Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penulisan
Sejak terbitnya PP No. 24 tahun 2005, setiap unit pelaporan pada instansi
pemerintah wajib untuk menyusun neraca sebagai bagian dari laporan keuangan
pemerintah.
Pengakuan/pencatatan,
pengukuran/penilaian,
dan
penyajian
serta
pengungkapan aset tetap menjadi focus utama karena aset tetap memiliki nilai yang
sangat signifikan dan memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi.
Akuntansi asset tetap telah diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan Nomor 07(PSAP 07) dari Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 24
Tahun 2005, maupun PSAP07 dari Lampiran II Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
2010. PSAP07 tersebut memberikan pedoman bagi pemerintah dalam melakukan
pengakuan,
pengukuran,
dan
penyajian
serta pengungkapan
aset tetap
berdasarkan peristiwa (events) yang terjadi, seperti perolehan aset tetap pertama kali,
pemeliharaan aset tetap, pertukaran asset tetap, perolehan asset dari hibah/donasi,
dan penyusutan.
Dalam PSAP07 dinyatakan bahwa asset tetap adalah asset berwujud yang
mempunyai
kegiatan pemerintah
keuangan akan menjadi lebih berkualitas dengan opini wajar tanpa pengecualian.
Beberapa permasalahan terkait asset tetap yang akan diulas dalam tulisan ini
dengan
memahami lebih lanjut perlakuan asset tetap dalam laporan keuangan pemerintah.
B. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya adalah solusi dan strategi apa yang bisa
dilakukan untuk mengatasi permasalahan aset tetap khususnya dalam hal pengambilan
1
PENDAHULUAN
Bab ini berisi Latar Belakang Penulisan, Perumusan Masalah, Tujuan
Penulisan, Metode Penelitian dan Ruang Lingkup Pembahasan
BAB II
RUMUSAN MASALAH
Bab ini memuat Gambaran Kondisi yang Diinginkan, Gambaran Kondisi yang
Sebenarnya dan Rumusan Permasalahan.
BAB II
RUMUSAN MASALAH
pemerintah
di
dalam
perencanaan
pengadaan,
pengembangan,
Laporan Keuangan beberapa tahun belakangan ini masih menjadi persoalan dan
sorotan auditor eksternal pemerintah (BPK) dalam memberikan opini, dimana aset
daerah belum terinventarisasi dengan baik dan memadai sehingga berakibat Laporan
Keuangan tersebut kualitasnya masih belum baik.
Sebagaimana diketahui, Laporan Keuangan Pemerintah Kota Batu tahun 20082010 oleh Badan Pemeriksa Keuangan dinyatakan disclaimer / tidak memberikan
pendapat apapun. Sedangkan Laporan Keuangan Pemerintah Kota Batu tahun 20112013 memperoleh peningkatan opini menjadi Wajar Dengan Pengecualian (WDP).
Laporan Keuangan merupakan rapor pemerintah dalam mempertanggungjawabkan
amanat yang dipercayakan rakyat, utamanya yang terkait dengan penggunaan
anggaran/dana publik, juga kepada stakeholder lainnya. Oleh sebab itu, pada tahun
2011 Pemerintah Kota Batu melalui Bagian Perlengkapan melakukan langkah
inventarisasi
dan
revaluasi
aset/kekayaan
negara
diharapkan
akan
mampu
C. Rumusan Permasalahan
Didalam Pelaksanaan Penatausahaan BMD Bidang Aset BPKAD sering
mengalami
hambatan-hambatan
yang
bersifat
teknis
khususnya
dalam
hal
honorarium
panitia
pemeriksa, serta biaya lain yang sifatnya menunjang pelaksanaan pengadaan dan/atau
pembangunan asset tetap, dapat dikapitalisasi?. Hal ini berhubungan dengan belum
diterapkannya kebijakan akuntansi yang ada.
Permasalahan kedua: apakah asset tetap yang dikuasai secara fisik namun
bukti kepemilikannya tidak ada dapat diakui sebagai aset tetap milik pemerintah, dan
sebaliknya bagaimana dengan asset tetap yang memiliki bukti kepemilikan yang sah
namun dikuasai oleh pihak lain (warga). Hal ini disebabkan karena kegiatan
penyelesaian,
penertiban
dan
pengamanan
aset/BMD
masih
dalam
proses
pelaksanaan.
Permasalahan ketiga: bagaimana menentukan klasifikasi suatu asset tetap
yang lokasinya melekat pada aset tetap lain. Misalnya lift dan gedung, pagar dan
gedung, gedung dan pelataran parkir, gedung dan taman, taman dan pagar, gedung
kantor dan bangunan ibadah, apakah pencatatan dan pengukurannya dipisahkan atau
dijadikan satu klasifikasi.
Permasalahan keempat: bagaimana menentukan nilai perolehan awal, apabila
dalam perolehan aset tetap tersebut biaya penunjangnya tidak hanya untuk aset tetap
yang bersangkutan.
Permasalahan kelima: bagaimana menentukan biaya pemeliharaan yang
dapat dikapitalisasi dalam nilai asset tetap.
Permasalahan keenam: bagaimana penyajian dan pengungkapan aset tetap
yang pengadaan/pembangunannya diperuntukkan bagi pihak lain?
5
Permasalahan
pengungkapan biaya
ketujuh:
bagaimana
pengakuan
dan
penyajian
serta
BAB III
ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH
A. Analisis Permasalahan
Permasalahan Aset Tetap dalam Pengelolaan BMD Pemerintah Kota Batu
dalam kaitannya dengan penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah perlu
dilakukan analisis guna memperoleh solusi terhadap masalah yang dihadapi.
Dalam hal ini, penulis menggunakan metode analisis 5W+1H. Analisa 5W+1H
adalah suatu metode analisis yang digunakan untuk melakukan penanggulangan
terhadap setiap akar permasalahan, yaitu :
What (apa penanggulangannya?)
Disini menjelaskan tentang langkah penanggulannya masalah yang diambil
1. Permasalahan pertama :
Bagaimana menentukan komponen biaya penunjang yang dapat dikapitalisasi
sebagai nilai aset
Pemecahan :
PSAP07 Paragraf 22 menyatakan bahwa aset tetap dinilai dengan biaya
perolehan. Apabila penilaian asset tetap dengan menggunakan biaya perolehan
tidak memungkinkan, nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat
perolehan. Selanjutnya, dalam PSAP07 paragraf 5 dinyatakan bahwa biaya
perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang telah dan yang masih wajib
dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang telah dan yang masih
wajib
diberikan untuk memperoleh suatu asset pada saat perolehan atau konstruksi
sampai
dengan aset
biaya
pengurusan
sertifikat,
biaya
pematangan,
pengukuran,
penimbunan, dan biaya lainnya yang dikeluarkan sampai tanah tersebut siap
pakai. Nilai tanah juga meliputi nilai bangunan tua yang akan dimusnahkan yang
terletak pada tanah yang dibeli tersebut. Apabila perolehan tanah pemerintah
dilakukan oleh panitia pengadaan, maka termasuk dalam harga perolehan tanah
adalah honor panitia pengadaan/pembebasan tanah, belanja barang dan belanja
perjalanan dinas dalam rangka perolehan tanah tersebut.
Biaya yang terkait dengan peningkatan bukti kepemilikan tanah, misalnya
dari status tanah girik menjadi Sertifikat Hak Milik (SHM), dikapitalisasi sebagai
biaya perolehan tanah. Namun, biaya yang timbul atas penyelesaian sengketa
tanah, seperti biaya pengadilan dan pengacara tidak dikapitalisasi sebagai biaya
perolehan tanah.
Pengukuran suatu aset tetap harus memperhatikan kebijakan pemerintah
mengenai ketentuan nilai satuan minimum kapitalisasi asset tetap.Namun,untuk
asset tetap berupa tanah, berapapun nilai perolehannya seluruhnya dikapitalisasi
sebagai nilai tanah.
Peralatan dan Mesin
Biaya
perolehan
peralatan
dan
mesin
menggambarkan
jumlah
tersebut sampai siap pakai.Biaya ini antara lain meliputi harga pembelian, biaya
kebijakan
dengan cara
swakelola meliputi biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya
tidak langsung termasuk biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan,
tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan
dengan pembangunan aset tetap tersebut seperti pengurusan IMB, notaris dan
pajak. Sementara itu, Gedung dan Bangunan yang dibangun melalui kontrak
konstruksi, biaya perolehan meliputi nilai kontrak, biaya perencanaan dan
pengawasan, biaya perizinan, jasa konsultan dan pajak. Gedung dan Bangunan
yang diperoleh dari sumbangan (donasi) dicatat sebesar nilai wajar pada saat
perolehan.
Pengukuran Gedung dan Bangunan harus memperhatikan
kebijakan
yang mengatur
dari Rp10.000.000, maka gedung dan bangunan ersebut tidak dapat diakui dan
disajikan sebagai asset tetap, namun tetap diungkapkan dalam Catatan Atas
Laporan Keuangan dan dalam Laporan BMD.
10
Kesimpulannya
adalah
honorarium
panitia
pelaksana
kegiatan,
tetap
yang
dikuasai
secara
fisik
namun
bukti
kepemilikannya tidak ada dapat diakui sebagai aset tetap milik pemerintah, dan
sebaliknya bagaimana dengan asset tetap yang memiliki bukti kepemilikan yang
sah namun dikuasai oleh pihak lain (warga).
Pemecahan :
Permasalahan ini pada umumnya terkait dengan tanah. Dalam Buletin
Teknis No.9, dijelaskan perlakuan masalah tersebut dan perluasannya sebagai
berikut:
a.
Dalam hal tanah belum ada bukti kepemilikan yang sah, namun dikuasai
dan/atau
dicatat dan disajikan sebagai aset tetap tanah pada neraca pemerintah,
serta diungkapkan secara memadai dalam Catatan Atas LaporanKeuangan.
b.
Keuangan,
Dalam hal tanah dimiliki oleh suatu entitas pemerintah, namun dikuasai
dan/atau digunakan oleh entitas pemerintah yang lain, maka tanah tersebut
dicatat dan disajikan pada neraca entitas pemerintah yang mempunyai bukti
kepemilikan, serta diungkapkan
menguasai dan/atau
Dalam hal belum ada bukti kepemilikan tanah yang sah, tanah tersebut
dikuasai
tetap harus dicatat dan disajikan sebagai asset tetap tanah pada neraca
pemerintah, serta diungkapkan secara memadai dalam Catatan Atas
LaporanKeuangan.
2)
11
3)
tetap harus dicatat dan disajikan sebagai asset tetap tanah pada neraca
pemerintah, serta diungkapkan secara memadai dalam Catatan Atas
Laporan Keuangan.
4)
lokasinya
melekat pada aset tetap lain. Misalnya lift dan gedung, pagar dan gedung,
gedung dan pelataran parkir, gedung dan taman, taman dan pagar, gedung kantor
dan bangunan ibadah, apakah pencatatan dan pengukurannya dipisahkan atau
dijadikan satu klasifikasi.
Pemecahan :
Gedung bertingkat pada dasarnya terdiri dari komponen bangunan fisik,
komponen penunjang utama yang berupa mechanica engineering (lift, instalasi
listrik beserta generator, dan sarana pendingin Air Conditioning), dan komponen
penunjang lain yang a.l. berupa
komponen
mempunyai
masa
manfaat
yang
berbeda,
sehingga
umur
Perbedaan
masa
manfaat
dan
pola
pemeliharaan
menyebabkan
diperinci
masing komponen bangunan yang mempunyai umur masa manfaat yang sama.
Data untuk perincian tersebut dapat diperoleh pada dokumen penawaran yang
menjadi dasar kontrak konstruksi pekerjaan borongan bangunan.
4. Permasalahan keempat :
12
Jumlah (Rp)
8.000.000.000,-
12.000.000.000,-
60.000.000,-
- Pajak
2.000.000.000,-
Total
22.060.000.000,-
= Rp 8.824.000.000,-
dikapitalisasi
yang
berhubungan
dengan
asset
tersebut.
Pengeluaran-
dicatat sebagai pengeluaran untuk asset tetap karena jam dinding tersebut dapat
digunakan lebih dari satu tahun. Akan tetapi karena nilainya yang kecil tidak
mungkin mencatat dan memperlakukan biaya tersebut seperti biaya perolehan
asset yang besar. Untuk itu pemerintah harus menentukan batasan pengeluaran
untuk memperoleh asset yang dapat dimanfaatkan lebih dari satu tahun yang
dapat diklasifikasi sebagai aset tetap. Batasan
ini
disebut
juga dengan
Tanggal
10
September
20X1
dilakukan
pengecatan
taman
gedung
dan
pengungkapan
aset
tetap
yang
Hak
kepemilikan tanah didasarkan pada bukti kepemilikan tanah yang sah berupa
sertifikat, misalnya Sertifikat Hak Milik (SHM), Sertifikat Hak Guna Bangunan
(SHGB), dan Sertifikat Pengelolaan Lahan(SPL). Berdasarkan hal tersebut, untuk
contoh kasus diatas, Kementerian Perumahan Rakyat tetap mengakui/mencatat
tanah sebagai persediaan sebelum berita acara penyerahan dan sertifikat tanah
diserahkan kepada masing-masing rakyat yang berhak.
Peralatan dan mesin yang diperoleh dan yang dimaksudkan akan
diserahkan kepada
7. Permasalahan ketujuh :
Bagaimana pengakuan dan penyajian serta
pengungkapan
biaya
satuan
kerja
(pada
K/L
atau
SKPD)
dapat
melakukan
demikian renovasi terhadap akun tanah dan akun asset tetap lainnya jarang
ditemukan. Apabila asset tetap yang dimiliki dan/atau dikuasai suatu K/L atau
SKPD direnovasi dan memenuhi criteria kapitalisasi asset tetap, maka renovasi
tersebut umumnya dicatat dengan menambah nilai perolehan asset tetap yang
bersangkutan.
15
aset tetap
Apabila manfaat ekonomik renovasi tersebut lebih dari satu tahun buku, dan
memenuhi butir 1 diatas, biaya renovasi dikapitalisasi sebagai Aset TetapRenovasi, sedangkan apabila manfaat ekonomik renovasi kurang dari 1
tahun buku, maka pengeluaran
Apabila jumlah nilai moneter biaya renovasi tersebut cukup material, dan
memenuhi
pemiliknya (Ditjen
Pajak).
Untuk itu Pemkot Batu mencatat sebagai berikut :
Aset Tetap Lainnya-Aset Renovasi
2.000.000.000,-
2.000.000.000,-
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Permasalahan aset tetap masih menjadi perhatian yang serius karena nilainya
sangat
17
B. Saran
Melihat permasalahan aset sebagaimana disebutkan dalam bab bab
sebelumnya , berikut beberapa saran terhadap pelaksanaan pengelolaan BMD
Pemerintah Kota Batu, sebagai berikut :
-
DAFTAR PUSTAKA
1.
Buletin Teknis Standar Akuntansi Pemerintahan No. 9 tentang Akuntansi Aset Tetap.
2.
18
Sistem