Di susun oleh:
Nenden Maryani
NPM 108710120011
NPM 1087101200
Cristy Desiree
NPM 1087101200
Maria Petrisia
NPM 1087101200
NPM 1087101200
ABSTRACT
The purpose of this research is
Keywords: Diplomacy,
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah dengan judul
Diplomasi Publik Terhadap Pejalan Kaki Pengguna Gadget Untuk Membangun
Kesadaran Terhadap Keselamatan Pejalan Kaki.
Karya ilmiah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas akhir mata kuliah Praktik
Diplomasi di fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran. Makalah ini membahas
diplomasi publik sebagai solusi untuk membangun kesadaran keselamatan pejalan kaki
pengguna gadget sehingga dapat mengurangi resiko kecelakaan di jalan raya.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam
penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT ............................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Pembatasan Masalah ........................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................. 3
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................................. 3
1.5 Kerangka Pemikiran ............................................................................................ 3
1.6 Metode, Pendekatan, dan Teknik Penulisan ........................................................ 6
1.7 Sistematika Penulisan .......................................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 7
BAB III ANALISIS PENELITIAN ....................................................................... 9
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... v
BAB I
PENDAHULUAN
2. Sebagai salah satu tugas akhir mata kuliah praktik diplomasi di Fakultas Ilmu
Budaya, UNPAD.
: PENDAHULUAN
Bab ini akan membahas tentang Latar Belakang, Batasan Masalah, Tujuan
penelitian, Manfaat Penelitian, Kerangka Pemikiran, Metode, Pendekatan,
dan Teknik Penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II
: LANDASAN TEORI
Bab ini berisi pembahasan dan penelitian tentang teori dari para ahli
berkaitan dengan diplomasi publik.
BAB III
: ANALISIS
Bab ini berisi analisis dan pembahasan penulis dari data-data yang telah
dikumpulkan.
BAB IV
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Diplomasi Publik
Para pakar memberi definisi yang berbeda terhadap kata diplomasi. The Oxford
2.2
umum di semua masyarakat di seluruh dunia. Hampir semua perjalanan berawal dan
berakhir dengan berjalan kaki. Dalam beberapa perjalanan, baik jarak jauh maupun jarak
dekat, berjalan kaki menjadi satu-satunya moda transportasi. Dalam beberapa perjalanan
lainnya, seseorang mungkin berjalan kaki dalam satu atau beberapa bagian dari perjalanan
tersebut, misalnya, berjalan kaki ke dan dari halte bis. Berjalan kaki sudah terbukti
bermanfaat untuk kesehatan dan lingkungan seperti meningkatkan aktifitas fisik yang
dapat membantu mengurangi penyakit yang berhubungan dengan jantung dan obesitas, dan
banyak negara telah mulai mengimplementasikan kebijakan-kebijakan untuk mendorong
berjalan kaki sebagai sebuah moda transportasi yang penting. Sayangnya, di beberapa
situasi, peningkatan perjalanan dengan berjalan kaki dapat meningkatkan resiko
kecelakaan lalu lintas jalan dan cedera. Akibat pesatnya pertumbuhan jumlah dan frekuensi
penggunaan kendaraan bermotor di seluruh dunia serta umumnya pengabaian terhadap
kebutuhan pejalan kaki dalam perancangan jalan dan perencanaan tata guna lahan
pejalan kaki semakin rentan terhadap kecelakaan lalu lintas jalan. Kerentanan pejalan kaki
semakin tinggi di situasi-situasi yang peraturan lalu lintasnya tidak ditegakkan secara
tegas.
Kecelakaan lalu lintas jalan adalah tabrakan atau insiden yang melibatkan
setidaknya satu kendaraan jalan yang sedang bergerak, di jalan umum atau jalan pribadi
(private) yang dapat diakses oleh umum secara sah, yang mengakibatkan setidaknya satu
orang terluka atau terbunuh. Termasuk di dalamnya adalah: tabrakan antar kendaraan jalan;
antara kendaraan jalan dan pejalan kaki; antara kendaraan jalan dan hewan atau benda
tidak bergerak atau yang melibatkan hanya satu kendaraan jalan. Termasuk di dalamnya
adalah tabrakan antara kendaraan jalan dan kendaraan rel.
Pengurangan atau peniadaan resiko-resiko yang dihadapi oleh pejalan kaki
merupakan sebuah tujuan kebijakan yang penting dan dapat dicapai. Kecelakaan pejalan
kaki, seperti halnya kecelakaan lalu lintas jalan lainnya, tidak bisa dianggap sebagai
sesuatu yang tidak bisa dihindari karena sebenarnya kecelakaan bisa diprediksi dan
dicegah. Terdapat hubungan erat antara lingkungan berjalan kaki dan keselamatan pejalan
kaki. Berjalan kaki di lingkungan yang kekurangan infrastruktur untuk pejalan kaki dan
yang mengijinkan penggunaan kendaraan berkecepatan tinggi meningkatkan resiko cedera
pejalan kaki. Resiko sebuah kendaraan bermotor bertabrakan dengan seorang pejalan kaki
meningkat seiring bertambahnya jumlah kendaraan bermotor yang berinteraksi dengan
pejalan kaki. Berbagai tindakan keselamatan pejalan kaki memperbaiki lingkungan
berjalan kaki dan berkontribusi pada pembaruan perkotaan, pertumbuhan ekonomi lokal,
ikatan sosial, peningkatan kualitas udara dan pengurangan efek bahaya dari kebisingan lalu
lintas. Berbagai tindakan tersebut juga bermanfaat untuk pengguna jalan lainnya seperti
pengendara bermotor dan sepeda. Pengimplementasian tindakan-tindakan keselamatan
membutuhkan komitmen dan pengambilan keputusan yang bijak dari pemerintah, industri,
organisasi non-pemerintah (LSM) dan organisasi internasional.
2.3
jalan
yang
menggunakan
handpone/smartphone
mereka
saat
berkendaraan sangat sering di jumpai di Indonesia. Bahkan ada yang mengganggu karena
kendaraan mereka jadi berjalan sangat lambat dan tentunya membahayakan pengguna
jalan yang lain. Tentu saja perilaku ini adalah perilaku yang salah apalagi sambil
berkendaraan. Namun tak dapat dipungkiri bahwa secara umum penggunaan
handphone/smartphone bagi orang yang sedang berjalan kaki (pejalan kaki) juga
mengganggu. Sering kali pengendara harus hampir bertabrakan dan cepat-cepat
menghindar karena pengguna jalan (pejalan kaki) yang searah atau berlawanan dengan kita
melakukan itu. Perilaku yang memicu adalah si pejalan kaki pengguna smartphone itu
berfokus pada smartphone mereka dan menabrak pengendara, tentunya tanpa sengaja.
Dengan perkembangan penggunaan Smartphone yang meningkat pesat, dari 11,7
Juta dan berkembang menjadi 61, 2 juta di tahun 2014 dan diperkirakan menjadi 103 juta
orang di tahun 2017 maka hal ini logis jika dipikirkan solusinya.
BAB III
ANALISIS
3.1
pun sudah tidak asing didengar. Yang paling sering kecelakaan terjadi di jalan raya, pada
saat pengguna mobil dan sepeda motor yang punya kebiasaan untuk menggunakan gadget
pada saat berkendara serta kecelakaan di mana seorang pejalan kaki yang tertabrak KRL di
Jakarta karena pada saat itu dia mendengarkan musik dan sibuk akan gadgetnya.
"Orang-orang berpikir menggunakan gadget selama berjalan tidak akan
membahayakan nyawa mereka. Padahal faktanya jumlah pejalan kaki yang cedera justru
meningkat," ungkap Kate Carr, CEO dari Safe Kids Worldwide, seperti dilansir CBS
News, Sabtu (31/8/2013).
Tingkat cedera pejalan kaki telah meningkat sebesar 25 persen selama 5 tahun
terakhir di kalangan remaja usia 16-19 tahun. Kelompok usia tersebut mewakili sekitar
setengah dari semua kasus kematian pejalan kaki untuk anak-anak dan remaja. Sebuah
laporan dari pemerintah National Highway Traffic Safety Administration menemukan
sekitar 69.000 pejalan kaki terluka setiap tahun, 11.000 di antaranya lebih muda dari 14
tahun. Sekitar 4.400 kasus dari jumlah tersebut termasuk cedera yang fatal.
Menurut Safe Kids Worldwide risiko untuk kelompok usia ini yaitu dalam
perjalanan ke dan dari sekolah. Tim peneliti berkemah di persimpangan dekat 68 sekolah
di 17 negara, di mana mereka mengamati lebih dari 34.000 anak-anak menyeberang jalan.
Mereka menemukan sekitar 1 dari 5 siswa sekolah menengah atas 'teralihkan' oleh
perangkat elektronik ketika menyeberang. Demikian juga sekitar 1 dari 8 siswa sekolah
menengah pertama. Laporan tersebut mengungkapkan bahwa ada sekitar 39 persen remaja
berjalan sambil mengirim pesan teks atau memakai headphone; 20 persen sambil berbicara
di ponsel; dan 2 persen sambil bermain video game. Remaja wanita juga ditemukan 1,2
kali lebih mungkin untuk teralihkan oleh gadget saat menyeberang jika dibandingkan
dengan remaja pria.
Safe Kids Worldwide kemudian melakukan kampanye untuk mengingatkan para
remaja dan anak-anak untuk tidak menggunakan gadget sambil berjalan atau menyeberang.
Kampanye ini diluncurkan untuk mengenang Christina Morris-Ward, seorang remaja
berusia 15 tahun yang mengenakan headphone dan menelepon saat melintasi jalan dua
blok dari sekolahnya tahun lalu.
Tak hanya dari remaja dan anak-anak itu sendiri, dibutuhkan peran serta orang tua
untuk membantu mengalihkannya. Carr menegaskan bahwa orang tua yang tidak
menggunakan gadget saat sedang berjalan dapat memberikan pesan positif kepada anakanak mereka.Teknologi memang sangat hebat dan dibutuhkan, tetapi teknologi tidak selalu
cocok dilakukan bersamaan dengan aktivitas.
Kasus yang masih hangat datang dari negara Tongkok, dimana pada Juni 2015,
wanita muda di Sichuan harus diselamatkan petugas pemadam kebakaran setelah kakinya
terselip di penutup selokan karena dia terlalu sibuk mengutak-atik ponselnya. Selanjutnya
pada Mei 2015, pejalan kaki wanita yang menggunakan ponsel sambil menyeberang jalan
di persimpangan di Zhongshan, Provinsi Guangdong, juga tewas setelah dia tertabrak truk
gandeng.
3.2
menggunakan
gadget
saat
berjalan
bukan
pada
cara
orang
meningkatkan tingkat konflik antara pejalan kaki dengan pengendara atau sesama pejalan
kaki, sehingga cedera yang mungkin terjadi akibat bertabrakan pun bertambah. Selain itu,
dampak negatif dari penggunaan gadget dimana saja, bisa berdampak kepada anak kecil
atau remaja. Mereka akan memiliki pengertian bahwa menggunakan smartphone tanpa
peduli akan orang lain adalah hal yang wajar. Ini dapat mengurangi keintiman antara
anggota keluarga serta lingkungan sekitar yang akan menciptakan kondisi masyarakat
yang individualisme.
3.3
Pemahaman unsur kesalahan manusia dalam sistem transportasi: Dalam lalu lintas,
orang akan membuat kesalahan yang dapat dengan mudah menyebabkan cedera dan
kematian. Pendekatan Sistem yang Berkeselamatan tidak mengabaikan intervensiintervensi terhadap perilaku pengguna jalan tetapi menekankan bahwa perilaku hanya
salah satu dari banyak elemen penting untuk mendorong keselamatan di jalan.
Pemahaman tentang kerentanan dan batas fisik manusia: Orang memiliki toleransi yang
terbatas terhadap kekuatan tabrakan sehingga gaya atau benturan yang melebihi batas
dapat menyebabkan luka parah
atau kematian.
Penggalakan akuntabilitas sistem: Tanggung jawab keselamatan lalu lintas harus dipikul
bersama oleh pengguna jalan dan perancang sistem. Pengguna jalan diharapkan menaati
peraturan lalu lintas, sementara perancang dan operator jalan bertanggung jawab untuk
membuat sebuah Sistem yang Berkeselamatan setinggi mungkin bagi pengguna jalan.
Penggalakan nilai-nilai etis dalam keselamatan jalan: nilai etis yang mendasari
Pendekatan Sistem yang Berkeselamatan adalah bahwa segala jenis luka parah yang
disebabkan oleh sistem transportasi jalan tidak dapat diterima. Manusia dapat belajar untuk
berperilaku secara lebih berkeselamatan, tapi kesalahan pasti akan tetap terjadi di beberapa
situasi. Kesalahan tersebut mungkin mengakibatkan kecelakaan, tetapi kematian dan luka
parah seharusnya bisa dihindari.
Penggalakan nilai-nilai kemasyarakatan: selain menjamin keselamatan, sistem
transportasi jalan juga diharapkan berkontribusi terhadap nilai-nilai kemasyarakatan,
khususnya di tiga bidang pengembangan ekonomi, kesehatan manusia dan lingkungan,
dan pilihan individu. Pendekatan Sistem yang Berkeselamatan memiliki banyak kelebihan
sebagai sebuah kerangka keselamatan pejalan kaki:
Pemeriksaan serangkaian faktor-faktor resiko. Keselamatan pejalan kaki harus diteliti
dari sudut pandang sebuah sistem untuk dapat mempertimbangkan berbagai faktor yang
meletakkan pejalan kaki
pada suatu resiko, seperti kecepatan kendaraan, buruknya rancangan jalan, dan tidak
tegasnya penegakan hukum dan peraturan lalu lintas. Perencanaan keselamatan pejalan
kaki yang efektif membutuhkan pemahaman komprehensif tentang faktor-faktor resiko
yang mempengaruhi. Meskipun demikian, pemahaman seperti ini sulit dicapai ketika
penelitian berfokus hanya pada satu atau dua faktor resiko. Kerangka Sistem yang
Berkeselamatan menjauhkan penelitian keselamatan pejalan kaki dari fokus sempit
terhadap satu atau dua faktor resiko. Modul 3 menjelaskan pengembangan sumber data di
Addis Ababa, Ethiopia, yang sekaligus memberikan gambaran jelas tentang tingkat
kecelakaan dan faktor-faktor resiko bagi pejalan kaki dan pengguna jalan lainnya.
Pengintegrasian intervensi yang komprehensif. Peningkatan keselamatan pejalan kaki
membutuhkan perhatian pada rancangan kendaraan, infrastruktur jalan, kontrol lalu lintas
seperti batas kecepatan, dan penegakan hukum dan peraturan lalu lintas yang seluruhnya
merupakan fokus dari Pendekatan Sistem yang Berkeselamatan. Fokus yang sempit
terhadap satu aspek kurang efektif dibandingkan dengan sebuah pendekatan yang
terintegrasi dan mempertimbangkan semua faktor yang terlibat dalam keselamatan pejalan
kaki.
Perpaduan pelajaran-pelajaran yang diperoleh. Pendekatan Sistem yang
Berkeselamatan memberikan dasar bagi negara-negara berpenghasilan rendah dan
menengah untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh negara-negara
berpenghasilan tinggi yang merancang jalan dengan hanya mempertimbangkan kendaraan
bermotor, tanpa perhatian yang memadai terhadap kebutuhan pejalan kaki. Seiring dengan
meningkatnya jumlah kendaraan bermotor, dibutuhkan perbaikan infrastruktur untuk
pejalan kaki dan juga kendaraan, tidak bisa hanya berfokus pada perilaku pejalan kaki
sebagai faktor utama yang mempengaruhi keselamatan pejalan kaki. Ciri umum dari
lingkungan perjalanan pejalan kaki di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah
adalah percampuran lalu lintas sehingga pejalan kaki, kendaraan dan sepeda menggunakan
jalan yang sama, serta terbatasnya atau tidak adanya fasilitas infrastruktur untuk pejalan
kaki. Kemajuan dalam hal memperhatikan pejalan kaki dalam perancangan jalan telah
terlihat di Cina dan India (4). Modul 2 dan 4 memberikan contoh tindakan-tindakan
perancangan jalan yang bertujuan untuk meningkatkan keselamatan pejalan kaki di
negaranegara berpenghasilan rendah dan menengah.
Kerja sama dengan mitra. Keselamatan pejalan kaki merupakan sebuah masalah multidimensi yang membutuhkan pemahaman komprehensif. Pemahaman ini diperlukan ketika
meneliti faktorfaktor penentu, konsekuensi dan solusi keselamatan pejalan kaki. Pada
prakteknya, meskipun beberapa instansi memiliki tanggung jawab atas suatu aspek tertentu
dari keselamatan pejalan kaki, dibutuhkan sebuah pendekatan terkoordinasi, yang meliputi
kerja sama antara pembuat kebijakan, pengambil keputusan, peneliti, pemimpin politis,
masyarakat sipil dan umum. Pendekataan terkoordinasi ini khususnya dibutuhkan di
negara-negara yang berpenghasilan rendah dan menengah. Kerja sama dapat dilakukan
dalam berbagai bentuk, salah satunya adalah dengan berbagi tanggung jawab atau kegiatan
dalam sebuah program keselamatan pejalan kaki
Di tahun 2010, Companhia de Engenharia de Trafego (CET), sebuah badan yang bertugas
mengelola transportasi di kota Sao Paulo, Brazil, meluncurkan sebuah program
keselamatan pejalan kaki yang bertujuan untuk mengurangi jumlah pejalan kaki yang
meninggal sebanyak 50% sebelum akhir tahun 2012. Intervensi-intervensi yang dilakukan