Anda di halaman 1dari 43

AGAMA

BAB XV
AGAMA
A. PENDAHULUAN
Sebagaimana dinyatakan dalam Garis-garis
Besar Haluan Negara (GBHN), atas dasar kepercayaan
Bangsa Indonesia terha-dap Tuhan Yang Maha Esa maka
kehidupan manusia dan masyarakat
Indonesia harus
benar-benar selaras dalam hubungannya dengan
Tuhan Yang Maha Esa, dengan sesama, dan dengan
alam
sekitarnya
serta
memiliki
kemantapan
keseimbangan dalam kehidupan lahiriah dan
batiniah. Di samping itu dengan mengembangkan
perikehidupan
beragama
dan
perikehidupan
berkepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
yang selaras dengan penghayatan dan pengamalan
Pancasila, manusia dan masyarakat Indonesia
diharapkan mempunyai dan dapat mengembangkan
jiwa yang dinamis dan semangat gotong royong
sehingga sanggup serta mampu untuk melanjutkan
perjuangan Bangsa mencapai tujuan-tujuan nasional.

Sesuai dengan pengarahan GBHN tersebut, maka


tujuan pembangunan di bidang agama adalah untuk
mewujudkan manusia dan masyarakat Indonesia yang
beriman dan bertagwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
serta mampu menciptakan keselarasan, keserasian
dan keseimbangan, baik dalam hidup manusia
maupun dalam hubungannya dengan masyarakat dan alam
sekitarnya.
Oleh karena itu pembangunan di bidang agama
mempunyai kedudukan dan peran penting dalam
usaha menciptakan landasan moral, etik dan spiritual bagi
pembangunan nasional.

XV/3

B. KEBIJAKSANAAN DAN LANGKAH-LANGKAH


Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan di
bidang agama tersebut, maka telah dirumuskan
serangkaian kebijaksanaan se-bagai berikut:
1. Meningkatkan penghayatan dan pengamalan agama
dalam
rangka mempertinggi dan memperkuat
mental, moral dan akhlak-manusia Indonesia.
2. Meningkatkan peran agama sebagai pemberi
motivasi dan jiwa semangat pembangunan serta
sebagai penggerak dan pengarah potensi umat
beragama untuk pembangunan nasio-nal.
3. Menanggulangi kemungkinan adanya dampak
negatif dari proses modernisasi, yang antara lain
berbentuk praktekpraktek budaya yang tidak sesuai
dengan kepribadian bangsa.
4. Mengimbangi dan mengadakan adaptasi dalam
proses modernisasi dalam bentuk pengembangan
pikiran-pikiran ilmiah dalam cara menghayati dan
mengamalkan agama.
Sejalan
dengan
kebijaksanaan-kebijaksanaan
tersebut di atas, dalam Repelita IV telah ditempuh
langkah-langkah di bidang pembangunan agama
sebagai berikut:
1. Melanjutkan usaha tetap terpeliharanya suasana
kerukunan hidup beragama serta pembudayaan
Pancasila di kalangan umat beragama. Usaha ini
merupakan salah satu syarat untuk tetap

terpeliharanya stabilitas nasional dalam rangka


mengamankan
dan
memperlancar pelaksanaan
pemba-ngunan nasional. Di samping itu, suasana
kerukunan hidup beragama dan pembudayaan
Pancasila diperlukan untuk mengarahkan kegiatan
penerangan dan penyuluhan agama guna
meningkatkan
akhlak
dan
moral
serta
menanggulangi dampak sosial yang negatif dari proses
modernisasi.
2. Lebih meningkatkan
usaha
bimbingan hidup
beragama kepa-da berbagai kelompok masyarakat
termasuk generasi muda. Untuk itu terus ditingkatkan
mutu juru penerangan/penyu-luh agama antara lain
dengan menyempurnakan metode dak-wah yang
serasi dengan kegiatan pembangunan dan tingkat
kemajuan masyarakat.

XV/4

3. Terus diupayakan untuk melanjutkan pemberian


bantuan
dan kemudahan bagi kegiatan lembagalembaga keagamaan dalam masyarakat dalam
bentuk penyediaan prasarana dan sarana kehidupan
beragama. Bantuan tersebut merupakan pendorong
untuk meningkatkan swadaya masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan prasarana dan sarana
kehidupan beragama, terutama penyediaan kitab
suci berbagai agama dan pembangunan tempat
peribadatan.
Demikian pula dilanjut-kan usaha
pembinaan tempat-tempat peribadatan berbagai
agama sehingga dapat berfungsi, baik sebagai pusat
kegiatan peribadatan maupun sebagai pusat
kegiatan kesejahteraan masyarakat.
4. Melanjutkan upaya meningkatkan kualitas dan
kuantitas hakim dan tenaga peradilan agama,
serta meningkatkan prasarana dan sarana Balai Sidang
Pengadilan Agama.
5. Meningkatkan pembinaan zakat, wakaf, sadaqah
serta ibadah sosial lainnya sehingga dapat
diarahkan pemanfaatannya kepada kegiatankegiatan sosial keagamaan yang lebih produktif
dalam rangka usaha meningkatkan kesejahteraan
umum.
6. Lebih
meningkatkan
dan
menyempurnakan
pelayanan dan fasilitas perjalanan haji agar
pelaksanaan ibadah haji dapat berlangsung
dengan mudah, tertib, aman dan memenu-hi rukun
syarat ibadah haji. Di samping itu mengadakan
upaya-upaya dalam rangka menyempurnakan
perjalanan umroh sehingga para jemaah dapat

makin lancar melaksanakan ibadahnya.


7. Meningkatkan
berbagai
upaya
untuk
menyelaraskan
pembinaan pendidikan dan
perguruan agama dengan pendidikan umum dari
tingkat dasar sampai dengan pendidikan tinggi. Di
samping itu tetap dilanjutkan upaya untuk
menciptakan suasana yang mendorong kearah
berkembangnya pikiran-pikiran ilmiah dalam
rangka mencapai tujuan pendidikan nasional yang
berlandaskan Pancasila.
8. Melanjutkan upaya untuk memenuhi kebutuhan
guru-guru agama dan guru-guru bidang studi
lainnya dengan mempererat kerjasama antar
instansi dalam rangka keterpaduan sistem
pendidikan nasional.
9. Melanjutkan upaya untuk meningkatkan mutu
pendidikan tinggi agama agar menghasilkan
tenaga ahli dan ilmuwan

XV/5

di bidang agama yang mampu menerjemahkan


ajaran-ajaran agama dalam kehidupan masyarakat
Indonesia modern yang berlandaskan ideologi
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
C. PELAKSANAAN KEGIkTAN PEMBANGUNAN
Dalam laporan ini akan disajikan terutama hasilhasil pembangunan di bidang agama dalam tahun
1987/88 sebagai tahun keempat Repelita IV.
1. Program Peningkatan Prasarana
Sarana Kehidupan Beragama

dan

Tujuan program ini adalah untuk memberikan


dorongan kepada masyarakat dalam memenuhi
prasarana
dan
sarana
kehidupan
beragama.
Peranserta masyarakat secara aktif dalam pembangunan agama telah ditingkatkan melalui bimbingan
dan rangsangan kepada organisasi keagamaan. Di
samping itu
ditingkat-kan pula pembinaan keluarga
sejahtera, bimbingan pelaksanaan ibadah sosial, dan
penyediaan berbagai prasarana dan sarana kerja sebagai
penunjang pembangunan bidang agama.
Sebagai pelaksanaan program, dalam tahun
1987/88 telah dilanjutkan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a. Bantuan Pembangunan Tempat Peribadatan
Dalam tahun 1987/88 telah dibangun 13.598 buah
tempat peribadatan yang terdiri dari 12.700 mesjid, 222

gereja Protestan, 255 gereja Katolik, 125 pura Hindu


(termasuk pura keluarga) dan 296 wihara Budha.
Dengan demikian sampai dengan tahun 1987/88 telah
terdapat 613.927 buah tempat peribadatan, terdiri dari
537.837 mesjid, 26.769 gereja Proteatan, 12.361 gereja
Katolik, 34.408 pura Hindu (termasuk pura keluarga)
dan 2.552 wihara Budha (Tabel XV-1 dan Grafik XV-1).
Hal ini berarti bahwa dalam empat tahun pertama
Repelita IV, jumlah tempat peribadatan seluruhnya
telah bertambah dengan 36.267 buah, yaitu 16.307
buah mesjid, 2.394 gereja Protestan, 1.491 gereja
Katolik, 15.548 pura Hindu (termasuk pura keluarga),
dan 527 buah wihara Budha.
Sebagaimana
halnya
selama
tahun-tahun
sebelumnya, bantuan pembangunan/rehabilitasi serta
penyediaan perlengkapan

XV/6

TABEL XV - 1
JUMLAH TEMPAT PERIBADATAN MENURUT AGAMA,
1983/84 - 1987/88 1)
(buah)
Repelita IV
Uraian

1983/84 1984/85 1985/86 1986/8 1987/88


7

Mesjid

3
521.530 524.164 524.531 525.13 537.837
)
7

Gereja Protestan 24.375

25.071 25.572 '26.547 26.7693)

Gereja Katolik

10.870

11.124 11.348 12.106 12.361

18.860

23.507 28.319 34.283


34.408 3)

Pura Hindu

2)

Wihara Budha

Jumlah

2.025

2.057

2.114

2.256 2.552

577.660 585.923 591.884600.32 613.92


9
7

1) Angka Kumulatif
2) Termasuk Pura
Keluarga
3) Angka diperbaiki

peribadatan (peralatan dan buku-buku keagamaan) telah


membe-rikan daya dorong terhadap perkembangan jumlah
tempat periba-datan berbagai agama tersebut di atas.
Dalam tahun 1987/88 telah diberikan bantuan/rehabilitasi
bagi 1.168 tempat peri-badatan berbagai agama, yang
terdiri dari 911 mesjid, 90

XV/7

GRAFIK XV - 1
JUMLAH TEMPAT PERIBADATAN MENURUT AGAMA.
1983/1984 - 1987/88

XV/8

gereja Protestan, 75 gereja Katolik, 65 pura Hindu dan


27 wihara Budha (Tabel XV-2).
Demikian pula, sejak berdirinya pada tahun 1982,
Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila sebagai suatu
organisasi ibadah sosial kemasyarakatan telah pula
membantu masyarakat memba-ngun tidak kurang dari
280 buah mesjid yang tersebar di-hampir semua
Daerah Tingkat I dan II.
Sementara itu Mesjid Istiqlal telah selesai
pembangunan seluruhnya dalam tahun 1987, sehingga
berfungsinya sebagai tempat ibadah dan kegiatan
keagamaan
lainnya
makin
lancar;
bahkan
pengelolaannyapun telah pula dimantapkan.
b. Pembangunan Balai Nikah dan Balai Sidang
Pengadilan Agama
Suatu kegiatan utama lainnya dalam program ini
ialah pembangunan Balai Nikah dan Balai Sidang
Pengadilan Agama, yaitu dalam rangka menunjang
pelaksanaan Undang-undang Perkawinan (UU No. 1
Tahun 1974). Pembangunan balai-balai tersebut
khususnya
dimaksudkan
untuk
meningkatkan
kelancaran dan mutu pelayanan kepada masyarakat
dalam penyelesaian urusan dan perkara nikah,
talak/cerai dan rujuk dikalangan umat Islam. Balai-balai
tersebut juga dimanfaatkan untuk kegiatan pembinaan
kesejahteraan keluarga (PKK) dan pelaksanaan
program keluarga berencana.
Dalam tahun 1987/88 telah dibangun 46 buah Balai

Nikah disertai penyediaan sarananya termasuk bukubuku pedoman bagi petugas NTCR (nikah, talak, cerai
dan rujuk). Di samping itu telah dibangun 8 buah Balai
Sidang Pengadilan Agama (masingmasing 4 buah
Tingkat Pertama dan Tingkat Banding), dan telah
diperluas sebuah Balai Sidang Pengadilan Agama yang
lain (Tabel XV-2).
Selanjutnya, dalam rangka meningkatkan fungsi
peradilan agama jumlah Hakim dan Panitera
Pengadilan Agama telah ditambah dan kerjasama
dengan Mahkamah Agung untuk meningkatkan keahlian
teknis yustisial mereka dilanjutkan.
Perkembangan jumlah talak dan cerai selama
empat tahun Repelita IV terlihat pada Tabel XV-3.
Dalam tahun 1987/88 telah pula dilanjutkan
pembinaan pemanfaatan tanah wakaf, sehingga
menjadi lebih berguna bagi pembangunan kehidupan
keagamaan.

XV/9

TABEL XV - 2
JUMLAH TEMPAT PERIBADATAN YANG DIBANTU
PEMBANGUNANNYA,
PEMBANGUNAN BALAI NIKAH, SERTA PEMBANGUNAN
DAN PERLUASAN BALAI SIDANG PENGADILAN AGAMA,
1983/84 - 1987/88 1)
(buah-gedung)

1) Angka tahunan

XV/10

TABEL XV - 3
JUMLAH NIKAH, TALAK/CERAI DAN RUJUK (NTCR),
1983/84 - 1987/88 1)
(ka1i)

1) Angka tahunan
Talak/Cerai
2) Angka Cerai : ------------ X 100%
Nikah
Rujuk
3) Angka Rujuk : ----------- X 100%
Talak/Cerai
4) Angka diperbaiki
TABEL XV 4
PENGADAAN KITAB SUCI,
1983/84 - 1987/88 1)
(buah)

1) Angka tahunan
XV/11

c. Pengadaan Kitab.Suci
Dalam Repelita IV dilanjutkan upaya pengadaan
kitab suci untuk membantu masyarakat memenuhi
kebutuhan akan kitab suci berbagai agama.
Pengadaan tersebut dimaksudkan juga untuk
memberikan dorongan kepada para ahli dan penerbit
agar dapat mengembangkan metode dan penafsiran
kitab suci yang dapat memudahkan setiap penganut
agama mempelajari agamanya masingmasing.
Sebagaimana
halnya
dengan
tahun-tahun
sebelumnya dalam tahun 1987/88 kegiatan tersebut telah
dilanjutkan. Pengadaan
dan penyebaran kitab suci
pada tahun itu banyaknya 236.916 buah; terdiri dari
152.000 buah kitab suci Al Qur'an, 37.200 buah Injil
Protestan, 20.000 buah Injil Katolik dan 17.716 buah
kitab suci agama Hindu serta 10.000 buah kitab
suci agama Budha (Tabel XV-4).
2. Program Penerangan dan Bimbingan Hidup
Beragama
Program ini bertujuan meningkatkan keimanan,
penghayatan dan pengamalan agama, memantapkan
kerukunan hidup beragama dalam usaha memperkokoh
kesatuan dan persatuan bangsa serta meningkatkan
peranserta umat beragama dalam pembangunan sebagai pengamalan Pancasila.
Berbagai kegiatan dalam rangka mencapai tujuan
program tersebut telah dilaksanakan secara terpadu
dengan kegiatan penerangan pada umumnya.
Kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan antara lain

melalui pemanfaatan media massa, seni buda-ya dan


kepramukaan,
serta
pengembangan
metode
penerangan agama yang sesuai untuk pembinaan
masyarakat
terasing,
masyarakat
di
daerah
transmigrasi, dan untuk pembinaan para remaja dan
kelompok-kelompok lainnya.
Dalam tahun 1987/88 penerangan dan bimbingan
hidup beragama meliputi berbagai kegiatan berikut (Tabel
XV-5):
a. Penyuluhan
agama
bagi
333
kelompok
masyarakat yang terdiri dari masyarakat Islam 108
kelompok, Kristen Protes-tan 120 kelompok, Katolik
15 kelompok dan masyarakat Hindu dan Budha 90
kelompok.
b. Penyediaan
brosur
penerangan
agama
sebanyak 106.485 eksemplar yang terdiri dari
74.000 eksemplar bagi umat Islam, 7.500
eksemplar bagi umat Kristen Protestan,
XV/12

TABEL XV - 5
PENERANGAN DAN
BIMBINGAN
HIDUP BERAGAMA,
1983/84
- 1987/88

XV/13

10.080 bagi umat Katolik dan 14.905 eksemplar


bagi umat Hindu dan Budha.
c. Penyediaan paket dakwah sebanyak 1.904
perangkat yang terdiri dari 1.560 perangkat bagi
umat Islam dan 344 perangkat bagi umat Kristen
Protestan.
Dalam
rangka
mendorong
kegairahan
penghayatan kehidupan beragama dan dalam rangka
memberikan bimbingan dan penyuluhan agama Islam,
sejsk tahun 1986 diadakan MTQ nasional yang dilaksanakan secara berkala 2 - 3 tahun sekali. Dalam
tahun 1987/88 MTQ diselenggarakan di Lampung pada awal
tahun 1988.
Dalam
tahun
1987/88
juga
dilaksanakan
pembinaan kerukun-an hidup beragama yang makin
mantap, baik di lingkungan intern masing-masing umat
beragama maupun di antara umat berba-gai agama.
Dalam hubungan itu dilaksanakan kegiatan-kegiatan
sebagai berikut (Tabel XV-5):
a. Musyawarah intern masing-masing umat beragama
sebanyak 7 kali dengan 175 peserta.
b. Musyawarah antar umat beragama sebanyak 4
kali dengan 120 peserta.
c. Pekan orientasi, sarasehan dan dialog antara
umat beragama dan pihak pemerintah sebanyak 3
kali dengan jumlah peserta 40 tokoh pemimpin berbagai
umat beragama.

d. Penyediaan buku pedoman sebanyak 5.200 buah.


e. Bimbingan pelaksanaan Pedoman Penghayatan
dan Pengamalan Pancasila (P4) dikalangan umat
beragama dengan menyelenggarakan penataran
tenaga pembina tingkat pusat dan tenaga pembina
tingkat daerah.
3. Program Peningkatan Pelayanan Ibadah Haji
Program ini bertujuan agar pelayanan ibadah haji
dapat dilaksanakan dengan lancar, tertib dan aman
serta memenuhi syarat-syarat agama dan peraturan
perundangan yang berlaku. Dengan pelayanan
ibadah haji yang lebih baik dapat terbina jemaah haji
yang mabrur (sempurna), berjiwa pembangunan,
menghayati dan mengamalkan Pancasila serta mampu
menjadi teladan bagi masyarakat lingkungannya.
Untuk itu pada tahun 1987/88 telah dilaksanakan
penyelesaian/pembangunan asrama

XV/14

haji di Lampung. Di samping itu pada tahun itu juga


dilaksanakan penataran-penataran petugas haji serta
penyediaan brosur dan buku-buku pedoman haji.
Jumlah jemaah haji dalam tahun-tahun Repelita IV
cenderung meningkat, yaitu 38.153 jemaah haji dalam
tahun 1984/85, 40.130 jemaah haji dalam tahun
1985/86, 57.628 jemaah haji dalam tahun 1986/87,
dan 56.395 jemaah haji pada tahun 1987/ 88 (Tabel
XV-6).
4. Program Pendidikan Agama Tingkat Dasar dan
Menengah
Tujuan program ini adalah meningkatkan mutu
pendidikan agama pada tingkat dasar dan menengah,
dan untuk mengusahakan agar hasil pendidikan pada
perguruan agama dapat memenuhi kebutuhan para
siawanya agar dapat berperanserta aktif dalam
pembangunan.
Dengan
demikian
diharapkan
pendidikan agama dan perguruan agama di samping
akan mampu meningkatkan ketaqwaan anak didik
kepada Tuhan Yang Maha Esa, juga akan dapat
meningkatkan kecerdasan dan keterampilan mereka.
a. Pembinaan Pendidikan Agama Tingkat Dasar
Dalam Repelita IV dalam rangka pembinaan
pendidikan agama di tingkat dasar telah dilanjutkan
rehabilitasi dan perluasan gedung Madrasah Ibtidaiyah
Negeri (MIN), penyediaan buku pelajaran dan pedoman
guru serta penataran guru dan pembina. Dalam tahun
1987/88 telah dilakukan rehabilitasi dan perluasan
sebanyak 58 ruang kelas, penyediaan buku pelajaran
dan pedoman guru sebanyak 650.500 buah serta
penataran bagi 250 orang guru (Tabel XV-7). Bantuan

rehabilitasi kepada sejumlah Madrasah Ibtidaiyah


Swasta (MIS) melalui bantuan pembangunan Sekolah
Dasar telah ditingkatkan sehingga dapat mencakup
sebanyak 21.691 MIS.
Selanjutnya dapat diterangkan pula bahwa dalam
rangka meningkatkan mutu pendidikan agama pada
Sekolah Dasar (SD), dalam tahun 1987/88 telah
ditatar sejumlah 360 guru SD dan disediakan
sebanyak 650.000 buah buku pelajaran agama serta
2.000 perangkat alat peraga.
b. Pembinaan Pendidikan Agama Tingkat Menengah
Pertama
Pembinaan pendidikan agama tingkat menengah
pertama mencakup pembinaan Madrasah Tsanawiyah
Negeri (MTsN) dan Pondok Pesantren, di samping
pembinaan pendidikan agama pada perguruan umum
tingkat menengah pertama. Untuk itu dalam tahun

XV/15

TABEL XV - 6
PERKEMBANGAN JUMLAH JEMAAH HAJI MENURUT DAERAH
TINGKAT I,
1983/84 - 1987/88 1)
(orang)

1) Angka tahunan

2) Terutama petugas
3) Angka diperbaiki, kecuali untuk Sulawesi Utara
XV/16

TABEL XV 7
PEMBINAAN PENDIDIKAN AGAMA TINGKAT DASAR DAN MENENGAH PADA
MADRASAH NEGERI,
SERTA PENDIDIKAN GURU AGAMA NEGERI,
1983/84 1987/88 1)

1) Angka tahunan

XV/17

1987/88 telah dilaksanakan perluasan/rehabilitasi


sebanyak 63 ruang kelas, penyediaan buku pelajaran
dan pedoman guru sebanyak 382.000 buah serta
penataran sejumlah 200 orang guru (Tabel XV-7).
Kegiatan peningkatan mutu pendidikan agama telah
pula dilanjutkan pada perguruan umum tingkat
menengah pertama terutama SMP. Dalam tahun
1987/88 kegiatan tersebut meliputi penyediaan 76.000
buku pelajaran agama dan pedoman guru
serta
penataran bagi 120 orang guru agama. Selanjutnya
dalam tahun 1987/88 untuk membantu meningkatkan
mutu pondok pesantren telah dilakukan penyediaan
buku untuk 146 perpustakaan pondok pesantren dan
alat keterampilan untuk 13 pondok pesantren. Demikian
pula telah dilaksanakan bantuan pembangunan bengkel
kerja dan rehabilitasi gedung bagi 3 pondok pesantren
serta penataran untuk 60 orang tenaga pembina (Tabel XV-8).
Berbagai kegiatan tersebut dilaksanakan agar
pondok pesantren di samping berperan sebagai
lembaga pendidikan agama dapat berperan pula
sebagai pusat pengembangan masyarakat se-kitarnya
dan pusat pembinaan kader pembangunan pada umumnya.
c. Pembinaan Pendidikan.Agama Tingkat Menengah
Atas
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan telah
diadakan pembinaan pendidikan agama tingkat
lanjutan atas. Pembinaan tersebut bertujuan untuk
meningkatkan mutu pendidikan pada Madrasah Aliyah dan
Pendidikan Guru Agama (PGA) serta mening-katkan mutu
pendidikan agama pada perguruan umum tingkat me-

nengah atas.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut dalam
tahun
1987/
88
telah
dilaksanakan
perluasan/rehabilitasi sebanyak 12 ruang
kelas,
penyediaan buku pelajaran dan pedoman guru seba-nyak
127.770 buah serta penataran bagi 60 orang guru
(Tabel XV-7). Selain itu telah disediakan pula sejumlah
alat peraga pendidikan serta alat olah raga dan
kesenian.
Selanjutnya telah pula dilaksanakan kegiatan
khusus, yaitu peningkatan pengajaran bahasa Arab
dan ilmu agama pada 5 buah MAN, di Ciamis,
Yogyakarta, Jember, Padang Panjang dan Ujung
Pandang. Demikian pula telah dirintia pendidikan dan
latihan keterampilan bagi 3 buah MAN, yaitu MAN
Garut, Kendal dan Jember.
Sebagai usaha memantapkan dan meningkatkan
penataran guru Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah,
kegiatan penataran guru

XV/18

TABEL XV - 8
BANTUAN PEMBINAAN PENDIDIKAN AGAMA DAN PENDIDIKAN GURU AGAMA
PADA MADRASAH/LEMBAGA SWASTA,
1983/84 - 1987/88 1)

1) Angka tahunan
2) Angka diperbaiki

XV/19

MTsN dan MAN untuk berbagai bidang studi umum


telah diintegrasikan dengan penataran guru SMP dan
SMA. Dalam tahun 1987/88 telah diberikan pula
bantuan rehabilitasi dan buku pelajaran kepada sejumlah
Madrasah Aliyah Swasta.
Dalam rangka pembinaan dan peningkatan mutu
Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) yang ada,
yaitu PGAN-PGAN Islam, Protestan dan Hindu/Budha,
dalam
tahun
1987/88
telah
dilaksa-nakan
perluasan/rehabilitasi sebanyak 12 ruang kelas, disediakan buku pelajaran dan pedoman guru sebanyak
100.500 buah serta dilaksanakan pula penataran bagi
sebanyak
42 orang guru (Tabel XV-7). Untuk
meningkatkan
mutu
pendidikan
agama
pada
perguruan umum tingkat menengah atas, terutama
SMA, telah pula disediakan 36.000 buku pelajaran agama
dan dilakukan penataran bagi 40 orang guru agama.
5. Program Pembinaan Pendidikan Agama Tingkat Tinggi
Program
ini
bertujuan
terutama
untuk
meningkatkan mutu perguruan tinggi agama sehingga
mampu menghasilkan tenaga ilmiah/ahli yang
berkualitas dalam bidang agama dan mampu
menerjemahkan ajaran-ajaran agama ke dalam kehidupan
kemasya-rakatan.
Sebagai kelanjutan kegiatan-kegiatan dalam tahuntahun sebelumnya, dalam tahun 1987/88 telah
dilaksanakan
pembangun-an
berbagai
fasilitas
perkuliahan yang meliputi ruang kuliah seluas 2.740 m2,
penyediaan 15.625 buah buku ilmiah dan perpustakaan, pelaksanaan program Kuliah Kerja Nyata

(KKN) bagi 3.000 mahasiswa, 14 judul penelitian di


berbagai daerah mengenai masalah keagamaan dan
kemasyarakatan, serta pelaksana-an program doktor.dan
pasca sarjana bagi 30 peserta. Kepada Perguruan
Tinggi Agama Swasta (PTAS) juga telah diberikan
berbagai bantuan, antara lain berupa biaya penelitian,
penyediaan buku-buku perpustakaan dan sarana
lainnya, serta penataran dosen. Bantuan tersebut
diberikan baik kepada PTAS Islam, PTAS Protestan,
PTAS Katolik maupun PTAS Hindu/Budha. Bagi
perguruan tinggi umum telah pula disediakan buku
teks dan buku pegangan dosen. Di samping itu juga
telah ditatar dosen agama dari berbagai perguruan tinggi
umum negeri.
6. Program
Agama

Penelitian

dan

Pengembangan

Program ini bertujuan melaksanakan penelitian


dan pengembangan di bidang keagamaan dalam
rangka perumusan kebijaksanaan, perencanaan dan
pelaksanaan tugas-tugas pokok

XV/20

dalam pembangunan bidang agama. Kegiatan


dititikberatkan pada penelitian terapan. Kegiatan juga
dimaksudkan
agar
menjadi
pendorong
bagi
pengembangan pikiran ilmiah dalam menghayati dan
mengamalkan ajaran-ajaran agama.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka dalam tahun
1987/88 telah dilanjutkan penelitian terhadap berbagai
permasalahan seperti kerukunan hidup beragama,
pengamalan agama, pendidikan agama, pelayanan
ibadah haji dan lain sebagainya. Sebagai pelengkap
kegiatan tersebut telah pula dilaksanakan serangkaian
pertemuan ilmiah, seminar dan diskusi ilmiah.
7. Program Pembinaan Generasi Muda
Program Pembinaan Generasi Muda yang
dikaitkan dengan bidang agama bertujuan agar
melalui pembinaan dan pendekatan keagamaan,
kualitas aktivitas pemuda dapat diarahkan kepada halhal yang berguna bagi pembangunan negara bangsa dan
agama.
Sebagai pelaksanaan program tersebut dalam
tahun 1987/88 telah dilanjutkan penataran tenaga
pembina
tingkat
pusat
dan
daerah,
latihan
keterampilan/kewiraswastaan,
dharmabakti
kemasyarakatan dan pagelaran di RRI/TVRI.
8. Program Peningkatan Peranan Wanita
Program ini dikaitkan dengan bidang agama untuk
meningkatkan dan mengembangkan peranan wanita
dalam pembangunan dengan pendekatan dari jalur
agama,
selaras
dengan
perkembangan
tanggungjawab dan peranannya dalam mewujudkan

dan mengembangkan keluarga sehat sejahtera.


Dalam tahun 1987/88 telah dilanjutkan berbagai
kegiatan, antara lain berupa penataran/penyuluhan
materi
Undang-undang
Perkawinan
dengan
penyediaan buku-buku pedomannya; penataran
motivasi
keluarga
bahagia
sejahtera
yang
dilaksanakan di pusat, di propinsi, di desa, antara
lain untuk para santri putri di pondok pesantren.
Sejak tahun 1986/87 dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan ibu dan anak, khususnya untuk
menurunkan angka kematian bayi dan anak di bawah
lima tahun (anak balita), telah pula dilaksanakan
penyuluhan melalui jalur berbagai agama perihal
manfaat imunisasi dan pencegahan diare. Upaya ini
dilaksanakan
oleh
sejumlah
Lembaga
Swadaya
Masyarakat (LSM) yang seba-gian besar anggotanya
adalah wanita. Kegiatan tersebut dilaksanakan di 11
propinsi, yaitu Sumatera Utara, Sumatera Barat,

XV/21

Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat,


Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Nusa
Tenggara Barat dan Sulawesi Selatan.
9. Program Pendidikan dan Latihan Tenaga
Keagamaan
Program ini bertujuan untuk meningkatkan mutu
pegawai dalam kedudukannya sebagai aparatur negara
sesuai dengan tuntutan pembangunan. Dalam tahun
1987/88 telah dilaksanakan pendidikan dan latihan bagi
390 pegawai yang terdiri dari peserta SEPADYA 30
orang, SEPALA 90 orang dan SEPADA 270 orang.
10. Program Penyempurnaan Efisienai Aparatur
Pemerin-tah dan Pengawasan
Program ini bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan
aparatur
pemerintah
agar
dapat
melaksanakan tugas umum pemerintahan dan
pembangunan di bidang agama secara berdayaguna
dan berhasilguna.
Sebagai
kelanjutan
kegiatan
tahun-tahun
sebelumnya, telah diusahakan penyempurnaan di
bidang perencanaan organisasi dan administrasi
pembangunan di bidang agama serta pengendalian dan
pemantauan pelaksanaan proyek-proyek pembangunan,
antara lain melalui suatu "Sistem pemeriksaan terpadu".
Dalam hubungan ini telah diterbitkan buku-buku

XV/2
2

pedoman pemeriksaan dan pemantauan


pembangunan di bidang. agama.

proyek-proyek

11. Program Penyempurnaan Prasarana Fisik Pemerintah


Tujuan program ini adalah untuk melengkapi
sarana dan prasarana serta fasilitas kerja lainnya
dalam rangka meningkatkan dayaguna dan hasilguna
aparatur pemerintah. Untuk mencapai tujuan tersebut
usaha-usaha yang telah dilaksanakan yang berupa
pengadaan sarana dan fasilitaa kerja, termasuk
sarana dan fasilitas kerja yang diperlukan untuk
menunjang sistem kearsipan dinamis, tetap dilanjutkan.

Anda mungkin juga menyukai