Penetapan Kadar Senyawa Yang Memiliki Warna Asli
Penetapan Kadar Senyawa Yang Memiliki Warna Asli
PERCOBAAN I
PENENTUAN KANDUNGAN ALKALOID KAFEIN DALAM DAUN TEH
SECARA EKSTRAKSI PELARUT
OLEH:
NAMA
: MUH. JEFRIYANTO B.
STAMBUK
: F1F1 10 054
KELOMPOK
: III
ASISTEN PEMBIMBING
: SARIPUDDIN
LABORATORIUM FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2012
PENENTUAN KANDUNGAN ALKALOID KAFEIN DALAM DAUN TEH
SECARA EKSTRAKSI PELARUT
A. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan kali ini adalah menentukan kandungan alkaloid
kafein dalam daun teh secara ekstraksi pelarut.
B. Landasan Teori
Metabolit sekunder adalah senyawa-senyawa hasil biosintetik turunan
dari metabolit primer yang umumnya diproduksi oleh organisme yang berguna
untuk pertahanan diri dari lingkungan maupun dari serangan organisme lain.
Sedangkan substansi Yang dihasilkan oleh organisme melalui metabolisme
dasar, digunakan untuk Pertumbuhan dan perkembangan organisme
yang
atau pucuk daun teh (Camellia sinensis L.) yang sudah dikeringkan dan sudah
diseduh dengan air hangat atau mendidih. Berdasarkan penelitian, kebiasaan
minum teh ternyata dapat mencegah nafas bau dan gigi kropos. Kandungan
bahan kimia dalam teh dapat membunuh bakteri dan virus yang dapat
menyebabkan infeksi tenggorokan, gigi kropos dan gangguan gigi serta rongga
mulut lainnya (Bustanussalam et al, 2009).
Salah satu kandungan dalam daun teh adalah kafein. Kafein bekerja
dengan menstimulasi SSP (sistem saraf pusat), dengan efek menghilangkan
rasa letih, lapar dan mengantuk. Kafein
konsentrasi dan kecepatan reaksi serta prestasi otak dan suasana jiwa
diperbaiki. Kafein juga dapat memperkuat daya konstraksi dari jantung,
vasodilatasi perifer dan diuretis (Tjay dan Kirana, 2007).
Kafein adalah alkaloid yang merupakan suatu metabolit sekunder.
Alkaloid pada umumnya tidak ditemukan atau tidak sering terdapat dalam
gymnospermae, paku-pakuan, lumut dan tumbuhan rendah. Alkoloid umumnya
didapati sebagai garam organik dalam tumbuhan dalam bentuk senyawa padat
berbentuk kristal dan kebanyakan tidak berwarna. Pada daun atau buah segar
biasanya keberadaan alkaloid memberikan rasa pahit di lidah. Alkaloid
memiliki efek dalam bidang kesehatan dalam memicu sistem saraf pusat,
menaikkan tekanan darah, mengurangi rasa sakit, antimikroba, obat penenang,
obat penyakit jantung dan lain-lain (Simbala, 2009). Secara biosintesis alkaloid
dihasilkan dari beberapa asam amino yang berbeda sehingga menghasilkan
kelompok sturuktur dasar yang beragam (Heinrich et al, 2010).
Alat maserasi
Corong pisah
Batang pengaduk
Labu takar
Gelas kimia
Erlenmeyer
Corong biasa
Buret
Pipet volume
Timbangan
2. Bahan
Bahan bahan yang digunakan pada percobaan ini, yaitu:
- Daun teh
- Larutan baku NaOH 0,2 N
- Larutan baku H2SO4
- Amonium hidroksida conc.
- Amonia 10%
- Larutan H2SO4 0,2 N
- Etanol 95%
- Dietileter
- Kloroform
- Indikator metil Red
- Akuades
D. Prosedur Kerja
Sari Kloroform
Dimasukkan dalam gelas kimia
Dipanaskan dalam waterbath pada suhu 70oC hingga kering
Diambil residunya
Ditmbahkan beberapa mililiter kloroform
Ditambahkan 15 ml larutan H2SO4
Ditambahkan indikator Metil Red
Dititrasi dengan larutan baku NaOH 0.2 N
Diamati perubahan warna yang terjadi
Dihitung volume NaOH yang digunakan
E. Hasil Pengamatan
Data Pengamatan
No
.
1.
2.
3.
4.
Perlakuan
Hasil
Fasa air
Sari kloroform
Data Perhitungan
Berat Sampel
V NaOH
N NaOH
BE Kafein
= 10 gr
= 1,2 mL
= 0,2 N
=2
V NaOH N NaOH BE Kafein
Kadar Kafein=
Berat Sampel
Kadar Kafein=
1,2 mL 0,2 N 2
10 gr
Kadar Kafein=
0,48
x 100=4,8
10
x 100
x 100
F. Pembahasan
Metabolit sekunder adalah senyawa-senyawa hasil biosintetik turunan
dari metabolit primer yang umumnya diproduksi oleh organisme yang berguna
untuk pertahanan diri dari lingkungan maupun dari serangan organisme lain.
Sedangkan substansi Yang dihasilkan oleh organisme melalui metabolisme
dasar, digunakan untuk Pertumbuhan dan perkembangan organisme
yang
Salah satu jenis alkaloid adalah tirosin dimana alkaloid ini terbentuk
dari mekanisme sintesis dengan prekursor tirosin. Berikut gambar dari skema
pembentukan alkaloid jenis tirosin :
dimetilurea dan asam malonat. Kafein dalam tanaman disintesis dari xanthosin
melalui 3 tahap N-metilasi, dimana tahap metilasi ini dibantu oleh aktivitas
enzim yaitu enzim metal transferase.
pada percobaan ini dilakukan untuk mengetahui berapa banyak kafein yang
bereaksi dengan pelarut sehingga kadar kafein yang terdapat dalam daun teh
dapat diketahui. Titrasi dilakukan dengan larutan baku NaOH 0,2 N
menggunakan indikator metil red yang akan berwarna kekuningan apabila
mencapai titik jenuhnya. Volume akhir dari NaOH yang digunakan sebesar 1,2
mL, kemudian dilakukan perhitungan kadar dari kafein dalam daun teh dimana
pada percobaan kali ini diperoleh kadar kafein dalam daun teh sebesar 4,8% .
kadar yang diperoleh sesuai dengan literatur yang ada dimana disebutkan kadar
kafein dalam 10 gr daun teh berkisar dari 2-5%.
G. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
kadar kafein dalam 10 gr daun teh yang diperoleh dengan metode ekstraksi
pelarut adalah sebesar 4,8%.
DAFTAR PUSTAKA
Bustanussalam, Partomuan S, Retno M. 2009. Analisis Kandungan Katekin
Dalam Beberapa Ekstrak Air Benalu Tanaman Teh. Jurnal Kimia
Mulawarman Vol.6 No. 6.
Heinrich, M., Barness, J., Gibbons, S. dan Williamson E. M. 2010. Farmakognosi
dan Terapi. Buku kedokteran EGC. Jakarta.
Murniasih, T. 2003. Metabolit Sekunder Dari Spons Sebagai Bahan Obat-obatan.
Oesana Vol. XXVIII No. 3.
Simbala, Herny E. I. 2009. Analisis Senyawa Alkaloid Beberapa Jenis Tumbuhan
Obat Sebagai Bahan Aktif Fitofarmaka. Pasific Journal Vol. 1 No. 14.
Sumardjo, D. 2006. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran. EGC. Jakarta
Tjay, T. H. dan Kirana, R. 2007. Obat-Obat Penting Edisi VI. Elex Media
Komputindo. Jakarta