Disusun Oleh :
Dra. Sri Wiwik Hidayati
NIP. 19630307 200212 2 003
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG PENULISAN
B. PERUMUSAN MASALAH
solusi dan strategi apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi
permasalahan aset tetap khususnya dalam hal pengambilan
kebijakan akuntansi dan peraturan daerah dalam rangka
penerapan Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 2014 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah dan Peraturan
Pemerintah No. 71 tahun 2010 tentang SAP Standar Akuntansi
Pemerintah?
C. TUJUAN PENULISAN
memformulasikan solusi dan strategi dalam pengambilan kebijakan
akuntansi dan peraturan daerah yang telah disesuaikan dengan
Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 2014 tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah dan Peraturan Pemerintah No. 71 tahun
2010 tentang SAP Standar Akuntansi Pemerintah untuk mengatasi
permasalahan aset.
D. METODE PENELITIAN
PENDAHULUAN
RUMUSAN MASALAH
ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH
PENUTUP
BAB II
RUMUSAN MASALAH
Database Pemerintah
kebenarannya.
Kota
Batu
belum
dapat
diakui
C. RUMUSAN PERMASALAHAN
Dalam pelaksanaan Penatausahaan BMD, Bidang Aset
sering mengalami hambatan khususnya dalam hal pembaruan
dan penerapan kebijakan akuntansi. Berikut penulis rangkum
beberapa permasalahan dan hambatan yang ada :
Permasalahan pertama:
bagaimana menentukan komponen biaya penunjang yang dapat
dikapitalisasi sebagai nilai aset tetap ?.Apakah honorarium
panitia pelaksana kegiatan, honorarium panitia pengadaan,
dan honorarium panitia pemeriksa, serta biaya lain yang
sifatnya menunjang pelaksanaan pengadaan dan/atau
pembangunan asset tetap, dapat dikapitalisasi?.
Permasalahan kedua:
apakah asset tetap yang dikuasai secara fisik namun bukti
kepemilikannya tidak ada dapat diakui sebagai aset tetap milik
pemerintah, dan sebaliknya ?.
Permasalahan ketiga:
bagaimana menentukan klasifikasi suatu asset tetap yang
lokasinya melekat pada aset tetap lain ?.
Permasalahan keempat:
bagaimana menentukan nilai perolehan awal, apabila dalam
perolehan aset tetap tersebut biaya penunjangnya tidak hanya
untuk aset tetap yang bersangkutan.
Permasalahan kelima:
bagaimana menentukan biaya pemeliharaan yang dapat
dikapitalisasi dalam nilai asset tetap.
Permasalahan keenam:
bagaimana penyajian dan pengungkapan aset tetap yang
pengadaan/pembangunannya diperuntukkan bagi pihak lain?
Permasalahan ketujuh:
bagaimana pengakuan dan penyajian serta pengungkapan
biaya pemeliharaan untuk penggantian atas kerusakan
yang diakibatkan dari suatu asset tetap milik pihak lain?
BAB III
ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH
A. ANALISIS PERMASALAHAN
B.
yang telah dan yang masih wajib dibayarkan atau nilai wajar
imbalan lain yang telah dan yang masih wajib diberikan untuk
memperoleh suatu asset pada saat perolehan atau konstruksi
sampai dengan aset tersebut dalam kondisi dan tempat yang
siap untuk dipergunakan. Artinya, biaya utama maupun biaya
penunjang yang diperlukan sampai asset tetap siap digunakan
dapat dikapitalisasi sebagai biaya perolehan.
Kesimpulan : honorarium panitia pelaksana kegiatan, honorarium
panitia pengadaan, dan honorarium panitia pemeriksa, serta
biaya lain yang sifatnya menunjang pelaksanaan pengadaan
dan/atau pembangunan asset tetap, dapat dikapitalisasi.
* Permasalahan kedua :
Apakah asset tetap yang dikuasai secara fisik namun bukti
kepemilikannya tidak ada dapat diakui sebagai aset tetap milik
pemerintah, dan sebaliknya ?.
Pemecahan :
Permasalahan ini pada umumnya terkait dengan tanah. Dalam
Buletin Teknis No.9, dijelaskan perlakuan masalah tersebut dan
perluasannya sebagai berikut:
a. Dalam hal tanah belum ada bukti kepemilikan yang
sah,
namun dikuasai dan/atau digunakan oleh
pemerintah, maka
tanah tersebut tetap harus dicatat
dan disajikan sebagai aset
tetap tanah pada neraca
pemerintah, serta diungkapkan
secara memadai
dalam Catatan Atas LaporanKeuangan.
b. Dalam hal tanah dimiliki oleh pemerintah, namun dikuasai
dan/atau digunakan oleh pihak lain, maka
tanah
tersebut tetap harus dicatat dan disajikan
sebagai aset tetap
tanah pada neraca pemerintah, serta
diungkapkan secara
memadai dalam Catatan Atas
Laporan Keuangan, bahwa
tanah tersebut dikuasai
atau digunakan oleh pihak lain.
* Permasalahan ketiga :
bagaimana menentukan klasifikasi suatu asset tetap yang
lokasinya melekat pada aset tetap lain ?.
Pemecahan :
Gedung bertingkat pada dasarnya terdiri dari komponen
bangunan fisik, komponen penunjang utama, dan komponen
penunjang lain .Masing-masing komponen mempunyai masa
manfaat yang berbeda, sehingga umur penyusutannya berbeda,
serta memerlukan pola pemeliharaan yang berbeda pula.
Perbedaan masa manfaat dan pola pemeliharaan menyebabkan
diperlukannya sub-akun pencatatan yang berbeda untuk masingmasing komponen gedung bertingkat, misalnya menjadi sebagai
berikut :
Gedung :
Bangunan Fisik
Taman, Jalan, Tempat Parkir dan Pagar
Instalasi AC
Instalasi Listrik dan Generator
Lift
* Permasalahan keempat :
Bagaimana menentukan nilai perolehan awal, apabila dalam
perolehan aset tetap tersebut biaya penunjangnya tidak hanya
untuk aset tetap yang bersangkutan.
Pemecahan :
Biaya penunjang
tertimbang.
tersebut
dialokasikan
dengan
rata-rata
Contoh :
Pada tanggal 20 April 20X1, Satker ABC melakukan pembelian sebuah
kompleks gedung perkantoran dengan rincian :
harga beli tanah Rp 8.000.000.000,-, dan harga beli gedung kantor Rp
12.000.000.000,-, biaya notaris dan balik nama Rp 60.000.000,-, dan pajak
Rp 2.000.000.000,-. Pembelian tersebut dilakukan secara tunai melalui
SPM/SP2D LS.
Biaya perolehan gedung
sebesar :
Harga perolehan
- Harga beli tanah
- Harga beli gedung
- Biaya Notaris dan balik nama
Jumlah (Rp)
8.000.000.000,12.000.000.000,60.000.000,-
- Pajak
2.000.000.000,-
Total
22.060.000.000,-
yang
dapat
Pemecahan :
Biaya pemeliharaan yang dapat dikapitalisasi adalah kegiatan
pemeliharaan yang menunjukkan adanya suatu peningkatan
mutu/kualitas/kapasitas atas asset yang bersangkutan dan dapat
memberikan manfaat lebih dari satu tahun (memperpanjang
* Permasalahan ketujuh :
Bagaimana pengakuan dan penyajian serta pengungkapan biaya
pemeliharaan untuk penggantian atas kerusakan yang
diakibatkan dari suatu asset tetap milik pihak lain?
Pemecahan :
Suatu satuan kerja (pada K/L atau SKPD) dapat melakukan
pemeliharaan/perbaikan/renovasi asset tetap yang dimiliki
dan/atau dikuasainya. Renovasi dapat dilakukan terhadap semua
barang milik dalam kelompok asset tetap, namun demikian
renovasi terhadap akun tanah dan akun asset tetap lainnya
jarang ditemukan. Apabila asset tetap yang dimiliki dan/atau
dikuasai suatu K/L atau SKPD direnovasi dan memenuhi criteria
kapitalisasi asset tetap, maka renovasi tersebut umumnya
dicatat dengan menambah nilai perolehan asset tetap yang
bersangkutan.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Permasalahan aset tetap masih menjadi perhatian yang
serius karena nilainya sangat signifikan dan perannya sangat
penting bagi pelayanan masyarakat. Untuk dapat meningkatkan
akuntabilitas asset tetap, penyajiannya dalam laporan keuangan
harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Meskipun
beberapa permasalahan telah terinventarisir, tampaknya
masalah asset tetap akan terus berkembang sesuai dengan
kondisi di lapangan, terutama untuk pemerintah daerah hasil
pemekaran yang memperoleh asset tetap dari Pemda induk,
tetapi tanpa bukti kepemilikan atau asetnya hilang.
B. SARAN
Melihat permasalahan aset sebagaimana disebutkan dalam
bab bab sebelumnya , berikut beberapa saran terhadap
pelaksanaan pengelolaan BMD Pemerintah Kota Batu, sebagai
berikut :