Definisi:
Aset tidak berwujud adalah aset non moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak
mempunyai ujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau
menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada fihak lainnya, atau untuk
tujuan administratif (PSAK 19 par 9).
Pengakuan dan Pengukuran
Aset tidak berwujud diakui, jika (par 20):
1. Kemungkinan besar perusahaan akan memperoleh manfaat ekonomi
masa depan dari aset tsb.
2. Biaya perolehan aset tsb dapat diukur secara andal
Perolehan aset tidak berwujud
1. Pembelian tunai
Jika aset tidak berwujud diperoleh secara terpisah, biaya aset tidak
berwujud biasanya dapat diukur secara wajar. Hal ini akan tampak jelas
jika pembayaran dilakukan dalam bentuk uang tunai atau aset moneter
lainnya (par 24). Biaya perolehan aset tidak berwujud terdiri atas harga
beli, termasuk bea masuk (impor), pajak yang sifatnya tidak dapat
direstitusi (nonrefundable) dan semua pengeluaran yang dapat dikaitkan
langsung dalam mempersiapkan aset tsb sehingga siap digunakan sesuai
dengan tujuan (par 25).
Tanggal 1 April 2009 PT A membeli hak patent dengan harga
Rp.1.000.000.000.
Jurnal:
Patent
Rp. 1.000.000.000
Kas
Rp.1.000.000.000
2. Pembelian angsuran
Aset tidak berwujud yang dibeli secara kredit, biaya perolehannya sebesar
nilai tunainya. Selisih antara jumlah pembayaran dengan nilai tunai
dicatat sebagai beban bunga ditangguhkan.
3. Pertukaran aset
Aset tidak berwujud yang diperoleh melalui pertukaran aset sejenis atau
pertukaran aset tidak sejenis. Biaya perolehan aset tidak berwujud diukur
sebesar nilai wajar aset yang diterima, yang sama dengan nilai wajar aset
AKM II AES
yang diserahkan setelah diperhitungkan jumlah uang tunai atau kas yang
diserahkan (par 28).
PT A menukar tanah dengan Patent. Nilai wajar tanah sebesar
Rp.200.000.000. dan kas yang dibayar PT A Rp.800.000.000.
Nilai wajar tanah
Rp.200.000.000
Kas yang dibayarkan
Rp.800.000.000 +
Biaya perolehan patent
Rp.1.000.000.000
Jurnal:
Patent
Rp.1.000.000.000
Tanah
Rp.200.000.000
Kas
Rp.800.000.000
4. Ditukar dengan instrumen ekuitas perusahaan
Aset tidak berwujud yang diperoleh dengan menukarnya dengan
instrumen perusahaan pelapor, biaya perolehannya adalah nilai wajar
instrumen yang diterbitkan yaitu sama dengan nilai wajar aset tsb (par
27).
PT A menukar 1.000.000 lembar saham biasa dengan patent. Nilai
nominal saham biasa sebesar Rp.10.000/lembar, harga pasar saham biasa
pada saat pertukaran sebesar Rp.11.000/lembar. Buatlah jurnal untuk
mencatat pertukaran saham.
5. Aset tidak berwujud yang dihasilkan secara internal
Ada dua tahap yaitu tahap penelitian (riset) dan tahap pengembangan.
Biaya perolehan sebesar jumlah pengeluaran yang dilakukan sejak
tanggal aset tidak berwujud pertama kali memenuhi kriteria pengakuan.
Pengukuran setelah pengakuan awal
Setelah pengakuan awal, aset tidak berwujud dinilai sebesar biaya
perolehannya dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi
penurunan nilai (par 57).
Jumlah yang dapat diamortisasi dari aset tidak berwujud harus
dialokasikan secara sismatis berdasarkan perkiraan terbaik
masa
manfaatnya. Pada umumnya masa manfaat aktiva tidak berwujud tidak
akan melebihi 20 tahun sejak tanggal aset siap digunakan. Amortisasi
harus dimulai dihitung saat aset siap digunakan (par 58).
Neraca
Patent
Akumulasi
Amortisasi
Patent
Rp.100 juta
Rp. 5 juta Rp.95 jt
AKM II AES
Contoh :
suatu hak paten yang dimiliki dengan harga perolehan Rp. 50.000.000 ditaksir akan
memberikan manfaat ekonomi selama 10 tahun. Jurnal penyesuaian yang diperlukan pada
tiap akhir periode, sebagai berikut:
Des 31 Beban amortisasi patent.......................... Rp. 5.000.000
- Patent .......................................... Rp. 5.000.000
Hal penting yang perlu diketahui :
(-). Amortisasi kebanyakan merupakan biaya usaha dan jarang digolongkan ke
dalam harga pokok produksi, kecuali merk dagang yang memang digolongkan ke
dalam kelompok harga pokok penjualan.
(-). Amortisasi lebih baik jika dihitung menggunakan metode garis lurus saja,
karena pada dasarnya intangible asset tidak dipengaruhi, bahkan tidak ada
hubungannya dengan output produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
BP - NS
-----------------------------------Masa manfaat dalam tahun
Jurnal
Amortisasi Patent
Akumulasi amortisasi Patent
Pelaporan
xx
-
xx
(disclosure)
Intangible asset dilaporkan hanya nilai bersihnya (net value) setelah dikurangi
akumulasi amortisasinya. Akumulasi amortisasi tidak pernah dimnculkan di
dalam neraca.
Definisi akuntansi tanah psak 47
Tanah adalah asset berwujud yang diperoleh siap pakai atau diperoleh lalu
disempurnakan sampai siap pakai dalam operasi entitas dengan manfaat ekonomis
lebih dari setahun, dan tidak dimaksud untuk diperjualbelikan dlama kegiatan operasi
normal entitas
Beban Tangguhan karena penggurusan legal Hak atas Tanah adalah biaya untuk
memperoleh semua hak yang diterbitkan oleh pemerintahan berdasar peraturan
perundang-undangan
Tanah dalam negeri adalah tanah yang berada di wilayah geografis Indonesia,
terbagi menjadi tiga wilayah: yaitu wilayah kawasan berikat, wilayah yuridiksi
negara perwakilan, dan wilayah pabean, Hukum pertanahan mengatur secara
umum hak-hak atas tanah kedua wilayah tersebut, dan mengatur secara khusus
wilayah berikat. Wilayah yuridiksi negara perwakilan terkait dengan kantor
perwakilan negara asing atau wilayah kedutaan.
Tanah luar negeri adalah tanah yang berada diluar wilayah Indonesia, berada
pada wilayah hukum pertanahan lain diluar hukum pertanahan Indonesia.
Substansi aktiva tetap tanah dalam kaidah hukum tersebut adakalanya
menyebabkan pencatatan manfaat ekonomik dari kepemilikan absolut dan
penggunaannya kedalam kelompok aktiva tetap
AKM II AES
Pengakuan tanah
Biaya perolehan Aktiva Tetap Tanah yang dibangun sendiri merupakan akumulasi seluruh
biaya perolehan dan pengembangan tanah, berupa biaya pematangan tanah, di luar Beban
Tangguhan akibat biaya legal pengurusan hak.Pengakuan Awal Aktiva Tetap Tanah
Tanah pada awalnya diukur berdasar biaya perolehan.
Pengeluaran untuk memperoleh tanah diakui secara terpisah dari pengeluaran legal hak atas
tanah. Apabila tanah diperoleh cuma-cuma, pengakuan awal terdiri dari harga wajar sesuai
paragraf 13 Standar ini, ditambah unsur biaya legal saja.
AKM II AES