Disusun Oleh
NI WAYAN RATNA
NIM : 116 STYJ 15
dan
beratnya
kurang
dari
500gr
(Derek
liewollyn&Jones, 2002).
Terdapat beberapa macam kelainan dalam kehamilan
dalam hal ini adalah abortus yaitu abortus spontan, abortus
buatan, dan terapeutik. Abortus spontan terjadi karena
kualitas sel telur dan sel sperma yang kurang baik untuk
berkembang
menjadi
sebuah
janin.
Abortus
buatan
indikasi
medik
disebut
abortus
terapeutik
minggu
villi
koriales
menembus
desidua
secara
1.
tanpa tindakan)
Abortus imminens :
Peristiwa
terjadinya
perdarahan
dari
uterus
pada
gram,
walaupun
terdapat
kasus
bahwa
bayi
pertumbuhan
hasil
konsepsi,
biasanya
Kelainan
monosoma X
kromosom,
terutama
trimosoma
dan
Infeksi kronis
1. Sifilis, biasanya menyebabkan abortus pada trimester
kedua.
2. Tuberkulosis paru aktif.
3. Keracunan, misalnya keracunan tembaga, timah, air
raksa, dll.
4. Penyakit kronis, misalnya :
a.
Hipertensi
b.
Nephritis
c.
Diabetes
d. Anemia Berat
e.
Penyakit Jantung
f.
Toxemia Gravidarum
b.
c.
Retroversi kronis.
d.
Mola hidatidosa.
D.
PATOFISIOLOGI
Pada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis,
diikuti dengan nerkrosis jaringan sekitar yang menyebabkan
hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam
uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan
benda asing tersebut.
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, villi korialis
belum menembus desidua secara dalam jadi hasil konsepsi
dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai 14
minggu, penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta
tidak
dilepaskan
sempurna
dan
menimbulkan
banyak
MANIFESTASI KLINIS
1. Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20 minggu
2. Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah
kesadaran menurun, tekanan darah normal atau menurun,
denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan
normal atau meningkat
3. Perdarahan pervaginam mungkin disertai dengan keluarnya
jaringan hasil konsepsi
Inspeksi Vulva :
Perdarahan pervaginam ada atau tidak jaringan hasil
konsepsi, tercium bau busuk dari vulva
b.
Inspekulo :
Perdarahan dari cavum uteri, osteum uteri terbuka atau
sudah tertutup, ada atau tidak jaringan keluar dari
ostium, ada atau tidak cairan atau jaringan berbau
busuk dari ostium.
c.
Colok vagina :
Porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau
tidak jaringan dalam cavum uteri, besar uterus sesuai
atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat
porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa,
cavum douglas tidak menonjol dan tidak nyeri.
F.
KOMPLIKASI
1. Perdarahan, perforasi, syok dan infeksi
2. Pada missed abortion dengan retensi lama hasil konsepsi
dapat terjadi kelainan pembekuan darah
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.
Tes Kehamilan
Positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu setelah
abortus
2.
3.
H.
Proses
keperawatan
pemberian
masalah
pelayanan
pasien
adalah
metode
keperawatan
secara
kerja
untuk
sistematis,
dalam
menganalisa
menentukan
cara
untuk
danmelaksanakan
membantu
klien
menetapkan,
pelayanan
untuk
merencanakan
keperawatan
mencapai
dalam
dan
rangka
memelihara
adalah
data
dan
pendekatan
sistematis
menganalisanya
sehingga
untuk
dapat
2. Keluhan utama :
Kaji adanya menstruasi tidak lancar dan adanya perdarahan
pervaginam berulang
3. Riwayat kesehatan , yang terdiri atas :
a. Riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat
klien pergi ke Rumah Sakit atau pada saat pengkajian
seperti
perdarahan
pervaginam
di
luar
siklus
haid,
4. Riwayat pembedahan :
Kaji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh klien,
jenis pembedahan , kapan , oleh siapa dan di mana tindakan
tersebut berlangsung.
5. Riwayat penyakit yang pernah dialami :
Kaji adanya penyakit yang pernah dialami oleh klien
misalnya
DM
jantung
hipertensi
masalah
tentang
mennorhoe,
siklus
menstruasi,
lamanya,
bagaimana
keadaan
anak
klien
mulai
dari
dalam
11.
kulit
terhadap
warna,
perubahan
warna,
derajat
kelembaban
dan
tekstur
kulit
atau
menentukan
karakter
nadi,
mengevaluasi
stetoskop
menginterpretasikan
dengan
bunyi
menggambarkan
yang
dan
terdengar. Mendengar :
KB,
apakah
klien
setuju,
apakah
klien
Kaji
orang
terdekat
dengan
klien,
bagaimana
pola
YME,
dan
kegiatan
keagamaan
yang
biasa
dilakukan.
B. DIAGNOSA KEPERWATAN
1. Devisit Volume Cairan s.d perdarahan
2. Gangguan Aktivitas s.d kelemahan, penurunan sirkulasi
3. Gangguan
rasa
nyaman:
Nyeri
s.d
kerusakan
jaringan
intrauteri
4. Resiko tinggi Infeksi s.d perdarahan, kondisi vulva lembab
5. Cemas s.d kurang pengetahuan
C. INTERVENSI KEPERWATAN
ditambah
dengan
jumlah
cairan
yang
hilang
pervaginal
3) Berikan sejumlah cairan pengganti harian
Rasional : Tranfusi mungkin diperlukan pada kondisi
perdarahan massif
4) Evaluasi status hemodinamika
Rasional : Penilaian dapat dilakukan secara harian
melalui pemeriksaan fisik
2. Gangguan Aktivitas s.d kelemahan, penurunan sirkulasi
Tujuan :
Kllien dapat melakukan aktivitas tanpa adanya komplikasi
Intervensi :
1) Kaji tingkat kemampuan klien untuk beraktivitas
Rasional :
Mungkin
klien
tidak
mengalami
perubahan
pengaruh
aktivitas
terhadap
kondisi
uterus/kandungan
Rasional :
Aktivitas
merangsang
peningkatan
klien
Mengurangi
onset
terjadinya
nyeri
dapat
klien pentingnya
masa
perawatan vulva
perdarahan
Ketidaktahuan
dapat
menjadi
dasar
klien
menentukan
tujuan
perawatan
bersama
Rasional : Peningkatan nilai objektif terhadap masalah
berkontibusi menurunkan kecemasan
5) Terangkan hal-hal seputar aborsi yang perlu diketahui
oleh
klien
dan
keluarga
meningkatkan
pengetahuan
dan
membangun
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda, (2001), Buku Saku Diagnosa Keperawatan,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Hamilton, C. Mary, 1995, Dasar-dasar Keperawatan Maternitas,
edisi 6, EGC, Jakarta