Renstra Ditjen PPHP 2010-2014
Renstra Ditjen PPHP 2010-2014
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN ..................................................................................
1.1. Latar Belakang .............................................................................
1.2. Kondisi Umum Pembangunan PPHP Tahun 2005-2009...............
1.3. Potensi, Permasalahan dan Tantangan ........................................
II. VISI, MISI DAN TUJUAN ......................................................................
2.1. Visi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Pertanian .......................................................................................
2.2. Misi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Pertanian .......................................................................................
2.3. Tujuan ..........................................................................................
2.4. Target Utama dan Sasaran Strategis ..........................................
III. STRATEGI DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PENGOLAHAN DAN
PEMASARAN HASIL PERTANIAN .......................................................
3.1. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional (Penugasan RPJM 20102014) ............................................................................................
3.2. Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Pertanian ..................
3.3. Kebijakan dan Strategi Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Pertanian
3.4. Program dan Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Pertanian
IV. PENUTUP ..............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemsaran Hasil Pertanian 2010 - 2014
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemsaran Hasil Pertanian 2010 - 2014
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemsaran Hasil Pertanian 2010 - 2014
2)
3)
4)
Prasarana/Sarana
Hortikultura
Pasar
dan
Pengembangan
Kawasan
2)
Pasar Tani
Pasar tani muncul atas prakarsa Ditjen PPHP yang melihat bahwa
pemasaran hasil pertanian yang ada saat ini belum menemukan sistem
pemasaran yang terbaik khususnya yang menguntungkan bagi petani.
Dalam sistem pemasaran yang ada, petani memiliki peluang yang rendah
dalam meraih pangsa pasar serta terdapat selisih harga yang besar
antara harga di tingkat petani dan yang dibayar konsumen. Pasar tani
merupakan sarana untuk mendekatkan petani (produsen) kepada pembeli
(konsumen). Dengan demikian keberadaan pasar tani diharapkan dapat
memperpendek rantai pemasaran dan menekan biaya-biaya transaksi
sehingga margin keuntungan petani bisa ditingkatkan. Pasar tani telah
diuji coba pertama kali di Kantor Pusat Kementerian Pertanian pada
tahun 2007 dan telah berjalan dengan baik hingga saat ini. Pada tahun
2007 juga telah dilakukan ujicoba pasar tani di kawasan Monas Jakarta
Pusat dan telah berjalan beberapa saat, namun kemudian berhenti
karena terhalang oleh masalah perijinan. Untuk tahun-tahun selanjutnya
diharapkan kegiatan ini dapat dikembangkan di daerah. Sampai dengan
tahun 2009 telah difasilitasi pembangunan pasar tani di 16 propinsi di 32
lokasi.
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemsaran Hasil Pertanian 2010 - 2014
3)
4)
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemsaran Hasil Pertanian 2010 - 2014
10
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemsaran Hasil Pertanian 2010 - 2014
11
Stabilisasi Harga
Dalam hal stabilisasi harga, kebijakan yang telah diterapkan antara lain
adalah:
a.
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemsaran Hasil Pertanian 2010 - 2014
12
b.
3)
Kebijakan Fiskal
a.
Pajak Pertambahan Nilai (PPN);
Kebijakan PPN untuk komoditi pertanian sebaiknya diterapkan
hanya untuk barang jadi hasil olahan pertanian. Untuk produk primer
pertanian
sebaiknya PPN ditiadakan guna
merangsang
berkembangnya agribisnis dan agroindustri dalam negeri.
b. Pajak Ekspor; mengenai pajak ekspor (PE) hasil pertanian
diupayakan seminimal mungkin tanpa mengganggu proses
penyediaan bahan baku industri dalam negeri. Besarnya pajak
ekspor hasil pertanian mengikuti peraturan Menteri Keuangan yang
menetapkan besarnya pajak ekspor atas dasar harga komoditas
tertentu di pasar internasional. Sebagai contoh pajak ekspor untuk
CPO pernah turun dari 3 % menjadi 1,5 % pada waktu yang lalu
(pada harga CPO di pasar internasional sekitar 600 US dollar per
metric ton). Tetapi akhir-akhir ini meningkat menjadi sekitar 20 %
dikarenakan meningkatnya harga CPO di pasaran dunia hingga
1200 dolar AS per metric ton. Namun kondisi paling akhir (akhir
tahun 2008) harga CPO di pasar internasional jatuh kembali pada
tingkat yang sangat rendah sehingga perlu dilakukan penyesuaian
pajak ekspornya.
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemsaran Hasil Pertanian 2010 - 2014
13
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemsaran Hasil Pertanian 2010 - 2014
14
1.3
1.3.1
POTENSI
1.3.2. PERMASALAHAN
1) Lambatnya Proses Industrialisasi Perdesaan
Proses industrialisasi perdesaan sangat lambat. Hal ini terlihat
antara lain dari semakin senjangnya ekonomi desa-kota. Dualisme
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemsaran Hasil Pertanian 2010 - 2014
15
ekonomi desa-kota telah mengakibatkan kota menjadi pusat segalagalanya dan ekonomi perdesaan hanyalah pendukung ekonomi
perkotaan. Terlebih lagi apabila dikaitkan dengan kebijakan di masa lalu
yang lebih mendorong pengembangan industri yang kurang berbasis
pada bahan baku lokal, menyebabkan potensi yang ada kurang dapat
dioptimalkan.
Dalam jangka panjang apabila industrialisasi perdesaan dan
dualisme ekonomi desa-kota tidak dapat diatasi maka dapat dipastikan
akan muncul masalah lain yang lebih rumit. Urbanisasi besar-besaran,
rusaknya kultur asli bangsa seperti gotong royong dan kekeluargaan,
kriminalitas yang meningkat serta yang tidak kalah pentingnya semakin
senjangnya pendapatan dalam masyarakat. Masyarakat kaya pemilik
modal akan semakin kaya sementara penduduk miskin semakin
bertambah besar.
2) Keterbatasan Informasi dan Penerapan Teknologi Pengolahan Hasil
Ke depan daya saing suatu komoditas akan ditentukan oleh
muatan teknologi dalam komoditas tertentu dan kemampuan dalam
merespon preferensi konsumen. Untuk itu perlu dikembangkan produkproduk pertanian yang sesuai dengan preferensi konsumen. Saat ini,
pelaku usaha khususnya petani pengolah masih belum optimal dalam
penguasaan teknologi pengolahan hasil pertanian, karena selama ini
konsentrasi lebih pada teknologi budidaya. Pada akhir tahun 2014
diharapkan penguasaan teknologi pengolahan hasil pertanian para pelaku
usaha sudah cukup optimal untuk mendukung kemampuan produksi
dalam merespon preferensi konsumen.
Penerapan teknologi pengolahan hasil pertanian saat ini masih
belum merata di masyarakat pertanian, hal ini disebabkan antara lain
karena penyebaran informasi tentang teknologi pengolahan tersebut
masih belum dilakukan secara intensif. Perhatian pemerintah terhadap
peningkatan nilai tambah produk pertanian di perdesaan selama ini masih
relatif kecil jika dibandingkan dengan upaya peningkatan produksi hasil
pertanian. Sehingga perkembangan penanganan pengolahan hasil
hingga dewasa ini masih berjalan lambat dan masih belum sesuai dengan
harapan.
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemsaran Hasil Pertanian 2010 - 2014
16
Permasalahan Teknis
Dari segi teknis beberapa hal yang menjadi penyebab antara lain :
-
alat
dan
mesin
pasca
panen
dan
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemsaran Hasil Pertanian 2010 - 2014
17
terbatas.
Belum cukup tersedianya rumah kemas packing house.
b.
Permasalahan Sosial
Dari segi sosial beberapa hal yang menjadi penyebab antara lain:
Introduksi teknologi pasca panen dan pengolahan pada
c.
Permasalahan Ekonomi
Dari segi ekonomi beberapa hal yang menjadi penyebab antara
lain:
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemsaran Hasil Pertanian 2010 - 2014
18
3)
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemsaran Hasil Pertanian 2010 - 2014
19
4)
pertanian
yang
termasuk
dalam
sektor
jasa-jasa
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemsaran Hasil Pertanian 2010 - 2014
20
Akses Pasar
Produk-produk primer yang dihasilkan umumnya dipasarkan
melalui pedagang perantara yang telah menguasai jaringan pasar
secara keseluruhan. Para pedagang perantara ini begitu kuat posisi
tawarnya sehingga sangat berperan dalam penentuan harga, yang
pada akhirnya merekalah yang memperoleh marjin keuntungan
terbesar dari harga yang dibayar konsumen, sementara resiko yang
mereka pikul lebih kecil daripada petani. Hal ini disebabkan antara
lain terbatasnya sarana dan prasarana pasar serta lemahnya
kelembagaan pemasaran ditingkat petani.
Fluktuasi Harga
Komoditi pertanian umumnya bersifat musiman sehingga
menyebabkan adanya fluktuasi produksi dan harga. Skala produksi
yang kecil dan lokasi yang terpencar dengan hasil produksi yang
relatif kecil menyebabkan terjadinya in-efisiensi dalam pengangkutan
dan pemasaran. Kondisi tersebut menyebabkan ketidak-sesuaian
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemsaran Hasil Pertanian 2010 - 2014
21
7)
Permasalahan
Perdagangan.
Liberalisasi
Pasar
Global
dan
Ketidakadilan
22
9)
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemsaran Hasil Pertanian 2010 - 2014
23
untuk
menggunakan
standar
internasional
sebagai
dasar
Permasalahan Tarif
Ekspor CPO Indonesia ke negara India mengalami diskriminasi
tarif yaitu adanya perbedaan penetapan tarif yang cukup besar antara
minyak nabati atau vegetable oil yang berasal dari Indonesia dan yang
berasal dari Amerika. Sementara itu tarif bea masuk impor komoditi
pertanian sudah sangat rendah, bahkan untuk beberapa komoditi seperti
buah-buahan, palawija, produk ternak, bea masuk yang rendah
menyebabkan banjirnya produk impor di dalam negeri dan mengancam
kelangsungan produksi petani di dalam negeri.
Perjuangan Indonesia di forum WTO untuk melindungi produkproduk dalam negeri yang menyangkut isu pengurangan kemiskinan,
ketahanan pangan dan pembangunan masyarakat perdesaan, masih
belum mencapai hasil yang diinginkan.
1.3.3. TANTANGAN
Pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian menghadapi
berbagai tantangan seperti:
1.
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemsaran Hasil Pertanian 2010 - 2014
24
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemsaran Hasil Pertanian 2010 - 2014
25
BAB II
VISI, MISI, DAN TUJUAN
2.1
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemsaran Hasil Pertanian 2010 - 2014
26
2.3
Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam periode 2010-2014 adalah:
2.4
1)
2)
3)
4)
Target Utama
Selama lima tahun ke depan Kementerian Pertanian telah
mencanangkan 4 target utama yaitu (1) Pencapaian Swasembada
dan Swasembada berkelanjutan, (2) Peningkatan Diversifikasi
Pangan, (3) Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor, dan
(4) Peningkatan Kesejahteraan Petani. Dari ke empat (4) target
utama tersebut, target utama ke tiga yakni Peningkatan Nilai
Tambah, Daya Saing dan Ekspor adalah target yang menjadi
tanggung jawab Ditjen PPHP untuk pencapaiannya.
Peningkatan Nilai Tambah; upaya ini akan difokuskan pada dua hal
yakni peningkatan kualitas dan jumlah olahan produk pertanian untuk
mendukung peningkatan daya saing dan ekspor. Peningkatan
kualitas produk pertanian (bahan mentah dan olahan) diukur dari
peningkatan jumlah produk pertanian yang mendapat sertifikasi
jaminan mutu. Pada akhir tahun 2014 semua produk pertanian
organik, kakao fermentasi, bahan olah karet (bokar) sudah harus
tersertifikasi dengan pemberlakuan sertifikasi wajib. Peningkatan
jumlah olahan diukur dari rasio produk mentah dan olahan. Saat ini
80 % produk pertanian diperdagangkan dalam bentuk bahan mentah
dan 20 % dalam bentuk olahan. Pada akhir tahun 2014 ditargetkan
bahwa 50 % produk pertanian diperdagangkan dalam bentuk olahan.
Peningkatan Daya Saing; upaya ini akan difokuskan pada
pengembangan produk berbasis sumberdaya lokal yang (1) dapat
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemsaran Hasil Pertanian 2010 - 2014
27
Sasaran Strategis
Sasaran strategis pengembangan pengolahan dan pemasaran hasil
pertanian yang ingin dicapai dalam periode 2010-2014 adalah:
1)
2)
Meningkatnya kapasitas,
SDM Ditjen PPHP.
3)
4)
5)
6)
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemsaran Hasil Pertanian 2010 - 2014
28
BAB III
STRATEGI DAN KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN
HASIL PERTANIAN
3.1.
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemsaran Hasil Pertanian 2010 - 2014
29
3.2.
Pembangunan
1)
2)
3)
4)
5)
6)
30
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemsaran Hasil Pertanian 2010 - 2014
31
keluarga
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemsaran Hasil Pertanian 2010 - 2014
sehingga
dapat
32
4) Revitalisasi Pembiayaan
Revitalisasi pembiayaan dilakukan melalui pengembangan Pola Insentif
Two in One. Pola insentif yang diberikan bagi tumbuhnya industri
perdesaan meliputi bantuan insentif teknologi dan bantuan akses
terhadap modal usaha. Bantuan teknologi diberikan dalam bentuk alat
dan mesin yang dibutuhkan dalam kegiatan pengembangan pengolahan
dan pemasaran hasil pertanian. Bantuan teknologi bersumber dari dana
APBN, sedangkan bantuan akses modal usaha terhadap sumbersumber permodalan skim kredit lunak (bersubsidi).
Penerima insentif teknologi dan permodalan adalah inti dan plasma. Inti
adalah industri yang bergerak dalam kegiatan pengolahan/pasca panen
(swasta, koperasi, BUMD, PT dan lain-lain). Plasma adalah kelompok
tani atau gabungan kelompok tani yang sudah berbadan hukum dan
bankable/feasible. Insentif teknologi diberikan kepada plasma yang
dikelola oleh inti. Jenis teknologi yang diberikan sesuai dengan
kebutuhan kedua belah pihak, yakni yang dapat mendorong percepatan
pengembangan industri hilir di bidang pertanian. Inti juga yang
selanjutnya akan membeli produk plasma untuk dipasarkan langsung
atau diolah dan kemudian dipasarkan dengan harga yang disepakati
(berkeadilan). Sebagai pihak yang berhubungan langsung dengan pasar,
pihak inti yang akan menetapkan kuantitas, kualitas dan kontinuitas
produk yang harus dihasilkan plasma, serta membina plasma dalam
sistem produksi dan mutu.
3.3.
2)
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemsaran Hasil Pertanian 2010 - 2014
33
3)
4)
3.3.2. Strategi
1) Penerapan dan pengawasan sistem jaminan mutu komoditi strategis
dan keamanan pangan.
2) Pengembangan dan pengelolaan sarana kelembagaan pemasaran
produk hasil pertanian
3) Pengembangan kewirausahaan
pemasaran hasil pertanian
dan
investasi
pengolahan
dan
3.3.3.
Kebijakan
Mengacu kepada arah kebijakan Kementerian Pertanian dan tugas
pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Pertanian, maka kebijakan pengembangan Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Pertanian ditetapkan sebagai berikut:
A.
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemsaran Hasil Pertanian 2010 - 2014
34
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemsaran Hasil Pertanian 2010 - 2014
serta telah
35
pengolahan
hasil
pertanian
yang
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
36
37
38
(3)
(4)
3.4.
3.4.1.
Program
Sesuai Pedoman Reformasi Perencanaan dan Penganggaran,
maka sebagai salah satu unit kerja Eselon I di Kementerian Pertanian,
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemsaran Hasil Pertanian 2010 - 2014
39
Kegiatan
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemsaran Hasil Pertanian 2010 - 2014
40
b.
c.
Penyusunan pedoman
pengembangan agroindustri berbasis
tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan
d.
e.
Fasilitasi
sosialisasi/promosi/pemberian penghargaan kepada
Gapoktan/ pelaku usaha pengolahan hasil pertanian.
f.
Pengembangan
pertanian
g.
informasi
layanan
teknis
pengolahan
hasil
Kegiatan di Daerah
2.
a.
b.
c.
d.
Bimbingan Gapoktan
e.
f.
Koordinasi
g.
h.
i.
Sasaran Kegiatan
a.
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemsaran Hasil Pertanian 2010 - 2014
41
3.
b.
c.
b.
c.
d.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemsaran Hasil Pertanian 2010 - 2014
42
m.
Kegiatan di Daerah :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
2)
3)
Sasaran Kegiatan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
b.
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemsaran Hasil Pertanian 2010 - 2014
43
C.
c.
lembaga
penilaian
d.
e.
f.
Kegiatan di Daerah
a.
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemsaran Hasil Pertanian 2010 - 2014
44
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
2) Sasaran Kegiatan
a.
b.
c.
b.
c.
d.
D.
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemsaran Hasil Pertanian 2010 - 2014
45
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
2)
Sasaran Kegiatan
a.
b.
c.
d.
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemsaran Hasil Pertanian 2010 - 2014
46
3)
e.
f.
g.
h.
25
(volume)
per
c.
d.
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemsaran Hasil Pertanian 2010 - 2014
47
Daerah
a. Fasilitasi Indikasi Geografis (IG)
b. Keikutsertaan dalam promosi dalam dan luar negeri
c. Pembinaan dan pendampingan kemitraan dan kewirausahaan
d. Gelar potensi investasi
e. Pendampingan kelompok usaha pola insentif Two in One.
2) Sasaran Kegiatan
a.
b.
c.
d.
1)
a.
b.
c.
d.
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemsaran Hasil Pertanian 2010 - 2014
48
h.
Pertemuan Monev.
i.
Kegiatan di Daerah
a.
2)
c.
d.
Sasaran Kegiatan
a. Meningkatnya pengelolaan keuangan.
b. Meningkatnya layanan publik.
c.
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemsaran Hasil Pertanian 2010 - 2014
49
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemsaran Hasil Pertanian 2010 - 2014
50
BAB IV
PENUTUP
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemsaran Hasil Pertanian 2010 - 2014
51
NO.
7.
7.1
PROGRAM/
KEGIATAN PRIORITAS
Program
Peningkatan Nilai
Tambah, Daya
Saing, Industri
Hilir, Pemasaran
dan Ekspor Hasil
Pertanian
Pengembangan
pengolahan hasil
pertanian (Prioritas
SASARAN PRIORITAS
NASIONAL/BIDANG/
UNIT KERJA
Meningkatnya usaha
pengolahan dan
pemasaran hasil
pertanian
berkelanjutan
Meningkatnya usaha
pengolahan hasil
pertanian yang
TARGET
INDIKATOR KINERJA
2010
2011
2012
2013
2014
1. Peningkatan produk
olahan hasil
pertanian yang
bermutu untuk
ekspor dan pasar
domestik
2. Peningkatan net
ekspor komoditas
segar dan olahan
15
15
15
15
15
3. Peningkatan jumlah
lembaga pemasaran
petani dalam rangka
penyerapan pasar
hasil pertanian di
pasar domestik
4. Peningkatan jumlah
usaha pengolahan
dan pemasaran hasil
pertanian
13
75
95
4630
4660
Lampiran
52
NO.
PROGRAM/
KEGIATAN PRIORITAS
Nasional dan
Bidang)
7.2
Pengembangan
mutu dan
standardisasi
pertanian (Prioritas
Nasional dan
Bidang)
SASARAN PRIORITAS
NASIONAL/BIDANG/
UNIT KERJA
berkelanjutan
Meningkatnya mutu
hasil pertanian
TARGET
INDIKATOR KINERJA
2010
2011
2012
2013
2014
25
35
45
65
75
50
90
90
95
100
45
65
75
85
90
1. Jumlah rancangan
SNI produk pertanian
20
20
25
27
30
420
450
200
100
100
3. Jumlah laboratorium
pengujian dan
lembaga penilaian
kesesuaian
4. Jumlah kerjasama
standar mutu dan
harmonisasi standar
mutu
5. Jumlah pengujian
dan sertifikasi
alsintan
6. Jumlah pengawasan
jaminan mutu
10
30
43
43
43
145
165
192
225
250
15
20
30
35
Lampiran
53
NO.
7.3
7.4
PROGRAM/
KEGIATAN PRIORITAS
SASARAN PRIORITAS
NASIONAL/BIDANG/
UNIT KERJA
Pengembangan
usaha dan investasi
(Prioritas Nasional
dan Bidang)
Meningkatnya usaha,
kemitraan dan
investasi di sektor
pertanian
Pengembangan
pemasaran
domestik (Prioritas
Bidang)
Meningkatnya
pemasaran hasil
pertanian di pasar
domestik
TARGET
INDIKATOR KINERJA
2010
2011
2012
2013
2014
20
30
35
35
35
10
12
3. Jumlah pameran,
promosi, eksibisi dan
perlombaan dalam
negeri maupun luar
negeri
1. Jumlah kelembagaan
pemasaran bagi
petani
10
10
20
22
24
186
195
205
100
105
10
12
16
10
12
13
15
290
373
450
600
700
2. Jumlah komoditi
dalam pemantauan
dan stabilitasi harga
komoditas pertanian
utama
3. Jumlah kerjasama
dan jaringan pasar
4. Jumlah unit
pelayanan informasi
pasar komoditi
pertanian
Lampiran
54
NO.
7.5
PROGRAM/
KEGIATAN PRIORITAS
Pengembangan
pemasaran
internasional
(Prioritas Nasional
dan Bidang)
SASARAN PRIORITAS
NASIONAL/BIDANG/
UNIT KERJA
Meningkatnya
pemasaran
internasional hasil
pertanian
TARGET
INDIKATOR KINERJA
2010
2011
2012
2013
2014
25
30
33
36
40
25
25
25
25
25
12
12
12
12
12
21
29
37
Lampiran
55
NO.
7.6
PROGRAM/
KEGIATAN PRIORITAS
Dukungan
manajemen dan
dukungan teknis
lainnya pada
Direktorat Jenderal
Pengolahan dan
Pemasaran Hasil
Pertanian
SASARAN PRIORITAS
NASIONAL/BIDANG/
UNIT KERJA
Terselenggaranya
pelayananan
administrasi dan
pelayanan teknis
lainnya secara
profesional dan
berintegritas di
lingkungan Direktorat
Jenderal Pengolahan
dan Pemasaran Hasil
Pertanian
TARGET
INDIKATOR KINERJA
1. Jumlah dokumen
perencanaan,
keuangan, umum
serta evaluasi dan
pelaporan program
peningkatan nilai
tambah, daya saing,
industri hilir,
pemasaran dan
ekspor hasil
pertanian
2. Jumlah usaha
pengolahan dan
pemasaran hasil
pertanian melalui
LM3
2010
2011
2012
2013
2014
200
75
75
75
Lampiran
56
Tugas
Fungsi
Penanggung Jawab
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Utama
1. Peningkatan produk olahan hasil pertanian yang bermutu untuk ekspor dan pasar
domestik
2. Peningkatan net ekspor komoditas segar dan olahan
Lampiran
57
Lampiran
58
Menjadi institusi yang peduli dan memiliki komitmen tinggi untuk mewujudkan masyarakat pertanian
sejahtera, handal dan berdaya saing di bidang pengolahan dan pemasaran hasil pertanian melalui
penyelenggaraan birokrasi yang profesional dan berintegritas
Misi
Lampiran
59
TUJUAN
SASARAN
URAIAN
URAIAN
INDIKATOR
KEBIJAKAN
PROGRAM
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1) Peningkatan
produk olahan
hasil pertanian
yang bermutu
untuk ekspor
dan pasar
domestik
2) Peningkatan net
ekspor
komoditas segar
dan olahan
3) Peningkatan
jumlah lembaga
pemasaran
petani dalam
rangka
penyerapan
pasar hasil
pertanian di
pasar domestic
4) Peningkatan
jumlah usaha
pengolahan dan
pemasaran hasil
pertanian
komoditi
pertanian
1) Pengembangan
Pengolahan
Hasil Pertanian
Program
Peningkatan
Nilai Tambah,
Daya Saing,
Industri Hilir,
Pemasaran dan
Ekspor Hasil
Pertanian
5) Menumbuhkembangkan
unit usaha pengolahan
hasil pertanian yang
berkelanjutan
6) Menerapkan sistem
jaminan mutu dan
keamanan pangan
7) Menumbuhkembangkan
usaha dan investasi
pengolahan dan
pemasaran hasil
pertanian yang memacu
pertumbuhan ekonomi
perdesaan.
8) Meningkatkan daya serap
pasar domestik
9) Meningkatkan ekspor
hasil pertanian di pasar
internasional.
Meningkatnya
usaha
pengolahan dan
pemasaran hasil
pertanian
berkelanjutan
2) Pengembangan
Mutu dan
Standarisasi
3) Pengembangan
Pemasaran
Domestik
4) Pengembangan
Pemasaran
Internasional.
Lampiran
60
KETERANGAN
(6)
LOKASI
(1)
(2)
(3)
Beras
(peningkatan rendemen dan
peningkatan mutu beras)
Pemantauan penerapan
HPP/stabilisasi harga
Fasilitasi Sarana Pergudangan dan
Distribusi
Pengembangan Kelembagaan
Pemasaran
Pengembangan Jaringan dan
Manajemen Stok Beras
Revitalisasi Penggilingan Padi
Penerapan sistem jaminan mutu
Pengembangan agroindustri aneka
tepung berbahan baku lokal (aneka
umbi)
Pengembangan agroindustri aneka
tepung berbahan baku lokal (aneka
umbi)
Pengembangan sistem informasi
pasar
Lampiran
61
KOMODITAS
LOKASI
(1)
(2)
(3)
Pengembangan pengolahan
jagung untuk pangan (grits
dan tepung) dan pakan
Pemantauan Pasar
Fasilitasi Sarana Pergudangan dan
Distribusi
Pengembangan Kelembagaan
Pemasaran
Penguatan Jaringan Pemasaran
Penerapan sistem jaminan mutu
Kedele
Lampiran
62
KOMODITAS
LOKASI
(1)
(2)
(3)
Buah tropika
(Pertumbuhan ekspor 15%
tahun)
Biofarmaka
(peningkatan ekspor 20%/thn)
Pengembangan Kelembagaan
Pemasaran
Pengembangan Jaringan Pemasaran
Pengembangan sistem informasi
pasar
Pemantauan Pasar
Penerapan sistem jaminan mutu
Pengembangan unit pengolahan hasil
(nata, puree, sari buah, selai, jelli,
pati/ tepung, dodol, squash) skala
kecil dan menengah
Fasilitasi Sarana Pergudangan dan
Distribusi
Pengembangan Kelembagaan
Pemasaran
Pengembangan Jaringan
Pengembangan sistem informasi
pasar
Pemantauan Pasar
Penerapan sistem jaminan mutu
Pengembangan pengolahan hasil
biofarmaka
Pengembangan sistem jaminan mutu
Lampiran
63
KOMODITAS
LOKASI
(1)
(2)
(3)
Sawit
(10% peningkatan ekspor
CPO dan produk olahannya)
Kakao
(20% kakao fermentasi, 10%
dlm bentuk olahan)
Lampiran
64
KOMODITAS
LOKASI
(1)
(2)
(3)
Karet
(70% penerapan SNI, 10%
peningkatan ekspor)
Kopi
(100% sertifikasi kopi
specialty dan organik, 15%
peningkatan ekspor)
Tebu
(mendukung swasembada
gula industry)
tebu
Pengembangan investasi industri
gula
Lampiran
65
KOMODITAS
LOKASI
(1)
(2)
(3)
Susu
(50% substitusi impor)
Pemasaran
Pengembangan Jaringan Pemasaran
Pengembangan Sistem Informasi
Pasar
Pemantauan Pasar
Pengembangan sistem jaminan mutu
Pengembangan Sistem Informasi
Pasar
Pemantauan Pasar
Fasilitasi Sarana Pergudangan dan
Distribusi
Pengembangan Kelembagaan
Pemasaran
Pengembangan Jaringan Pemasaran
Pengembangan sistem jaminan mutu
Fasilitasi investasi dan kemitraan
pengolahan susu
Lampiran
66
Lampiran 5. Indikator Utama, Strategi dan Rencana Aksi Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor
Produk
Sasaran Utama PPHP
1
Tersertifikasinya
semua produk
pertanian organik,
kakao fermentasi dan
bahan olahan karet
pada 2014
(pemberlakuan
sertifikasi wajib)
Indikator Utama
PPHP
Peningkatan produk
olahan hasil
pertanian yang
bermutu untuk
ekspor dan pasar
domestik sebesar
5% pertahun
Strategi
Penerapan dan
pengawasan
sistem jaminan
mutu dan
keamanan
pangan
Rencana Aksi
- Pemetaan sentra
kawasan pertanian
organik, kakao, karet
- Optimalisasi agrobisnis
pertanian organik, kakao
dan karet
- Inventarisasi dan
penciptaan instrumen
yang diperlukan dalam
memberlakukan
sertifikasi wajib
- Pengawalan,
pembinaan, pendaftaran
agrobisnis pertanian
organik, kakao dan karet
untuk memperoleh
sertifikat
- Pengembangan
jaringan pemasaran
produk organik, kakao
dan karet
- Pengembangan sistim
pemasaran melalui
pasar lelang untuk karet
- Pengembangan
Pelayanan informasi
pasar
Lampiran
67
Kementerian
Perindustrian
Sinergitas kegiatan
industri di perdesaan
dan pengembangan
cluster industry
Kementerian
Perdagangan
Penataan kerja sama
pemasaran
internasional dan
dalam negeri,
pengaturan pajak dan
prosedur ekspor dan
impor
Meningkatnya produk
olahan yang
diperdagangkan dari
20% (2010) menjadi
50% (2014)
Pengembangan
tepung-tepungan untuk
mensubstitusi 20%
gandum/terigu impor
2014
Indikator Utama
PPHP
Peningkatan jumlah
lembaga pemasaran
petani dalam rangka
penyerapan pasar
hasil pertanian di
pasar domestik
sebesar 5%
pertahun
Peningkatan Jumlah
usaha pengolahan
dan pemasaran
hasil pertanian
tumbuh 6% setiap
tahunnya
Strategi
Rencana Aksi
Pemetaan sentra
kawasan pertanian
sebagai calon agrobisnis
pengolahan
Optimalisasi agrobisnis
pengolahan hasil
pertanian
- Pengawalan dan
pembinaan jaringan
pemasaran berbasis
kelembagaan
pemasaran
- Pengembangan
Pelayanan informasi
pasar
- Optimalisasi Sarana dan
Kelembagaan Pasar
Domestik
- Inventarisasi dan
Penciptaan instrumen
yang dapat
mengakselerasi
pemasaran
Pengembangan - Pemetaan sentra
kewirausahaan
kawasan pertanian
pengolahan dan
sebagai calon
pemasaran hasil
agrobisnis tepungpertanian
tepungan, kakao dan
Lampiran
68
Pengembangan kebijakan
penyediaan bahan baku
obat tradisional
mengembangan IKOT
dan IOT
Memenuhi semua
sarana pengolahan
kakao fermentasi
bermutu untuk industri
coklat dalam negeri
Indikator Utama
PPHP
Strategi
Rencana Aksi
komoditi unggulan
lainnya
Optimalisasi agrobisnis
tepung-tepungan, kakao
dan komoditi unggulan
lainnya
inventarisasi dan
penciptaan instrumen
yang dapat
mengakselerasi
pemasaran tepungtepungan, kakao dan
komoditi unggulan
lainnya
Pengawalan dan
pembinaan peningkatan
agrobisnis tepungtepungan, kakao, dan
komoditi unggulan
lainnya
Promosi agrobisnis
tepung-tepungan, kakao
dan komoditi unggulan
lainnya
Pengembangan
Pelayanan informasi
pasar tepung-tepungan,
kakao, dan komoditi
unggulan lainnya
Pengembangan akses
pemasaran ,
Lampiran
69
Badan POM
BPPT
Pengembangan teknologi
terapan pengolahan hasil
Kementerian Keuangan
Indikator Utama
PPHP
Strategi
Rencana Aksi
Meningkatnya surplus
neraca perdagangan
US$ 24,3 milyar (2010)
menjadi US$ 54,5
milyar (2014)
Peningkatan net
ekspor komoditas
segar dan olahan
sebesar 15%
pertahun
Pemenuhan
permintaan
pasar dalam
negeri dan
penguatan
ekspor
komoditas
strategis
pemantauan pasar
aneka tepung, kakao
dan komoditi unggulan
lainnya
intensifikasi promosi,
diplomasi, negosiasi,
market intelligence, misi
dagang, kerjasama
kedutaan/ATPC,
advokasi negative
campagne, kemitraan
pola cluster dan
kerjasama pemasaran;
penataan rantai
pasokan, efisiensi
transportasi, sistem
tunda jual.
Pengembangan
jaringan pemasaran
komoditi strategis
Pengembangan
pelayanan dan
pemantauan pasar
pasar domestik dan
internasional
Sosialisasi dan
diseminasi hasil
Lampiran
70
Kementerian BUMN
Indikator Utama
PPHP
Strategi
Rencana Aksi
Lampiran
71
Perguruan Tinggi
Pengembangan teknologi
terapan pengolahan hasil
dan pendampingan usaha
olahan
Kemendiknas
Program makanan
tambahan untuk anak
sekolah (PMTAS)
Kementerian Koperasi
dan UKM
advokasi legalitas
gapoktan menjadi
koperasi pertanian
(KOPTAN)
Indikator Utama
PPHP
Strategi
Rencana Aksi
Lampiran
72
Indikator Utama
PPHP
Strategi
Rencana Aksi
Lampiran
73
Lampiran
74
terdiri dari 5
Lampiran
52
BAB X
DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN
Bagian Kesatu
Kedudukan, Tugas Dan Fungsi
(1)
Pasal 790
Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian adalah unsur
pelaksana pada Kementerian Pertanian.
(2)
Susunan Organisasi
Pasal 7923
Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian terdiri atas:
a. Sekretariat Direktorat Jenderal;
b. Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian;
c. Direktorat Mutu dan Standardisasi;
d. Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi;
e.
f.
Lampiran
54
Pasal 796
Sekretariat Direktorat Jenderal terdiri atas:
a.
Bagian Perencanaan;
b.
Bagian Keuangan dan Perlengkapan;
c.
Bagian Umum;
d.
Bagian Evaluasi dan Pelaporan; dan
e.
Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 797
Bagian Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana dan
program, anggaran, dan kerja sama di bidang pengolahan dan pemasaran hasil
pertanian.
Pasal 798
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 797, Bagian
Perencanaan menyelenggarakan fungsi:
a.
b.
c.
Pasal 799
Bagian Perencanaan terdiri atas:
a.
b.
c.
Subbagian Program;
Subbagian Anggaran; dan
Subbagian Kerja Sama.
Pasal 800
(1)
(2)
Lampiran
55
(3)
mempunyai
tugas
melakukan
penyiapan
bahan
Pasal 801
Bagian Keuangan dan Perlengkapan mempunyai tugas melaksanakan urusan
keuangan dan perlengkapan.
Pasal 802
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 801, Bagian
Keuangan dan Perlengkapan menyelenggarakan fungsi:
a.
pelaksanaan urusan perbendaharaan, penerimaan negara bukan pajak (PNBP),
dan penyiapan pengujian dan penerbitan surat perintah membayar (SPM);
b.
pelaksanaan urusan akuntansi dan verifikasi anggaran; dan
c.
pelaksanaan urusan perlengkapan.
Pasal 803
Bagian Keuangan dan Perlengkapan terdiri atas:
a.
Subbagian Perbendaharaan;
b.
Subbagian Akuntansi dan Verifikasi; dan
c.
Subbagian Perlengkapan.
(1)
(2)
(3)
Pasal 804
Subbagian
Perbendaharaan
mempunyai
tugas
melakukan
urusan
perbendaharaan, penerimaan negara bukan pajak (PNBP), dan penyiapan bahan
pengujian dan penerbitan surat perintah membayar (SPM).
Subbagian Akuntansi dan Verifikasi mempunyai tugas melakukan urusan
akuntansi dan verifikasi anggaran.
Subbagian Perlengkapan mempunyai tugas melakukan urusan perlengkapan.
Pasal 805
Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan evaluasi dan penyempurnaan
organisasi dan tata laksana, urusan kepegawaian, penyusunan rancangan peraturan
perundang-undangan dan pelaksanaan hubungan masyarakat, serta urusan tata usaha
dan rumah tangga.
Pasal 806
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 805, Bagian Umum
menyelenggarakan fungsi:
Lampiran
56
a.
b.
c.
(1)
(2)
(3)
Pasal 808
Subbagian Organisasi dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan evaluasi dan penyempurnaan organisasi dan tata laksana, serta
pelaksanaan urusan kepegawaian.
Subbagian Hukum dan Hubungan Masyarakat mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan,
pelaksanaan hubungan masyarakat, serta urusan perpustakaan.
Subbagian Tata Usaha dan Rumah Tangga mempunyai tugas melakukan urusan
tata usaha dan rumah tangga.
Pasal 809
Bagian Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas melaksanakan evaluasi dan
pelaporan pelaksanaan kegiatan di bidang pengolahan dan pemasaran hasil pertanian.
Pasal 810
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 809, Bagian Evaluasi
dan Pelaporan menyelenggarakan fungsi:
a. pengumpulan, pengolahan dan penyajian data dan informasi;
b. penyiapan analisis, pemantauan, dan evaluasi pelaksanaan program; dan
c. penyiapan laporan pelaksanaan kegiatan dan tindaklanjut hasil pengawasan di
bidang pengolahan dan pemasaran hasil pertanian.
Lampiran
57
Pasal 811
Bagian Evaluasi dan Pelaporan terdiri atas:
a. Subbagian Data dan Informasi;
b. Subbagian Evaluasi; dan
c. Subbagian Pelaporan dan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan.
(1)
(2)
(3)
Pasal 812
Subbagian Data dan Informasi mempunyai tugas melakukan pengumpulan,
pengolahan dan penyajian data dan informasi.
Subbagian Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyiapan
analisis, pemantauan, dan evaluasi pelaksanaan program.
Subbagian Pelaporan dan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan laporan pelaksanaan kegiatan dan tindaklanjut hasil
pengawasan di bidang pengolahan dan pemasaran hasil pertanian.
Pasal 813
Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 796 huruf e
mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jenjang jabatan fungsional
masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(1)
(2)
(3)
(4)
Pasal 814
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas beberapa jabatan fungsional yang
mendukung pelaksanaan tugas kesekretariatan yang terbagi dalam berbagai
kelompok sesuai dengan bidang keahliannya.
Masing-masing kelompok jabatan fungsional dikoordinasikan oleh seorang tenaga
fungsional senior yang ditunjuk oleh Sekretaris Direktorat Jenderal.
Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan
berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.
Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Lampiran
58
Bagian Keempat
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian
Pasal 815
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengolahan hasil
pertanian.
Pasal 816
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 815, Direktorat
Pengolahan Hasil Pertanian menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengolahan dan analisis mengenai
dampak lingkungan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang pengolahan dan analisis mengenai dampak
lingkungan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan;
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengolahan dan
analisis mengenai dampak lingkungan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan,
dan peternakan;
d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengolahan dan analisis
mengenai dampak lingkungan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan
peternakan; dan
e. pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian.
Pasal 817
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian terdiri atas:
a. Subdirektorat Pengolahan Tanaman Pangan;
b. Subdirektorat Pengolahan Hortikultura;
c. Subdirektorat Pengolahan Perkebunan;
d. Subdirektorat Pengolahan Peternakan;
e. Subbagian Tata Usaha; dan
f.
Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 818
Subdirektorat Pengolahan Tanaman Pangan mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,
Lampiran
59
prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
pengolahan hasil dan analisis mengenai dampak lingkungan tanaman pangan.
Pasal 819
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 818, Subdirektorat
Pengolahan Tanaman Pangan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan penyusunan kebijakan di bidang pengolahan hasil dan analisis
mengenai dampak lingkungan tanaman serealia, aneka kacang dan aneka umbi;
b. penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang pengolahan hasil dan analisis
mengenai dampak lingkungan tanaman serealia, aneka kacang dan aneka umbi;
c. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
pengolahan hasil dan analisis mengenai dampak lingkungan tanaman serealia,
aneka kacang dan aneka umbi; dan
d. penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengolahan hasil
dan analisis mengenai dampak lingkungan tanaman serealia, aneka kacang dan
aneka umbi.
Pasal 820
Subdirektorat Pengolahan Tanaman Pangan terdiri atas:
a. Seksi Serealia; dan
b. Seksi Aneka Kacang dan Umbi.
(1)
(2)
Pasal 821
Seksi Serealia mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta
pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengolahan hasil dan analisis
mengenai dampak lingkungan tanaman serealia.
Seksi Aneka Kacang dan Umbi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengolahan
hasil dan analisis mengenai dampak lingkungan tanaman aneka kacang dan
aneka umbi.
Pasal 822
Lampiran
60
Pasal 823
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 822, Subdirektorat
Pengolahan Hortikultura menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan penyusunan kebijakan di bidang pengolahan hasil dan analisis
mengenai dampak lingkungan tanaman buah, sayuran, florikultura dan obat;
b.
penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang pengolahan hasil dan analisis
mengenai dampak lingkungan tanaman buah, sayuran, florikultura dan obat;
c.
penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
pengolahan hasil dan analisis mengenai dampak lingkungan tanaman buah,
sayuran, florikultura dan obat; dan
d.
penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengolahan hasil
dan analisis mengenai dampak lingkungan tanaman buah, sayuran, florikultura
dan obat.
Pasal 824
Subdirektorat Pengolahan Hortikultura terdiri atas:
a. Seksi Tanaman Buah dan Sayuran; dan
b. Seksi Tanaman Florikultura dan Tanaman Obat.
(1)
(2)
Pasal 825
Seksi Tanaman Buah dan Sayuran mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengolahan
hasil dan analisis mengenai dampak lingkungan tanaman buah dan sayuran.
Seksi Tanaman Florikultura dan Tanaman Obat mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di
bidang pengolahan hasil dan analisis mengenai dampak lingkungan tanaman
florikultura dan tanaman obat.
Lampiran
61
Pasal 826
Subdirektorat Pengolahan Perkebunan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengolahan hasil dan
analisis mengenai dampak lingkungan tanaman perkebunan.
Pasal 827
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 826, Subdirektorat
Pengolahan Perkebunan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan penyusunan kebijakan di bidang pengolahan hasil dan analisis
mengenai dampak lingkungan tanaman semusim dan tahunan;
b. penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang pengolahan hasil dan analisis
mengenai dampak lingkungan tanaman semusim dan tahunan;
c. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
pengolahan hasil dan analisis mengenai dampak lingkungan tanaman semusim
d.
(1)
(2)
Pasal 829
Seksi Tanaman Semusim mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengolahan
hasil dan analisis mengenai dampak lingkungan tanaman semusim.
Seksi Tanaman Tahunan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengolahan
hasil dan analisis mengenai dampak lingkungan tanaman tahunan.
Lampiran
62
Pasal 830
Subdirektorat Pengolahan Peternakan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengolahan hasil dan
analisis mengenai dampak lingkungan peternakan.
Pasal 831
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 830, Subdirektorat
Pengolahan Peternakan menyelenggarakan fungsi:
a.
b.
c.
d.
(1)
(2)
Pasal 833
Seksi Ternak Ruminansia mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengolahan
hasil dan analisis mengenai dampak lingkungan ternak ruminansia.
Seksi Ternak Nonruminansia mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengolahan
hasil dan analisis mengenai dampak lingkungan ternak nonruminansia.
Lampiran
63
Pasal 834
Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan,
perlengkapan, rumah tangga dan surat menyurat, serta kearsipan Direktorat
Pengolahan Hasil Pertanian.
Pasal 835
Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 817 huruf f
mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jenjang jabatan fungsional
masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 836
(1)
(2)
(3)
Bagian Kelima
Direktorat Mutu dan Standardisasi
Pasal 837
Direktorat Mutu dan Standardisasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang mutu dan
standardisasi.
Pasal 838
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 837, Direktorat Mutu
dan Standardisasi menyelenggarakan fungsi:
Lampiran
64
a.
b.
c.
d.
e.
Pasal 839
Direktorat Mutu dan Standardisasi terdiri atas:
a. Subdirektorat Standardisasi;
b. Subdirektorat Penerapan dan PengawasanJaminan Mutu;
c. Subdirektorat Akreditasi dan Kelembagaan;
d. Subdirektorat Kerja Sama dan Harmonisasi;
e. Subbagian Tata Usaha; dan
f.
Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 840
Subdirektorat Standardisasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan
dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta
pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang standardisasi.
Pasal 841
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 840, Subdirektorat
Standardisasi menyelenggarakan fungsi:
a.
b.
Lampiran
65
c.
d.
Pasal 842
Subdirektorat Standardisasi terdiri atas:
a. Seksi Tanaman Pangan dan Hortikultura; dan
b.
(1)
(2)
Pasal 843
Seksi Tanaman Pangan dan Hortikultura mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
standardisasi tanaman pangan dan hortikultura.
Seksi Perkebunan dan Peternakan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
standardisasi perkebunan dan peternakan.
Pasal 844
Subdirektorat Penerapan dan Pengawasan Jaminan Mutu mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di
bidang penerapan dan pengawasan jaminan mutu.
Pasal 845
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 844, Subdirektorat
Penerapan dan Pengawasan Jaminan Mutu menyelenggarakan fungsi:
a.
Lampiran
66
b.
c.
d.
Pasal 846
Subdirektorat Penerapan dan Pengawasan Jaminan Mutu terdiri atas:
a. Seksi Tanaman Pangan dan Hortikultura; dan
b. Seksi Perkebunan dan Peternakan.
(1)
(2)
Pasal 847
Seksi Tanaman Pangan dan Hortikultura mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
penerapan dan pengawasan jaminan mutu tanaman pangan dan hortikultura.
Seksi Perkebunan dan Peternakan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang penerapan
dan pengawasan jaminan mutu perkebunan dan peternakan.
Pasal 848
Subdirektorat Akreditasi dan Kelembagaan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang akreditasi dan
kelembagaan.
Pasal 849
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 848, Subdirektorat
Akreditasi dan Kelembagaan menyelenggarakan fungsi:
Lampiran
67
a.
b.
c.
d.
Pasal 850
Subdirektorat Akreditasi dan Kelembagaan terdiri atas:
a. Seksi Tanaman Pangan dan Hortikultura; dan
b. Seksi Perkebunan dan Peternakan.
Pasal 851
(1)
(2)
Pasal 853
Lampiran
68
Pasal 854
Subdirektorat Kerjasama dan Harmonisasi terdiri atas:
a. Seksi Tanaman Pangan dan Hortikultura; dan
b. Seksi Perkebunan dan Perternakan.
(1)
(2)
Pasal 855
Seksi Tanaman Pangan dan Hortikultura mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
kerja sama dan harmonisasi tanaman pangan dan hortikultura.
Seksi Perkebunan dan Perternakan mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
kerja sama dan harmonisasi perkebunan dan perternakan.
Pasal 856
Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan,
perlengkapan, rumah tangga dan surat menyurat, serta kearsipan Direktorat Mutu dan
Standardisasi.
Pasal 857
Lampiran
69
Pasal 858
(1)
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas jabatan fungsional Pengawas Mutu Hasil
Pertanian yang dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional senior yang
ditunjuk oleh Direktur.
(2)
(3)
Bagian Keenam
Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi
Pasal 859
Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
pengembangan usaha dan investasi.
Pasal 860
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 859, Direktorat
Pengembangan Usaha dan Investasi menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang kemitraan dan kewirausahaan,
investasi, promosi dalam dan luar negeri;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang kemitraan dan kewirausahaan, investasi, promosi
dalam dan luar negeri;
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kemitraan dan
kewirausahaan, investasi, promosi dalam dan luar negeri;
Lampiran
70
d.
e.
Pasal 861
Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi terdiri atas:
a. Subdirektorat Kemitraan dan Kewirausahaan;
b. Subdirektorat Investasi;
c.
d.
e.
Pasal 862
Subdirektorat Kemitraan dan Kewirausahaan mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
kemitraan dan kewirausahaan.
Pasal 863
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 862, Subdirektorat
Kemitraan dan Kewirausahaan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan penyusunan kebijakan di bidang kemitraan, kewirausahaan dan
ekonomi kreatif;
b. penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang kemitraan, kewirausahaan dan
c.
d.
ekonomi kreatif;
penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kemitraan,
kewirausahaan dan ekonomi kreatif; dan
penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kemitraan,
kewirausahaan dan ekonomi kreatif.
Pasal 864
Subdirektorat Kemitraan dan Kewirausahaan terdiri atas:
a. Seksi Kemitraan; dan
b. Seksi Kewirausahaan dan Ekonomi Kreatif.
Lampiran
71
(1)
(2)
Pasal 865
Seksi Kemitraan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta
pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kemitraan.
Seksi Kewirausahaan dan Ekonomi Kreatif mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di
bidang kewirausahaan dan ekonomi kreatif.
Pasal 866
Subdirektorat Investasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta
pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang investasi pertanian.
Pasal 867
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 866, Subdirektorat
Investasi menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan penyusunan kebijakan di bidang investasi tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan, dan peternakan;
b. penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang investasi tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan, dan peternakan;
c. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang investasi
tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan; dan
d.
Pasal 869
Lampiran
72
(1)
(2)
Pasal 870
Subdirektorat Promosi Dalam Negeri mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang promosi dalam negeri.
Pasal 871
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 870, Subdirektorat
Promosi Dalam Negeri menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan penyusunan kebijakan di bidang daya saing, eksibisi, dan expo
hasil pertanian;
b. penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang daya saing, eksibisi, dan expo hasil
pertanian;
c. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang daya
saing, eksibisi, dan expo hasil pertanian; dan
d. penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang daya saing,
eksibisi, dan expo hasil pertanian.
Pasal 872
Subdirektorat Promosi Dalam Negeri terdiri atas:
a.
b.
(1)
Pasal 873
Seksi Daya Saing mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan
dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria,
Lampiran
73
(2)
serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang daya saing hasil
pertanian.
Seksi Eksebisi dan Expo mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang eksibisi dan
expo hasil pertanian.
Pasal 874
penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang daya saing, eksibisi, dan expo hasil
pertanian;
penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang daya
saing, eksibisi, dan expo hasil pertanian; dan
penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang daya saing,
eksibisi, dan expo hasil pertanian.
Pasal 876
(1)
(2)
Lampiran
74
dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang eksibisi dan
expo hasil pertanian.
Pasal 878
Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan,
perlengkapan, rumah tangga dan surat menyurat serta kearsipan Direktorat
Pengembangan Usaha dan Investasi.
Bagian Ketujuh
Direktorat Pemasaran Domestik
Pasal 879
Direktorat Pemasaran Domestik mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pemasaran domestik.
Pasal 880
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 879, Direktorat
Pemasaran Domestik menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang informasi, pemantauan dan stabilisasi
harga, sarana dan kelembagaan pasar, serta jaringan pemasaran;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang informasi, pemantauan dan stabilisasi harga,
sarana dan kelembagaan pasar, serta jaringan pemasaran;
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang informasi,
pemantauan dan stabilisasi harga, sarana dan kelembagaan pasar, serta jaringan
pemasaran;
d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang informasi, pemantauan dan
stabilisasi harga, sarana dan kelembagaan pasar, serta jaringan pemasaran; dan
e. pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pemasaran Domestik.
Pasal 881
Direktorat Pemasaran Domestik terdiri atas:
a. Subdirektorat Informasi Pasar;
b. Subdirektorat Pemantauan Pasar dan Stabilisasi Harga;
c. Subdirektorat Sarana dan Kelembagaan Pasar;
d. Subdirektorat Jaringan Pemasaran;
Lampiran
75
e.
f.
Pasal 882
Subdirektorat Informasi Pasar mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan
dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta
pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang informasi pasar.
Pasal 883
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 882, Subdirektorat
Informasi Pasar menyelenggarakan fungsi:
a.
(1)
(2)
Pasal 885
Seksi Analisis Pasar mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan
dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria,
serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang analisis informasi pasar.
Lampiran
76
Pasal 886
Subdirektorat Pemantauan Pasar dan Stabilisasi Harga mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di
bidang pemantauan pasar dan stabilisasi harga.
Pasal 887
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 886, Subdirektorat
Pemantauan Pasar dan Stabilisasi Harga menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan penyusunan kebijakan di bidang pemantauan pasar dan stabilisasi
harga;
b. penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang pemantauan pasar dan stabilisasi
harga;
c. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
pemantauan pasar dan stabilisasi harga; dan
d.
Pasal 888
Subdirektorat Pemantauan Pasar dan Stabilisasi Harga terdiri atas:
a. Seksi Pemantauan Pasar; dan
b. Seksi Stabilisasi Harga.
Pasal 889
(1) Seksi Pemantauan Pasar mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pemantauan
pasar.
(2) Seksi Stabilisasi Harga mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang stabilisasi
harga.
Lampiran
77
Pasal 890
Subdirektorat Sarana dan Kelembagaan Pasar mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang sarana
dan kelembagaan pasar.
Pasal 891
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 890, Subdirektorat
Sarana dan Kelembagaan Pasar menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan penyusunan kebijakan di bidang sarana dan kelembagaan pasar;
b.
c.
d.
Pasal 892
Subdirektorat Sarana dan Kelembagaan Pasar terdiri atas:
a. Seksi Sarana Pasar; dan
b. Seksi Kelembagaan Pasar.
Pasal 893
(1) Seksi Sarana Pasar mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan
dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria
serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang sarana pasar.
(2) Seksi Kelembagaan Pasar mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kelembagaan
pasar.
Pasal 894
Lampiran
78
Pasal 895
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 894, Subdirektorat
Jaringan Pemasaran menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan penyusunan kebijakan di bidang akses pasar dan fasilitasi pemasaran;
b. penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang akses pasar dan fasilitasi pemasaran;
c. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang akses
pasar dan fasilitasi pemasaran; dan
d. penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang akses pasar dan
fasilitasi pemasaran.
Pasal 896
Subdirektorat Jaringan Pemasaran terdiri atas:
Seksi Akses Pasar; dan
Seksi Fasilitasi Pemasaran.
(1)
(2)
Pasal 897
Seksi Akses Pasar mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan
dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria,
serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang akses pasar.
Seksi Fasilitasi Pemasaran mempunyai tugas penyiapan bahan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta
pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang fasilitasi pemasaran.
Pasal 898
Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan,
perlengkapan, rumah tangga dan surat menyurat serta kearsipan Direktorat Pemasaran
Domestik.
Pasal 899
Lampiran
79
Pasal 900
(1)
(2)
(3)
Pasal 901
Direktorat Pemasaran Internasional mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria, serta bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pemasaran internasional.
Pasal 902
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 901, Direktorat
Pemasaran Internasional menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang analisis, pengembangan ekspor,
pemasaran bilateral, pemasaran regional, multilateral, dan kerja sama komoditi;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang analisis, pengembangan ekspor, pemasaran
bilateral, pemasaran regional, multilateral, dan kerja sama komoditi;
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang analisis,
pengembangan ekspor, pemasaran bilateral, pemasaran regional, multilateral, dan
kerja sama komoditi;
Lampiran
80
d.
e.
Pasal 903
Direktorat Pemasaran Internasional terdiri atas:
Subdirektorat Analisis dan Pengembangan Ekspor;
Subdirektorat Pemasaran Bilateral;
Subdirektorat Pemasaran Regional dan Multilateral;
Subdirektorat Kerja Sama Komoditi; dan
Subbagian Tata Usaha.
Pasal 904
Subdirektorat Analisis dan Pengembangan Ekspor mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang analisis
dan pengembangan ekspor.
Pasal 905
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 904, Subdirektorat
Analisis dan Pengembangan Ekspor menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan penyusunan kebijakan di bidang analisis dan pengembangan
ekspor;
b. penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang analisis dan pengembangan ekspor;
c. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang analisis dan
pengembangan ekspor; dan
d. penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang analisis dan
pengembangan ekspor.
Pasal 906
Subdirektorat Analisis dan Pengembangan Ekspor terdiri atas:
a. Seksi Analisis Ekspor; dan
Lampiran
81
b.
(1) Seksi Analisis Ekspor mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan
dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria,
serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang analisis ekspor.
(2) Seksi Pengembangan Ekspor mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria, serta pemberian
pengembangan ekspor.
bimbingan
teknis
dan
evaluasi
di
bidang
Pasal 908
Subdirektorat Pemasaran Bilateral mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pemasaran bilateral.
Pasal 909
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 908, Subdirektorat
Pemasaran Bilateral menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan penyusunan kebijakan di bidang pemasaran wilayah Asia
Pasifik, Amerika, Afrika, Timur Tengah, dan Eropa;
b. penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang pemasaran wilayah Asia Pasifik,
Amerika, Afrika, Timur Tengah, dan Eropa;
c. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
d.
pemasaran wilayah Asia Pasifik, Amerika, Afrika, Timur Tengah, dan Eropa; dan
penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pemasaran wilayah
Asia Pasifik, Amerika, Afrika, Timur Tengah, dan Eropa.
Pasal 910
Subdirektorat Pemasaran Bilateral terdiri atas:
a. Seksi Wilayah Asia Pasifik dan Amerika; dan
b. Seksi Wilayah Afrika, Timur Tengah, dan Eropa.
Pasal 911
Lampiran
82
(1)
(2)
Seksi Wilayah Asia Pasifik dan Amerika mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
pemasaran wilayah Asia Pasifik dan Amerika.
Seksi Wilayah Afrika, Timur Tengah, Eropa mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di
bidang pemasaran wilayah Afrika, Timur Tengah, dan Eropa.
Pasal 912
Subdirektorat Pemasaran Regional dan Multilateral mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
pemasaran regional dan multilateral.
Pasal 913
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 912, Subdirektorat
Pemasaran Regional dan Multilateral menyelenggarakan fungsi:
a.
penyiapan bahan penyusunan kebijakan di bidang pemasaran regional dan
multilateral;
b.
penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang pemasaran regional dan multilateral;
c.
penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
pemasaran regional dan multilateral; dan
d.
Pasal 914
Subdirektorat Pemasaran Regional dan Multilateral terdiri atas:
a.
b.
Lampiran
83
Pasal 915
(1)
(2)
Pasal 916
Subdirektorat Kerja Sama Komoditi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kerja sama komoditi.
Pasal 917
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 916,
Subdirektorat Kerja Sama Komoditi menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan penyusunan kebijakan di bidang kerja sama komoditi regional,
multilateral dan bilateral;
b. penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang kerja sama komoditi regional,
multilateral dan bilateral;
c. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kerja
sama komoditi regional, multilateral dan bilateral; dan
d.
Pasal 918
Subdirektorat Kerja Sama Komoditi terdiri atas:
a.
b.
Lampiran
84
(1)
(2)
Pasal 919
Seksi Kerja Sama Komoditi Regional mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
kerja sama komoditi regional.
Seksi Kerja Sama Komoditi Multilateral dan Bilateral mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di
bidang kerja sama komoditi multilateral dan bilateral.
Pasal 920
Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan,
perlengkapan, rumah tangga, dan surat menyurat, serta kearsipan Direktorat
Pemasaran Internasional.
Lampiran
85