Laporan Linesplan

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 49

Laporan Tugas Rancang I

LEMBAR PENGESAHAN
Tugas Rancang I tentang Rencana Garis ini dibuat oleh:
Nama

: Benedictus Johanes Belalawe

NRP

: 4312100070

Nama Kapal :
Dan disetujui oleh Dosen Pembimbing:
Nama

: Prof. Ir. Soegiono

NIP

:-

Mengetahui/Menyetujui
Dosen Pembimbing

Prof. Ir. Soegiono


NIP : -

Benedictus Johanes Belalawe (4312100070)

Laporan Tugas Rancang I

ABSTRAK
Tugas Rancang I merupakan salah satu mata kuliah wajib bagi mahasiswa
Teknik Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember Surabaya. Tugas Rancang I adalah tugas perancangan bentuk dari
kapal secara garis besar yang menitik-beratkan pada rencana garis. Seorang
mahasiswa jurusan Teknik Kelautan ITS wajib memahami dan mengerti tentang
pengetahuan mengenai perencanaan pembuatan bangunan-bangunan laut dan
salah satunya adalah bangunan apung yaitu kapal.
Dalam Tugas Rancang I, garis-garis yang direncanakan dalam rencana garis
ini meliputi beberapa aspek antara lain adalah perhitungan besar station dari
diagram NSP, pembuatan curve of section area beserta hitungannya, perhitungan
garis air (waterline), perhitungan garis jari-jari bilga, merencanakan body plan,
menghitung sheer, perhitungan geladak perhitungan propeler,dan perencanaan
kemudi.
Setelah kita membuat dan menghitung segala aspek yang berkaitan tersebut,
maka kita dapat membuat gambar besarnya secara keseluruhan. Gambar besar
tersebut adalah pandangan potongan-potongan kapal dari pandangan depan,
samping, dan atas.

Benedictus Johanes Belalawe (4312100070)

Laporan Tugas Rancang I

KATA PENGANTAR
Puji syukur

kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, berkah dan

hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Rancang I ini dengan


sebaik mungkin.

Penyelesaian Tugas Rancang I ini tidaklah berjalan dengan

mudah dan lancar, namun hambatan dan rintangan telah dapat diatasi berkat
petunjuk-Nya dan dukungan dari beberapa pihak. Oleh karena itu pada kesempatan
ini, saya ucapkan terima-kasih yang sebesar-besarnya atas bimbingan dan bantuan
baik berupa materi maupun doa baik secara langsung maupun tidak langsung
kepada :
1. Bapak Prof. Ir. Soegiono selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing dan mengarahkan saya dalam menyelesaikan Tugas
Rancang I ini.
2. Kedua orang tua saya, terima kasih atas doa dan kasih sayangnya. Berkat
doa dan dukungan beliau berdua, Tugas Rancang I ini dapat
terselesaikan.
3. Agustinus Daddy Sibu, Danny Satria Wibianto, Herlan, Satrio Agi
Nugraha dan teman-teman seperjuangan angkatan 2012. Terima-kasih
atas bantuan dan dorongan semangatnya.
4. Semua pihak yang telah mendukung dalam penyelesaian tugas rancang
ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan rahmat-Nya kepada kita
semua. Saya menyadari dalam menyelesaikan Tugas Rancang I ini terdapat
kemungkinan terjadi kesalahan dan kekurangan. Untuk itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca semua.
Surabaya, 13 Januari 2014
Benedictus Johanes Belalawe
(NRP: 4312100070)

Benedictus Johanes Belalawe (4312100070)

Laporan Tugas Rancang I

DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan............................................................................................ 1
Abstrak................................................................................................................. 2
Kata Pengantar..................................................................................................... 3
Daftar Isi.............................................................................................................. 4
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................... 5
1.2 Permasalahan..................................................................................... 5
1.3 Tujuan ............................................................................................... 5
1.4 Sistematika Laporan.......................................................................... 6
BAB II PERHITUNGAN
2.1 Ukuran Utama Kapal.......................................................................... 7
2.2 Perhitungan Awal.... 10
BAB III RENCANA GARIS
3.1 Menghitung CSA (Curve of Sectional Area)..................................... 13
3.2 A/2T dan B/2..................................................................... 20
3.3 Merencanakan Body Plan.................................................................. 25
3.4 Pembuatan Half Breadth Plan, Sheer Plan dan Bangunan Atas......... 28
3.5 Penyelesaian Gambar...... 38
3.6 Perencanaan Kemudi dan Propeler........................................................39
Lampiran... 42
Daftar Pustaka..................................................................................................... 45
Lampiran Grafik

.... 46

Benedictus Johanes Belalawe (4312100070)

Laporan Tugas Rancang I

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rencana pembuatan dari sebuah sebuah konstruksi bangunan apung harus
dapat dikuasai oleh mahasiswa dari Fakultas Teknologi Kelautan, tak terkecuali
Jurusan Teknik Kelautan yang notabene mempelajari bagaimana konstruksi dari
bangunan laut termasuk juga bangunan apung, yaitu kapal.
Metode perencanaan konvensional kapal dari dulu hingga sekarang salahsatunya dapat menggunakan metode NSP. Dari perhitungan NSP ini dapat diketahui
bagaimana bentuk dari kapal yang akan dibuat.
1.2 Permasalahan
Bentuk dari berbagai aspek kapal dapat kita ketahui dari perhitungan
menggunakan metode NSP ini. Permasalahan yang akan kita bahas adalah meliputi
perhitungan besaran-besaran dalam kapal yang mana data-data utama kapal telah
ditentukan oleh Koordinator Dosen Pembimbing Tugas Rancang I, serta koreksi,
gambar, atau konversi dari perhitungan yang telah ada.
1.3 Tujuan
Mata kuliah Tugas Rancang I ini mempunyai tujuan agar mahasiswa Teknik
Kelautan mampu dalam:
1. Mengerti dan memahami Rencana Garis.
2. Merencanakan berbagai aspek berdasarkan data-data utama yang ada.
3. Menguasai cara merencanakan garis yang dipakai dalam pembuatan kapal.
4. Menyusun Laporan Tugas Rancang I

Benedictus Johanes Belalawe (4312100070)

Laporan Tugas Rancang I

1.4 Sistematika laporan


Penyusunan Laporan Tugas Rancang I terdiri atas lembar pengesahan tugas,
abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel, pendahuluan,
perhitungan curve of area, perhitungan garis air, pembuatan Body Plan, pembuatan
Half Breadth Plan dan Sheer Plan, perancangan bentuk haluan, perancangan bentuk
buritan, perancangan Upper Deck dan Center Line, daftar istilah yang digunakan,
daftar pustaka dan lampiran.

Benedictus Johanes Belalawe (4312100070)

Laporan Tugas Rancang I

BAB II
PERHITUNGAN
DATA AWAL
2.1

UKURAN UTAMA KAPAL


Jenis kapal

: Tanker

Panjang ( Loa )

: 91,85 m

Panjang ( Lpp )

: 84 m

Lebar

(B)

: 12 m

Sarat air ( T )

:5 m

Tinggi

(H)

: 7,4 m

Kecepatan Dinas ( Vs )

: 14 knot

Penjelasan :
Loa ( Length Over All )
Panjang kapal keseluruhan diukur dari ujung buritan sampai ujung haluan.
Lpp ( Length between Perpendicular )
Panjang kapal yang diukur dari garis tegak sumbu poros kemudi ( AP )
sampai dengan garis tegak haluan pada sarat penuh ( FP )
After perpendicular (AP) adalah garis tegak yang terletak pada linggi
kemudi bagian belakang atau terletak pada sumbu kemudi
Fore perpendicular (FP) adalah garis tegak yang terletak pada titik
potong antara linggi haluan dengan garis air pada sarat penuh.

B ( Breadth )
Lebar kapal yang merupakan jarak mendatar dari gading tengah yang
diukur pada bagian luar gading.
H ( Depth )
Jarak vertikal yang diukur pada bidang tengah kapal dari atas keel
sampai sisi atas geladak di sisi kapal.

Benedictus Johanes Belalawe (4312100070)

Laporan Tugas Rancang I

Benedictus Johanes Belalawe (4312100070)

Laporan Tugas Rancang I

Gambar 2.1 Ukuran-ukuran kapal

T ( Draught )
Sarat air yaitu jarak vertikal yang diukur dari sisi atas lunas sampai
pada garis air sarat muatan penuh.
Setelah kita mengetahui data-data diatas, maka dilakukan suatu perhitungan
untuk menentukan :
Length of Water Line ( Lwl )
Merupakan panjang garis air yang diukur mulai dari perpotongan linggi
buritan dengan garis air muatan penuh sampai pada perpotongan linggi
haluan dengan garis air muatan penuh, yang dirumuskan :

Lwl = Lpp + ( 2-3 ) % Lpp

Length of Displacement ( Ldisp )


Merupakan panjang kapal imajiner yang terjadi karena adanya perpindahan
fluida sebagai akibat dari tercelupnya badan kapal, panjang ini digunakan
untuk menentukan seberapa besar luasan-luasan bagian yang tercelup air,
pada saat dibagi menjadi dua puluh station. Panjang displacement
dirumuskan sebagai :
Ldisp = ( Lpp + Lwl )

Volume Displacement

Benedictus Johanes Belalawe (4312100070)

Laporan Tugas Rancang I

Merupakan volume perpindahan fluida (air) sebagai akibat adanya badan


kapal yang tercelup dibawah permukaan air, yang dirumuskan sebagai :
Vdisp = Ldisp x B x T x Cb
Luas Penampang Melintang Tengah Kapal / Midship
Merupakan luasan bagian tengah kapal yang dipotong secara melintang
yang memiliki lebar B dan tinggi T, yang dirumuskan :
Am = B x T x Cm

Radius Bilga
Merupakan jari-jari lengkungan bagian yang menghubungkan antara bagian
samping dan bagian dasar kapal, yang dirumuskan :
R = [ { (B x T) Am } / ( 1 ) ]1/2

Benedictus Johanes Belalawe (4312100070)

10

Laporan Tugas Rancang I

2.2

PERHITUNGAN AWAL

Length of Water Line


Lwl

= Lpp + ( 2 - 3 )% Lpp
= 84 + ((2-3)% x 84)
= 84 + 2
=86

Length of Displacement
Ldisp = ( Lwl + Lpp ) ; 1 feet = 0,3048
= (86 + 84)
= 85 m
= 84/0,3048
= 278,871 feet
Speed Ratio
Sr

Vs
L

= 14 / 278,871
= 0,838

Benedictus Johanes Belalawe (4312100070)

11

Laporan Tugas Rancang I

Gambar 2.2 Diagram NSP


Dari speed ratio maka diperoleh ( dengan melihat tabel NSP )
1.

Koefisien midship - ( Cm )

= 0,85

2.

Koefisien block ( Cb )

= 0,636

3.

Koefisien Prismatik ( Cp )

= 0,649

4.

Letak LCB

= -0,25 %
Luas Midship

Am

= B x T x Cm
= 12 x 5 x 0,985 11.2 0.985
= 59,106 m2

Volume Displacement
Vdisp = Ldisp x B x T x Cb
= 85 x 12 x 5 x 0,636
= 3243,6 m3

Benedictus Johanes Belalawe (4312100070)

12

Laporan Tugas Rancang I

Letak LCB
LCB

= -0,25 % x Ldisp
= -0,25 % x 85
= -0,2125

(0,2125 m di belakang midship)

Jari-jari Bilga
R

= [ { (B x T) Am } / ( 1 0,25 ) ]1/2
= [ { (12 x 5 59,106 ) } / ( 1- (0,25x3.14) )]1/2
= 1,444299 m

Benedictus Johanes Belalawe (4312100070)

13

Laporan Tugas Rancang I

BAB III
RENCANA GARIS
3.1 Menghitung CSA (Curve of Sectional Area)
A. CSA Displacement

Curve of Sectional Area ( CSA ) merupakan luasan gading-gading pada


tiap-tiap station kapal, untuk mendapatkan luasan-luasan tersebut digunakan
diagram NSP. Pada diagram NSP terdapat beberapa cara, akan tetapi dalam
pengerjaan ini kita menggunakan speed ratio, dimana nilai speed ratio telah kita
dapatkan dari perhitungan awal.
Dari data-data tersebut kita dapat membaca diagram NSP. Diagram NSP
digunakan untuk mendapatkan luasan dari gading pada tiap-tiap station, adapun
cara membaca diagram NSP adalah sebagai berikut. Setelah kita mendapatkan
harga speed ratio, yaitu 0.838, maka kita lakukan suatu perbandingan data karena
pada skala dari speed ratio merupakan kelipatan 5, sehingga kita mendapatkan
nilai speed ratio yang tepat. Setelah itu kita tarik garis horizontal kekanan pada
diagram NSP, dari perpotongan garis ini dengan kurva tiap-tiap station kita tarik
garis vertikal kebawah sehingga kita mendapatkan persentase dari LCB dan tarik
garis vertikal keatas sehingga memotong suatu harga tertentu dari persentase
luasan tiap-tiap station terhadap luasan midship, data-data tersebut dimasukkan
ke dalam tabel 1 untuk memperoleh luasan gading sebenarnya.

Benedictus Johanes Belalawe (4312100070)

14

Laporan Tugas Rancang I

Tabel 1
Statio
n
[1]
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

%Luas
[2]
0
10
25
44,5
62,85
78
88
95
98
100
100
100
98,5
95
88
76
60
42
24
9
0

Luas
[3]=[2]xAm
0,000
5,911
14,777
26,302
37,148
46,103
52,013
56,151
57,924
59,106
59,106
59,106
58,219
56,151
52,013
44,921
35,464
24,825
14,185
5,320
0,000

Simps
on
[4]
1
4
2
4
2
4
2
4
2
4
2
4
2
4
2
4
2
4
2
4
1
1

Hasil
[5]=[3]x[4]
0,000
23,642
29,553
105,209
74,296
184,411
104,027
224,603
115,848
236,424
118,212
236,424
116,439
224,603
104,027
179,682
70,927
99,298
28,371
21,278
0,000
2297,273

Lever
[6]
-10
-9
-8
-7
-6
-5
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
2

Hasil
[7]=[5]x[6]
0,000
-212,782
-236,424
-736,461
-445,777
-922,054
-416,106
-673,808
-231,696
-236,424
0,000
236,424
232,878
673,808
416,106
898,411
425,563
695,087
226,967
191,503
0,000
-114,784

Data dari kolom 3 diatas tersebut digunakan untuk membuat gambar awal
dari luasan lambung kapal dengan panjang L displacement dan dibagi 20 bagian
sama panjang untuk jarak station, dimana sumbu horizontal merupakan skala
panjang dan sumbu vertikal merupakan skala luas. Untuk menghinadri kekeliruan
dalam membaca diagram NSP maka dilakukan koreksi. Adapun koreksi untuk
CSA displacement adalah sebagai berikut:

Benedictus Johanes Belalawe (4312100070)

15

Laporan Tugas Rancang I

Koreksi Volume displacement


Vdisp (tabel)

= 1/3 x( Ldisp / 20) x 1


= 1/3 x (85 / 20) x 2297,273
= 3254,47 m3

Vrumus

= L.disp x

B x T x Cb

= 85 x 12 x 5 x 0,636
= 3243,6m3
Koreksi Vdisp

= Vrumus |V tabel| x 100%


Vrumus
= 20189,481 - |20273,29| x 100 %
20189,481
= -0,335 % 0,5 %

Nilai koreksi memenuhi nilai koreksi volume displacement yaitu 0,335% lebih
kecil dari 0,5 %
Nilai koreksi LCB displacement
LCB

= Ldisp / 20 x 2 / 1
= 85 / 20 x (-114,784/2297,273)
= -0,21235 (0,21235 m di belakang midship)

Koreksi LCB

= LCBNSP |LCB tabel| x 100 %


LCBNSP
= ((-0,2125 - (-0,21235) x 100 %
-0,2125
= 0,06947 %

0,1 %

Nilai koreksi memenuhi nilai koreksi LCB yaitu 0,06947 % lebih kecil dari 0,1%

Benedictus Johanes Belalawe (4312100070)

16

Laporan Tugas Rancang I

B. CSA pada Lpp

Langkah selanjutnya adalah mentransformasikan CSA pada Ldisp


menjadi CSA pada Lpp dimana CSA pada Lpp nanti digunakan untuk
menggambar Curve of Water Line. Langkah-langkahnya sama dengan membuat
CSA pada Ldisp, akan tetapi panjang yang digunakan adalah panjang Lwl.
Untuk itu sebelum CSA ditransformasikan ke CSA Lpp maka CSA Ldisp
ditransformasikan terlebih dahulu ke CSA Lwl, dimana CSA Ldisp dan CSA Lpp
memiliki midship yang sama. Setelah ditemukan bentukan pada Lwl, maka
ditransformasikan menjadi Lpp dengan penambahan station A dan B yang
letaknya dibelakang AP. Garis-garis CSA awal difairkan hingga didapatkan
bentuk kurva yang streamline.

Benedictus Johanes Belalawe (4312100070)

17

Laporan Tugas Rancang I

Setelah melalui transformasi CSA dari Ldisp ke Lpp maka kemudian


luasan tiap-tiap station pada Lpp dibaca besarannya. Hasil yang didapatkan
adalah sebagai berikut:

Benedictus Johanes Belalawe (4312100070)

18

Laporan Tugas Rancang I

Tabel 2
Main part
Statio
n
[1]
AP
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
FP

Luas
[2]
3,570
10,039
17,591
26,591
34,905
43,595
51,398
57,035
59,106
59,106
59,106
59,106

57,500
55,026
51,060
45,136
36,505
27,028

16,967
7,937

Simps
on
[3]
1
4
2
4
2
4
2
4
2
4
2
4
2
4
2
4
2
4
2
4
1
1

Hasil
[4]=[2]x[3]
3,570
40,154
35,182
106,362
69,810
174,380
102,796
228,140
118,212
236,424
118,212
236,424
115,000
220,104
102,120
180,544
73,010
108,112
33,934
31,748
0,000
2334,238

Lever
[5]
-10
-9
-8
-7
-6
-5
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
2

Hasil
[6]=[4]x[5]
-35,700
-361,386
-281,459
-744,537
-418,860
-871,900
-411,184
-684,420
-236,424
-236,424
0,000
236,424
230,000
660,312
408,480
902,720
438,060
756,781
271,472
285,732
0,000
-92,313

Lever
[5]
0
-1
-2
cii

Hasil
[6]=[4]x[5]
0
-7,7204
0
-7,7204

Cant Part
Statio
n
[1]
AP
B
A

Luas
[2]
3,570
1,9301
0

Simps
on
[3]
1
4
1
ci

Hasil
[4]=[2]x[3]
3,57
7,7204
0
11,2904

Setelah mendapatkan data seperti diatas langkah selanjutnya adalah


mengadakan koreksi antara data hasil perhitungan dengan data yang didapat dari
penggambaran CSA di Lpp. Adapun koreksinya adalah :

Benedictus Johanes Belalawe (4312100070)

19

Laporan Tugas Rancang I

Main part
`
1 Lpp
Mp x
x 1
3 20
= 1/3 x (84/20) x2334,238

LCB M

Lpp 2

20 1

= (84/20) x (-92,313/2334,238)

= 3267,934 m3

= -0.1661 m

Cant Part

CP

1 Lwl Lpp

Ci
3
2

LCBcp

= 1/3x (86 84) x 11,2904


2

Lwl Lpp cii

2
ci

= 86 84 x -7,7204
2

= 3,763 m3

11,2904

= -0,684 (0,684 m dari AP)


=-0,684-(Lpp/2)
=-0,684-(84/2)
=-42,684 (42,684 m dari
midship)

TOTAL
Vdisp

= Vmp + Vcp
= 3267,934 m3 + 3,763 m3
= 3271,697 m3

Vrumus = Lwl x B x T x Cb
= 86 x 12 x 5 x 0,636
= 3281,76 m3

Koreksi

Rumus Disp
Vrumus

100%

= 3281,76 3271,697 x 100 %


3281,76
= 0,307 % 0,5 %

LCB

( LCBM MP ) ( LCBCP CP )
V DISP

Benedictus Johanes Belalawe (4312100070)

20

Laporan Tugas Rancang I

= ( -0,1661x 3267,934) + ( -42,684 x 3,763)


3271,697
= -0,21500716 m

Koreksi

LCBNSP LCB
100%
LCBNSP

= -0,215-(-0,21500716) x 100%
-0,215
= 0,0033 %

0,1 %

3.2 A/2T dan B/2


Menentukan sudut masuk garis air

Benedictus Johanes Belalawe (4312100070)

21

Laporan Tugas Rancang I

Sudut masuk garis air dapat ditentukan dengan cara membaca grafik.
Sebelumnya kita harus menghitung koefisisen prismatik pada haluan (f ) untuk
mencari sudut masuk yaitu :
e

= LCB / Ldisp
= -0,2125 / 85
= -0,0025

= - ( 1,40 + ) x e
= 0,649 + (1.40 + 0,649) x -0,0025
= 0,654323
Setelah diperoleh harga f kita tentukan besarnya sudut masuk dengan

menggunakan diagram sudut masuk, pada posisi absis merupakan harga f dan
ordinat merupakan nilai sudut masuk, karena kita menggunakan metode NSP
maka kurva yang digunakan adalah kurva penuh (bukan putus-putus), kita
proyeksikan harga f = 0,654323 dan diperoleh sudut sebesar 150 yang nantinya
kita gambar pada A/2T dan B/2.
Menggambar A/2T
Sebelum menggambar A/2T kita harus menghitung nilai dari A/2T itu
sendiri dari tiap-tiap station. Setelah diperoleh kemudian digambar.luasan yang
digunakan adalah luasan tiap station mulai dari station A sampai 20.
Adapun data A/2T tersaji dalam tabel 3 dibawah.
Menggambar B/2
Penggambaran B/2 dilakukan dengan memperhatikan tabel luas station.
Station yang luasnya 100% dari Amidship ditambahkan satu sampai dua station
ke belakang maupun kedepan. Station-station ini dikenal dengan nama Paralel
Middle Body.

Benedictus Johanes Belalawe (4312100070)

22

Laporan Tugas Rancang I

Selanjutnya untuk station yang lain difairkan dengan mengacu pada


bentuk luas bidang waterline kapal pada umumnya. Pada bagian FP bentuknya
mengacu pada besar sudut masuk yang telah dihitung. Besar nilai B/2 masingmasing station kemudian dimasukkan ke dalam tabel B/2.

Benedictus Johanes Belalawe (4312100070)

23

Laporan Tugas Rancang I

Tabel 3
Main Part

Statio
n
[1]
AP
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
FP

B/2
[2]
2,121
3,6
4,26
4,8
5,25
5,6
5,84
5,95
6
6
6
6
5,895
5,695
5,385
4,814
4,025
3,125
2,115
1,125
0

simps
on
[3]
1
4
2
4
2
4
2
4
2
4
2
4
2
4
2
4
2
4
2
4
1
1

fungsi luas
[4]=[2]x[3]
2,121
14,4
8,52
19,2
10,5
22,4
11,68
23,8
12
24
12
24
11,79
22,78
10,77
19,256
8,05
12,5
4,23
4,5
0
278,497

Cant Part
Statio
n
[1]
AP
B
A

B/2
[2]
2,121
1,44
0

simps
on
[3]
1
4
1
2

fungsi luas
[4]=[2]x[3]
2,121
5,76
0
7,881

Setelah mendapatkan data seperti diatas langkah selanjutnya adalah


mengadakan koreksi antara data hasil perhitungan dengan data yang didapat dari
penggambaran garis air yang terlihat datanya pada tabel. Adapun koreksinya

Benedictus Johanes Belalawe (4312100070)

24

Laporan Tugas Rancang I

adalah koreksi antara Awl hitungan dan Awl dari tabel hasil penggambaran garis
air.
Sebelumnya kita terlebih dahulu mencari koefisien water line dengan perhitungan
sebagai berikut:
Cb wl = Cb x (Lwl / Lwl)
= 0,636 x ( 86 / 86 )
= 0,636
Cw

= 1/3 + ( 2/3 x Cb wl )
= 1/3 + ( 2/3 x 0,636)
= 0,757333

Awl

= Lwl x B x Cw
= 86 x 12 x 0,757333
= 781,568 m2

Koreksi Awl
Awl Main Part

= 2/3 x 1 x (Lpp/20)
= x 278,497 x ( 84 / 20 )
= 779,7916 m2

= Ldisp / 20
= 85 / 20
= 4,25 m

Cant Part

= Lwl Lpp
= 86 84
= 2m

d Cant Part

= Lcant part / 2
=2/2
=1m

Awl Cant Part

= 2/3 x 2 x d cant part


= x 7,881 x 1
= 2,627 m2

Awl total

= Awl Main Part + Awl Cant Part


= 779,7916 + 2,627
= 782,4186 m2

Koreksi

= [ (Awl total Awl rumus) / Awl total ] x 100 %


= [ (782,4186 781,568) / 781,568] x 100%
= 0,1088325% < 0,5 %

Benedictus Johanes Belalawe (4312100070)

25

Laporan Tugas Rancang I

Setelah semua CSA, A/2T, dan B/2 digambar dan data-datanya


dimasukkan kedalam koreksi yang telah ditentukan, serta memenuhi batas
maksimal nilai koreksi yang telah ditentukan, maka langkah selanjutnya adalah
membuat body plan. Dimana gambar dari CSA, A/2T, dan B/2 dapat dilihat.
3.3 Merencanakan Body Plan
Pembuatan Body Plan

Body plan merupakan bentuk potongan kapal tiap stationnya pada arah
melintang vertikal. Sebelum kita membuat body plan kita gambar terlebih dahulu
lengkungan bilga dengan radius R.
Sekarang kita dapat membuat bentuk tiap station dengan pertolongan
planimeter bila dikerjakan dengan manual. Untuk pengerjaan menggunakan
autocad kita cukup menggunakan bantuan perintah hatch yang menutupi daerah

Benedictus Johanes Belalawe (4312100070)

26

Laporan Tugas Rancang I

yang akan dicari luasnya dan dengan melihat data pada properties sudah
diketahui luas daerah tersebut. Dengan melihat dahulu data-data, yaitu A/2T dan
B/2 pada tabel 3, data tersebut digunakan untuk merencanakan body plan.

Gambar 4.1 gambar body plan


Langkah-langkah secara terperinci dapat dijelaskan sebagai berikut :
a)

Pertama kita buat persegi panjang dengan B sebagai sisi panjang dan T
sebagai sisi lebar. Kemudian bagi 2 bagian dengan sebuah garis yang mana
inilah yang dinamakan Centre Line . Sehingga ada dua bagian persegi
panjang, untuk bagian kanan adalah untuk body plan bagian haluan,
sedangkan untuk bagian kiri adalah body plan bagian buritan.

b)

Dari data A/2T dan B/2, pada garis air T dari centre line diukurkan garis
yang besarnya A/2T sehingga berbentuk persegi panjang ABCD. Kemudian
dari centre line kita ukur B/2 kemudian kita buat bentuk body plan. Hal ini
berlaku untuk setiap station. Dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar dibawah ini:

Benedictus Johanes Belalawe (4312100070)

27

Laporan Tugas Rancang I

B/2
A / 2T
R

Gambar 4.2 Merencanakan Body Plan


c) Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan body plan adalah luasan ROE harus
sama dengan luasan AOS, dan untuk mengetahui luasannya dapat dibantu dengan
alat yang disebut planimeter. Jika menggunakan autocad maka luasannya dapat
dicari dengan perintah hatch dan melalui properties dari luasannya, maka
luasannya langsung diketahui.
d) Sedangkan untuk station pada paralel middle body, tidak lagi menggunakan cara
diatas, melainkan menggunakan perhitungan jari-jari bilga.
e) Setelah semua station baik pada bagian haluan maupun buritan tergambar pada
body plan selanjutnya adalah membuat garis sent ( sent line ) atau bilge diagonal
expended serta membuat garis stream line yang merupakan garis perpotongan
antara station dengan garis A/2T, garis ini berfungsi sebagai koreksi terhadap
bentuk base line kapal.

Benedictus Johanes Belalawe (4312100070)

28

Laporan Tugas Rancang I

3.4 Pembuatan Half Breadth Plan Dan Sheer Plan

Membuat haluan dan buritan


Untuk membuat haluan dan buritan maka perhatikan gambar di bawah ini
dan ikuti semua aturan yang berlaku.

Buritan

Benedictus Johanes Belalawe (4312100070)

29

Laporan Tugas Rancang I

D = (0,7) xT
= (0,7) x5
= 3,5 m
a

= (0,33)x T
= (0,33) x5
= 1,65m

= (0,12) xT
= (0,12)x 5
= 0,6 m

= (0,35)x T
= (0,35) x5
= 1,75 m

Membuat Chamber

Benedictus Johanes Belalawe (4312100070)

30

Laporan Tugas Rancang I

Chamber adalah lengkungan geladak/deck dalam arah melintang dan berfungsi


untuk memperkuat geladak dan mempercepat keluarnya air bila ada yang
masuk. Rumus yang dipakai : Chamber = 1/50 B = 1/50 (12) = 0,001667 m
Membuat Half Breadth Plan
Half breadth plan ini merupakan gambar irisan-irisan kapal jika dilihat
dari atas, pada setiap garis air (water line). Untuk lebih jelasnya perhatikan
gambar dibawah ini:

Benedictus Johanes Belalawe (4312100070)

31

Laporan Tugas Rancang I

Setelah body plan selesai dibuat, langkah selanjutnya adalah


membuat Half Breadth Plan. Untuk membuatnya pertama-tama yang harus
dilakukan adalah menentukan jumlah water line (WL) yang akan dibuat. Pada
umumnya garis WL dibuat berdasarkan ukuran meter dan ukuran bagian atau
titik dimana sarat kapal dibagi atas ketinggian yang sama. Garis WL diukur
mulai Base Line (garis dasar kapal). Pada kapal dalam laporan ini dibagi atas 7
WL yaitu WL 0; WL 0,5; WL 1; WL 2; WL 3; WL 4; dan WL 5. Selanjutnya
diukur jarak tiap kurva masing-masing station dengan centre line untuk tiap
water linenya.
Semua WL digambar dalam half breadth plan sesuai dengan jarak WL
terhadap CL pada tiap-tiap station, berikutnya adalah menggambarkan Battok
Line (BT) pada half breadth plan, dalam kapal ini menggunakan 4 battok line.
Selanjutnya setelah WL dan BT maka dilanjutkan menggambar Sent Line pada
half breadthplan, dalam penggambaran sent line tidak ada ketentuan bentuk
yang paling benar. Bentuk yang dianjurkan adalah bentuk kurva yang stream
line. Sent line ini diukur mulai dari CL pada titik teratas sampai pada
perpotongan antara sent line dengan station.

Membuat Sent Line


Membuat Sent Line dengan cara menarik garis diagonal pada kedua
sisi Body Plan dimulai dari center line kesisi bawah center line dan diukur jarak
tiap kurva section dengan titk awal garis diagonal tadi.
Setelah data Sent Line didapat kemudian digambarkan dengan cara
mengambar garis lurus sepanjang Lwl yang dibagi persectionnya dan
selanjutnya titik - titik itu digambarkan pada tiap section dengan posisi dibawah
garis Lwl. Penggambaran garis ini harus secara stream line.

Benedictus Johanes Belalawe (4312100070)

32

Laporan Tugas Rancang I

Gambar 5.1 Sent Line

Setelah diketahui dimension (jarak) garis sent line antara center line
dengan masing masing station, langkah selanjutnya adalah mentransformasi
jarak (dimensi) tersebut ke proyeksi Half Breadth.

Gambar 5.2 Half Breadth dan Sent Line

Benedictus Johanes Belalawe (4312100070)

33

Laporan Tugas Rancang I

Buttock Line
Buttock line adalah garis yang menyatakan bentuk irisan kapal jika
dibuat dari samping. Pembuatannya adalah berdasarkan data pada half breadth
plan. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini:

Gambar 5.3 Buttock Line


Membuat Buttock Line
Caranya adalah pertama kita bagi lebar kapal menjadi 6 bagian yang
sama baik pada body plan maupun pada half breadth plan. Lalu dari perpotongan
antara garis-garis lurus itu dengan garis-garis air (water lines), kita proyeksikan
ke sheer plan, dengan cara menarik garis lurus ke atas. Garis-garis vertikal ini
jika dipotongkan dengan garis-garis air (water lines) pada sheer plan yang sesuai
pada half bread plan, maka akan terbentuk titik-titik yang jika dihubungkan akan
terbentuk buttock line.

Benedictus Johanes Belalawe (4312100070)

34

Laporan Tugas Rancang I

Tiap-tiap garis baik pada water line maupun pada buttock line harus
mempunyai bentuk yang fair dan stream line. Jika tidak, maka harus dirubah
supaya bisa fair dan stream line. Tentu saja perubahan ini akan berpengaruh pada
bagian-bagian sebelumnya, misalnya merubah body plan.

Membuat Sheer Plan


Membuat Bangunan Atas
Untuk membuat bangunan atas tipe kapal Tanker dibagi menjadi:

Membuat Sheer
Dalam membuat sheer untuk tipe tanker tidak harus mengikuti aturan
standar. Tetapi saya membuat sesuai aturan sheer standar. Jika menggunakan
aturan perhitungan sheer standar, maka LPP dibagi menjadi 6 bagian. Pembagian
tersebut meliputi 3 bagian di depan Midship dan 3 di belakang midship. Masingmasing digaris dan dibuat sesuai dengan ukuran peraturan sheer standar untuk
kapal sebagai berikut :

Benedictus Johanes Belalawe (4312100070)

35

Laporan Tugas Rancang I

Gambar 5.4 sheer standart


Di depan Midship
a

= 5,6 (LPP/3 + 10)


= 5,6 ( 84/3 + 10 )
= 212,8 mm = 0,2128 m

= 22,2 (LPP/3 + 10)


= 22,2 (84/3 + 10)
= 843,6 mm = 0,8436 m

= 50 (LPP/3 + 10)
= 50 (84/3 + 10)
= 1900 mm = 1,9 m

Di belakang Midship
x

= 2,8 (LPP/3 + 10)


= 2,8 (84/3 + 10)
= 106,4 mm = 0,1064 m

= 11,1 (LPP/3 + 10)


= 11,1 (84/3 + 10)
= 421,8 mm = 0,4218 m

= 25 (LPP/3 + 10)
= 25 (184/3 + 10)
= 950 mm = 0,95 m

Benedictus Johanes Belalawe (4312100070)

36

Laporan Tugas Rancang I

Membuat Forecastle Deck, Poop Deck dan Bulwark

Forecastle deck
Forecastle deck merupakan bangunan yang terletak tepat diatas main deck
pada bagian haluan yang memiliki ketinggian 2,4-2,5 meter diukur dari geladak
utama (upper deck side line), sedangkan untuk panjang dari bangunan ini
ditentukan panjangnya mencapai Collision Bulkhead atau 5% LPP sampai dengan
8% dari FP. Serta diletakkan tepat pada frame/gading.

Gambar 5.5 bulwark Dan Forecastle

Benedictus Johanes Belalawe (4312100070)

37

Laporan Tugas Rancang I

Bulwark
Bulwark merupakan pagar yang terbuat dari plat yang terletak pada
geladak tepi pada upper deck, forecastle deck dan poop deck yang berfungsi
sebagai pembatas untuk sisi kapal pada geladak paling rendah. Direncanakan
setinggi 1000 mm diukur pada geladak terendah.

Poop Deck
Poop deck merupakan bangunan yang terletak diatas main deck pada
bagian buritan yang memilki ketinggian 2.5 meter diukur dari geladak utama
(upper deck side line) sedangkan untuk panjang dari bangunan ini tidak
ditentukan besarnya sehingga direncanakan sepanjang jarak antara ujung kapal
pada bagian buritan sampai pada sekat depan kamar mesin dan ditempatkan tepat
pada frame/gading. Panjang kamar mesin 15%Lpp.
Poop

deck

berfungsi

sebagai

tempat

peralatan

tambat,

ruang

penyimpanan. Di atas poopdeck terdapat plat dengan tinggi 200 mm, yang
berfungsi untuk mempermudah didalam pengelasan dan sebagai pelindung
supaya benda yang jatuh di deck tidak langsung jatuh ke air.

Benedictus Johanes Belalawe (4312100070)

38

Laporan Tugas Rancang I

Gambar 5.6 Poopdeck


3.5 Penyelesaian Gambar
Proyeksikan semua garis ( bangunan atas dari sheer plan, ke body plan,
kemudian ke half breadth )

Benedictus Johanes Belalawe (4312100070)

39

Laporan Tugas Rancang I

3.6 Perencanaan kemudi dan propeler


Perancangan Kemudi dan propeler berdasarkan buku BKI 2004 dan Von Lammeren.
Perhitungannya sebagai berikut :
a. Perencanaan Kemudi
Luas daun kemudi :
A

= T x LPP { 1 + 25 ( B / LPP )2 }

[m2 ]

100
= 5 . 84 { 1 + 25 ( 12 / 84 )2 } [m2 ]
100
= 6,343 [m2 ]

b = A / H

= (6,343 /1.8)

= 1,46 / 3,38

= 1,88 m

= 0,43 m

= 1,8 x b

a = 5 % x H

= 1,8 x 1,88

= 5 % x 3,38

= 3,38 m
A

= 0,17 m

= 23 % x A
= 23 % x 6,343
= 1,46 m2

b. Perhitungan Propeler
Menurut aturan BKI, perhitungan propeler sebagai berikut :
a) Diameter propeler (Dp)

= 0,7 x T
= 0,7 x 5
= 3,5 m

b) Diameter poros propeler (Db)

= 0,12 x T
= 0,12 x 5
= 0,6 m

Benedictus Johanes Belalawe (4312100070)

40

Laporan Tugas Rancang I

c) Jarak e

= 0,035 x Dp
= 0,035 x 3,5
= 0,105 m

d) Jarak b

= 0,08 x Dp
= 0,08 x 3,5
= 0,24 m

e) Jarak f

= 0,05 x Dp
= 0,05 x 3,5
= 0,15 m

Benedictus Johanes Belalawe (4312100070)

41

Laporan Tugas Rancang I

Melengkapkan gambar dengan table, ukuran utama, dan kepala gambar.

Lines Plan SELESAI

Benedictus Johanes Belalawe (4312100070)

42

Laporan Tugas Rancang I

LAMPIRAN
DAFTAR ISTILAH YANG DIPAKAI
Loa

Lenght Over All


Panjang kapal keseluruhan diukur dari ujung buritan sampai
ujung haluan.

Lwl

= Lenght of Water Line


Merupakan panjang garis air yang diukur mulai dari
perpotongan linggi buritan dengan garis air muatan penuh
sampai pada perpotongan linggi haluan dengan garis air
muatan penuh

Ldisp

= Length of Displacement
Merupakan panjang kapal imajiner yang terjadi karena
adanya perpindahan fluida sebagai akibat dari tercelupnya
badan kapal

Volume Displacement = Merupakan volume perpindahan fluida (air) sebagai akibat


adanya badan kapal yang tercelup dibawah permukaan air
Am

= Merupakan luasan bagian tengah kapal yang dipotong secara


melintang yang memiliki lebar B dan tinggi T

Lpp

= Length between perpendicular


Yaitu panjang antara garis tegak buritan (AP) dan garis
tegak haluan (FP), yang

Lwl

diukur pada garis air muat.

= Length water line


Yaitu panjang antara titik potong garis air dan linggi haluan
sampai titik potong garis air dengan linggi buritan.

Loa

= Length over all


Yaitu panjang keseluruhan yang diukur dari ujung haluan
sampai ujung buritan.

= draught (Sarat air)


Yaitu jarak tegak dari base line sampai garis air muat.

Benedictus Johanes Belalawe (4312100070)

43

Laporan Tugas Rancang I

Bm

= Breadth moulded
Yaitu lebar kapal tanpa memperhitungkan kulit.

AP

= After peak Perpendicular


Yaitu garis tegak buritan yang diukur pada sumbu poros
kemudi.

FP

= Fore peak Perpendicular


Yaitu garis tegak haluan yang diukur pada perpotongan
linggi haluan dengan garis air.

Hm

= Depth Moulded
Yaitu jarak vertikal dari moulded base ke geladak terus
menerus keatas diukur pada sisi tengah kapal.

Tm

= Draught Moulded.
Yaitu tinggi air diukur pada AP dan FP terhadap moulded
base line sebagai dasar ukur.

Vs

= Kecepatan Rata-rata kapal.


Yaitu kecepatan rata-rata kapal pada saat dinas pelayaran.

Midship

= Potongan melintang pada sisi tengah kapal.

Base Line

= Merupakan garis dasar kapal mulai dari keel plate

Center Line

= Potongan memanjang pada sisi tengah kapal.

Station

= Pembagian panjang kapal menjadi 20 bagian dengan jarak


yang sama.

Body Plan

= Proyeksi bentuk potongan-potongan badan kapal secara


melintang pada setiap station dilihat dari depan dan
belakang.

Water Line

= Proyeksi bentuk potongan-potongan badan kapal secara


memanjang horizontal.

Buttock Line

= Garis proyeksi vertikal body plan yang mempunyai jarak


dari Center Line ke tepi menuju setengah lebar kapal.

Sent

= Garis yang ditarik pada salah satu atau beberapa titik yang
terletak di garis tengah ( centre line ) dan membuat sudut
dengan garis tengah.

Bulwark

= Pagar agar orang yang bekerja tidak mudah jatuh ke laut.

Benedictus Johanes Belalawe (4312100070)

44

Laporan Tugas Rancang I

Upper deck

= garis geladak utama kapal dari ujung haluan sampai ujung


buritan kapal.

Poop-Deck

= Geladak yang langsung terletak diatas geladak utama di


bagian belakang kapal,umumnya digunakan sebagai ruang
akomodasi dan ruang ABK.

Fore Castle Deck

= Geladak yang langsung terletak diatas geladak utama


dibagian depan.

Chamber

= Lengkungan kemiringan geladak kearah melintang kapal.

Sheer

= Lengkungan geladak kearah memanjang kapal.

Coefficient Block( Cb ) = perbandingan antara volum kapal dengan perkalian


panjang (Lpp), lebar (B), dan Sarat kapal (T), atau
dengan

kata

lain

perbandingan

antara

volum

displacement dengan suatu balok.


Coefficient Prismatik ( Cp ) = perbandingan antara bentuk kapal dibawah sarat
( volum displacement) dengan sebuah prisma
yang dibentuk oleh bidang tengah kapal dan
panjang kapal.
Coefficient Midship (Cm)

= perbandingan antara bentuk bidang tengah kapal


(midship) dengan bidang yang dibentuk oleh sarat
kapal dan lebar kapal.

Benedictus Johanes Belalawe (4312100070)

45

Laporan Tugas Rancang I

DAFTAR PUSTAKA
Biro Klasifikasi Indonesia (BKI), 1968
Diktat Rencana Garis, FTK ITS, 1968
Resistance, Propulsion and Steering of Ship, DR. Ir. WBA. Von Lammeren

Benedictus Johanes Belalawe (4312100070)

46

DIAGRAM NSP

Laporan Tugas Rancang I

Lampiran Grafik

Benedictus Johanes Belalawe (4312100070)

47

Laporan Tugas Rancang I

Grafik CSA (Curve of Sectional Area)

Grafik CWL (Curve of Water Line

Benedictus Johanes Belalawe (4312100070)

48

Laporan Tugas Rancang I

Body Plan

Gambar Akhir

Benedictus Johanes Belalawe (4312100070)

49

Anda mungkin juga menyukai