Anda di halaman 1dari 32

Laporan Kasus

Seorang pasien laki-laki berumur 20 tahun


dirawat di Bangsal THT RSUP DR.M Djamil
Padang sejak tanggal 29 Desember 2015,
dengan :

Keluhan Utama (alonamnesis) :


Bengkak pada bagian belakang telinga kanan
makin membesar sejak 4 hari sebelum masuk
rumah sakit.

Riwayat Penyakit Sekarang :


Bengkak pada bagian belakang telinga kanan
makin membesar sejak 4 hari sebelum masuk
rumah sakit. Bengkak sudah dirasakan sejak
2 minggu sebelum masuk rumah sakit,
awalnya kecil makin lama bengkak makin
membesar. Bengkak teraba lunak, warna
kemerahan, dan nyeri.
Telinga kanan dan kiri berair terus menerus
sejak 4 bulan ini, cairan berwarna bening dan
berbau. Telinga kanan mengeluarkan cairan
berbau yang hilang timbul sejak usia 3 tahun.
Sedangkan telinga kiri mulai timbul sejak usia
15 tahun.

Riwayat cont:
Tidak bisa mendengar sejak 2 tahun
belakangan. Penurunan fungsi
pendengaran pada telinga kanan
dimulai pada usia 15 tahun secara
perlahan dan disusul telinga kiri pada
usia 18 tahun.
Telinga berdengung seperti bunyi
gerombolan lebah sejak 2 tahun yang
lalu.
Pusing berputar sejak 3 hari ini yang
disertai mual dan muntah (3x).

Riwayat cont:
Pasien kejang 1x sebelum dibawa ke
rumah sakit. Kejang dimulai dengan
mata melihat ke atas, siku kaku, lalu
kelonjotan seluruh tubuh kurang
lebih selama 1 menit. Pasien sadar
setelah kejang.
Pasien suka mandi di sungai sejak
usia 6 tahun.
Riwayat trauma pada pada kedua
telinga tidak ada

Riwayat cont:
Nyeri kepala hebat tidak ada
Leher dan kepala terasa berat dan
kaku terasa berat saat digerakkan
tidak ada.
Riwayat bicara pelo tidak ada
Riwayat penurunan kesadaran tidak
ada
Hidung tersumbat tidak ada
Riwayat gangguan pembauan tidak
ada

Riwayat cont:
Hidung berdarah tidak ada
Riwayat bersin-bersin lebih dari 5 kali
saat dingin dan terkena debu tidak ada.
Hidung terasa gatal tidak ada, disertai
mata berair tidak ada.
Nyeri pada wajah tidak ada
Nyeri menelan tidak ada
Riwayat terasa mengganjal di leher tidak
ada
Riwayat gangguan pada pengecapan
tidak ada

Riwayat penyakit dahulu :


Riwayat telinga kanan keluar cairan putih berbau
saat usia 3 tahun. Tidak diobati.
Usia 11 tahun pasien juga menderita benjolan
yang nyeri dan semakin membesar pada bagian
belakang telinga kanan. Benjolan tersebut
dipecahkan oleh keluarga pasien saat berukuran
sebesar ujung kelingking dan tampak nanah serta
darah.
Usia 15 tahun kembali muncul benjolan yang
nyeri dan semakin membesar sekitar 4 cm di
bawah lokasi benjolan pertama. Pasien berobat
ke dokter spesialis THT-KL dan dianjurkan untuk
operasi. Namun, pasien dan keluarga lebih
memilih pengobatan alternatif.

Riwayat penyakit keluarga :


Tidak ada anggota keluarga yang
mengalami gejala dan penyakit yang sama.

Riwayat pekerjaan, sosioekonomi,


kebiasaan:
Pasien hanya sekolah sampai kelas 2 SD
karena sering mengamuk di sekolah,
pengangguran.
Pasien senang mengorek-ngorek kuping
menggunakan kapas dari kasur.

PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis kooperatif
Tekanan darah
: 120/80 mmHg
Frekuensi nadi : 88 x/menit
Frekuensi nafas: 20 x/menit
Suhu : 36,8 0C

Pemeriksaan Sistemik
Kepala : tidak ada kelainan
Mata
: konjungtiva tidak anemis,
sklera tidak ikterik
Thorax
: paru dan jantung dalam
batas
normal
Abdomen : dalam batas normal
Extremitas : akral hangat, perfusi
baik

Status Lokalis THT


Telinga
Aurikula dextra : liang telinga cukup lapang, tidak
hiperemis, membran timpani perforasi total,
serumen (+), warna kecoklatan, konsistensi
lembek.
Aurikula sinistra : liang telinga cukup lapang, tidak
hiperemis, membran timpani perforasi total,
serumen (+), warna kecoklatan, konsistensi
lembek.
Mastoid : fistel (+), abses (+), hiperemis (+),
sikatriks (+) 2 titik
Tes garpu tala tidak bisa dilakukan

Hidung
Hidung luar : tidak ada kelainan
Sinus paranasal : nyeri tekan dan nyeri ketok (-)
Rinoskopi anterior
Kavum nasi dextra cukup lapang, konka inferior eutrofi,
konka media eutrofi, deviasi septum tidak ada, massa
tidak ada
Kavum nasi sinistra cukup lapang, konka inferior eutrofi,
konka media eutrofi, deviasi septum tidak ada, massa
tidak ada
Rinoskopi posterior
Koana cukup lapang, konka inferior eutrofi, adenoid tidak
ada, massa tidak ada, post nasal drip tidak ada

Orofaring dan mulut


Arkus faring simetris, uvula di tengah, dinding faring
tenang, tonsil T1-T1 tenang, peritonsil tenang, massa
tidak ada
Laringoskopi indirek
Epiglotis
Dextra dan Sinistra : Bentuk normal, warna merah muda, tidak
ada edema, pinggir rata dan tidak ada massa

Aritenoid
Dextra dan Sinistra : tidak ditemukan kelainan

Ventrikular Band
Dextra dan Sinistra : tidak ditemukan kelainan

Plica Vocalis
Dextra dan Sinistra : tidak ditemukan kelainan

Subglotis / Trakhea
Dextra dan Sinistra : tidak ada massa, tidak ada
sekret

Sinus Piriformis
Dextra dan sinistra : tidak ada massa, tidak ada
sekret

Valekule
Dextra dan sinistra : tidak ada massa, tidak ada
sekret

Diagnosis Kerja
1. Abses fistula retro aurikula dekstra ec.
otitis media supuratif kronis auris dekstra
susp. tipe maligna dengan susp. komplikasi
intrakranial
2. Otitis media supuratif kronis auris sinistra
tipe jinak
Pemeriksaan laboratorium:
Hb 16,0 gr/dL
Ht 49%
Leukosit 11.400/mm3
Trombosit 311.000/mm3

Rencana Pemeriksaan :
Cek labor darah lengkap
Foto polos posisi Schller
Kultur dan tes sensitivitas pus
Audiometri
CT Scan mastoid dan brain CT-scan

Prognosis:
Quo ad Sanam : dubia et malam
Quo ad Vitam : dubia et bonam
Quo ad Fungsionam : dubia et malam

Tatalaksana :
IVFD RL 8 jam/kolf
Tramadol drip 1 amp. Dalam RL 8
jam/kolf
Cefoperazone 2x2 gram dilakukan skin
test
Metronidazol drip 3 x 500 mg
Dexamethason inj. 3 x 1 amp.
Tarivid otic 2x 5 gtt ADS
H2O2 3% 2x 5 gtt ADS

Diskusi
Otitis media supuratif kronik (OMSK) adalah
radang kronis telinga tengah ditandai
dengan perforasi pada membran timpani
disertai riwayat keluar cairan (sekret) dari
liang telinga lebih dari 2 bulan, baik terus
menerus atau hilang timbul. Kasus ini terjadi
pada Tn. R (20thn), yaitu cairan keluar dari
telinga kanan sejak usia 3 tahun dan telinga
kiri sejak usia 15 tahun. Cairan hilang
timbul, jernih, dan berbau. Pada usia 3
tahun, pasien menderita otitis media akut
(OMA) yang kemudian berlanjut menjadi

Diskusi cont
Beberapa faktor yang menyebabkan OMA
menjadi OMSK, antara lain: terapi yang
terlambat diberikan, terapi yang tidak
adekuat, virulensi kuman yang tinggi, daya
tahan tubuh pasien yang rendah (gizi
kurang), dan higiene yang buruk. Pada
pasien, terdapat keterlambatan pengobatan
pada saat terjadi OMA di usia 3 tahun. Selain
itu, juga didukung oleh hygiene yang buruk
berupa kebiasan mengorek-ngorek telinga
dengan kapas kasur.

Diskusi cont
OMSK mempunyai 2 tipe yaitu benigna dan
maligna. Secara umum, gejala yang muncul
pada OMSK adalah telinga berair (otorea),
gangguan pendengaran, nyeri telinga
(otalgia), dan pusing berputar (vertigo).
Pada tipe maligna, ditemukan abses atau
fistula retroaurikular, jaringan granulasi atau
polip di liang telinga yang berasal dari
kavum timpani, pus yang selalu aktif atau
berbau busuk (aroma kolesteatom), dan foto
rontgen mastoid adanya gambaran
kolesteatom. Pada kasus ini ditemukan

Diskusi cont
OMSK mempunyai 2 tipe yaitu benigna dan
maligna. Secara umum, gejala yang muncul
pada OMSK adalah telinga berair (otorea),
gangguan pendengaran, nyeri telinga
(otalgia), dan pusing berputar (vertigo).
Pada tipe maligna, ditemukan abses atau
fistula retroaurikular, jaringan granulasi atau
polip di liang telinga yang berasal dari
kavum timpani, pus yang selalu aktif atau
berbau busuk (aroma kolesteatom), dan foto
rontgen mastoid adanya gambaran
kolesteatom. Pada kasus ini ditemukan

Diskusi cont
Perbedaan lain dari tipe benigna dengan
maligna yaitu pada tipe maligna sering
terjadi komplikasi di telinga tengah,
komplikasi telinga dalam, ekstradural
maupun intrakranial. Pada pasien telah
terjadi komplikasi telinga tengah berupa
perforasi membrane timpani persisten.
Belum diketahui apakah telah terjadi erosi
tulang pendengaran sehingga dianjurkan
untuk CT-scan mastoid.

Diskusi cont
Selain itu, dicurigai telah terjadi komplikasi
pada telinga dalam berupa tuli sensorineural
yang tidak dapat dinilai pada pemeriksaan
fisik karena pasien tidak mengerti instruksi
pemeriksa, sehingga dianjurkan untuk
dilakukan pemeriksaan audiometri. Kejang
yang dialami pasien sebelum ke rumah sakit
perlu dicurigai sebagai komplikasi
intrakranial sehingga dianjurkan untuk
pemeriksaan brain CT-scan.

Diskusi cont
Tatalakasana yang tepat pada OMSK
maligna adalah operasi. Terapi konservatif
diberikan sementara menjelang operasi.
Terapi konservatif yang dapat dilakukan
adalah pembersihan liang telinga (aural
toilet), pemberian antibiotik topikal dan
antibiotik sistemik. Selain itu, dapat
diberikan antiradang dan anti nyeri. Untuk
pasien ini diberikan H2O2 3% 2x5 gtt ADS,
Tarivid otic 2x5 gtt ADS, Cefoperazone 2x2
gr, Metronidazol drip 3 x 500 mg,
Dexamethason inj. 3x1 amp, dan Tramadol

Diskusi cont
Prognosis pada OMSK tipe maligna
tergantung dari tatalaksana serta komplikasi
yang dialami penderita. Pada pasien ini,
telah terjadi perforasi membrane timpani
persisten dan dicurigai telah terjadi tuli
sensorineural serta komplikasi intrakranial.
Sehingga, walaupun dilakukan operasi
timpanoplasi, fungsi pendengaran tidak
akan kembali normal. Selain itu,
kekambuhan gejala pada OMSK akan sering
terjadi jika tidak ditatalaksana secara
adekuat.

Kesimpulan
Insiden OMSK tinggi di Negara berkembang.
Hal ini dikaitkan dengan tingkat
sosioekonomi yang rendah, pengetahuan
yang kurang, gizi buruk, dan higiens yang
buruk. OMSK merupakan kelanjutan dari
OMA yang tidak ditatalaksana secara
adekuat. Sehingga, untuk mencegah OMSK
maka dokter layanan primer diharapkan
mampu menatalaksana OMA secara tuntas.

Kesimpulan
Apabila OMSK telah terjadi, perlu dibedakan
antara tipe benigna dengan maligna. Pada
pasien dengan tipe benigna, dapat
ditatalaksana dengan terapi konservatif
berupa aural toilet, pemberian antibiotik
topikal, antibiotik sistemik, dan antinyeri.
Namun, pada pasien dengan tipe maligna
ditatalaksana dengan operasi.

Follow Up
25 Februari 2012

S/ Demam (-), sakit kepala (-), pusing berputar (-),


wajah mencong (-)
Keluar cairan/nanah dari bekas insisi (+), bau (+)
Bengkak dan nyeri pada bagian belakang telinga
kiri
O/ Status Generalis :
KU kesadaran TD
Nadi
Nafas T
Sedang CMC 120/70
86x/i
19x/I af

Status lokalis :
Telinga
AD : Liang telinga lapang, Membran timpani utuh, Reflek
cahaya (+)
AS : Liang telinga lapang, membran timpani perforasi
total, secret (+) mukopurulen
Retro Aurikula Sinistra : bengkak (+), nyeri tekan (+)
hiperemis (+), tampak pus campur darah

Hidung
Kavum Nasi D/S : lapang/lapang, konka inferior
eutrofi/eutrofi, konka media eutrofi/eutrofi. Deviasi septum
(-), secret (-), massa (-)

Tenggorok dan mulut


Arkus faring simetris, uvua di tengah, tonsil T1-T1
tenang, peritonsil tenang, dinding posterior faring
tenang

A/ Abses RAS ec. OMSK AS susp tipe maligna


P/
Konsul Interne hiperglikemia
CT Scan Mastoid
Konsul Neurootologi

Th/
IVFD RL 8 jam/kolf
Ceftriaxon 2 x 1 gram dilakukan skin test
Metronidazol drip 3 x 500 mg
Dexamethason inj. 3 x 1 amp.
Ranitidin inj. 2 x 1 amp.
Tramadol drip 1 amp. Dalam RL 8 jam/kolf
Tarivid otic 2x 5 gtt AS
H2O2 3% 2x 5 gtt AS

27 Februari 2012
Telah dilakukan pemeriksaan tes keseimbangan
sederhana tes Romberg dan Romberg
dipertajam dapat dilakukan, stepping gait
deviasi ke kanan > 30
Telah dilakukan pemeriksaan audiometri nada
murni :
Telinga Kanan : hantaran udara 21,5 dB,
hantaran tulang 21,5 dB
Telinga kiri : hantaran udara 56,25 dB,
hantaran tulang belum dapat diperiksa.

Anda mungkin juga menyukai