebih 30 tahun
terakhir ini menunjukkan angka kejadian yang meningkat. Angka kejadian
antara 5-15% dapat ditemukan antara semua operasi pelvis. Endometriosis
jarang didapatkan pada orang-orang Negro, dan lebih sering didapatkan
pada wanita-wanita dari golongan social ekonomi yang kuat dan yang
menarik perhatian ialah bahwa endometriosis lebih sering ditemukan pada
wanita yang tidak menikah pada umur muda dan yang tidak mempunyai
banyak anak. Rupanya fungsi ovarium secara siklis yang terus menerus
tanpa diselingi oleh kehamilan, memengang peranan dalam terjadinya
endometriosis. (Prawihardjo, 2010)
Endometriosis terjadi pada dua pertiga remaja yang mengalami
nyeri yang bermakna saat menstruasi. Dari remaja-remaja yang menderita
endometriosis, 10% nya mengalami obstruksi kongenital aliran keluar
menstruasi. Gejala-gejala yang paling mengarah ke endometriosis pada
kelompok umur ini adalah peningkatan dismenorea yang didapat, nyeri
panggul kronis, perubahan usus saat menstruasi dan perdarahan vagina
abnormal. Karena itu, pemeriksaan laparoskopi untuk diagnostik harus
dipertimbangkan pada remaja yang benar-benar menunjukkan gejala. Pada
kasus yang jarang, dapat terjadi endometriosis pasca menopause yang
disebabkan oleh penggunaan estrogen eksogen yang tidak teratur.
(Benzo, 2010)
Endometriosis
8. Untuk mengetahui bagaimana Penatalaksanaan dan Pengobatan
dari Endometriosis
BAB II
PEMBAHASAN ENDOMETRIOSIS
A. PENGERTIAN
Endometriosis yaitu suatu keadaan dimana jaringan endometrium
yang masih berfungsi berada di luar kavum uteri. Jaringan ini terdiri atas
E. PATOFISIOLOGI
Pathofisiologi dari endometriosis menurut (Scott, R James, dkk. 2002):
Endometriosis dipengaruhi oleh faktor genetik. Wanita yang
memiliki ibu atau saudara perempuan yang menderita endometriosis
memiliki resiko lebih besar terkena penyakit ini juga. Hal ini disebabkan
adanya gen abnormal yang diturunkan dalam tubuh wanita tersebut.
Gangguan menstruasi seperti hipermenorea dapat mempengaruhi sistem
hormonal tubuh. Tubuh akan memberikan respon berupa gangguan
sekresi estrogen dan progesteron yang menyebabkan gangguan
pertumbuhan sel endometrium. Sama halnya dengan pertumbuhan sel
endometrium biasa, sel-sel endometriosis ini akan tumbuh seiring dengan
peningkatan kadar estrogen dan progesteron dalam tubuh.
Faktor penyebab lain berupa toksik dari sampah-sampah perkotaan
menyebabkan mikroorganisme masuk ke dalam tubuh. Mikroorganisme
tersebut akan menghasilkan makrofag yang menyebabkan respon imun
F. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala endometriosis menurut (Prawiharjo, 2010) antara lain :
1. Dismenorea
Dismenorea adalah nyeri perut bawah yang progresif dan dekat paha
yang terjadi pada dan selama haid. Dismonorea pada endometriosis
biasanya merupakan rasa nyeri waktu haid yang semakin lama
semakin menghebat. Sebab dari dismenorea ini tidak diketahui, tetapi
mungkin adanya hubungan dengan vaskularisasi dan perdarahan
dalam sarang endometriosis pada waktu sebelum dan semasa haid,
nyeri tidak selalu didapatkan pada endometriosis walaupun kelainan
sudah luas, sebaliknya kelainan ringan dapat menimbulkan gejala
nyeri yang keras. (Ayu, 2009)
2. Dispareunia, yaitu nyeri ketika melakukan hubungan seksual dan
merupakan gejala yang sering dijumpai, (di bagian vagina).
3. Nyeri pelvis terasa berat dan nyeri menyebar ke dalam paha, dan
nyeri pada bagian abdomen bawah selama siklus menstruasi.
4. Perdarahan abnormal, meliputi:
a) Hipermenorea, yaitu pendarahan haid yang lebih banyak dari
normal (lebih dari 80ml/hari) atau lebih lama dari normal (lebih
dari 8 hari), kadang disertai dengan bekuan darah sewaktu haid.
b) Polimenorea adalah panjang siklus haid yang memendek dari
panjang siklus haid yang klasik, yaitu kurang dari 21 hari per
siklusnya, sementara volume pendarahannya kurang lebih sama
atau lebih banyak dari volume pendarahan haid biasa.( H. Hendrik,
2006)
c) Strainning pra menstruasi, terjadi sekitar hari ke 7 dan ke 10
sebelum menstruasi.
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan yang dilakukan untuk membuktikan adanya endometirosis ini
antara lain (Varney, H. 2005 ) :
1. Uji serum
CA-125
: Sensitifitas atau spesifitas kurang
Protein plasma 14 : Meningkat pada endometriosis yang mengalami
nonfiltrasi dalam.
Antibodi Endometrial : Sensitifitas dan spesifisitas berkurang.
2. Laparoskopi
Laparaskopi adalah cara visualisai rongga perut dan panggul melalui
insisi kecil pada dinding perut setelah dibuat pnemoperitonium.
Bila ada kecurigaan endometriosis panggul , maka untuk menegakan
diagnosis yang akurat diperlukan pemeriksaan secara langsung ke
rongga abdomen per laparoskopi. Pada lapang pandang laparoskopi
tampak pulau-pulau endometriosis yang berwarna kebiruan yang
biasanya berkapsul. Pemeriksaan laparoskopi sangat diperlukan untuk
mendiagnosis pasti endometriosis, guna menyingkirkan diagnosis
banding antara radang panggul dan keganasan di daerah pelviks.
3. Pemeriksaan Ultrasonografi dan MRI
Secara pemeriksaan, USG tidak dapat membantu menentukan adanya
endometriosis, kecuali ditemukan massa kistik di daerah parametrium,
maka pada pemeriksaan USG didapatkan gambaran sonolusen dengan
echo dasar kuat tanpa gambaran yang spesifik untuk endometriosis.
I. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan didasarkan pada stadium dan keparahan gangguan serta
ditunjukkan untuk mengatasi nyeri, mengurangi perburukan penyakit dan
Induction Theory
Metaplasia Theory
Implentasi Theory
ENDOMETRIOSIS
GANGGUAN
CITRA TUBUH
Kurang terpapar
informasi
Polimenorhia +
Hipermenorhea
Gangguan Menstruasi
Dispareuria
Darah, jaringan
Endometrium, & cairan
jaringan terperangkap di
dalam kista saat
menstruasi
GANGGUAN
RASA NYAMAN
NYERI
ANSIETAS
Meninggalkan darah
kental berwarna gelap di
dalam kista pada siklus
berikutnya
GANGGUAN
HARGA DIRI
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. DX 1
2. DX II
gangguan menstruasi
Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan ..x 24 citra diri klien
akan meningkat dengan kriteria hasil :
1)
2)
3)
4)
Intervensi :
: Harga Diri
NIC
Intervensi :
1) Berikan motivasi kepada pasien
Rasional : mningkatkan harga diri klien dan merasa di
perhatikan.
2) Bina hubungan saling percaya
Rasional: hubungan saling percaya memungkinkan klien
terbuka pada perawat dan sebagai dasar untuk intervensi
selanjutnya.
3) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang di miliki
Rasional : mengidentifikasi hal hal positif yang masih di
miliki klien.
4. DX IV
: Anxiety Control
: Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama x 24
DAFTAR PUSTAKA
Ayu, Ida, dkk. 2009. Memahami Reproduksi Wanita Edisi 2. Jakarta : EGC
Baziad,Ali dkk.2008. Endokrinologi Ginekologi. Jakarta. : Media Aesculapius
Benzo, M.D. Ralp C. 2010. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : ECG.
Bobak, Lowdermik, J.2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta :
EGC.
Corwin, Elisabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC
H. Hendrik, 2006, Problem Haid : tinjauan syariat islam dan medis
Prawirohardjo, Sarwono.2010.Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Scott, R James, dkk. 2002. Buku Saku Obstetri dan Gynekologi. Widya
Medica:Jakarta.
Varney, H. 2005. Buku Saku Bidan. Jakarta: EGC.
Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Wilkinson, Ahern. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Edisi 9. Jakarta :
EGC